Disusun oleh:
Kelompok 2
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat yang tiada terhitung
jumlahnya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan ke pada Nabi
Muhammad SAW. Khususnya kepada penyusun serta selalu memberikan hidayah
dan inayahnya sehingga penyusun dapat membuat makalah ini dengan penuh rasa
syukur dan dapat mengumpulkan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah yang penyusun buat ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Kritis. Dalam penyusunanya pun penyusun mendapat
dukungan dari dosen pembimbing, teman-teman, referensi serta dukungan dari
pihak lain.
Adapun karya tulis ilmiah yang penyusun buat belum sepenuhnya sempurna,
sehingga penyusun dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun sehingga dikemudian hari penyusun dapat membuat
karya tulis ilmiah jauh lebih baik dari makalah ini. Penyusun berharap dengan
karya tulis ilmiah ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta menjadi
inspirasi pembaca.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II METODE PENELITIAN............................................................................4
BAB III HASIL PENELITIAN...............................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................21
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
2
DAFTAR TABEL
Table 1. PICO..........................................................................................................4
Table 2 Matriks Sintesis Artikel Penelitian yang Relevan......................................7
Table 3 Deskripsi Topik Flushing..........................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2
Metode Pemberian early enteral feeding pada pasien sakit kritis dapat
mencegah timbulnya komplikasi yang berhubungan dengan underfeeding dalam
bentuk morbiditas antara lain infeksi, meningkatnya waktu penggunaan ventilasi
dan mortalitas. Terapi nutrisi mempunyai tiga tujuan utama yaitu untuk
mempertahankan massa tubuh, menjaga fungsi kekebalan tubuh, dan mencegah
komplikasi metabolik. Konsep nutrisi pada pasien ICU adalah untuk menyediakan
kalori dan protein yang cukup selama fase katabolik. Nutrisi dapat diberikan
melalui selang makan langsung ke saluran gastrointestinal yang disebut nutrisi
enteral. Pemberian nutrisi enteral lebih dipilih dibanding dengan parenteral karena
lebih mudah pemberiannya, mengurangi biaya, menurunkan risiko komplikasi
infeksi yang berhubungan dengan pemasangan jalur kateter vena sentral, dan lama
perawatan di ICU dapat berkurang.
Metode pemberian nutrisi enteral ada berbagai cara, antara lain continuous,
cyclic, intermittent feeding, dan gravity drip (Hutagaol & Hamidi, 2020). Salah
satu metode enteral feeding adalah jejunostomy. Jejunostomy adalah Tindakan
suatu pembedahan untuk membuat fistula (jejunum) bagian dari usus halus ke
sebuah lubang dibagian depan perut. Feeding tube dimasukan ke dalam usus halus
melalui abdomen yang bertujuan untuk menjaga terpenuhinya nutrisi karena
adanya obstruksi pada bagian proksimal usus halus.
Pada pasien yang terpasang jejunostomy tube sering mengalami clogging atau
penyumbatan pada jejunostomy tube dikarenakan tube yang jarang dibersihkan
dan menempelnya sisa obat atau nutrisi yang dimasukan melalui jejunostomy
tube. Saat terjadi penyumbatan ini obat atau nutrisi tidak akan masuk secara
efektif melalui jejunostomy tube. Untuk mencegah terjadinya clogging maka
dilakukan flushing (pemberian air atau normal saline) untuk menghilangkan
penyumbatan pada jejunostomy tube.
Menurut penelitian (Broekaert et al., 2019), Flushing dilakukan dengan
menggunakan air hangat sebelum dan setelah melakukan pemberian nutrisi atau
obat melalui jejunostomy tube. Dan saat akan dilakukan penggantian tube
jejunostomy. Flushing akan lebih efekti dilakukan dengan air hangat meggunakan
syringe 1, 2 atau 5 ml agar tekanan air yang keluarnya lebih tinggi.
3
Pencarian literatur menggunakan metode pencarian dari jurnal dan artikel dalam
PubMed, Google Scholar, dan ProQuest berhubungan dengan intervensi flushing
meliputi SOP intervensi flushing menggunakan kata kunci: clogging, flushing,
enteral tube feeding.
Kriteria inklusi yang digunakan adalah: (1) Jurnal terbitan tahun 2016-2021, (2)
Jurnal dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, (3) menggunakan intervensi
flushing
Kriteria eksklusi yang digunakan adalah: (1) tidak hanya menggunakan flushing
sebagai intervensi, (2) tidak hanya pada kasus enteral tube jejunostomy.
Table 1. PICO
Judul P I C O
(Problem, (Intervention, (Comparison (Outcome)
Population, Prognostoc factor, atau Control)
Patient) Exposure)
The Use of Penelitian Teknik Flushing - Untuk
Jejunal Tube menggunakan agar tidak terjadi mempertahankan
Feeding in Teknik leteratur clogging pada kepatenan, enteral
Children: A review dengan enteral tube. tube harus di
Position pencarian jurnal Clogging pada berikan Teknik
Paper by the dari PubMed, the enteral tube terjadi flushing saat
Gastroenterology MEDLINE, dan karena adanya sebelum dan
and Nutrition Cochrane Database penyumbatan oleh sesudah pemberian
Committees of of Sysytematic obat-obat an atau obat dengan
the European Reriews. Dengan sisa makanan. menggunakan 10 –
Society for pencarian ‘‘jejunal, 20 ml air steril.
Paediatric postpyloric, Flushing akan
Gastroenterology, transpyloric, lebih efektif
Hepatology, and jejunostomy, dilakukan dengan
4
Nutrition feeding, nutrition, pemberian air
(Broekaert et al., food.’ hangat
2019) menggunakan
syringe kecil (1, 2
atau 5 ml) agar
tekanannya
menjadi lebih kuat
Enteral feeding Dalam beberapa Jika tabung - Gunakan air untuk
tubes: an tahun terakhir telah tersumbat, ada cara pembilasan.
overview of ada sejumlah besar untuk perawatan Untuk
nursing care panduan tentang mengatasinya orang dewasa,
penyisipan yang dengan aman. gunakan
(Anderson, 2019)
aman dan Simons dan setidaknya 30 ml
perawatan umum Remington (2013) air sebelum dan
dari selang telah sesudah pemberian
makanan enteral. merekomendasika obat untuk
Namun, perawat n bahwa membersihkan
terus menggulung selang Pastikan
memperhatikan selang di antara tidak ada makanan
banyak aspek. ibu jari dan jari yang mengalir
Artikel ini telunjuk dapat pada saat
memberikan membantu pemberian obat
beberapa strategi memecah Ketika selang
untuk menangani penyumbatan apa digunakan untuk
beberapa masalah pun. Pembilasan memberikan
paling umum yang pulsatil secara beberapa obat,
akan dihadapi bersamaan dengan mereka harus
perawat saat air hangat dalam diberikan secara
merawat pasien jarum suntik juga terpisah dan
dengan selang telah diketahui setidaknya 5-10 ml
makanan enteral membantu. air harus
digunakan untuk
menyiram selang
5
antara pemberian
setiap obat
6
BAB III
HASIL PENELITIAN
7
Committees of pencarian dari tahun 1982 gastrojejunal (GJT) mengatasi terbit 1982 hingga
the European ‘‘jejunal, hingga November adalah metode yang sumbatan/ clogging november 2018
Society for postpyloric, 2018 menerapkan aman untuk setelah pasien
Paediatric transpyloric, istilah ''jejunal, meningkatkan status diberikan obat atau
Gastroenterology jejunostomy, postpyloric, gizi; namun, karena makan.
, Hepatology, and feeding, transpyloric, seringnya kebutuhan
Nutrition nutrition, jejunostomy, akan pemeliharaan
food.’’ Referensi feeding, nutrition, dan penggantian
dalam jurnal food.” selang yang
diteliti untuk Sampel yang menyebabkan
memastikan ke digunakan sebanyak peningkatan
relevanan data. 150 referensi. morbiditas, pemberian
Penilaian GJT lebih merupakan
rekomendasi, alternatif sementara,
pengkajian, misalnya, jejunostomi
perkembangan, Roux-en-Y atau
dan evaluasi di operasi antirefluks
gunakan untuk (10-12).
mengevaluasi Sepengetahuan kami,
8
hasil outcome. ada sedikit panduan
Pembuktian yang jelas mengenai
literatur indikasi penggunaan
menggunakan JTF atau aspek praktis
system grading yang terkait dengan
dengan GRADE kegunaannya dalam
system. manajemen klinis.
Artikel ini berusaha
untuk mengatasi
beberapa masalah ini.
Namun, sejumlah
faktor harus
dipertimbangkan
sebelum penempatan
JT, atau bahkan GJT.
Gejala kegagalan
makan seperti mual,
muntah, tersedak,
muntah, dan
9
intoleransi volume
dapat disebabkan oleh
masalah anatomi atau,
bahkan, masalah non-
gastrointestinal, yang
perlu ditangani
sebelum
mempertimbangkan
penempatan JT.
Kesimpulan: Artikel
ini berusaha untuk
mengatasi beberapa
masalah ini. Namun,
sejumlah faktor harus
dipertimbangkan
sebelum penempatan
JT, atau bahkan GJT
V2:
10
Di bawah naungan
ESPGHAN, sebuah
kelompok kerja (WG)
terdiri dari anggota
dari gastrointestinal
(GI) dan Nutrisi
Komite dan ahli di
bidangnya, termasuk
ahli gastroenterologi
anak, ahli gizi,
perawat, dan ahli
bedah anak, dibentuk
pada bulan September
2016 untuk
merumuskan klinis
berbasis bukti saat ini
pedoman praktek JTF.
Sebuah pencarian
literatur sistematis
11
dilakukan
menggunakan
PubMed, MEDLINE,
dan Database
Cochrane dari
Tinjauan Sistematis
dari tahun 1982
hingga November
2018 menerapkan
istilah ''jejunal,
postpyloric,
transpyloric,
jejunostomy, feeding,
nutrisi, food.''
Kesimpulan:
Prosedur dan
ketentuannya
dijelaskan secara
detail dan dapat
12
dibuktikan.
V3:
Pemilihan sampel
dalam penelitian ini
menggunakan
referensi dari tahun
1982 hingga
November 2018
menerapkan istilah
''jejunal, postpyloric,
transpyloric,
jejunostomy, feeding,
nutrisi, food.''
Kesimpulan:
Sampel hanya berupa
hasil penelitian dari
penelitian
sebelumnya.
13
V4:
Analisa data
menggunakan
Grading
Rekomendasi,
Penilaian,
Pengembangan, dan
Evaluasi diterapkan
pada mengevaluasi
hasil. Tingkat bukti
untuk setiap
pernyataan adalah
berdasarkan penilaian
literatur.
Menggunakan sistem
GRADE, kualitas
bukti dinilai sebagai
berikut:
14
1. Tinggi: Penelitian
lebih lanjut tidak
mungkin
mengubah
kepercayaan kita
terhadap perkiraan
efek.
2. Sedang: Penelitian
lebih lanjut
kemungkinan akan
berdampak pada
keyakinan dalam
perkiraan efek dan
dapat berubah
perkiraan.
3. Rendah: Penelitian
lebih lanjut
kemungkinan akan
berdampak pada
15
keyakinan dalam
perkiraan efek dan
kemungkinan akan
berubah perkiraan.
4. Sangat rendah:
Setiap perkiraan
efek tidak pasti.
Kesimpulannya:
Analisa data
menggunakan sistem
Grading dari kategori
tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah.
V5:
Jurnal ini merupakan
jurnal literatur review,
sample diambil dari
PubMed, the
16
MEDLINE, Cochrane
Database Systematic
Review. Dalam
penelitian ini terdapat
sekitar 150 referensi
yang digunakan.
Sehingga
penelitiannya dapat
digeneralisasi.
Pada penelitian ini
pembahasan
dijelaskan secara logis
/ masuk akal. Dan
penelitiannya sesuai
dengan penelitian
yang sebelumnya.
Dalam penelitian ini
dijelaskan setiap
intevensi memiliki
17
kesamaan antara
referensi dengan
referensi yang lainnya
sehingga hasilnya
konsisten. Penelitian
ini merekomendasikan
flushing untuk
dilakukan selama
menggunakan enteral
tube. Flushing
dilakukan saat
sebelum dan sesudah
baik pemberian obat
maupun pemberian
nutrisi.
Penelitian ini
menggunakan
penilaian (SoRs) the
strength of
18
recommendations
untuk menilai apakah
intervensi sangat
direkomndasikan atau
tidak.
Intervensi flushing
mendapat nilai SoR
yang tinggi (very
strong) sehingga
sangat
direkomendasikan
untuk dilakukan
intervensinya.
Kesimpulan:
Terdapat internal
validity, dan eksternal
validity sehingga
kesimpulan dapat
digeneralisasikan
19
20
Table 3 Deskripsi Topik Flushing
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Nutrisi enteral/ Enteral Nutrition (EN) adalah nutrisi yang diberikan pada
pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral,
formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube),
nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun dengan
bantuan pompa mesin (gastrostomy dan jejunum percutaneous).
Teknik pemasangan selang untuk memberikan nutrisi secara enteral yaitu
terdapat beberapa teknik untuk memasukkan selang nasoenterik melalui
nasogastric, nasoduodenum, atau nasojejunum, namun sebaiknya menggunakan
teknik PEG (Percutaneous Endoscopic Gastrostomy) karena komplikasinya lebih
sedikit. Teknik lain yang dapat digunakan adalah laparoskopi jejunustomi atau
gastrojejunustomy. Akan tetapi, sebagian besar pasien toleran terhadap
pemasangan selang nasoenteric secara manual.
Metode pemberian nutrisi enteral ada 2 yaitu gravity drip (pemberian
menggunakan corong yang disambungkan ke selang nasogastric dengan kecepatan
mengikuti gaya gravitasi) dan intermittent feeding (pemberian nutrisi secara
bertahap yang diatur kecepatannya menggunakan syringe pump). Metode
intermittent feeding lebih efektif dibandingkan metode gravity drip, hal ini dilihat
dari nilai mean volume residu lambung yang dihasilkan pada intermittent feeding
lebih sedikit dibandingkan gravity drip yaitu 2,47 ml: 6,93 ml. Hal ini
dikarenakan kondisi lambung yang penuh akibat pemberian secara gravity drip
akan memperlambat motilitas lambung dan menyebabkan isi lambung semakin
asam sehingga akan mempengaruhi pembukaan spinkter pylorus.
Nutrisi enteral sebaiknya diberikan pada semua pasien kritis kecuali pasien
mengalami distensi abdomen, perdarahan gastrointestinal, diare dan muntah.
Nutrisi enteral yang diberikan pada pasien dengan gangguan gastrointestinal dapat
menyebabkan ketidakcukupan pemenuhan nutrisi dan berisiko terjadi malnutrisi.
Penelitian lain mengenai banyaknya penggunaan nutrisi enteral bagi pasien
kritis juga dilakukan oleh Jonqueira et al. (2012) bahwa terdapat protokol tentang
pemberian nutrisi bagi pasien kritis dengan algoritma jika hemodinamik pasien
21
telah stabil, lakukan penghitungan kebutuhan nutrisi dengan memilih pemberian
nutrisi secara enteral. Penggunaan nutrisi enteral juga dapat meningkatkan status
nutrisi pasien.
Jejunostomy tube adalah tube plastic yang lembut yang dimasukan melalui
kulit abdomen kedalam bagian tengah usus halus. Jejunostomy tube digunakan
untuk memasukan obat atau nutrisi langsung ke usus halus dan digunakan selama
pasien kritis atau belum dapat menggunakan mulutnya untuk makan.
Pada pasien yang terpasang selang enteral sering terjadi kasus clogging atau
penyumbatan pada selang enteral. Penyumbatan ini bisa terjadi karena sisa
makanan dan obat yang masih ada pada selang enteral dan tidak di bersihkan.
Perawat perlu melakukan tindakan dalam perawatan selang enteral. Tindakan
yang dilakukan adalah flushing atau pembilasan. Hal ini dimaksudkan dapat
mempermudah untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan pasien. Teknik flushing
dilakukan saat sebelum dan sesudah pemberian makan atau obat dengan
menggunakan 10 – 20 ml air steril. Flushing akan lebih efektif dilakukan dengan
pemberian air hangat menggunakan syringe kecil (1, 2 atau 5 ml) agar tekanannya
menjadi lebih kuat.
22
BAB V
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA