Anda di halaman 1dari 15

SISTEM

RUJUKAN
dr. Mambodyanto., SH., MMR
SISTEM RUJUKAN
• Peraturan rumah sakit dan sistem rujukan perlu dilakukan untuk mencapai pemerataan
pelayanan kesehatan
• Penataan sistem rujukan merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat

Jens Martensson
• Kewajiban merujuk pasien ke dokter dan dokter gigi yang mempunyai keahlian dan
kemampuan yang lebih baik  UU No 29 Tahun 2004 Pasal 51 dan pasal 79
• Pasal 51
dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban
merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan
• Pasal 79
jika dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban tersebut, dokter atau dokter gigi dipidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000.- (lima puluh
juta rupiah).
2
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
• Pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan ditingkat daerah  Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 267/MENKES/SK/III/2008
tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan Daerah yaitu urusan
pemerintah daerah provinsi salah satunya mengelola pelayanan kesehatan rujukan
sekunder dan tersier tertentu.

Jens Martensson
• Organisasi dinas kesehatan kabupaten atau kota dibagi menjadi beberapa bidang,
yaitu:
a. bidang pelayanan kesehatan, salah satu fungsi diantaranya penyelenggaraan
upaya kesehatan rujukan meliputi kesehatan rujukan/spesialistis dan sistem
rujukan  dibina dan dikendalikan oleh bidang bina pelayanan kesehatan yang
merupakan bagian dari organisasi dinas kesehatan provinsi.
b. bidang pengendalian masalah kesehatan,
c. bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan,
d. bidang jaminan dan sarana kesehatan, dan
e. sekretariat 3
Sistem Rujukan Rumah Sakit
• Definisi sitem rujukan rumah sakit
suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman resiko tinggi
dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke rumah sakit yang
dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaaannya

Jens Martensson
secara menyeluruh yaitu mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis,
laboratorium, perawatan, dan pengobatan) dengan tujuan memberikan pelayanan
kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas
kesehatan seefisien mungkin dan mengadakan pembagian tugas pelayanan
kesehatan pad unit-unit kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit
tersebut serta mengurangi angka kesakitan dan kematian.

• Realisasi mekanisme sistem rujukan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan


Kita 4
SISTEM RUJUKAN RUMAH SAKIT BERBASIS
REGIONAL
• Sistem rujukan berbasis regional dapat diterapkan didaerah dengan kondisi geografis
yang tidak mendukung bagi kecepatan pelayanan kesehatan rujukan.
• Manfaat sistem rujukan berbasis regional:
1. Pengembangan rumah sakit di provinsi dapat direncanakan secara sistematis

Jens Martensson
efisien dan efektif
2. Pelayanan kesehatan tingkat lanjut dapat lebih dekat ke daerah terpencil miskin
dan perbatasan karena pusat rujukan lebih dekat
3. Meningkatnya aksesbilitas
4. Sistem ini dapat dijadikan dasar membentuk sistem pembiayaan kesehatan atau
auransi kesehatan
5. Sistem ini dapat meningkatkan pendidikan tenaga kesehatan terutama di pusat
rujukan regional
6. Pasien tidak menumpuk di rumah sakit ibukota provinsi
5
• Upaya pembangunan sistem rujukan berbasis regional yang baik:
• Perencanaan pengembangan rumah sakit provinsi, kabupaten/kota berdasarkan
regionalisasi sistem rujukan, pengembangan rumah sakit yang berfungsi sebagai
pusat rujukan regional, disamping itu memperkuat rumah sakit di sekitarnya
• Pengembangan tipe masing-masing pusat region menjadi RS tipe B
pendidikan/nonpendidikan

Jens Martensson
• Pembuatan regulasi dalm bentuk peraturan gubernur atau peraturan daerah untuk
mendukung regionalisasi sistem rujukan rumah sakit
• Standar pelayanan rumah sakit dalam hal tenaga dan alat yang disesuaikan dengan
regionalisasi sistem rujukan rumah sakit
• Regionalisasi sistem rujukan rumah sakit harus merupakan bagian dari sistem
kesehatan daerah (SKD) provinsi dan menjadi bagian dari standar pelayanan
minimal (SPM) bidng kesehatan
• Pemberian fasilitas yang memadai, insentif dan perumahan bagi dokter spesialis di
RSUD
6
SISTEM RUJUKAN PUSKESMAS

Jens Martensson
7
Pengaturan dan Pelayanan Sistem Rujukan Puskesmas
Menurut Sistem Kesehatan Nasional

• Pengaturan sistem rujukan dengan upaya kesehatan masyarakat dan upaya


kesehatan perorangan.
• Upaya kesehatan masyarakat strata kedua

Jens Martensson
• Rujukan kesehatan masyarakat
• Upaya kesehatan masyarakat strata ketiga
• Upaya kesehatan perorangan strata kedua

8
Pelayanan rujukan oleh puskesmas
• Upaya pelayanan rujukan tingkat puskesmas
• Sistem pelayanan rujukan didaerah terpencil atau desa
• Puskesmas perawatan

Jens Martensson
9
Dukungan rujukan puskesmas
• Definisi Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggungjawab secara
timbal balik atas timbulnya maslah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih

Jens Martensson
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
• Jenis rujukan:
• Rujukan medis
• Rujukan kesehatan
• Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan:
• Umum
• Khusus

10
• Alur pelayanan rujukan:
1. Internal antara petugas puskesmas
2. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas
3. Anatara masyarakat dengan puskesmas
4. Anatara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain
5. Antara puskesmas dengan RS, laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya

Jens Martensson
• Langkah dalam upaya peningkatan mutu rujukan
1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas
2. Mendirikan pusat rujukan antara
3. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit pelayanan kesehatan
4. Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan
5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik rujukan
medis mupun rujukan kesehatan
6. Meningkatkan upaya dan sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan
11
Sistem rujukan berjenjang

Jens Martensson
12
Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang
1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis
2. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes
tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana

Jens Martensson
terapinya
3. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi
darurat, bencana, kekhususan, pertimbangan geografis, pertimbangan
ketersediaan fasilitas
4. Pelayanan oleh bidan dan perawat
5. Rujukan parsial

13
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Sistem Rujukan Berjenjang

1. Apakah pasien yang tidak mengikuti rujukan berjenjang dapat dijamin oleh
BPJS Kesehatan?
Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem
rujukan dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan

Jens Martensson
prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan, kecuali dalam
kondisi tertentu yaitu kondisi gawat darurat, bencana, kekhususan
permasalahan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan
fasilitas.
2. Untuk pasien di perbatasan, apakah diperbolehkan untuk merujuk pasien lintas
kabupaten?
Jika atas pertimbangan geografis dan keselamatan pasien tidak memungkinkan
untuk dilakukan rujukan dalam satu kabupaten, maka diperbolehkan rujukan
lintas kabupaten.
14
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai