Disusun oleh
Kelompok 4:
1. Nova Fitri Nurdiana (2019012194)
2. Santi Wahyu Ningtiyas (2019012205)
3. Zella Evita Sari (2019012217)
KELAS: PSIK 3B
A. Definisi Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi yang progresif dan ireversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia ( retensi
urea dan sampah nitrogen dalam darah)
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala:
Gejala kardiovaskuler
Gejala Dermatologi
Gejala gastro intestinal
Respirasi
Neuromuskular
Hematologi
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 37 tahun
Tanggal Lahir : 23 maret 1971
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa :Melayu
Tanggal Masuk : 9 juni 2008
Waktu : 14.00 WIB
Rujukan : bukan rujukan
Penanggung jawab : pasien menggunakan ASKESKIN
DX media : Gagal ginjal kronis
No MR : 57 55 58
2. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit keturunan serta penyakit yang lainnya seperti yang
diderita saat. Pasien mengatakan penyakitnya ini di deritanya sejak 3 bulan yang lalu dan telah melakukan
hemodialisa 2 kali seminggu sejak dia sakit. Pasien mengatakan sebelum menderita penyakit ini kepalanya
selalu pusing apabila melakukan kegiatan yang berat.
B. ANALISA DATA
No Data Kemungkinan penyebab Masalah
1 DS: Pasokan oksigen ke jaringan otak tidak adekuat Gangguan rasa nyaman
- mengatakan nyeri pada kepala nyeri
- skala nyeri ringan (3)
DO:
- TD : 110/80 mmHg
- N : 84 x/menit
- R : 20 x/menit
2 DS: penurunan produksi energi metabolic, prosedur dialisa Intoleran aktivitas
- Pasien mengatakan badannya terasa lemah
- Pasien mengatakan bila beraktivitas kepalanya
pusing
DO:
- kebutuhan klien dibantu oleh istrinya
3 DS: ketidakseimbangan cairan, kerja miokardial, dan tahanan Resiko tinggi terhadap
- pasien mengatakan urinnya keluar sedikit vaskular sistemik. penurunan curah jantung
dan menetes
- mengatakan urin yang keluar kira-kira 3
sendok makan
DO:
- BUN:55 mg/dl
( 7 - 18 mg/dl )
- Crea : 16,0 mg/dl
( 0,6 – 1,3mg/dl )
- Uric : 10,2 mg/dl
( 2,3 – 7,5 mg/dl )
- Obat captopril 12,5 mg
- TD 110/80 mmHg
C. RENCANA KEPERAWATAN
No
Data Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1
Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan 1.Kaji karakteristik nyeri 1.memberikan dasar untuk
Pasokan oksigen ke tindakan keperawatan 2.Ukur tanda - tanda vital mengkaji perubahan pada
jaringan otak tidak adequat selama 3x24 jam 3.Ajarkan teknik relaksasi nafas tingkat nyeri dan mengevaluasi
ditandai dengan : gangguan rasa nyaman dalam intervensi.
nyeri dapat teratasi 4.kolaborasi dalam pemberikan 2.sebagai indikator untuk
DS: dengan analgetik mengetahui tingkat nyeri dan
- mengatakan nyeri pada KH: 5.kolaborasi dalam intervensi yang tepat
kepala -TTVdalam batas normal perencanaan tindakan medik selanjutnya.
-skala nyeri ringan (3) TD:120/80mmHg (operasi) 3.untuk merelaksasikan otot-
N: 60-80x/i otot sehingga mengurangi rasa
DO: RR: 16-20x/i nyeri.
- TD : 110/80 mmHg -Pasien rileks 4.analgetik cenderung lebih
- N : 84 x/m -Skala nyeri 1 efektif ketika diberikan secara
- RR: 20x/i dini pada nyeri.
-pasien tampak memegang 5.mempercepat proses
kepalanya penyembuhan
Intoleransi aktifitas fisik Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji tingkat aktivitas 1.mengetahui tingkat kemampuan
2 berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 dalam memenuhi kebutuhan ADL
klien.
penurunan produksi energi jam intoleransi aktivitas pedoman untuk intervensi selanjutnya.
2.Dekatkan kebutuhan 2.memudahkan klien untuk melakukan
metabolic, keletihan ditandai dapat teratasi dengan yang diperlukan oleh aktivitas sehari-hari secara mandiri.
dengan: KH: klien. 3.untuk mengetahui kemajuan yang
DS: - klien dapat beraktivitas dirasakan oleh klien.
- -Pasien mengatakan secara minimal 3.Berikan kesempatan
pada klien melakukan 4.partisipasi keluarga dapat membantu
badannya terasa lemah dan - keluarga terlibat dalam klien dalam memenuhi kebutuhan
lelah aktivitas klien aktivitas mandiri. mobilitasnya.
- Pasien mengatakan bila - kebutuhan dasar pasien 4.Libatkan keluarga 5.ambulasi yang tidak bertahap dapat
beraktivitas (berjalan) terpenuhi seperti elliminasi, dalam perawatan menyebabkan kelelahan dan ambulasi
kepalanya pusing dan nyeri makan/minum, berpakaian, mobilitas fisik. bertahap dapat mencegah terjadinya
DO: kebersihan. 5.Bantu ambulasi secara cedera krisis situasi (kanker).
- kebutuhan klien dibantu bertahap.
oleh istri
Continue.....
No
Data Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
Setelah dilakukan 1.auskultasi bunyi jantung 1.S3 atau S4 menunjukkan
3. Resiko tinggi terhadap tindakan keperawatan dan paru ketidaknormalan, adnya
penurunan curah selama 2 x 24 jam 2.kaji adanya hipertensi distensi jugularis
masalah resiko 3.kaji tingkat aktivitas menunjukkan GGK
jantung berhubungan penurunan curah 4.awasi pemeriksaan 2.hipertensi bermakna
dengan jantung dapat teratasi laboratorium dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dengan KH: 5.berikan obat anti gangguan pada sistem
- TD dalam batas hipertensi aldosteron renin-
cairan mempengaruhi normal 6.siapkan dialisis angiotensin
- Frekuensi jantung 3.kelelahan dapat menyertai
volume sirkulasi, kerja
dalam batas normal GGK juga anemia
miokardial, dan - Nadi perifer kuat 4.ketidakseimbangan dapat
mengganggu konduksi
tahanan vaskular elektrikal dan fungsi
sistemik jantung
5.menurunkan tahanan
vaskuler sistemik atau
pengeluran renin
6.penurunan ureum toksik
dan memperbaiki
ketidakseimbangan
elektrolit
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Saran:
Bagi perawat
Pada pengkajian diharapkan perawat benar-benar bisa melaksanakan secara tepat dan benar,
sehinggga dalam menegakkan diagnosa bisa lebih akurat dan penangananya lebih cepat.
Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga dapat menerima anjuran selain terapi dan pengobatan serta
menjaga keeimbangan aktivitas, diet, istirahat yang tepat selama dirawat.
Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa sehingga mahasiswa lebih
peka terhadap kebutuhan pasien, serta memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
teori yang didapatkan di perkuliahan.
TERIMA KASIH ......