Anda di halaman 1dari 40

BIAYA STANDAR DAN

ANALISIS VARIANS
KELOMPOK 4
 DINDA ENJELIA SIAHAAN
 DEBORAH SAINT EKKLESIA
SAMOSIR
 NAOMI ELISA PURBA
 TARIDA EVALINA
 RANI ENJELINA LUMBANTORUAN
Biaya Standar
didefinisikan sebagai “biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau
sejumlah produk dalam periode tertentu”. Biaya
standar adalah biaya yang ditentukan di
muka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu
satuan produk atau untuk membiayai
aktivitas tertentu.
Dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi,
dan faktor-faktor lain tertentu.
Kata biaya yang seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa biaya yang
ditentukan di muka adalah pedoman dalam
pengeluaran biaya yang sesungguhnya.
A. Jenis – Jenis Biaya Standar
B. Manfaat Biaya Standar
• 1. Perencanaan dan penyusunan anggaran
1. Standar Ideal • 2. Pengambilan keputusan tentang harga
Standar dimana jual produk, strategi pengembangan
penyusunannya dilandasi produk dan lain sebagainya.
• 3. Pengendalian biaya
kondisi paling ideal
• 4. Menilai hasil pelaksanaan
2. Standar yang bisa • 5. Meningkatkan kesadaran akan
diharapkan pentingnya penghematan biaya
Standar jenis ini • 6. Menerapkan Manajemen By Objective
(MBO)
penyusunannya sudah
• 7. Membedakan biaya yang telah
memperhitungkan kondisi dikeluarkan ke produksi selesai,
normal internal perusahaan persediaan produk dalam proses dan lain
3. Standar normal/ekonomi sebagainya
• 8. Menekan biaya administrasi
Standar yang layak digunakan
• 9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat
sebagai alat pengawasan • 10. Penentuan Biaya Standar
pelaksanaan
Contoh :
Sebuah perusahaan kerajinan mainan dan kayu menggunakan sistem
biaya standar dan metode pengumpulan biaya per pesanan.
Berikut tabel
No. Order Unit Yang Dipakai Biaya Standar Biaya Rill

1 1 60.000 62.500

2 1 58.000 60.000

3 5 290.000 300.000

4 2 100.000 98.000

Untuk upah langsung prinsipnya sama dengan bahan baku yaitu biaya standar
ditentukan dari berapa waktu dibutuhkan seharusnya untuk membuat satu unit
produk jadi dari beberapa tarif seharusnya dari tiap unit waktu yang digunakan .
Biaya standar yang dibebankan pada produk jadi dengan mengalikan tari per
waktu dengan waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut
C. Biaya Standar
D.Selisis(Varians)
dan Anggaram
Perbedaan anatara biaya standar
tidak semua anggaran disusun dengan biaya sesungguhnya
berdasarkan biaya standar, anggaran disebut selisih. Biaya standar
merupakan “biaya yang diharapkan” berdasarkan aliran biaya. Jumlah
sedangkan biaya standar merupakan dari selisih bisa dicatat dalam
“biaya yang seharusnya” dicapai, satu akun atau dalam beberapa
anggaran merupakan batas-batas biaya
akun selisih. Saldo debit dalam
yang tidak boleh dilampaui sedangkan
biaya standar merupakan biaya yang harus akun selisis berarti bahwa biaya
bisa dikurangi, anggaran umumnya sesungguhnya lebih besar dari
disusun untuk setiap bagian perusahaan biaya standar. Selisih ini disebut
sedangkan biaya standar umumnya untuk selisih tidak menguntungkan,
biaya produksi saja, dan selisih biaya yang sebaliknya bila selisih bersaldo
timbul dari biaya standar akan kredit berarti biaya
diinvestigasi sedangkan selisih yang sesungguhnya lebih rendah dari
timbul dari anggaran tidak pada biaya standar disebut
selisih menguntungkan
Penyusunan
Standar Overhead
Pabrik

E.Penyusunan
Biaya Standar

an Peny
n u
yu s u Stand sunan
Pen ar Upah Mate ar Biaya
d
Stan gsung rial(B
a
Lan Baku han
)
Penyusunan standar bahan baku/ material
Standar material = Harga bahan per satuan X Jumlah satuan bahan yang digunakan
untuk Membuat 1 unit produk jadi.

Contoh kasus :
PT. Asia merupakan perusahaan yang memproduksi ubin dan bahan bangunan dari keramik
lainnya. Selama satu periode penjualan ubin mencapai 200.000 unit. Persediaan ubin jadi
yang diinginkan pada 31 Desember 2007 adalah 140.000 unit. Persediaan ubin jadi yang
ada pada 31 Desember 2006 adalah 120.000 unit. Untuk membuat 1 unit produk
diperlukan 4 satuan bahan baku. Harga per satuan material di standarkan Rp 1500,00
a.     Berapakah kebutuhan produksi standar tahun 2007?
b.     Berapakah Standar bahan baku ?
Anggaran Bahan Jadi
Penjualan                                                200.000 unit
Persediaan Akhir                                      140.000 unit
Jumlah ditentukan                                    340.000 unit
Persediaan Awal                                       120.000 unit
Jumlah yang harus diproduksi                     220.000 unit
 
Kebutuhan produksi standar tahun 2007 = 220.000 unit X 4 satuan bahan baku   
                                  = 880.000 unit
Standar bahan baku = Harga bahan per satuan X Jumlah satuan bahan yang digunakan
untuk Membuat 1 unit produk jadi
                                          = Rp. 1500,00 X 4  = Rp. 6000,00
Penyusunan standar upah langsung
Contoh kasus :
PT. Asia menyusun data upah langsungnya sebagai berikut :
Upah langsung per unit produk = Tarip upah dasar X Waktu yang dibutuhkan
untuk membuat produk
  Departemen I Departemen II
1.     Jumlah tenaga kerja langsung 30 40
2.     Jam kerja per tenaga kerja 42 jam 42 jam
 3.     Jumlah jam kerja seminggu 30 X 42 jam 40 X 42 jam
= Jml tenaga kerja langsung x jam kerja per = 1260 jam  = 1680 jam
tenaga kerja                                       

4.     Upah mingguan tenaga kerja langsung Rp 3. 150.000,00 Rp. 3.360.000,00


 

5.     Upah per jam tenaga kerja langsung Rp 3. 150.000,00 Rp. 3.360.000,00
= Upah mingguan / Jml jam kerja seminggu        1260          1680
= Rp 2500,00 = Rp 2000,00

6.     Premi, lembur standar tarif upah Rp. 500,00 Rp.  500,00
       langsung per jam
7. Tarif Upah Dasar = Rp 2500,00 + Rp 500,00 = Rp 2000,00 + Rp. 500,00
= Rp 3000,00 = Rp. 2500,00

8.   Waktu yang dibutuhkan untuk membuat 2 jam 2,25 jam


produk
Standar Biaya Upah langsung per unit :

  Waktu yang dibutuhkan untuk membuat Tarif Dasar (1X2)


satu produk (1) Upah
(2)

Dep 2 jam Rp  3000,00 Rp.6000,00


tI

Dep 2,25 jam  Rp. 2500,00 Rp.5625,00


t II

Total Standar Biaya Upah langsung per unit : Rp.11.625,00


Penyusunan standar overhead pabrik
 
Overhead pabrik standar per unit = Tarif per dasar pembebanan X jam mesin / jam kerja
(jam mesin/jam kerja,dsb)  standar satu unit produk

Data PT Asia  untuk periode mendatang adalah sebagai berikut :


 BOP tetap sebesar Rp. 40.000.000,00
 BOP Variabel sebesar Rp. 3.000,00 per jam kerja langsung
 Kapasitas normal sebesar 10.000 jam kerja langsung
 Jam mesin standar sebesar
 (2 + 2,25) jam = 4,25 jam
dari contoh standar biaya upah langsung
Berapakah Standar BOP per unitnya ?

BOP tetap                                                       Rp. 40.000.000,00


BOP Variabel  Rp. 3.000,00 X 10.000 jam            Rp. 30.000.000,00
Jumlah BOP selama periode yang akan datang     Rp. 70.000.000,00
 
Tarif Overhead Standar                                  = Rp. 70.000.000,00 = Rp. 7000,00
                                                                      10.000 jam
Standar BOP per unit =  Tarif per dasar pembebanan X jam mesin / jam kerja
                                   (jam mesin/jam kerja,dsb)       standar satu unit produk
                               = Rp. 7000,00  X 4,25 jam
                               = Rp 29.750,00
F.Penyesuaian Standar

Penyusunan standar seharusnya sudah


didasarrkan pada perhitungan dan estimasi
estimasi yang tepat dan realistis dengan
memperhitungkan semua faktor faktor yang
memperngaruhi seperti kenaikan harga harga
barang, tarif, upah dan biaya lain lain di masa
yang akan datng. Walaupun demikian apabila
ternyata perkiraan dan peritungan masih
kurang tepat, misalnya terjadi penyimpangan
terus menerus selama beberapa waktu
mungkun kare standar yang kurang tepat,
maka standar perlu diperbaiki atau disesuikan
VARIASI DARI BIAYA STANDAR
Apabila penerapan biaya standar tidak tepat bagi
suatu perusahaan maka lebih baik perusahaan memakai
biaya aktual sebagian atau seluruhnya.contoh karena
harga bahan baku tidak menentu atau sering naik turun
sehingga sukar menggunakan biaya standar maka biaya
bahan baku bisa memakai biaya aktual atau sesungguhnya
sedangkan komponen biaya lain memakai biaya
standar.jadi yang penting diperhatikan dalam variasi biaya
standar adalah satu perusahaan bisa menggunakan metode
biaya standar baik untuk elemen biaya seluruhnya maupun
sebagian 2 harus dibuat rekening selisih untuk
menyesuaikan biaya standar ke dalam biaya aktual
MANFAAT BIAYA STANDAR

1.) sebagai alat pengawasan dari pelaksanaan


program kerja perusahaan 2.)
memberikan informasi biaya yang bisa
dipergunakan untuk pengambilan keputusan
masalahtertentu
3 memberikan pengukuran yang lebih rasional
pada persediaan dan harga pokok penjualan
4 menurunkan biaya pencatatan atau
pembukuan
SEBAGAI ALAT PENGAWASAN

salah satu pelaksanaan pengawasan yang baik


bagi manajemen adalah membandingkan hasil
pelaksanaan yang sesungguhnya dengan apa
yang seharusnya terjadi.

Contoh
misalkan suatu perusahaan yang memakai sistem
biaya standar mengetahui bahwa biaya aktual dari
bahan baku tertentu adalah Rp.300.000 , sedangkan
menurut biaya standar adalah rp250.000 berarti dalam
bulan tersebut terdapat selisih yang tidak
menguntungkan rp50.000 yang ada pada akun selisih
manajemen bisa menyelidiki sebab-sebab nya selisih
selisih tersebut akan nampak pada akun selisih debit
atau kredit tergantung apakah selisih tersebut
menguntungkan atau merugikan.
SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Biaya standar seringkali dipakai untuk menentukan harga
jual, terutama untuk produk khusus seperti jasa dan
semacamnya yang dibebankan pada pelanggan pelanggan
khusus.

contoh : sebuah perusahaan kontraktor yang bergerak


dalam bidang pengecekan dinding berwarna dapat
dikerjakan dengan tangan memakai kuas. Dapat juga
dengan alat semprot cat mesin.Dengan tangan atau kuas
dalam 1 jam bisa mengecat 80 m²,sedangkan dengan alat
semprot listrik bisa mengecat 500 m ² per jam.upah tenaga
kerja 1 orang 1 jam dengan kuas bisa 8000 sampai
Rp15.000 diperkirakan biaya overhead tidak langsung 400
jam per orang. Perusahaan menginginkan laba 10% dari
total biaya.cat ditanggung oleh klien yang menggunakan
jasa pengecatan titik maka pengusaha ini akan
menghitung tarif perjam pengecatan sebagai berikut :
Menghitung Tarif Per Jam Pengecetan
NO KUAS BULAT SEMPROT
KOMPRESOR
1 Biaya upah langsung 6.000 11.000
standar per jam
2 Biaya overhead standar 2.000 4.000
per jam (400/org)
3 Jumlah biaya standar 8.000 15.000
per jam
4 Laba standar yang 800 1.500
diinginkan 10%
5 Standar harga per jam 8.800 16.500
6 Tarif per m² (5:6) Rp.110 Rp.33
7 Standar pengecatan per 80 m 500 m2
jam
Jadi apabila ada permintaan pengecatan jumlah 1000 m²
dengan kuas bulat dan 10.000 m² dengan semprotan
kompresor maka akan dibebani harga sebesar sebagai
berikut:

Kuas Bulat Semprot kompresokuas


bulatr
Jumlah m2 pengecetan 1.000 m2 10.000 m2
Harga /m2 standar Rp..110 Rp.33
Jlh harga yang Rp.110.000 Rp.330.000
dibebankan pada
pelanggan
Jumlah total Rp.440.000

.
Pelanggan yang memakai jasa pengecatan
sejumlah 1000 m2 dengan kuas bulat dan 10000
m2 dengan cat semprot kompresor akan
dibebankan harga sebesar Rp.440.000 apabila
perusahaan menggunakan sistem biaya
sesungguhnya maka sukar menentukan tarif
sebelumnya.
ALAT PENGUKURAN BIAYA YANG
RASIONAL
Apabila perusahaan menggunakan sistem biaya aktual pada
kemungkinan bahwa untuk satu macam jenis produk dengan
bahan yang sama dan jumlah beban yang seharusnya sama
tetapi penggunaannya tidak sama.menghemat biaya
pencatatan dalam sistem biaya aktual semua arus biaya secara
detail harus diukur dan dicatat sehingga memerlukan jumlah
pencatatan dan waktu yang lebih banyak dan sekaligus
memperbanyak biaya administrasi pencatatan. sedangkan
dalam biaya standar yang akan dicatat sudah distandarkan,
tinggal mengalikan dengan jumlah yang dipakai dan biaya
sesungguhnya bisa dicatat secara kumulatif pada akhir
periode untuk melihat selisih antara standar dan
sesungguhnya.
MENGHEMAT BIAYA PENCATATAN
Dalam sistem biaya aktual semua arus biaya
secara detail harus diikuti dan dicatat sehingga
memerlukan jumlah pencatatan dan waktu yang lebih
banyak dan sekaligus memperbanyak biaya
administrasi pencatatan sedangkan dalam biaya
standar yang akan dicatat sudah distandarkan tinggal
mengalikan dengan jumlah yang dipakai dan biaya
sesungguhnya bisa dicatat secara kumulatif pada
akhir periode untuk melihat selisih antara standar dan
sesungguhnya.
Analisis Variasi/Selisih
Selisih adalah perbedaan antara biaya Menurut standar
(anggaran) dengan biaya aktual (biaya yang
sesungguhnya terjadi). Sebab-sebab dari terjadinya
selisih tersebut bagi manajemen perlu diketahui dengan
menganalisis selisih yang terjadi, karena selisih
merupakan petunjuk adanya ketidak tepatan dan
ketidakefisienan dari pelaksanaan atau sebaliknya yaitu
tidak tepatnya standar yang ditetapkan. Analisis selisih
sangat penting Bagi manajemen baik sebagai alat
penilaian tanggungjawab maupun sebagai alat untuk
tindakan perbaikan.
Analisis Selisih pada Perusahaan Manufaktur

secara menyeluruh selisih selisih digambarkan pada


laporan laba rugi yang dibandingkan antara anggaran
dengan biaya aktual, serta Selisih dari anggaran selama
tahun 2011.

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi perusahaan


Sinar Jaya tahun 2011:
PT Sinar Jaya
Perbandingan Antara Anggaran dan Biaya Aktual
(dalam ribuan rupiah)

Anggaran Aktual Selisih


Penjualan (unit) 13.000 12.000 (100)
Penjualan (Rp) Rp 4.600.000 Rp.4.400.000 Rp.200.000
Biaya-biaya. 980.950 950.000 30.000
bahan baku hndnsbnxnznxnnxn
Upah langsung. 1.420.000 1.360.000 60.000
Biaya overhead 820.000 820.000 -
pabrik
Biaya distribusi 980.000 910.000 70.000

dan administrasi
Jumlah. Rp.4.200.000 Rp. 4.040.000 Rp.160.000
Laba Operasi Rp. 400.000 Rp. 360.000 Rp. 40.000
Dengan melihat laporan laba rugi tahun 2011 tersebut diketahui Selisih
dari laba operasi sebesar Rp. 40 juta (U)* yang disebabkan selisih
penjualan Rp. 200 juta (U) dan selisih seluruh biaya tahunan 2011
Rp.160 juta (F). kemudian selisih laba operasi 40 juta yang tidak
menguntungkan ini akan dianalisis satu per satu penyebabnya.
Ada beberapa selisih yang terjadi pada unsur biaya produksi dan
sebab-sebab terjadinya, yaitu:
• selisih terhadap biaya material
• selisih pada biaya upah langsung
• selisih pada biaya overhead pabrik
Standar merupakan tolak ukur, sehingga apabila biaya aktual lebih
besar daripada tolak ukur dianggap tidak menguntungkan dan begitu
pula sebaliknya. untuk selanjutnya selisih tidak menguntungkan di beri
tanda "U" dan selisih menguntungkan diberi "F".
Selisih Material (Bahan Baku)

Selisih material merupakan perbedaan antara biaya material Menurut standar


dengan biaya material aktual yang dikeluarkan, seperti perhitungan berikut:

biaya material aktual Rp.110.000


biaya material standard Rp.100.000
selisih material Rp. 10.000

Sebab-sebab selisih material:


a. Selisih harga material
b. Selisih pemakaian material ( kuantitas)
Arti Pentingnya Analisis Selisih Bahan

Pemisahan selisih bahan baku ke dalam dua analisis yaitu selisih harga
bahan dan selisih kuantitatif (penggunaan) bahan memungkinkan untuk
mengetahui Pihak mana yang bertanggung jawab atas adanya
penyimpangan dari standar tersebut. Selisih harga bahan adalah tanggung
jawab dan bagian pembelian sedangkan selisih kuantitatif ( penggunaan)
bahan merupakan tanggung jawab dari bagian produksi. Walaupun
demikian pemisahan tanggung jawab yang tegas seperti ini kadang-kadang
menjadi tidak tepat.

Misalnya bagian pembelian Telah membeli bahan baku dengan kualitas


lebih tinggi dari kualitas, yang harganya lebih tinggi sehingga terjadi selisih
yang tidak menguntungkan. Tetapi dalam hal ini Pembelian bahan dengan
kualitas lebih tinggi menghasilkan tingkat produk rusak dalam proses
menjadi berkurang sehingga kuantitas produksi jadi yang dihasilkan menjadi
lebih banyak.

Dengan demikian lebih baik apabila Analisis terhadap kondisi ini


dilakukan secara menyeluruh daripada sepotong-sepotong untuk
menentukan penanggung jawab selisih.
Selisih Upah Langsung

Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung


standar dengan upah yang sesungguhnya dibayarkan aktual. Jumlah
selisih upah langsung adalah:
upah langsung aktual Rp110.000
upah langsung standar Rp100.000
selisih upah langsung Rp10.000

Sebab-sebab adanya selisih upah langsung:


a. selisih tarif upah
yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara tarik Menurut standar dengan tarif
aktual pada jam sesungguhnya. Selisih tarif upah dapat dicari sebagai berikut :

tarif standar - tarif aktual x jam kerja = Selisih tarif


per jam kerja per jam kerja aktual upah

b. selisih penggunaan jam kerja selisih efisiensi


yaitu selisih antara jam kerja standar dengan jam kerja aktual. Selisih efisiensi dapat
dicari sebagai berikut:

Jam kerja standar - Jam kerja aktual x tarif


standar per jam = selisih efisiensi jam kerja
Selisih Overhead Pabrik

Dasar perhitungan selisih selisih biaya manufaktur adalah berdasarkan


volume produksi yang relevan bukan volume penjualan titik sebab biaya
manufaktur dipengaruhi oleh kuantitas produk yang diproduksi bukan kuantitas
yang dijual.

Biaya Overhead dan Tarif Overhead

Overhead pabrik membutuhkan analisis yang berbeda dari biaya


manufaktur lainnya karena overhead ini terdiri atas berbagai jenis biaya titik
dalam batas-batas yang relevan biaya overhead pabrik kebanyakan jumlahnya
bervariasi dengan kuantitas produksi tetap tidak proporsional. tingkah laku
biaya overhead pabrik ini bisa digambarkan sebagai garis lurus yang dimulai di
atas titik nol pada kuantitas nol dan naik secara lurus berdasarkan tarif per unit
kali kuantitatif.
Dengan kata lain komponen yaitu tetap dan variabel yang tingkah lakunya
bisa dirumuskan sebagai berikut:

a = biaya tetap
Y = a + by
b= biaya variabel per unit
Selisih volume
perbedaan antara laba operasi
yang dianggarkan pada volume
sesungguhnya dan laba operasi
yang dianggarkan pada volume
standar (yang dianggarkan)
Selisih harga jual
disebabkan oleh harga jual menurut
anggaran berbeda dengan harga jual
actual, sehingga jumlah pendapatan
pada kapasitas actual berbeda antara
penjualan menurut anggaran dan
hasil penjualan aktual
Selisih kuantitas dan selisai
harga
dalam menganalisis selisih biaya
bahan material dan biaya upah
langsung.
Selisih-selisih pemasaran
pendekatan dan analisis selisih
dalam bagian pemasaran.
Selisih Kuantitas
Biaya overhead yang dibebankan
pada produk adalah berdasarkan
tarif yaitu Rp 2.800 per unit.
Selisih anggaran (spending variances)

Apabila volume (kuantitas) yang


dianggarkan suatu periode sama
jumlahnya dengan volume/kuantitas
akrual periode itu, berarti tidak ada
selisih volume yang terjadi. Akan tetapi
volume yang sama antara anggaran
dengan aktual bukan berarti jumlah biaya
overhead yang dianggarkan sama dengan
jumlah biaya akrual yang terjadi.
Menghitung Selisih Overhead

Untuk menjelaskan pengertian selisih volume dan selisih


anggaran spending variances) berikut ini dijelaskan contoh
sebagai berikut. Diketahui bahwa suatu volume periode
tertentu adalah 1.700 unit. Pada saat volume tersebut
terjadi maka biaya overhead pabrik menurut anggaran
adalah Rp4.800.000 (Rp 1.400.000 + (1700 x Rp 2.000)
overhead yang dibebankanadalah Rp 4 760 000 (Rp2.800 x
1.700 = Rp4.760.000
Sedangkan biaya overhead sesungguhnya Rp4.800.000,
Jumlah- jumlah tersebut akan dijurnal:
Persediaan BOP 4.760.000
Selisih BOP 40.000
Overhead Pabrik aktual 4.800.000
Selisih bersih biaya overhead Rp800.000 (Un) tersebut terdiri
atas dua jenis selisih:
1. Selisih volume produksi, adalah perbedaan biaya overhead
pabrik yang dibebankan Rp 4.760.000 dengan biaya overhead
anggaran Rp 4.800.000 yaitu Rp 40.000 Un. Atau dengan cara
lain, karena selisih volume produksi hanya berpengaruh pada
biaya tetap (seharusnya biaya tetap Rp 1.400.000 dibebankan
pada 2000 unit, per unit Rp 20 maka selisih volume produksi
bisa dihitung dengan:
- tarif biaya tetap per unit x selisih volume dan anggaran
(budget)
Rp 20 x Rp 2000 unit = Rp 40.000
- volume aktual kurang dari volume anggaran, maka selisih ini
tidak menguntungkan (unfavorable)
- volume aktual lebih dari volume anggaran, maka selisih ini
menguntungkan (favorable)
2. Selisih anggaran (spending variances)
Selisih ini disebabkan perbedaan antara
biaya overhead aktual dengan biaya
overhead menurut anggaran. Biaya
overhead menurut anggaran adalah Rp
4.800.000 (biaya tetap Rp1.400.000 + (1700
x Rp 2.000 biaya variabel per unit)). Sedang
biaya overhead aktual Rp 4.800.000. Jadi
selisih anggaran adalah Rp4.800.000
dikurangi Rp 4.760.000 = Rp 40.000
(unfavorable)
Rangkuman

Biaya standar yang berarti biaya yang seharusnya terjadi


adalah biaya yang ditentukan dimuka untuk digunakan oleh
manajemen dalam pengendalian biaya. Biaya standar harus
disusun secara mungkin dengan memperhitungkan semua
faktor yang mempengaruhi penyusunannya, baik faktor
intern perusahaan seperti jam penggunaan mesin,
pengendalian kualitas, jam kerja karyawan, maupun faktor
ekstern seperti kebijakan pemerintah, inflasi, dan sebagainya

Dalam praktek akuntansi, standard yang digunakan untuk


pengendalian adalah standar normal atau ekonomis. Selain
itu ada standar ideal, gimana semua variabel digunakan
maksimal. Standar ideal tidak dapat digunakan sebagai alat
pengendalian yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai