ANALISIS VARIANS
KELOMPOK 4
DINDA ENJELIA SIAHAAN
DEBORAH SAINT EKKLESIA
SAMOSIR
NAOMI ELISA PURBA
TARIDA EVALINA
RANI ENJELINA LUMBANTORUAN
Biaya Standar
didefinisikan sebagai “biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau
sejumlah produk dalam periode tertentu”. Biaya
standar adalah biaya yang ditentukan di
muka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu
satuan produk atau untuk membiayai
aktivitas tertentu.
Dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi,
dan faktor-faktor lain tertentu.
Kata biaya yang seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa biaya yang
ditentukan di muka adalah pedoman dalam
pengeluaran biaya yang sesungguhnya.
A. Jenis – Jenis Biaya Standar
B. Manfaat Biaya Standar
• 1. Perencanaan dan penyusunan anggaran
1. Standar Ideal • 2. Pengambilan keputusan tentang harga
Standar dimana jual produk, strategi pengembangan
penyusunannya dilandasi produk dan lain sebagainya.
• 3. Pengendalian biaya
kondisi paling ideal
• 4. Menilai hasil pelaksanaan
2. Standar yang bisa • 5. Meningkatkan kesadaran akan
diharapkan pentingnya penghematan biaya
Standar jenis ini • 6. Menerapkan Manajemen By Objective
(MBO)
penyusunannya sudah
• 7. Membedakan biaya yang telah
memperhitungkan kondisi dikeluarkan ke produksi selesai,
normal internal perusahaan persediaan produk dalam proses dan lain
3. Standar normal/ekonomi sebagainya
• 8. Menekan biaya administrasi
Standar yang layak digunakan
• 9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat
sebagai alat pengawasan • 10. Penentuan Biaya Standar
pelaksanaan
Contoh :
Sebuah perusahaan kerajinan mainan dan kayu menggunakan sistem
biaya standar dan metode pengumpulan biaya per pesanan.
Berikut tabel
No. Order Unit Yang Dipakai Biaya Standar Biaya Rill
1 1 60.000 62.500
2 1 58.000 60.000
3 5 290.000 300.000
4 2 100.000 98.000
Untuk upah langsung prinsipnya sama dengan bahan baku yaitu biaya standar
ditentukan dari berapa waktu dibutuhkan seharusnya untuk membuat satu unit
produk jadi dari beberapa tarif seharusnya dari tiap unit waktu yang digunakan .
Biaya standar yang dibebankan pada produk jadi dengan mengalikan tari per
waktu dengan waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut
C. Biaya Standar
D.Selisis(Varians)
dan Anggaram
Perbedaan anatara biaya standar
tidak semua anggaran disusun dengan biaya sesungguhnya
berdasarkan biaya standar, anggaran disebut selisih. Biaya standar
merupakan “biaya yang diharapkan” berdasarkan aliran biaya. Jumlah
sedangkan biaya standar merupakan dari selisih bisa dicatat dalam
“biaya yang seharusnya” dicapai, satu akun atau dalam beberapa
anggaran merupakan batas-batas biaya
akun selisih. Saldo debit dalam
yang tidak boleh dilampaui sedangkan
biaya standar merupakan biaya yang harus akun selisis berarti bahwa biaya
bisa dikurangi, anggaran umumnya sesungguhnya lebih besar dari
disusun untuk setiap bagian perusahaan biaya standar. Selisih ini disebut
sedangkan biaya standar umumnya untuk selisih tidak menguntungkan,
biaya produksi saja, dan selisih biaya yang sebaliknya bila selisih bersaldo
timbul dari biaya standar akan kredit berarti biaya
diinvestigasi sedangkan selisih yang sesungguhnya lebih rendah dari
timbul dari anggaran tidak pada biaya standar disebut
selisih menguntungkan
Penyusunan
Standar Overhead
Pabrik
E.Penyusunan
Biaya Standar
an Peny
n u
yu s u Stand sunan
Pen ar Upah Mate ar Biaya
d
Stan gsung rial(B
a
Lan Baku han
)
Penyusunan standar bahan baku/ material
Standar material = Harga bahan per satuan X Jumlah satuan bahan yang digunakan
untuk Membuat 1 unit produk jadi.
Contoh kasus :
PT. Asia merupakan perusahaan yang memproduksi ubin dan bahan bangunan dari keramik
lainnya. Selama satu periode penjualan ubin mencapai 200.000 unit. Persediaan ubin jadi
yang diinginkan pada 31 Desember 2007 adalah 140.000 unit. Persediaan ubin jadi yang
ada pada 31 Desember 2006 adalah 120.000 unit. Untuk membuat 1 unit produk
diperlukan 4 satuan bahan baku. Harga per satuan material di standarkan Rp 1500,00
a. Berapakah kebutuhan produksi standar tahun 2007?
b. Berapakah Standar bahan baku ?
Anggaran Bahan Jadi
Penjualan 200.000 unit
Persediaan Akhir 140.000 unit
Jumlah ditentukan 340.000 unit
Persediaan Awal 120.000 unit
Jumlah yang harus diproduksi 220.000 unit
Kebutuhan produksi standar tahun 2007 = 220.000 unit X 4 satuan bahan baku
= 880.000 unit
Standar bahan baku = Harga bahan per satuan X Jumlah satuan bahan yang digunakan
untuk Membuat 1 unit produk jadi
= Rp. 1500,00 X 4 = Rp. 6000,00
Penyusunan standar upah langsung
Contoh kasus :
PT. Asia menyusun data upah langsungnya sebagai berikut :
Upah langsung per unit produk = Tarip upah dasar X Waktu yang dibutuhkan
untuk membuat produk
Departemen I Departemen II
1. Jumlah tenaga kerja langsung 30 40
2. Jam kerja per tenaga kerja 42 jam 42 jam
3. Jumlah jam kerja seminggu 30 X 42 jam 40 X 42 jam
= Jml tenaga kerja langsung x jam kerja per = 1260 jam = 1680 jam
tenaga kerja
5. Upah per jam tenaga kerja langsung Rp 3. 150.000,00 Rp. 3.360.000,00
= Upah mingguan / Jml jam kerja seminggu 1260 1680
= Rp 2500,00 = Rp 2000,00
6. Premi, lembur standar tarif upah Rp. 500,00 Rp. 500,00
langsung per jam
7. Tarif Upah Dasar = Rp 2500,00 + Rp 500,00 = Rp 2000,00 + Rp. 500,00
= Rp 3000,00 = Rp. 2500,00
Contoh
misalkan suatu perusahaan yang memakai sistem
biaya standar mengetahui bahwa biaya aktual dari
bahan baku tertentu adalah Rp.300.000 , sedangkan
menurut biaya standar adalah rp250.000 berarti dalam
bulan tersebut terdapat selisih yang tidak
menguntungkan rp50.000 yang ada pada akun selisih
manajemen bisa menyelidiki sebab-sebab nya selisih
selisih tersebut akan nampak pada akun selisih debit
atau kredit tergantung apakah selisih tersebut
menguntungkan atau merugikan.
SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Biaya standar seringkali dipakai untuk menentukan harga
jual, terutama untuk produk khusus seperti jasa dan
semacamnya yang dibebankan pada pelanggan pelanggan
khusus.
.
Pelanggan yang memakai jasa pengecatan
sejumlah 1000 m2 dengan kuas bulat dan 10000
m2 dengan cat semprot kompresor akan
dibebankan harga sebesar Rp.440.000 apabila
perusahaan menggunakan sistem biaya
sesungguhnya maka sukar menentukan tarif
sebelumnya.
ALAT PENGUKURAN BIAYA YANG
RASIONAL
Apabila perusahaan menggunakan sistem biaya aktual pada
kemungkinan bahwa untuk satu macam jenis produk dengan
bahan yang sama dan jumlah beban yang seharusnya sama
tetapi penggunaannya tidak sama.menghemat biaya
pencatatan dalam sistem biaya aktual semua arus biaya secara
detail harus diukur dan dicatat sehingga memerlukan jumlah
pencatatan dan waktu yang lebih banyak dan sekaligus
memperbanyak biaya administrasi pencatatan. sedangkan
dalam biaya standar yang akan dicatat sudah distandarkan,
tinggal mengalikan dengan jumlah yang dipakai dan biaya
sesungguhnya bisa dicatat secara kumulatif pada akhir
periode untuk melihat selisih antara standar dan
sesungguhnya.
MENGHEMAT BIAYA PENCATATAN
Dalam sistem biaya aktual semua arus biaya
secara detail harus diikuti dan dicatat sehingga
memerlukan jumlah pencatatan dan waktu yang lebih
banyak dan sekaligus memperbanyak biaya
administrasi pencatatan sedangkan dalam biaya
standar yang akan dicatat sudah distandarkan tinggal
mengalikan dengan jumlah yang dipakai dan biaya
sesungguhnya bisa dicatat secara kumulatif pada
akhir periode untuk melihat selisih antara standar dan
sesungguhnya.
Analisis Variasi/Selisih
Selisih adalah perbedaan antara biaya Menurut standar
(anggaran) dengan biaya aktual (biaya yang
sesungguhnya terjadi). Sebab-sebab dari terjadinya
selisih tersebut bagi manajemen perlu diketahui dengan
menganalisis selisih yang terjadi, karena selisih
merupakan petunjuk adanya ketidak tepatan dan
ketidakefisienan dari pelaksanaan atau sebaliknya yaitu
tidak tepatnya standar yang ditetapkan. Analisis selisih
sangat penting Bagi manajemen baik sebagai alat
penilaian tanggungjawab maupun sebagai alat untuk
tindakan perbaikan.
Analisis Selisih pada Perusahaan Manufaktur
dan administrasi
Jumlah. Rp.4.200.000 Rp. 4.040.000 Rp.160.000
Laba Operasi Rp. 400.000 Rp. 360.000 Rp. 40.000
Dengan melihat laporan laba rugi tahun 2011 tersebut diketahui Selisih
dari laba operasi sebesar Rp. 40 juta (U)* yang disebabkan selisih
penjualan Rp. 200 juta (U) dan selisih seluruh biaya tahunan 2011
Rp.160 juta (F). kemudian selisih laba operasi 40 juta yang tidak
menguntungkan ini akan dianalisis satu per satu penyebabnya.
Ada beberapa selisih yang terjadi pada unsur biaya produksi dan
sebab-sebab terjadinya, yaitu:
• selisih terhadap biaya material
• selisih pada biaya upah langsung
• selisih pada biaya overhead pabrik
Standar merupakan tolak ukur, sehingga apabila biaya aktual lebih
besar daripada tolak ukur dianggap tidak menguntungkan dan begitu
pula sebaliknya. untuk selanjutnya selisih tidak menguntungkan di beri
tanda "U" dan selisih menguntungkan diberi "F".
Selisih Material (Bahan Baku)
Pemisahan selisih bahan baku ke dalam dua analisis yaitu selisih harga
bahan dan selisih kuantitatif (penggunaan) bahan memungkinkan untuk
mengetahui Pihak mana yang bertanggung jawab atas adanya
penyimpangan dari standar tersebut. Selisih harga bahan adalah tanggung
jawab dan bagian pembelian sedangkan selisih kuantitatif ( penggunaan)
bahan merupakan tanggung jawab dari bagian produksi. Walaupun
demikian pemisahan tanggung jawab yang tegas seperti ini kadang-kadang
menjadi tidak tepat.
a = biaya tetap
Y = a + by
b= biaya variabel per unit
Selisih volume
perbedaan antara laba operasi
yang dianggarkan pada volume
sesungguhnya dan laba operasi
yang dianggarkan pada volume
standar (yang dianggarkan)
Selisih harga jual
disebabkan oleh harga jual menurut
anggaran berbeda dengan harga jual
actual, sehingga jumlah pendapatan
pada kapasitas actual berbeda antara
penjualan menurut anggaran dan
hasil penjualan aktual
Selisih kuantitas dan selisai
harga
dalam menganalisis selisih biaya
bahan material dan biaya upah
langsung.
Selisih-selisih pemasaran
pendekatan dan analisis selisih
dalam bagian pemasaran.
Selisih Kuantitas
Biaya overhead yang dibebankan
pada produk adalah berdasarkan
tarif yaitu Rp 2.800 per unit.
Selisih anggaran (spending variances)