Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KELAINAN CONGENITAL

PADA SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MILITUS”

Kelompok IX :

AJENG PRATIWI
KARTINI MATONDANG
INDAH MARSELA
PATIMA SARI
NATALINA SIRAIT
TRI ARTHIKA
SRI FADILA RAHMI
ULFA ROSITA SARI
TRISNA WARUWU
NUR FADILA SARI
WAGE
WENI PURNAMA
Definisi Diabetes Melitus Dan Kelainan
Kongenital
 Menurut American Diabetes Association (ADA) 2002, diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada
diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.
 Kelainan kongenital atau cacat bawaan adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali
sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun setelah kelahiran. Kelainan
bawaan dapat disebabkan oleh keabnormalan genetika, sebab-ssebab alamiah atau
faktor-faktor lainnya yang tidak diketahui.
Klarifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :


 Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
 Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
 Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
 Diabetes mellitusgestasional (GDM)
Etiologi Diabetes Melitus

 Faktor Genetik
 Faktor Lingkungan
 Faktor Imunologi
Manifestasi Klinis

 Hiperglikemia ( Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl ).


 Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya DM tipe 1 pada anak
 Polidipsia

 Poliphagia

 Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan


 Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)
 Ketonemia dan ketonuria
 Mata kabur
 Gejala-gejala
lainnya dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau aseton, nyeri atau kekakuan
abdomen dan gangguan kesadaran ( koma )
Perjalanan Klinis Diabetes Melitus Tipe 1

 Fase Inisial
 Fase Penyembuhan
 Fase Remisi (Honeymoonperiod)
 Fase Intensifikasi
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 1
Menurut Sperling

 Fase akut/ketoasidosis
 Fase subakut/ transisi
 Fase pemeliharaan
Kasus Diabetes Melitus Tipe 1

Seorang anak laki-


laki berusia 5 tahun berat badan saat ini 22 kg dibawa ke rumahsakit oleh orangtuanya. Paa saat dikaji kesadaran
 anak apatis, turgor lambatkembali, pada saat diraba daerah ekstremitas terasa dingin dan lembab, frekuensinadi 
128x/m, frekuensi napas 30x/menit, anak tersebut menangis lemah. Riwayatmasuk rumah sakit; dibawa ke RS k
arena penurunan kesadaran, sebelumnya pasien sering buang air kecil dan merasa haus, nafsu makan sebelum sa
kit baik, berat badan sebelum sakit 24 kg, dan tidak ada riwayat sakit berat sebelumnya.Gula darah puasa 300 m
g/dl, Gula darah post pandrial: 573 mg/dl. Kliendirencanakan akan diperiksa kadar HbA1c. Orang tua pasien jug
a merasa sangatterpukul, bingung harus bagaimana, dan khawatir dengan kondisi anaknya karenakata dokter pe
nyakitnya disebabkan karena gangguan fungsi pankreas danmembutuhkan pengobatan jangka panjang. Bahkan 
kalau tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat bisa mengancam keselamatan jiwa
Identitas Pasien
Nama : An. G
Umur : 5 tahun
Tanggal Lahir : 11 Januari 2014
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Kanci, Astanajapura, Kab. Cirebon
Tanggal Masuk RS : 13 Januari 2019
Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2019
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang
An. G datang ke IGD RS. Gunung Jati pada tanggal 13 Januari2019 dengan diantar oleh orang tuanya denga
n keluhan mengalami penurunan kesadaran. Orang tua pasien mengatakan anaknya pernah masuk rumah sak
it karena penurunan kesadaran dansebelum masuk rumah sakit anaknya sering buang air kecil danmerasa ha
us. Akibatnya orang tua An. G merasa terpukul dankebingungan mengenai kondisi anaknya saat ini. Pada sa
atdilakukan pengkajian didapatkan hasil Berat badan 22 kg,kesadaran apatis, turgor kulit tidak elastis, akral t
eraba dingin danlembab, anak tampak menangis lemah. Pada saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan hasil : nadi 128x/menit,Pernafasan 30x/menit. GDS Puasa 300 mg/dl, GDS post pandr
ial573 mg/dl
2. Riwayat kesehatan masa lalu

Kecelakaan : orang tua pasien mengatakan An. G tidak pernah mengalami kecelakaan
Pernah dirawat : orang tua pasien mengatakan An. G pernahdirawat karena keluhan yang sama.
Operasi : orang tua pasien mengatakan An. G tidak pernah operasi.
Alergi : orang tua pasien mengatakan An. G tidakmempunyai riwayat alergi.
Imunisasi : orang tua pasien mengatakan An. G sudahdiimunisasi lengkap.
Kebiasaan : orang tua pasien mengatakan An. G tidakmemiliki kebiasaan apapun

3. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu pasien mengatakan menderita Diabetes melitus pada saat mengandung An. G
Basic Promoting Pysiology Of Healty
1. Tidur dan istirahat
A. Sebelum masuk RS-
Subjektif :orang tua pasien mengatakan An. G tidak mengalamigangguan pada pola tidurnya, dalam 1 har
ipasien tidur 7-8 jam.
 
B. Sesudah masuk RS-
Subjektif :orang tua pasien mengatakan An. G mengalami rewelketika tidur.-
Objektif :Pasien mengalami penurunan kesadaran.

2. Kenyamanan dan nyeri

A. Sebelum masuk RS-
 Subjektif :Orang tua pasien mengatakan An. G tidak mengalami nyeri
 18

B. Setelah masuk RS-
Subjektif :Orang tua pasien mengatakan An. G tidak mengalmi nyeriapapun.-
Objektif :Anak tampak menangis lemah
3. Nutrisi

A. Sebelum masuk RS-
Subjektif :Orang tua pasien mengatakan An. G sebelum sakit nafsumakannya baik, dalam sehari ia makan 
sebanyak 3 kali. b.
 
B. Sesudah masuk RS-
Subjektif :Orang tua pasien mengatakan An. G pola makannyamenurun.-
Objektif :Pasien mengalami penurunan kesadaran dan BB pasien 22kg

4. Cairan dan elektrolit

A. Sebelum masuk RS-
Subjektif : Orang tua pasien mengatakan An. G sering merasa haus. b.

B. Sesudah masuk RS-
Subjektif :Orang tua pasien mengatakan An. G sering merasa haus.-
Objektif :Turgor kulit tidak elastis, pasien mengalami penurunankesadaran, akra teraba dingin dan lembab
5. Eliminasi urine

A. Sebelum masuk RS
Subjektif : Orang tua pasien mengatakan An. G sering buang air kecil. b.

B. Sesudah masuk RS
Subjektif : Orang tua pasien mengatakan An. G sering buang air kecil.-
Objektif :Pasien sering merasa haus, turgor kulit tidak elastis, akralteraba dingin dan lembab, pasien menga
lami penurunankesadaran
Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum
Pasien mengalami penurunan kesadaran dan An. G tampakmenangis lemah.
A. Kesadaran : Apatis 
B. GCS : 12 ( Eye : 3, Verbal : 4, Motorik : 5 )c.
C. Tanda Vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 128 kali/menit
 Pernafasan : 30
 Suhu : 37,5°C
 Saturasi Oksigen : 93 %
2. Wajah
Inspeksi :Bentuk wajah simestris, pasien tampak menangis lemah.
3. Kepala
a.Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut lurus berwarna hitam, tidakterdapat hidrosefalus maupun mikros
efalus. 
b.Palpasi :tidak ada benjolan, tidak ada ketombe pada kulit kepala.
4.Telinga
a.Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak ada serumen ataupun cairan yang keluar dari telinga
b.Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga
5. Mata
a.Inspeksi : sklera berwarna kekuningan, konjungtiva anemis, pupil isokor
6. Hidung

a. Inspeksi : Hidung simetris, tidak dapat pernafasan cuping hidung dan tidak dapat polip
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris dan frontalis

7. Mulut

a. Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada gusi, gigi berwarna putih kekuning-kuningan, tidak ada karang gigi,
lidah tidak kotor, bibir sedikit kering
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan insulin


2. Ketidakefektifan perfusi berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah keperifer
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan asidosis metabolik
4. Kekurangan volume cairan berhunungan dengan hilangnya cairan sekunder dari diuresis
Intervensi Keperawatan

Dx 1 :
 Berikan cairan oral dan parenteral sesuai kebutuhan
 Anjurkan pasien agar tidak mengonsumsi makanan yang tinggi kadar glukosa dan makanan tinggi lemak
 Instruksikan pasien atau orang tua pasien untuk makan tepat waktu
 Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet makanan yang sesuai dengan penyakit pasien.
Dx 2 :
 Monitor kulit sesering mungkin
 Tingkatkan intake cairan oral dan parenteral
 Berikan asupan nutrisi secara adekuat
 Anjurkan pasien menghindari makanan yang tinggi glukosa
Lanjutan...

Dx 3 :
 Posisikan pasien dengan posisi semi fowler
 Observasi adanya suara tambahan
 Monitor tanda vital sesering mungkin
 Pasang oksigen sesering mungkin
Dx 4 :
 Observasi adanya tanda tanda dehidrasi
 Observasi kilit sesering mungkin
 Observasi pengeluaran urine pasien
TERIMA KASIH😍

Anda mungkin juga menyukai