Hematoma
Kelompok 1
1. Nuri Damawarni
2. Nurmala Volly Sinaga
3. Putri Lestari
4. Prayala Esra Simbolon
5. Noni Andira
6. M.Aldi Bulolo
7. Cindy Anggriani
8. Anisa
9. Sutra Wiranti
Pengertian Epidural
Hematoma
Epidural hematoma adalah hematom antara durameter
dan tulang, biasanya sumber perdarahannya adalah
robeknya arteri meningea media. (NICNOC2015)
Epidural hematoma (EDH) adalah suatu perdarahan
yang terjadi di antara tulang tengkorak dan lapisan
duramater.
Epidural hematoma sebagai keadaan neurology yang
bersifat emergency dan biasanya berhubungan dengan
linear fraktur yang memutuskan arteri yang lebih besar
sehingga menimbulkan perdarahan. (Anderson, 2005)
Etiologi
Cedera akselerasi terjadi jika objek bergerak
menghantam kepala yang tidak bergerak (misalnya alat
pemukul menghantam kepala atau peluru yang
ditembakkan ke kepala).
Cedera deselerasi terjadi jika kepala yang bergerak
membentur objek diam, seperti pada kasus jatuh atau
tabrakan mobi ketika kepala membentur kaca depan
mobil.
Cedera akselerasi-deselerasi terjadi dalam kasus
kecelakaan kendaraan bermotor dan episode kekerasan.
Cedera coup-counter coup : Terjadi jika kepala
terbentur yang menyebabkan otak bergerak dalam
ruang cranial dan dengan kuat mengenai area tulang
tengkorak yang berlawanan serta area kepala yang
pertamakali terbentur.
Cedera rotasional terjadi jika pukulan / benturan
menyebabkan otak berputar dalam rongga tengkorak
yang mengakibatkan perenggangan atau robeknya
neuron dalam substansia alba serta robeknya pembuluh
darah yang memfiksasi otak dengan bagian dalam
rongga tengkorak.
Manifestasi Klinis
1. Penurunan kesadaran, bisa
8. Mual.
sampai koma.
2. Perubahan tanda vital. Biasanya 9. Pusing.
kenaikan tekanan darah dan 10. Muntah.
bradikardi. 11. Berkeringat.
3. Nyeri kepala yang hebat
12. Sianosis / pucat.
4. Keluar cairan darah dari hidung
atau telinga. 13. Pupil anisokor yaitu pupil
5. Nampak luka yang dalam atau ipsilateral menjadi
goresan pada kulit kepala. melebar.
6. Gangguan penglihatan dan 14. Susah bicara.
pendengara.
7. Kejang otot.
Komplikasi
Edema Serebri
Merupakan keadaan gejala patologis, radiologis di
mana keadaan ini mempunyai peranan yang sangat
bermakna pada kejadian pergeseran otak (brain shift) dan
peningkatan tekanan intracranial.
Kompresi batang otak komplikasi berupa :
Hemiparese/hemiplegia.
Disfasia/afasia
Epilepsi.
Hidrosepalus.
Subdural empiema
Pemeriksaan Penunjang
Ct scan (dengan/tanpa Kadar elektrolit
kontras) Screen toxicology
MRI Rontgen thoraks 2 arah
Cerebral angiography (pa/ap dan lateral)
Serial eeg Analisa gas darah
Sinar x
Baer
Pet
Css
Penatalaksanaan
1. Penanganan darurat :
Dekompresi dengan trepanasi sederhana.
Kraniotomi untuk mengevakuasi hematom
2. Terapi medikamentosa
Memperbaiki/mempertahankan fungsi vital
Usahakan agar jalan nafas selalu babas, bersihkan lendir dan
darah yang dapat menghalangi aliran udara pemafasan. Bila
perlu dipasang pipa naso/orofaringeal dan pemberian
oksigen. Infus dipasang terutama untuk membuka jalur
intravena : gunakan cairan nac10,9% atau dextrose in saline.
3. Mengurangi edema otak
Beberapa cara dapat dicoba untuk mengurangi
edema otak:
Hiperventilasi.
Cairan hiperosmoler.
Kortikosteroid
Barbiturat.
Askep
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.J
Umur : 42 thn
Alamat : BTN Restika Indah Blok B5 No.7
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Tanggal masuk Rs : 30 Maret 2021
Diagnosa : Epidural Hematoma
2. Pengkajian Umum
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
Riwayat penyakit sekarang : Keluarga pasien mengatakan
pasien post op craniactomy belum sadarkan diri, tampak
terdapat banyak sekret, dan suhu tubuh pasien meningkat
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
Pasien Pernah Dirawat Di Rs : Tidak pernah
Riwayat Sosial
Pasien merokok 1 bungkus/hari
Pasien tidak mengkonsumsi obat analgetik
Riwayat Keluarga : Tidak ada
Tanda – Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 39,8°C
Nadi : 104 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Etiologi
Cidera kepala-pendarahan pada epidural-MON meningkat-
peningkatan suhu tubuh
Masalah
Hipertermia
Data
data subjektif
Keluarga pasien megatakan semenjak pasien masuk RS belum
pernah mandi atau diwaslap
Keluarga pasien mengatakan pasien belum diganti sarung yang
dipakai
data objektif
Pasien tampak kurang bersih,terdapat daki pada daerah
kepala,leher,lipatan ekstemitas dan sarung pasien tampak kotor
Etiologi
Penurunan kesadaran-ketidakmampuan membersihkan diri-
terdapat daki pada lipatan leher dan ekstremitas
Masalah
Devisit perawatan diri
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penurunan
kesadaran ditandai dengan terpasangnya alat bantu
kepatenan jalan nafas dan tampak banyak lendir di
jalan nafas
2. hipertermi b/d proses imflamasi atau infeksi
ditandai dengan pasien tampak mengigil dan sushu
39,8
3. defisite perawatan diri b/d penurunan kesadaran
dibuktikan dengan pasien tidak mampu melakukan
perawatan secara mandiri
Intervensi keperawatan
Dx Kep. 1
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan kep 3x24 jam oksigenisasi dan eliminasi
karbon dioksida pada membran alveolus kapiler normal
Kriteria Hasil :
1. tidak terdapat sputum
2. pola nafas efektif
Intervensi :
Monitor pola nafas,bunyi nafas dan sputum
Pertahankan jalan nafas dengan posisi semi fowler atau fowler
lakukan pengisapan lendir dan pantau respirasi
Dx Kep. 2
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
suhu tubuh berada pada rentang normal
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh menurun samapi rentang normal
Intervensi :
Identifikasi penyebab hipertermia
monitor suhu tubuh haluaran urine dan komplikasi
akibat hipertermia
Sediakan lingkungan dingin longgarkan pakaian
pasien,beri kompres hangat
kolaborasi pemberian cairan elektrolit IV
Dx Kep. 3
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kebersihan diri meningkat
Kriteria Hasil :
Mempertahankan kebersihan diri
Intervensi :
Identifikasi kebersihan pasien
Jadwalkan perawatan diri
ajarkan keluarga melakukan perawatan diri secara konsisten
kepada pasien
Implementasi Dan Evaluasi
Keperawatan
Dx Kep. 1
Implementasi :
Memonitor pola nafas,bunyi nafas dan sputum
Mempertahankan jalan nafas dengan posisi semi fowler
Melakukan pengisapan lendir selama 15 detik
Evaluasi :
S : keluarga pasien mengatakan pasien mulai merespon ketika diajak
komunikasi
O : keadaan umum lemah,terpasang oksigen,terpasang alat monitor,nilai
GCS 12,penapasan 25x/menit,SPo2 98 %
A: ketidak efektifan bersihan jalan nafas mulai teratasi
P: lanjutkan intervensi
Dx Kep. 2
Implementasi :
Mengidentifikasi penyebab hipertemia
Memonitor suhu tubuh,keluaran urine dan komplikasi akibat
hipertermia
Menyediakan lingkungan sejuk,melonggarkan palaian
pasien,memberikan kompres
berkolaborasi dengan Dokter dalam pemberian cairan
elektrolit
Evaluasi :
S :keluarga pasien mengatakan pasien tidak kejang dan tidak
mengigil lagi
O :suhu tubuh 36,7°c
A : masalah hipertermia teratasi
P : lanjutkan intervensi
Dx Kep. 3
Implementasi :
Mengidentifikasi kebersihan pasien
menjadwalkan perawatan diri pasien
Mengajarkan keluarga melakukan perawatan diri secara
konsisten pada pasien
Evaluasi :
S :keluarga pasien mengatakan mereka rajin membersihkan
bagian tubuh pasien dengan waslap
O : pasien tampak bersih,perawatan diri dilakukan rutin
oleh keluarga
A : masalah devisite perawatan diri mulai teratasi
P : lanjutkan intervensi
Terimakasih