Anda di halaman 1dari 11

Vaginosis Bacterial

Kelompok 5

1. Yosia Yulia Mawarni Purba 9. Nurmala Volly Sinaga (1911112)


(1911189) 10.Yessika Natalia S (1911188)
2. Sintia Dewi lestari (1911148) 11.Suri Rahayu (1911164)
3. Yessika Natalia S (1911188) 12.Tri Fadhilah Purba (1911172)
4. Rindi Ginting (1911193) 13.Rohana (1911137)
5. Mutiara Anggraeni (191096) 14.Sri Andini (1911156)
6. Sri novita Sari (1911160) 15.Putri Lestari (1911120)
7. Riamariati Sinaga (1911129) 16.Prayala Esra Simbolon (1911116)
8. Viky Apriliantika Manik (1911178)
Pengertian
Vaginosis bakterial adalah keadaan abnormal pada
ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan
flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
Awalnya infeksi pada vagina hanya disebut dengan istilah
vaginitis, di dalamnya termasuk vaginitis akibat Trichomonas
vaginalis dan akibat bakteri anaerob lain berupa Peptococcus
dan Bacteroides, sehingga disebut vaginitis nonspesifik.
Setelah Gardner menemukan adanya spesies baru yang akhirnya
disebut Gardnerella vaginalis, istilah vaginitis nonspesifik pun
mulai ditinggalkan.
Etiologi
Meskipun penyebab dari vaginosis bacterialis belum diketahui
dengan pasti namun telah diketahui berhubungan dengan
kondisi keseimbangan bakteri normal dalam vagina yang
berubah. Ekosistem vagina normal adalah sangat kompleks.

Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan preparat basah
2. Whiff test
3. Tes lakmus untuk pH
4. Pewarnaan gram sekret vagina
Diagnosis
Dengan hanya mendapat satu gejala, tidak dapat menegakkan suatu
diagnosis, oleh sebab itu didapatkan kriteria klinis untuk bakterial
vaginosis yang sering disebut sebagai kriteria Amsel (1983) yang
berpendapat bahwa terdapat tiga dari empat gejala, yaitu :

*1. Adanya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada
dinding vagina dan abnormal
*2. pH vagina > 4,5
*3. Tes amin yang positif, yangmana sekret vagina yang berbau
amis sebelum atau setelah penambahan KOH 10% (Whiff test).
*4. Adanya clue cells pada sediaan basah (sedikitnya 20 dari
seluruh epitel) Gejala diatas sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis.3,6,7,9 Kriteria diagnosis yang digunakan untuk wanita
hamil adalah sama.
Penatalaksanaan
a. Terapi sistemik
Metronidazol merupakan antibiotik yang paling sering
digunakan yang memberikan keberhasilan penyembuhan lebih dari
90%, dengan dosis 2 x 400 mg atau 500 mg setiap hari selama 7
hari. Jika pengobatan ini gagal, maka diberikan ampisilin oral
(atau amoksisilin) yang merupakan pilihan kedua dari pengobatan
keberhasilan penyembuhan sekitar 66%)
Klindamisin 300 mg, 2 x sehari selama 7 hari. Sama efektifnya
dengan metronidazol untuk pengobatan bakterial vaginosis dengan
angka kesembuhan 94%. Aman diberikan pada wanita hamil.

b. Terapi Topikal
* Metronidazol gel intravagina (0,75%) 5 gram, 1 x sehari selama 5
hari. 6
* Klindamisin krim (2%) 5 gram, 1 x sehari selama 7 hari. 6
* Tetrasiklin intravagina 100 mg, 1 x sehari.
Komplikasi

Pada kebanyakan kasus, bakterial vaginosis tidak menimbulkan


komplikasi setelah pengobatan. Namun pada keadaan tertentu,
dapat terjadi komplikasi yang berat. Bakterial vaginosis sering
dikaitkan dengan penyakit radang panggul (Pelvic Inflamatory
Disease/PID), dimana angka kejadian bakterial vaginosis tinggi
pada penderita PID. Pada penderita bakterial vaginosis yang
sedang hamil, dapat menimbulkan komplikasi antara lain :
kelahiran prematur, ketuban pecah dini, bayi berat lahir rendah,
dan endometritis post partum. Oleh karena itu, beberapa ahli
menyarankan agar semua wanita hamil yang sebelumnya
melahirkan bayi prematur agar memeriksakan diri untuk
screening vaginosis bakterial, walaupun tidak menunjukkan
gejala sama sekali.
Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
Identiatas
Nama : Nn. O
Umur : 20 Thn
Agama : Islam
Pendidikan: Mahasiswi
Status : Belum Kawin
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Bayangkara

Keluhan Utama
Klien menggunakan alat kelaminnya terasa gatal, perih dan keluar cairan
berlendir berwarna putih abu-abu berbau amis sejak 10 hari
Riwayat kesehatan lalu
- Tidak pernah menderita penyakit menular
- Tidak pernah menderita penyakit menurun
- Tidak pernah menderita penyakit menahun
- Tidak pernah menderita infeksi virus

Riwayat kesehatan keluarga


- Tidak pernah menderita penyakit menular
- Tidak pernah menderita penyakit menurun
- Tidak pernah menderita penyakit menahun
- Tidak pernah menderita infeksi virus
Intervensi Keperawatan

Diagnosa : Nn. O usia 20 thn dengan vaginitis


Tujuan : Agar kondisi klien membaik dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria Hasil : Ketergantungan klien tidak mengalami
ketergantungan

Intervensi
1. Jelaskan pada klien tentang kondisinya
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan alat genetalia
3. Anjurkan klien menghentikan pemakaian produk sabun
pembersih kewanitaan
4. Berikan terapi obat antibiotik
Implementasi Keperawatan
1. Membina Hub saling percaya
2. Menjelaskan pada klien tentang kondisinya
3. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan alat genetalia
4. Menganjurkan klien menghentikan pemakaian produk sabun
pembersih kewanitaan
5. Memberikan terapi obat antibiotik

Evaluasi Keperawatan
S : Ibu mengatakan mengerti yang di jelaskan perawat
O : Klien tampak menganggukkan kepala
Klien dapat menjelaskan kembali yg di jelaskan perawat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai