Anda di halaman 1dari 45

GAWAT PARU

GAWAT PARU

berbagai keadaan yang dapat menimbulkan gangguan pada


sistem pernafasan atau respirasi yang dapat mengancam
keselamatan jiwa

memerlukan pertolongan segera si penderita agar jangan


sampai jatuh ke fase gagal napas yang irreversible dan dapat
berakibat fatal
Berbagai keadaan /hal yang dapat menimbulkan
kedaruratan paru

1. Faktor dari saluran napas atau disebut akibat penyakit primer


yang mengenai sistem bronkopulmoner antara lain:
– Hemoptisis masif
– Asma Eksaserbasi berat dan PPOK eksaserbasi berat
– Pneumotoraks (ventil).
– Efusi pleura masif
– Gagal napas

2. Faktor lingkungan /faktor diluar paru /sistem pernapasan /disebut gangguan fungsi
paru sekunder terhadap organ lain:
– Aspirasi benda asing
– Inhalasi zat toksik
– Tenggelam (drowning)
– edema paru kardiogenik
– ARDS (edema paru non kardiogenik)
Observasi secara keseluruhan pada pasien
dalam keadaan emergensi

• Posisi
• Warna
• Sensorium (kesadaran)
• Kemampuan untuk berbicara
• Respiratory Effort
Sianosis

Courtesy : MES, Respiratory emergency


Pemeriksaan awal
• Airway – terbuka, stridor (-)
• Breathing – 12-20 x/menit
• Circulation – hangat, merah muda, denyut
nadi dengan tekanan per volume kuat.
• Disability – Kesadaran baik
• Vital Signs

Courtesy : MES, Respiratory emergency


KEGAWATAN PARU

1. Hemoptisis masif
2. Asma Eksaserbasi berat dan PPOK
eksaserbasi berat
3. Pneumotoraks (ventil).
4. Efusi pleura masif
5. Aspirasi Benda Asing
6. Inhalasi Zat Toksik
7. Gagal napas
I. BATUK DARAH/HEMOPTISIS
ekspektoransi darah akibat perdarahan pada saluran
napas dibawah laring, atau perdarahan yang keluar
melalui saluran napas dibawah laring

Defenisi hemoptisis masif berbeda diberbagai institusi


yaitu antara 200-1000 ml/24 jam. Kriteria yang diajukan
Busroh(1978) Sebagai berikut :

• Batuk darah sedikitnya 600 ml/24 Jam.


• Batuk darah < 600 ml/24 jam, tetapi lebih dari
250ml/jam, Hb>10g% dan masih terus berlangsung.
• Batuk darah <600ml/jam, Hb>10g% dalam 48 jam
belum berhenti
BATUK DARAH

1. Batuk darah ringan : < 25 cc/24 jam


2. Batuk darah berat : 25 – 250 cc /24 jam
3. Batuk darah masif : 250 – 1000 ml /jam
ETIOLOGI
1. Infeksi
2. Neoplasma
3. Trauma dan benda asing
4. Kelainan kardio/pulmovaskuler
5. Perdarahan Alveolar
6. Lain-lainnya seperti malformasi arteriovenosa,
katamenial, idiopatik (2-15%)

Penyebab paling utama :


1. TB paru
2. Kanker paru
3. Bronkitis
4. Bronkiektasis
BATUK DARAH MASIF

PENATALAKSANAAN

BATUK DARAH NON MASIF

TUJUAN PENATALAKSANAAN :
1. Mencegah asfiksia
2. Menghentikan perdarahan
3. Mengobati penyebab utama perdarahan
PERBEDAAN HEMOPTISIS & HEMATEMESIS
Perbedaan Hemoptisis Hematemesis
Prodromal Rasa tidak enak di tenggorokan, Mual, stomach distress
ingin batuk
Onset Darah dibatukkan dapat disertai Darah dimuntahkan, dapat
muntah disertai batuk
Penampilan Berbuih Tidak berbuih
Warna Merah segar Semuanya merah tua
Isi Lekosit, mikroorganisme Sisa-sisa makanan
makrofag hemosiderin laden

Reaksi pH Alkalis Asam


RPD Penyakit paru Peminum lakhol, ulkus peptikum,
penyakit hati
Anemia Kadang-kadang ada Sering terjadi
Feses Test Guaiac (-) Test Guaiac (+)
Batuk darah masif
• Langkah – langkah :
1. Menenangkan dan mengistirahatkan penderita
sehingga perdarahan lebih mudah berhenti
2. Menjaga jalan napas tetap terbuka
3. Resusitasi cairan cairan kristaloid atau koloid.
4. Transfusi darah Hb < 10g% dan perdarahan masif
berlangsung.
5. Laksan menghindari mengedan.
6. Manipulasi dinding dada berlebihan harus
dihindari seperti perkusi dinding dada dan
spirometri.
7. Suplementasi oksigen hipoksemia berat
Nasal kanula Masker simple

Masker reservoir
8. Bila terdapat tanda-tanda sumbatan jalan napas
perlu dilakukan pengisapan (suction)/
bronkoskopi
9. Bila perlu dengan pemasangan ETT
10. Pemberian obat hemostatik :
– Asam traneksamat iv, Vit k, Vit c
– Untuk pemeliharaan :
– Drip 2 ampul dalam DX 5% dalam 8 – 12 jam
– Asam traneksamat iv, Vit k, Vit c 3 x 1
– Sedative ringan bila pasien gelisah (luminal 3 x
15-60 mg)
11. Obat penekan refleks batuk hanya
diberikan bila terdapat batuk yang
berlebihan dan merangsang perdarahan
lebih banyak (kodein sulfat 10 – 20 mg tiap
3-4 jam)

12. Observasi batuk darah dalam 24 jam


II. ASMA DAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK (PPOK) EKSASERBASI

 serangan asma akut → sesak napas/napas pendek


batuk
mengi
rasa berat dada

 Eksaserbasi PPOK → sesak napas


batuk bertambah
produksi sputum
Sputum berubah warna
PATOFISIOLOGI ASMA
ASMA

Tanda dan Gejala


•Penggunaan otot-otot bantu pernapasan
•Retraksi interkostal terlihat pada anak-anak
•Batuk berdahak
•Sianosis
•Pulsus paradoksus
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN: derajat sesak,
frekuensi nafas, pernafasan paradoksal, kesadaran,
TTV, analisis gas darah, pneumonia
MANIFESTASI KLINIS PPOK

• Kurus
• Barrel Chest
• Mulut mencucu (Pursed lip
breathing)
• Penggunaan otot-otot bantu
pernapasan.
• Perkusi: hipersonor
• Auskultasi : suara pernapasan
melemah, ekspirasi
memanjang.

Courtesy : CIBA Collection


MANIFESTASI KLINIS PPOK

• Overweight
• Batuk
• Sputum
• Sianosis
• Edema perifer
• Perkusi : normal
• Auskultasi : Mengi, ronki
basah.

Courtesy : CIBA Collection


TERAPI ASMA & PPOK EKSASERBASI

• Oksigen : nasal kanula , simple mask, Non


rebreathing mask
• Inhalasi agonis β2 kerja singkat (Ventolin
nebules)
• Antikolinergik dikombinasi dengan agonis β2
kerja singkat Combivent nebules
• Kortikosteroid oral/injeksi
• Aminofilininjeksi pada pasien serangan berat
• Mukolitik
• Antibiotik bila ada tanda infeksi
Nebulizer
EFUSI PLEURA MASIF

 Tanda & Gejala


 Gejala napas pendek
 Batuk
 Sesak napas
 Nyeri dada pleuritik

Courtesy : Soeroso, L ; Mutiara Paru


PATOGENESIS
• Perubahan permeabilitas dari membran pleura
(misalnya, radang, keganasan, emboli paru)
• Penurunan tekanan onkotik intravaskular
(misalnya, hipoalbuminemia, sirosis)
• Peningkatan permeabilitas kapiler atau
gangguan vaskuler (misalnya, trauma,
keganasan, peradangan, infeksi, infark paru,
obat hipersensitivitas, uremia, pankreatitis).
Patogenesis
• Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam
sirkulasi sistemik dan /atau paru (misalnya, gagal
jantung kongestif, sindrom vena kava superior).
• Pengurangan tekanan dalam rongga pleura,
mencegah ekspansi paru penuh (misalnya,
atelektasis yang luas, mesothelioma)
• Penurunan drainase limfatik atau penyumbatan,
termasuk obstruksi duktus toraks atau pecah
(misalnya, keganasan, trauma)
• Peningkatan cairan peritoneal, dengan migrasi
melintasi diafragma melalui limfatik atau
cacat struktural (misalnya, sirosis, dialisis
peritoneal)
FISIS DIAGNOSIS TORAKS
• Ketinggalan bernapas pada sisi yang sakit
• Deviasi trakea kontralateral
• Fremitus melemah
• Perkusi : Beda pada sisi yg sakit
• Suara pernapasan melemah sampai menghilang
pada sisi yang sakit

TATALAKSANA
• Torakosintesis
• Pemasangan WSD
TORAKOSINTESIS (ASPIRASI/PUNCTIE)
Peralatan untuk dipersiapkan untuk aspirasi :
• Cairan lidocain sebanyak 3-4 ampul
• Spuit 10 cc 2 buah
• Three way
• Abbocath no 14
• Spuit 50 cc
• Kas steril
• Nierbekken
• Betadine
• Alkohol 95%
• Handschoen
EDEMA PARU
PENATALAKSANAAN EDEMA PARU tergantung
penyebabnya
• Diuretik : furosemid : 0.5 mg/kgBB, > 1mg/kgBB
• Nitrat : sublingual diikuti dgn nitrogliserin iv : 5-
10ug/menit atau nitropusid
• Morphine : edema paru dengan hipertensi
sistemik. 2-4 mg IV bolus.
• ACE Inhibitor mengurangi preload dan afterload
• Obat inotropic dan inodilator (dopamin 2-5
ug/kgBB) dan dobutamin (2-10 ug/kgBB)
• Digitalis jarang digunakan hanya untuk rapid
atrial fibrilasi atau atrial flutter.
• Bronkodilator tanda-tanda mengi
 
ARDS

26 – 03 – 2013 30 – 03 – 2013

Courtesy : kasus Prof Luhur Soeroso

Anda mungkin juga menyukai