Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan

Gangguan Menstruasi
Kelompok 5
Angga Kurniawan (1911010)
Friska Rezki Anugraini (1911057)
Nadia Aulia (1911098)
She Taruli Sinaga (1911148)
Yosia Mawarni Purba (1911189)
Definisi
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagi
an dalam dan darah uterus melalui liang kelamin wan
ita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung d
arah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usi
a subur dan yang sedang tidak hamil.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Menstruasi
1) Faktor hormon Hormon-hormon yang mempengaru
hi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu: FSH (Folli
cle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofi
se Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium LH (Luteinizi
ng Hormone) dihasilkan oleh Hipofise Progesteron dih
asilkan oleh ovarium
2) Faktor Enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam e
ndometrium merusak sel yang berperan dalam sintesa
protein, yang mengganggu metabolisme sehingga me
ngakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
3) Faktor vascular Mulai fase proliferasi terjadi pemb
entukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional
endometriumDengan regresi endometrium timbul st
atis dalm vena-vena serta saluran-saluran yang meng
hubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi ne
krosis dan perdarahan dengan pembentukan hemato
m, baik dari arteri maupun dari vena.
4) Faktor Prostaglandin Endometrium mengandung p
rostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endome
trium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kont
raksi myometrium sebagai suatu faktor untuk memba
tasi perdarahan pada haid.
Fisiologi menstruasi Siklus ovarium terbagi m
Usia normal bagi seorang enjadi 3 fase:
perempuan mendapatka 1. Fase Folikuler Fisiologi
n menstruasi untuk kali p
2. Fase ovulasi
ertama adalah 12 atau 13
tahun. Namun kalau sam 3. Fase Luteal
pai usia 16 tahun belum j
uga datang bulan perlu di
waspadai, mungkin ada k
elainan.
Gangguan haid dan siklusnya, khususnya d
alam masa reproduksi, dapat digolongkan
kedalam
1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya per
darahan pada haid: a. hipermenorea atau menoragia
b. hipomenorea
2. kelainan siklus: a. polimenorea b. oligomenorea c.
amenorea
3. perdarahan diluar haid: a. metroragia
4. gangguan lain yang ada hubungan dengan haid: a.
premenstrual tension (ketegangan prahaid) b. masto
dinia c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d. Dis
menorea
Jenis-jenis gangguan haid

Hypergonadotropic amenorr
Amenorea hoea
Adalah keadaan tidak dat adalah kondisi dimnana
ang haid selama 3 bulan terdapat kadar FSH dan L
berturut-turut H yang cukup untuk men
stimulasi ovarium tetapi
ovarium tidak mampu m
enghasilkan estrogen dan
progesteron.
Etiologi Amenorea
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uteru
s (endometrium), dan vagina
2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat
bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif.
3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertili
tas, stress berat.
4. kelainan kongenital
5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempu
nyai nilai gizi lebih.
- Dismenorea Primer (dismen
ore sejati, intrinsik, esensial at
aupun fungsional); adalah nye
ri haid yang terjadi sejak men
arche dan tidak terdapat kelai
nan pada alat kandungan
- Dismenorea Sekunder; terja
di pada wanita yang sebelumn
ya tidak mengalami dismenor
e. Hal ini terjadi pada kasus in
feksi, mioma submucosa, poli
p corpus uteri, endometriosis
Etiologi Dismenore Primer
psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obste
tric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); end
okrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroi
d seks, kadar vasopresin tinggi).Etiologi
Etiologi Dismenore Sekunder
terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengala
mi dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mio
ma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, ret
roflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servika
lis, adanya AKDR, tumor ovarium.Etiologi
Kasus
Nona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan men
geluh lemas letih dan lesu serta nyeri hebat ketika hai
d, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena n
yeri abdomen akan bertambah. Pasien juga mengelu
h mual, muntah dan diare.
1. Pengkajian
- Riwayat penyakit dahulu p - Pemeriksaan Fisik
asien-pasien dengan disme Pemeriksaan Abdomen : A
nore mungkin menceritaka bdomen lunak tanpa adan
n riwayat nyeri serupa yang
ya rangsangan peritoneum
timbul pada setiap siklus ha
atau suatu keadaan patolo
id. Dismenore primer biasa
nya mulai sesaat setelah m
gik yang terlokalisir.
enarche. Kadang-kadang pa Bising usus normal Pemeri
sien mengemukakan riwaya ksaan Pelvis : Pada kasus d
t kelelahan yang berlebihan ismenore Primer, pemeriks
dan ketegangan saraf. aan pelvis adalah normal.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

1 DS: Penyebab Menstruasi Nyeri Akut


timbulnya nyeri:
disminore. Nyeri Regresi korpus
dirasakan luteum
meningkat saat progesteron
aktivitas Lokasi
nyeri abdomen Miometrium
Skala nyeri 4-6 terangsang
Nyeri sering dan
terus menerus Kontraksi&disritmi
a uterus
DO: Wajah tampak
menahan nyeri Aliran darah ke
uterus

Iskemia

Nyeri haid
2 DS: Pasien Menstruasi Intoleransi Aktivitas
menyatakan mudah
lelah Pendarahan
DO: Nadi lemah (TD
90/60 mmhg) Px. Anemia
terlihat pucat Sclera/
konjungtiva anemi Kelemahan

Intoleran aktivitas

3 DS: Px. menyatakan Menstruasi Ansietas


merasa gelisah Nyeri haid
DO: Pucat Gelisah
Kurang pengetahuan
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat


menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdom
en
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Nyeri akut b.d Tujuan: Nyeri dapat 1. Beri linkungan 1. Meningkatkan
peningkatan kontraksi diadaptasi oleh pasien tenang dan kurangi istirahat dan
uterus saat Kriteria hasil: Skala rangsangan penuh meningkatkan
menstruasi nyeri 0-1 Pasien stress kemampuan koping
tampak rileks 2. Kolaborasi dengan 2. Analgesik dapat
dokter dalam menurunkan nyeri
pemberian analgesic 3. Memudahkan
3. Ajarkan strategi relaksasi, terapi non
relaksasi (misalnya farmakologi
nafas berirama tambahan
lambat, nafas dalam, 4. Penggunaan
bimbingan imajinasi 4. persepsi sendiri atau
Evaluasi dan dukung prilaku untuk
mekanisme koping px menghilangkan nyeri
5. Kompres hangat dapat membantu
mengatasinya lebih
efektif
5. Mengurangi rasa
nyeri dan
memperlancar aliran
darah
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Intoleran aktivitas b.d Tujuan: Pasien dapat 1. Beri lingkungan 1. Menghemat energ
kelemahan akibat nyeri beraktivitas seperti tenang dan perode untuk aktivitas istirah
abdomen semula Kriteria hasil: 2. Tingkatkan aktivitas tanpa gangguan,
Pasien dapat secara bertahap dorong istirahat
mengidentifikasi faktor 3. Berikan bantuan sebelum makan
faktor yang sesuai kebutuhan dan 2. Tirah baring lama
memperberat dan regenerasi seluler/ dapat menurunkan
memperingan intoleran penyembuhan jaringan kemampuan
aktivitas Pasien mampu 3. Menurunkan
beraktivitas penggunaan energi d
membantu
keseimbangan suppl
dan kebutuhan oksig
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Ansietas b.d Tujuan: Pasien bisa 1. Libatkan pasien/ 1. Keterlibatan akan
ketidaktahuan kembali Kriteria hasil: orang terdekat dalam membantu pasien
penyebab nyeri Pasien menyatakan rencana perawatan merasa stres
abdomen kesadaran perasaan 2. Berikan lingkungan berkurang,memungkin
ansietas Pasien tenang dan istirahat kan energi untuk
menunjukkan 3. Bantu pasien untuk ditujukan pada
relaksasi Pasien mengidentifikasi/ penyembuhan
menunjukkan perilaku memerlukan perilaku 2. Memindahkan
untuk menangani koping yang pasien dari stress luar
stres digunakan pada masa meningkatkan
lalu relaksasi; membantu
4. Bantu pasien menurunkan ansietas
belajar mekanisme 3. Perilaku yang
koping baru, misalnya berhasil dapat
teknik mengatasi stres dikuatkan pada
penerimaan masalah
stress saat ini,
meningkatkan rasa
control diri pasien
4. Belajar cara baru
untuk mengatasi
masalah dapat
membantu dalam
menurunkan stress
dan ansietas
4. Implementasi
Dx Waktu Implementasi Evaluasi

1 20 Maret 2021 - melakukan strategi S: nyeri berkurang


09.00 relaksasi Nafas dalam O : pasientampak
- melakukan kompres rileks
hangat A: masalah belum
teratasi
P intervensi di
lanjutkan
2 20 Maret 2021 -melakukanaktivitas S :pasien mulai bisa
10.00 secara bertahap beraktivitas
- membentu O:pasienmampumem
kliensesuai bedakan mana
kebutuhan aktivitas yg mampu
untuk dilakukan
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan

3 20 Maret 2021 - membentu klien S: klien mengerti


11.00 mengidentifikasi penyebab nyeri
penyebab nyeri O: klien tidak gelisah
- mengajarkan pada A: masalah teratasi
klien teknik P: intervensi di
mengatasi stress berhentikan
Terimakasih 😊

Anda mungkin juga menyukai