Andi, laki-laki, usia 30 tahun bekerja sebagai pengamen datng ke Poliklinik THT dengan keluhan suara serak
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya batuk dan pilek. Andi juga mengeluh tenggorokannya
sakit dan terasa kering sejak 2 bulan yang lalu. Andi menyangkal adanya riwayat pengobatan intensif selama 6
bulan. Andi memiliki kebiasaan merokok dari sejak kelas 1 SMP 1-2 bungkus/hari. Saat ini Andi datang dengan
keadaan sudah tidak demam, tetapi suara serak dan tenggorokan sakit masih dirasakan. Riwayat asma
disangkal, tidak ada anggota keluarga Andi yang memiliki riwayat penyakit yang sama.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: Baik, Kesadaran: Compos Mentis, tanda vital tekanan
darah: 110/70 mmHg, Frekuensi nadi: 82x/menit, Pernafasan: 22x/menit, Suhu: Afebris, Pemeriksaan status
lokalis didapatkan cavum oris mukosa lembab lidah normal, gigi geligi normal, uvula tenang, ditengah pilarsimetris
+/+ halitosis(-), tonsil mukosa besar kripta detritus perlengketan hiperemis (-/-) T1, tidak melebar, Faring mukosa
granula post nasal drip hiperemis(-) (-), Laring: Epiglotis kartilago arytenoid, plika vestibularis, plika vokalis, plika
aryepiglotika, Rima glotis trakea Bentuk normal, hiperemis, edema (+), putih, massa (-), hiperemis (+) Massa (-),
tidak ada deviasi trakea (-), Dokter akan menganjurkan pemeriksaan penunjang berupa foto leher AP.
Bagaimana Anda menjelaskan kondisi Andi?
TERMINOLOGI
Halitosis Bau tidak sedap dan membandel pada napas yang
diembuskan atau disebut juga bau mulut
Uvula Tidak ada tanda inflamasi di uvula
tenang
Uvula Disebut juga uvula palatine, merupakan daging kecil
bagian dari faring yang terletak di dorsal dari soft
palate
6.Apakah terdapat hubungan pekerjaan Andi sebagai pengamen dengan keluhan yang dia rasakan?
Jawab:
Pengamen yang sering berada di jalanan terkena paparan asap, sering merokok dan usia yang tidak
muda meningkatkan resiko terkena laryngitis.
7.Berapa saja tingkatan-tingkatan suhu tubuh?
Jawab:
1. Hipotermi <25 C
2. Subnormal <35 C
3. Normal 35,5-37 C
4 Pireksia 37 – 39,5 C
5. Hiperpireksia > 39,5 C
8.Bagaimana mendiagnosis laryngitis?
Jawab:
-Anamnesis pasien
-Pemeriksaan fisik fokus ke laring, lihat gejala-gejala yang muncul di laring apakah sesuai dengan gejala
laryngitis atau tidak
-Pemeriksaan penunjang (Pem. dahak dan ingus, laringoskopi, endoskopi, mengambil sampel jaringan
untuk dicek di laboratorium, pemeriksaan rongga mulut dan orofaring)
9.Apa saja faktor resiko dari laryngitis?
Jawab:
-Infeksi saluran napas (misalnya flu)
-Paparan oleh bahan iritan (misalnya bahan kimia atau asap rokok)
-Menggunakan suara secara berlebihan
-Memiliki penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti autoimun dan HIV atau AIDS
-Menjalani pengobatan kemoterapi dan konsumsi obat-obatan kortikosteroid secara jangka panjang—
-Vaksinasi tidak lengkap
-Malnutrisi
-Refluks laringofaringeal
-Bronkitis
-Pneumonia
-Trauma
10.Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan pada pasien?
Jawab:
-Laringoskopi indirect, pada kasus akut dibantu dengan agen anestesi local berupa spray xylocaine 4-10%
-Laringoskopi fiberoptik
-Rigid laringoskopi
-Pemeriksaan radiologi
-Pemeriksaan laboratorium
Acquired Kongenital
Etiologi, Patofisiologi,
Manifestasi Klinis
dan Patogenesis
Tatalaksana Komprehensif
(Farmakologi dan Nonfarmakologi)