Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
DISUSUN OLEH :

1. ANGEL PRICILIA (8801200038)


2. ANISA MA’MUNATU ROUDOH
(8801200031)
3. HAIDIR MUHAMMAD
(8801200014)
4. NURAENI (8801200037)
5. TASYA ARTYASVATI (8801200029)
6. YUNITA EMILIA (8801200033)
DEFINISI KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
● Menurut Stuart G.W, Komunikasi Terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara
konselor dan klien melalui hubungan ini, konselor dan klien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
● Menurut Suryani di kutip oleh Etik Anjar Fitriarti, Komunikasi terapeutik adalah
kemampuan atau keterampilan konselor untuk membantu klien beradaptasi terhadap
stress, mengatasi gangguan psikologis, serta belajar bagaimana berhubungan dengan
orang lain.
● Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan
terencana dalam mempelajari kliennya (Keltner, Schwecke, dan Bostrom, dalam Potter
& Perry, 2005)
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam rangka membina hubungan
antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi dengan stress, mengatasi gangguan psikologis,
sehingga dapat melegakan serta membuat pasien merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat
proses kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan titik
tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.
TUJUAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

Realisasi diri, penerimaan Identitas diri yang jelas


diri dan rasa hormat dan rasa integritas diri
01 terhadap diri sendiri 02 yang tinggi.

Peningkatan fungsi dan


Kemampuan untuk membina
kemampuan untuk

03 memuaskan kebutuhan serta 04 hubungan interpersonal


yang intim.
mencapai tujuan personal
yang realistis
FUNGSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Menyampaikan Pengertian Memvalidasi Persepsi

Memberi Umpan Balik Mengklarifikasi

Membantu proses Mempertahankan fokus


penyembuhan yang spesifik
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

IKHLAS HANGAT
EMPATI

Semua perasaan negatif yang


dimiliki oleh pasien dapat Berusaha untuk memahami atau Kehangatan yang diberikan
diterima. merasakan apa yang dirasakan kepada pasien diharapkan dapat
Pendekatan tenaga kesehatan oleh pasien. memberikan dan mewujudkan
dengan verbal maupun non Obyektif dalam memberikan harapannya tanpa rasa takut,
verbal akan memberikan penilaian terhadap kondisi pasien sehingga pasien bisa
bantuan kepada pasien untuk dan tidak berlebihan mengekspresikan perasaannya
mengkomunikasikan segala Akan membantu untuk lebih mendalam.
sesuatunya secara tepat. memberikan pelayanan kepada Mendorong keinginan pasien
pasien. untuk sembuh.
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Fase Prainteraksi
Prainteraksi dimulai sebelum kontrak pertama dengan klien. Tahap ini
merupakan tahap persiapan perawat sebelum bertemu dan
berkomunikasi dengan pasien. Perawat mengumpulkan data tentang
klien, mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri dan membuat
rencana pertemuan dengan klien.

Fase Orientasi
Fase ini dimulai ketika perawat bertemu dengan klien untuk
pertama kalinya. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien
minta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan
perawat klien. Untuk dapat membina hubungan saling percaya
dengan pasien, perawat harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas,
menerima pasien, menghargai pasien dan mampu menepati janji
kepada pasien. Selain itu perawat harus merumuskan suatu
kontrak bersama dengan pasien. Kontrak yang harus dirumuskan
dan disetujui bersama adalah tempat, waktu dan topik pertemuan.
Fase Kerja
Pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan
adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan
keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik, melakukan
kegiatan sesuai rencana. Interaksi yang memuaskan akan menciptakan
situasi/suasana yang meningkatkan integritas klien dengan meminimalisasi
ketakutan, ketidakpercayaan, kecemasan dan tekanan pada klien.

Fase Terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi terapeutik kegiatan yang dilakukan oleh perawat
adalah menyimpulkan hasil wawancara, tindak lanjut dengan klien, melakukan kontrak
(waktu, tempat dan topik), mengakhiri wawancara dengan cara yang baik. Tahap terminasi
dibagi menjadi 2, yaitu:

● Terminasi Sementara. Terminasi sementara merupakan akhir dari pertemuan perawat


dengan pasien, akan tetapi masih ada pertemuan lainnya yang akan dilakukan pada waktu
yang telah disepakati bersama.

● Terminasi Akhir. Pada terminasi akhir perawat telah menyelesaikan proses keperawatan
secara menyeluruh.
Contoh Komunikasi Terapeutik

1. Tahap Pra Interaksi


Sebelum berjumpa dengan pasien sebaik nya perawat mengetahui terlebih dahulu
berbagai hal diantaranya: Indentitas, alamat, pekerjaan dan penyakit yang saat ini
sedang diderita oleh pasien, sehingga perawat pada tahap ini secara tidak langsung
sudah berkenalan dengan pasien.
Diketahui identitas pasien
• Atas nama Ibu Y
• Umur 23 Tahun
• Dengan alamat di Jalan Mawar nomo 5
• Dengan pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah : 150/90 mmhg
Suhu : 37,5 C
Pernapasan : 20 kali/menit
Denyut Nadi : 70 kali/menit
• Dengan keluhan
Merasa pusing dan lemas
2. Tahap Orientasi
Pada tahap ini perawat sudah datang dan bertatap langsung dengan pasien
dengan melihat kondisinya secara langsung. Fase ini disebut juga dengan fase
perkenalan. Adapun contoh dialognya adalah sebagai berikut :

Perawat : Selamat pagi Ibu


Pasien : Pagi Sus
Perawat : Perkenalkan saya Perawat A, Apa benar ini dengan Ibu Y umur 23 tahun dan
beralamat di Jalan Mawar no 5?
Pasien : Iya Benar Sus
Perawat : Baik Ibu saya disini yang akan memeriksa Ibu pagi hari menggantikan piket
nya Perawat N yang biasa memeriksa Ibu (senyum lalu bertanya).
Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
Pasien : Oh iya Sus, keadaan saya hari ini udah sedikit mendingan dari yang kemarin
Sus
Perawat : Alhamdulilah Ibu, berarti itu tanda nya ibu akan segera pulih kembali

Pada tahap ini walaupun kita telah mengetahui nama pasien akan tetapi agar lebih
dekat sebaiknya kita kembali menanyakan nama pasien, inilah titik awal kerja sama
antar perawat dengan pasien.
3. Tahap Kerja
Pada tahap ini perawat sudah datang dan bertatap langsung dengan pasien dengan
melihat kondisinya secara langsung. Pada tahap ini sudah masuk pada rencana apa
yang akan kita berikan sebagai seorang perawat.
Perawat : Apakah saya bisa memulai memeriksakan keadaan Ibu?
Pasien : Bisa, silahkan Sus
Perawat : Saya akan memulai dengan memeriksa tekanan darah Ibu terlebih dahulu,
bisa kah ibu mengulurkan tangan sebelah kanan Ibu?
Pasien : Baik Sus, bisa
Perawat : Tekanan darah ibu saat ini 120/80 MmHg, lebih baik dari kemarin yang saya
lihat di catatan darah Ibu 150/90 MmHg
Pasien : Oh iya Sus, akan tetapi saya masih merasakan kepala saya sampai saat ini
masih pusing seperti berputar-putar. Apakah itu tak mengapa ?
Perawat : Tidak mengapa Ibu itu adalah hal yang wajar akan tetapi seiring dengan
waktu rasa pusing yang ibu rasakan akan perlahan–lahan hilang.
Pasien : Apakah sebaik nya itu tidak diberikan obat saja oleh dokter Sus?
Perawat : Tidak perlu di berikan obat Ibu karena ditakutkan jika ibu banyak
mengonsumsi obat bukan cepat sembuh akan tetapi lebih memperparah kesehatan Ibu
Pasien : Baik Sus, Jika begitu terima kasih atas sarannya
Perawat : Iya Sama-sama Ibu
4. Tahap Terminasi

Tahapan Ini merupakan akhir dari pertemuan, dimana seorang perawat


harus berpisah dengan seorang pasien.
Perawat : Apakah ada yang masih Ibu tanyakan ?
Pasien : Tidak Sus
Perawat : Baiklah Ibu. Jika ibu sudah tidak ingin bertanya lagi maka
saya izin permisi ya ibu, nanti saya akan melihat
perkembangaan Ibu kembali
Pasien : Baik Sus
Perawat : Permisi ya Ibu, selamat pagi
Pasien : Selamat pagi juga Sus
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai