Anda di halaman 1dari 12

Pemeriksaan Ekstra Oral

 Tipe kepala
 Tipe muka
 Tipe profil
 Bentuk muka / kepala
 Tonus bibir atas
 Tonus bibir bawah
Tipe Kepala
• Macam – macam tipe kepala  Indeks kepala
1. Dolicocephalic ( X – 75,9 )
2. Mesocephalic ( 76,0 – 80,9 )
3. Brachycephalic ( 81,0 – X )
• Indeks kepala = Lebar kepala (B) (Jarak bizigomatik supra mastoideus)
X 100
Panjang kepala (A) ( Jarak glabella – occipital)
Tipe Muka
• Macam – macam tipe muka  Indeks muka
1. Hypereuryprosopic ( X – 79,9 )
2. Euryprosopic ( 80,0 – 84,9 )
3. Mesopresopic ( 85,0 – 89,9 )
4. Leptoprosopic ( 90,0 – 94,9 )
5. Hyperleptoprosopic ( 95,0 – X )
• Indeks kepala = Tinggi muka (A) (Jarak Nation - Gnation)
X 100
Lebar muka (B) ( Jarak bizigomatik)
Tipe Profil
• Macam – macam tipe profil  Menarik garis imaginer yang menghubungkan
antara Glabella – Lip contour – Symphisis
Cekung
Apabila Symphisis lebih ke-anterior dibandingkan Glabella dan Lip contour
Lurus
Apabila Glabella - Lip contour - Symphisis berada dalam satu garis lurus.
Cembung
Apabila Symphisis lebih ke-posterior dibandingkan Glabella dan Lip contour .
Bentuk Muka / Kepala
• Proporsional wajah dilakukan dengan operator
berada di depan pasien dan pasien duduk tegak
menghadap depan sejajar garis lantai, kemudian
operator memberi 4 titik teraan pada wajah pasien,
tepatnya pada hairline, glabella, subnasal, dan
menton. Dari titik tersebut terbentuk 3 daerah,
yaitu 1/3 tinggi wajah atas, 1/3 tengah, dan 1/3
bawah. Pengukuran proporsional wajah ini akan
memberikan gambaran mengenai kelainan yang
diderita pasien.
1. Jika sepertiga wajah bawah lebih pendek, maka
kemungkinan pasien mengalami deep bite.
2. Jika sepertiga wajah bawah lebih tinggi, maka
kemungkinan pasien mengalami open bite.
Tonus Bibir
• Bila bibir cukup panjang untuk dapat mencapai kontak bibir atas tanpa kontraksi
otot pada saat madibula dalam keadaan istirahat disebut bibir yang competent.
Bila diperlukan kontraksi otot untuk mencapai kontak bibir atas dan bawah saat
pada saat mandibula dalam keadaan istirahat dinamakan bibir yang Incompetent
Pemeriksaan Intra Oral
 Kebersihan mulut
 Jaringan mukosa mulut
 Frenulum labii superior
 Frenulum labii inferior
 Lidah
 Palatum
 Fonetik
 Garis tengah geligi atas
 Garis tengah geligi bawah
 Keadaan gigi geligi
Kebersihan Mulut
Oral hygiene yang terjaga dengan baik merupakan indikator perhatian pasien
terhadap giginya serta dapat diharapkan adanya kerjasama antara dokter dengan
pasien. Perawatan ortodontik tidak boleh dimulai bila oral hygiene pasien tidak baik
sebab bila oral hygiene jelek, pemakaian peranti akan memperparah keadaan oral
hygiene pasien, dan juga belum tentu ada kerjasama yang baik dengan pasien
dapat ditetapkan dengan Indeks OHIS

OHI-S dilakukan dengan mengukur daerah permukaan gigi yang tertutup oleh debris dan kalkulus
dengan menjumlahkan Debris Index Simplified (DI-S) dan Calculus Index Simplified (CI-S). Kriteria
penilaian OHI-S yaitu :
Pemeriksaan Mukosa Mulut
• Menarik bibir keluar, ke atas, dan ke bawah untuk memeriksa keadaan
mukosa labial
• Menarik pipi untuk memeriksa keadaan mukosa bukal
• Dapat juga menggunakan retraktor pipi untuk menarik bibir, mukosa
labial dan bukal sehingga memperluas lapangan pandang
• Mukosa dilihat apakah normal / inflamasi / hypertrophy / kelainan
lainnya
Pemeriksaan Frenulum Labii Superior dan Inferior
• Pemeriksaan frenulum dilakukan untuk mengetahui posisi perlekatannya
(insersio) pada marginal gingiva serta ketebalannya, apakah akan mengganggu
pengucapan kata-kata tertentu dan apakah akan mengganggu pemakaian plat
ortodontik yang akan dipasang
• Blanche test dilakukan untuk mengetahui apakah spacing pada insisivus sentralis
rahang atas disebabkan oleh adanya jaringan lunak dari frenulum labii superior
yang meluas sampai daerah palatal. Hasil dari tes ini adalah bahwa frenulum labii
superior yang terlalu tinggi merupakan penyebab spacing anterior
Daftar Pustaka
• Staley RN, Reske NT. Essentials of Orthodontics: Diagnosis and Treatment. Oxford: Wiley-Blackwell. 2011
• Devi, L. S. dkk. 2017. Panduan Kerja Panduan Kerja Pemeriksaan Intra Oral dan Extra Oral Penderita Maloklusi. Bagian
Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
• Rahardjo Pambudi. 2011. Diagnosis Ortodontik. Surabaya: Airlanggan University Press

Anda mungkin juga menyukai