Anda di halaman 1dari 21

Khasus dengan dugaan

kekerasan pada anak


Ade Saragih
102016253
Skenario 4

• Seorang perempuan 25 th datang ke IGD dengan membawa anaknya 2


th yang tidak sadarkan diri. Dokter jaga segera melakukan pemeriksaan
terhadap anak tersebut dan anak tersebut sudah meninggal dunia. Pada
saat pemeriksaan tubuh anak tersebut, dokter menemukan banyak luka-
luka memar di dada, paha, bokong dengan warna merah, biru, dan hijau.
Dokter juga menemukan beberapa jaringan parut berbentuk bulat pada
kepala, paha, bokong, pipi, dan lengan. Ibu korban mengaku bahwa
korban terjatu d kamar mandi saat akan dimandikan dan kepalanya
terbentur lantai. Dokter merasa kematian anak tersebut tidak wajar. Dan
melaporkan khasus tersebut ke pihak kepolosian. Mayat anak tersebut
dikirim ke ins forensik untuk dilakukan pemeriksaan.
Indentifikasi
• Seorang perempuan 25 tahun
datang ke IGD. Membawa istilah • Seorang ibu di
anaknya 2 tahun yang tidak curigai melakukan
sadarkan diri dan dinyatakan
sudah meninggal dengan tidak kekerasan
wajar •- terhadap anak.

Rumusan
masalah hipotesis
Aspek
medikolegal
Aspek identifikasi
korban
pembuatan serta
penyampaian
laporan hasil
pemeriks

RM Pemeriksaan
medis forensik

Kesimpulan tentang
sebab mati

Interpretasi
Pengambilan bahan temuan
sampel untuk
pemeriksaan lab
Hasil autopsi
 Ditemukan luka memar pada kepala, dada, bokong dan paha.

Terdapat perdarahan di selaput meningeal

Ditemukan jaringan parut terdapat luka yang sudah lama

Memar pada batang otak

Organ-organ lain dalam batas normal


Aspek hukum dan medikolegal

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2014 tentang


perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak
yang masih di dalam kandungan dan perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 68 tahun 2013


Kekerasan terhadap Anak (KtA) adalah semua bentuk tindakan/perlakuan yang
menyakitkan secara fisik, psikis, seksual atau penelantaran yang mengakibatkan atau
dapat mengakibatkan cedera/kerugian nyata terhadap kesehatan, kelangsungan hidup,
tumbuh kembang atau martabat anak
Aspek hukum dan medikolegal
Kekrasan pada anak
• Kekerasan fisik = mengakibatkan cedera fisik
• Kekeran psikis = mengakibatkan gangguan kesehatan atau
perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial
• Kekerasan seksual = pelibatan anak dalam kegiatan
seksual dimana ia sendiri tidak memahami atau tidak mampu
memberi persetujuan yang ditandai dengan adanya aktivitas
seksual anak dengan orang dewasa/anak lain
• Penelantaran = kegagalan dalam menyediakan kebutuhan
tumbuh kembang anak yang bukan disebabkan karena
keterbatasan sumber daya
Aspek hukum dan medikolegal
• Dalam Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2014 pasal 67 A-J telah tercantum larangan-larangan
yang terkait dengan kasus kekerasan terhadap anak

pasal 76 C yang berbunyi setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan atau
turut serta melakukan kekerasan terhadap anak, dan

• dikatakan bahwa orang yang melanggar pasal 76 C dipidana dengan pidana penjara
Pasal 80 (1) paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak 72 juta rupiah

• jika anak luka berat maka pidana penjara menjadi 5 tahun dengan denda paling
Pasal 80 (2) banyak 100 juta rupiah.

• Jika anak mati maka pidana penjara menjadi 15 tahun dengan denda paling banyak 3
Pasal 80 (3) miliar rupiah.

• Apabila yang melakukan adalah orangtuanya maka pidana ditambah sepertiga dari
Tambahan ketentuan (1), (2) dan (3).
Pemeriksaan thanatologi
• Dalam thanatologi
Mati klinis dikenal beberapa istilah tentang mati:
• terjadi akibat terhentinya sistem penunjang kehidupan (saraf pusat, kardiovaskular
dan pernapasan) yang menetap

yaitu mati somatis (mati klinis) mati suri, mati seluler, mati
serebral dan mati batang otak
• terhentinya sistem kehidupan yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana, dengan alat

Mati suri kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa sistem penunjang kehidupannya masih
berfungsi (sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan
tenggelam)

Mati seluler • kematian organ/jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian klinis.
Karena daya tahan hidup masing-masing organ/jaringan berbeda

Mati serebral • kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang otak dan serebelum
sedangkan sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan
alat

• bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuron intrakranial yang ireversibel
Mati batang otak termasuk batang otak dan serebelum. Dengan matinya batang otak dapat
dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi
Tanda pasti kematian
Lebam mayat (livor mortis)
• eritrosit akan menempati tempat paling bawah
akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula,
membentuk bercak warna merah ungu
• Lebam mayat mulai tampak 20-30 menit pasca
kematian,
• 8-12 jam lebam mayat masih hilang pada penekanan
dan dapat berpindah apabila posisi mayat diubah.
• Pada lebam bila daerah tersebut diiris dan disiram
dengan air maka warna merah darah akan
hilang/pudar sedangkan pada kasus dengan resapan
darah akibat trauma tidak menghilang.
Tanda pasti kematian
Kaku mayat (rigor mortis)
• pemecahan cadangan glikogen otot yang
menghasilkan energi, Selama masih ada ATP,
serabut aktin dan miosin akan tetap lentur.
• Jika cadangan glikogen habis maka aktin dan
miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.
• Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah
mati klinis dimulai dari bagian luar tubuh (otot-
otot kecil) kearah dalam
• Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi
lengkap, dipertahankan selama 12 jam kemudian
menghilang dengan urutan yang sama
Tanda pasti kematian

Penurunan suhu tubuh (algor mortis)


• terjadi karena proses pemindahan panas dari
suatu benda ke benda yang dingin. Kecepatan
penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, aliran dan kelembaban udara,
bentuk tubuh, posisi tubuh dan pakaian
• Penurunan suhu akan lebih cepat pada suhu
lingkungan yang rendah, lingkungan berangin
dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,
posisi terlentang, tidak berpakaian/pakaian
tipis dan pada umumnya orang tua serta anak
kecil.
Pembusukan
• adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Autolisis
adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril

• Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut
kanan bawah (daerah sekum). kehijauan disebabkan oleh terbentuknya sulf-met-
hemoglobin

• Selanjutnya kulit ari akan terkelupas/membentuk gelembung berisi cairan kemerahan


berbau busuk

• Gas menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh

• rambut menjadi mudah dicabut, kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan berwarna
ungu kehijauan, kelopak mata bengkak, pipi bengkak, bibir tebal, lidah bengkak dan sering
terjulur diantara gigi

• Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata (36-48 jam pasca
mati).
Pengamblan sampel laboratorium
• Pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium baiknya mengambil
bahan yang masih dalam keadaan segar dan lengkap pada waktu autopsi

Darah tepi sebanyak Urin diambil semua


Darah jantung kanan
30-50 ml, diambil dari yang ada di kandung
dan kiri masing-masing
vena iliaka komunis, kemih, begitu juga
50 ml
bukan vena porta bilasan lambung

Usus beserta isinya Semua hati harus


Kedua ginjal harus
apabila kematian diambil setelah
diambil karena penting
terjadi dalam waktu disisihkan untuk
pada keadaan
beberapa jam setelah pemeriksaan patologi
intoksikasi logam
menelan racun anatomi
Laporan hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan memuat semua hasil pemeriksaan terhadap barang bukti yang
ditulis secara sistematik, jelas dan dapat dimengerti oleh orang yang tidak berlatar
belakang pendidikan kedokteran

Terbagi menjadi pemeriksaan luar, autopsi/pemeriksaan dalam serta pemeriksaan


lab dan pemeriksaan pendukung lainnya

deskripsi luka secara umum perlu ditentukan koordinat X (jarak pusat luka dari garis
pertengahan badan) dan Y (jarak pusat luka diatas/dibawah dari suatu patokan
organ tubuh), perlu juga untuk diketahui jenis lukanya

menentukan ukuran memar dengan mengukur panjang kali lebar/diameter luka, ada
bengkak/tidak.
Interpretasi temuan
• pada laporan hasil terdapat tanda kekerasan berupa luka memar dan
jaringan parut yang berbentuk bulat.

• Pada saat timbul, memar akan berwarna merah kemudian berubah


menjadi ungu atau hitam, setelah 4 – 5 hari akan berubah menjadi warna
hijau yang nantinya akan berubah menjadi kuning dalam 7-10 hari dan
akhirnya menghilang 14-15 hari

• Hasil = Luka memar yang ditemukan pada pasien memiliki warna yang
berbeda-beda, yang mengindikasikan bahwa luka memar tersebut tidak
didapatkan pada waktu yang bersamaan
Interpretasi temuan
• jaringan parut yang berbentuk bulat pada kepala, paha, bokong, pipi dan
lengan

• Jaringan parut merupakan bentuk dari penyembuhan luka yang lama,


sehingga ditemukannya jaringan parut menunjukkan bahwa terdapat
luka lama pada pasien.

• Dari hasil pemeriksaan dalam/autopsi didapatkan perdarahan diatas


selaput meningen dan memar pada batang otak yang terjadi akibat
trauma/benturan pada kepala.
VISUM et REPERTUM

Struktur Penulisan
1. Pembukaan:
Keterangan tertulis yang dibuat oleh
2. Bagian pendahuluan
dokter, berisi temuan dan pendapat
3. Bagian pemberitaan
berdasarkan keilmuannya tentang hasil
4. Bagian kesimpulan
pemeriksaan medis terhadap manusia
5. Bagian penutup
atau bagian dari tubuh manusia, baik
hidup maupun mati, atas permintaan
tertulis (resmi) dan penyidik yang
berwenang (atau hakim untuk visum et
repertum psikiatrik) yang dibuat atas
sumpah atau dikuatkan dengan
sumpah untuk kepentingan peradilan
Kesimpulan
• Pada bagian kesimpulan dituliskan kesimpulan pemeriksa atas seluruh hasil
pemeriksaan dengan berdasarkan keilmuan/keahliannya

Pada pemeriksaan mayat anak berusia 2 tahun di temukan luka memar


pada dada, paha, bokong akibat kekerasan tumpul dan jaringan parut
berbentuk bulat pada kepala, paha, bokong, pipi dan lengan yang
menandakan adanya bekas luka lama.
Sebab mati adalah benturan pada kepala/trauma kapitis dengan
mekanisme kematian yaitu perdarahan diatas meningen dan lebam pada
batang otak oleh karena itu, cara kematian anak pada kasus ini
merupakan kematian tidak wajar
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
No. ..../TU.RS........../XV/20....
Lampiran : Satu sampul Tersegel
Perihal : Hasil Pemeriksaan Pembedahan atas Jenazah X
PRO JUSTICIA
Visum Et Repertum
Yang bertandatangan di bawah ini, dr……., dokter pada Rumah Sakit UKRIDA, atas permintaan dari Kepolisian Sektor Kebon Jeruk dengan suratnya nomor ......... Sek......., tertanggal ............., maka
dengan ini menerangkan bahwa pada tangal ………., pukul ..................... Waktu Indonesia bagian ........., bertempat di RS .........., telah melakukan pemeriksaan korban dengan nomor
registrasi ......... yang menurut surat tersebut adalah :
Nama : X
Umur : 2 tahun-----------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : laki-laki -------------------------------------------------------------------------
Warga Negara : Indonesia------------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan: ------------------------------------------------------------------------------------
Alamat : -----------------------------------------------------------------------------------
Pemeriksaan Luar
Ditemukan luka memar pada kepala, dada, bokong, dan paha
Ditemukan jaringan parut berbentuk bulat pada kepala, paha, bokong, pipi, dan lengan
Pemeriksaan Dalam
Terdapat perdarahan di selaput meningeal
Memar pada batang otak
Organ-organ lain dalam batas normal
Kesimpulan:
pada skenario ini adalah bahwa pada mayat anak ini ditemukan luka memar pada dada, paha, bokong akibat kekerasan tumpul dan jaringan parut berbentuk bulat pada kepala, paha, bokong,
pipi dan lengan yang menandakan adanya bekas luka lama. Sebab mati orang ini adalah benturan pada kepala/trauma kapitis dengan mekanisme kematian yaitu perdarahan diatas meningen dan
lebam pada batang otak oleh karena itu, cara kematian anak pada kasus ini merupakan kematian tidak wajar.
Dokter Pemeriksa,
dr………..

Anda mungkin juga menyukai