Rumusan
masalah hipotesis
Aspek
medikolegal
Aspek identifikasi
korban
pembuatan serta
penyampaian
laporan hasil
pemeriks
RM Pemeriksaan
medis forensik
Kesimpulan tentang
sebab mati
Interpretasi
Pengambilan bahan temuan
sampel untuk
pemeriksaan lab
Hasil autopsi
Ditemukan luka memar pada kepala, dada, bokong dan paha.
pasal 76 C yang berbunyi setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan atau
turut serta melakukan kekerasan terhadap anak, dan
• dikatakan bahwa orang yang melanggar pasal 76 C dipidana dengan pidana penjara
Pasal 80 (1) paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak 72 juta rupiah
• jika anak luka berat maka pidana penjara menjadi 5 tahun dengan denda paling
Pasal 80 (2) banyak 100 juta rupiah.
• Jika anak mati maka pidana penjara menjadi 15 tahun dengan denda paling banyak 3
Pasal 80 (3) miliar rupiah.
• Apabila yang melakukan adalah orangtuanya maka pidana ditambah sepertiga dari
Tambahan ketentuan (1), (2) dan (3).
Pemeriksaan thanatologi
• Dalam thanatologi
Mati klinis dikenal beberapa istilah tentang mati:
• terjadi akibat terhentinya sistem penunjang kehidupan (saraf pusat, kardiovaskular
dan pernapasan) yang menetap
yaitu mati somatis (mati klinis) mati suri, mati seluler, mati
serebral dan mati batang otak
• terhentinya sistem kehidupan yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana, dengan alat
Mati suri kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa sistem penunjang kehidupannya masih
berfungsi (sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan
tenggelam)
Mati seluler • kematian organ/jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian klinis.
Karena daya tahan hidup masing-masing organ/jaringan berbeda
Mati serebral • kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang otak dan serebelum
sedangkan sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan
alat
• bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuron intrakranial yang ireversibel
Mati batang otak termasuk batang otak dan serebelum. Dengan matinya batang otak dapat
dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi
Tanda pasti kematian
Lebam mayat (livor mortis)
• eritrosit akan menempati tempat paling bawah
akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula,
membentuk bercak warna merah ungu
• Lebam mayat mulai tampak 20-30 menit pasca
kematian,
• 8-12 jam lebam mayat masih hilang pada penekanan
dan dapat berpindah apabila posisi mayat diubah.
• Pada lebam bila daerah tersebut diiris dan disiram
dengan air maka warna merah darah akan
hilang/pudar sedangkan pada kasus dengan resapan
darah akibat trauma tidak menghilang.
Tanda pasti kematian
Kaku mayat (rigor mortis)
• pemecahan cadangan glikogen otot yang
menghasilkan energi, Selama masih ada ATP,
serabut aktin dan miosin akan tetap lentur.
• Jika cadangan glikogen habis maka aktin dan
miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.
• Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah
mati klinis dimulai dari bagian luar tubuh (otot-
otot kecil) kearah dalam
• Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi
lengkap, dipertahankan selama 12 jam kemudian
menghilang dengan urutan yang sama
Tanda pasti kematian
• Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut
kanan bawah (daerah sekum). kehijauan disebabkan oleh terbentuknya sulf-met-
hemoglobin
• rambut menjadi mudah dicabut, kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan berwarna
ungu kehijauan, kelopak mata bengkak, pipi bengkak, bibir tebal, lidah bengkak dan sering
terjulur diantara gigi
• Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata (36-48 jam pasca
mati).
Pengamblan sampel laboratorium
• Pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium baiknya mengambil
bahan yang masih dalam keadaan segar dan lengkap pada waktu autopsi
deskripsi luka secara umum perlu ditentukan koordinat X (jarak pusat luka dari garis
pertengahan badan) dan Y (jarak pusat luka diatas/dibawah dari suatu patokan
organ tubuh), perlu juga untuk diketahui jenis lukanya
menentukan ukuran memar dengan mengukur panjang kali lebar/diameter luka, ada
bengkak/tidak.
Interpretasi temuan
• pada laporan hasil terdapat tanda kekerasan berupa luka memar dan
jaringan parut yang berbentuk bulat.
• Hasil = Luka memar yang ditemukan pada pasien memiliki warna yang
berbeda-beda, yang mengindikasikan bahwa luka memar tersebut tidak
didapatkan pada waktu yang bersamaan
Interpretasi temuan
• jaringan parut yang berbentuk bulat pada kepala, paha, bokong, pipi dan
lengan
Struktur Penulisan
1. Pembukaan:
Keterangan tertulis yang dibuat oleh
2. Bagian pendahuluan
dokter, berisi temuan dan pendapat
3. Bagian pemberitaan
berdasarkan keilmuannya tentang hasil
4. Bagian kesimpulan
pemeriksaan medis terhadap manusia
5. Bagian penutup
atau bagian dari tubuh manusia, baik
hidup maupun mati, atas permintaan
tertulis (resmi) dan penyidik yang
berwenang (atau hakim untuk visum et
repertum psikiatrik) yang dibuat atas
sumpah atau dikuatkan dengan
sumpah untuk kepentingan peradilan
Kesimpulan
• Pada bagian kesimpulan dituliskan kesimpulan pemeriksa atas seluruh hasil
pemeriksaan dengan berdasarkan keilmuan/keahliannya