Anda di halaman 1dari 103

Kegawatdaruratan

Neonatal
Oleh :
dr. Kadek Apik Lestari, Sp. A
Divisi Neonatologi IKA
RSUD Provinsi NTB
Selamat Siang..... Mari fokus
Pendahuluan
Kegawatan Neonatus
• Dijumpai saat lahir atau dlm
masa perawatan
• Pengenalan dini kegawatan pada
bayi risti
• Bila tatalaksana tdk adekuat
meningkatkan angka morbiditas
dan mortalitas
Tiga besar penyebab kematian Neonatus WHO
2012

Prematuritas Asfiksia Sepsis


WHO,cause of child mortality,2000-2012
Pendahuluan
Penilaian cepat TANDA
BAHAYA
Manajemen segera

Bayi Penilaian lanjut

• Seorang bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah


serius
• Satu tanda bahaya tidak terdeteksi akan berkelanjutan
pada kegawatan yang lain
• Nilailah secepat mungkin bayi dengan tanda kegawatan
Penilaian cepat

Letakkan bayi pada permukaan yang hangat & cahaya cukup

• PERIKSA TANDA BAHAYA :

Megap megap (merintih) / tidak bernapas / RR < 20


kali/mnt
Perdarahan
kejang
Syok ( pucat, dingin, HR > 180 x/mnt
penurunan kesadaran
Manajemen segera

• Pasang jalur intravena dan beri cairan kristaloid IV 10 ml/kgbb dlm


½ - 1 jam
• Lakukan manajemen segera
MANAJEMEN SEGERA
Tanda bahaya Manajemen segera
Megap-megap - Resusitasi
perdarahan - Hentikan perdarahan yang tampak
- Beri vit K1 1 mg im
- Ambil contoh darah dan periksa golongan
darah
- Lakukan manjemen umum perdarahan
syok - - jika perdarahan sebagai penyebab: beri
cairan kristaloid 10 ml/kgbb selama 10 menit
bila masih berlanjut ulangi
- Beri transfusi darah gol O resus negatif
- Infus glukosa 10 % dosis rumatan
- Beri oxigen, hangatkan, bila stabil lengkapi
penilaian lanjut
MANAJEMEN SEGERA
jika bukan perdarahan
- Naikkan kecepatan infus cairan 20
ml/kgbb/jam dlm 1 jam pertama
- Hangatkan bayo
- Cari tanda sepsis, terapi bila positip
- Lengkapi penilaian setelah stabil
kejang - Atasi kejang dengan fenobarbital iv 20
mg/kgbb pelan selama 5 menit
- Pasang jalur iv rumatan
- Jaga saluran napas, oksigenasi
- Periksa kadar gula darah
- Bila GDS < 45 mg/l atasi sesuai
hipoglikemia
- Lakukan penilaian lanjut
Tidak sadar - Pasang jalur iv utk cairan rumatan
- Jaga saluran napas, berikan oksigenasi
- Lakukan manajemen lanjut tidak sadar
Resusitasi Neonatus
FILOSOFI PENANGANAN BBL (PREMATUR)

HOW TO MAKE THE BABY BREATH?

HOW TO MAKE THE BABY GROWTH?


HOW TO MAKE THE BABY BREATH:

1.Transisi/adaptasi janin
ke kehidupan bayi
2.Kegawatan pernapasan
3.Kegawatan sirkulasi
The First Golden Hour
• Masa 1 jam Pertama yg
sangat kritis pada
neonatus
• Tatalaksana yg tepat oleh
tenaga yg kompeten
menentukan prognosis
kehidupan neontus di
masa mendatang
CRIB (Clinical Risk Index for Babies) Score 15

• Memprediksi kematian dan kesakitan bayi premature yg dirujuk

• UG < 28 minggu
• BBL < 1100
• CRIB Score > 11
---------------------> risiko kematian sangat signifikan
1
transisi/adaptasi janin
ke kehidupan bayi
FASE TRANSISI SISTEM RESPIRASI-SIRKULASI
JANIN  NEONATUS
FASE TRANSISI SISTEM RESPIRASI-SIRKULASI
JANIN  NEONATUS
FASE TRANSISI SISTEM RESPIRASI-
SIRKULASI
JANIN  NEONATUS
DUCTUS
ARTERIOSUS

FORAMEN
OVALE

DUCTUS
VENOSUS
• Tidak semua bayi baru lahir melewati fase transisi dgn
sempurna, terutama bayi prematur, bayi dgn kelainan
kongenital yg berat
• Resusitasi yg adekuat dapat mencegah kematian dan
kecacatan pada bayi
• Intervensi pasca natal oleh tenaga yg terampil dapat
menurunkan kematian neonatal 6-42%
Kegawatan Neonatus
• Kegawatan Napas BBL
• Metabolik : Hipoglikemi, Hipotermi, icterus
berat
• Hematologik :Perdarahan
• Saraf Pusat : Kejang
• Saluran cerna : muntah diare
Penyebab kegawatan napas pada Neonatus
terkait dgn organ paru

Gawat napas pada neonatus bisa dijumpai pada BBL


dgn
• Riwayat aspirasi mekoneum
• Riwayat partus lama
• Lahir sungsang, tali pusat menumbung
• Lahis SC
• Pneumonia
• Hipertensi pulmonal
• pneumothorak
Kegawatan napas pada Neonatus

• Distres pernapasan, masalah tersering pd neonatus,


terutama bayi kurang bulan, semakin muda usia gestasi
semakin besar risiko gawat napas

• Definisi : suatu keadaan yg ditandai oleh adanya takipneu,


aktifitas otot pernapasan,NCH,merintih,stridor, kadang
sampai sianosis serta apneu
Gangguan Napas pada Neonatus

Gejala distres
pernapasan Neonatus,
bila ditemukan >= 2
gejala tersebut
Kriteria Downe Score
Interprestasi bayi sesak dengan Downe
Score
Karakteristik 0 1 2

Frekuensi napas <60 kali per menit 60-80 kali per menit >80 kali per menit atau apneu

Retraksi dada Tidak ada Ringan Berat

Sianosis Tidak ada Hilang dengan terapi oksigen Menetap walaupun diberi
terapi oksigen

Masuknya udara Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara masuk

Merintih Tidak ada Terdengar dengan stetoskop Terdengar tanpa stetoskop


Interprestasi bayi sesak dengan
Downe Score
Skor < 4 Distres pernapasan ringan

 Perlu Nasal CPAP, dengan pemantauan FiO2

Skor 4 – 5 Distres pernapasan moderat

 perlu Nasal CPAP / NIPPV(Nasal Intermittent Positive


Pressure Ventilation)

Skor > 6 Distres pernapasan berat


( diperlukan analisis gas darah )
 Coba dulu NIPPV  pertimbangkan intubasi
Penunjang diagnosis

• Pengukuran Saturasi Oksigen (SpO2)


• Foto dada
• Analisis gas darah (AGD)

Jika ada gejala takipneu tanpa disertai peningkatan


PaCO2, kemungkinan masalahnya bukan dr pulmonal,
mis PJB, asidosis metabolik dan kerusakan otak
Sesak napas pada bayi baru lahir

• Penyakit Membran Hialin


• Pneumonia neonatal akibat sepsis
• Transient tachipnea of the newborn
• Sindrom aspirasi Mekonium
• Displasia Bronkopulmonal atau penyakit paru kronis
• Hipertensi pulmonal persisten

Dapat terjadi sendiri atau memperberat penyakit lainnya


Penyakit Membran Hilain (PMH)

• Hyaline Membrane Disease /HMD


• Respiratory Distress Syndrome /RDS
Kelainan paru krn defisiensi surfactan
terutama pada Bayi kurang bulan (BKB),
manifestasi tjd krn gabungan beberapa
kelainan spt atelektasis edema paru dan
kerusakan sel
Penyakit Membran Hilain (PMH)
Kejadian PMH :
• Bayi prematur <28 mgg : 65%
• Bayi prematur 28-<34 mgg : 33%
• Bayi prematur >34 mgg :< 5%
• Sering pada bayi<1500 g yg belum mendapat steroid
antenatal
(pemberian steroid antenatal 24-48 jam sebelum lahir
menurunkan sampai 30% PMH
Penumonia Neonatal

• Infeksi berat pada pernapasan yg disebabkan oleh kuman


terutama bakteri, inflamasi jaringan paru, kerusakan
saluran pernapasan, perembesan protein ke dalam alveoli
serta jaringan intersitiil dan menyebabkan defisiensi –
disfungsi surfactan
• Biasanya muncul 1-2 hari PP
Pneumonia Neonatal

• Gangguan napas dari


sedang hingga berat, diikuti
dgn gejala sepsis
• Foto Thorak :gambaran
bilateral infiltrat
• Antibiotika adalah terapi
definitif
33

HMD gr 2 (setelah 3 hari


HMD gr 4 ventilator
Transient tachypnea of the newborn

• TTNB
• Kelainan jaringan parenkim paru yaitu edema, karena
terganggunya reabsorpsi cairan pada alveoli paru saat BBL.
Gangguan penyerapan cairan paru ini menyebabkan
penurunan fungsi paru dan peningkatan resistensi saluran
pernapasan.
• Gejala umumnya membaik dalam 3-5hari
• Terapi sportif CPAP
Transient tachypnea of the newborn

• Gambaran radiologis :
• Difusse parenchymal infiltrates atau
• Wet silhouette di parakardial atau
• Akumulasi cairan di interlobus
Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM)

• MAS : meconium aspiration syndrome (MAS)


• Biasanya pada bayi lebih bulan, gawat janin, fetus mulai
bernapas, mekonium teraspirasi saat sebelum,selama
atau segera stl lahir.
• Mekonium yg teraspirasi menyebabkan obstruksi sal
pernapasan kecil serta pneumonitis mekanik shg tjd
atelektasis dan ballvalve dgn hasil akhir air trapping
ataupun air leak
Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM)

• Kejadian SAM : 15% persalianan


• Timbul segera /beberapa saat setelah
lahir
• Berisiko menjadi PPHN
• Penghisapan trakea segera bila bayi
lahir dgn amnion bercampur mekonium
dan tidak bugar
Pneumothoraks

• Pneumothoraks
Kelainan yg disebabkan oleh tekanan berlebihan yg diterima
alveoli selama tindakan resusitasi
 Spontan, akibat infeksi, SAM, deformitas paru, baro trauma
ventilasi
Kejadian: asymptomatic pneumothoraks :1 %.
Pneumothoraks spontan 1-2% pada BCB, 6% pada BKB
Pneumothoraks
• Pneumothoraks ringan dpt hilang
sendiri
• Pneomothoraks berat : bayi
tambah sesak, suara hilang
sebagian pd lokasi pneumothoraks
• Pemeriksaan Transiluminasi
• Thoraks Foto paru salah satu
lobus kolaps, dan pergeseran
mediastinum
• Aspirasi jarum lanjut WSD
Hernia Diafragmatika Kongenital (HDK)

HDK
 herniasi abdomen ke rongga thoraks, paru tidak
mengembang shg tjd gangguan ventilasi (gangguan
embrional usia gestasi 8 minggu)
 Bisa dideteksi sejak dlm kandungan dgn USG
 dicurigai bila bayi sesak dgn abdomen yg terlihat datar
Hernia Diafragmatika Kongenital (HDK)

• Muncul 6 – 24 jam stl lahir


• HDK berat bila sesak sejak lahir jantung bergeser ke arah
dada sehat
• Suara napas melemah, perut skapoid/cekung
• Bila dijumpai di ruang bersalin, wajib diintubasi, jangan
diventilasi dgn bag to mask ventilation, herniasi bisa
bertambah serta barotrauma, didekompresi dgn OGT
(10F), sedasi minimal
Thoraks foto :gambaran organ abdomen di rongga dada
Respiratory distress

Pre Term Term

< 6 hrs old > 6 hrs old < 6 hrs old > 6 hrs old

TTNB
Pneumonia
HMD Pneumonia MAS/PPHN
Polycythaemi
Pneumonia CHD Asphyxia a
Lung anomaly Pulmonary Lung CHD
shock haemorhage Anomaly

Algoritme Ggn napas neonates Sumber Mathai SS


Tatalaksana The First Golden Hour

Diperkenalkan th 2010
Konsepnya adalah
• Resusitasi dilakukan oleh tim
• Termoregulasi
• Tatalaksana saluran napas dgn gentle
• Stabilisasi dan transportasi
BANTUAN PERNAPASAN NEONATUS
KONDISI I II

USAHA NAPAS Merintih Apnea/gasping

TAKIPNEA + -

RETRAKSI + -

BANTUAN NAPAS
CPAP VTP
PEEP 7 Dada mengembang
max.8
FiO2 disesuaikan
Bantuan Napas

Secara garis besar dibagi


2

• Non Invasive
• invasive
Kanul Nasal (nasal cannule/nc)

• Suplementasi oksigen yg diberikan nc tergantung pada kecepatan


aliran (flowrate), ukuran kanul, serta derajat kebocoran.

• Low Flow Nasal Cannule (LFNC) :0,5-2L/mnt, tanpa humidifikasi

• Humidified High Flow Nasal Cannule (HHFNC): aliran udara yg


sdh dihangatkan dan dilembabkan, > 2L/mnt
Continu Positive Airway Pressure CPAP

• Alat bantu napas non invasive yg memberikan tekanan


positif pd akhir ekspirasi, ada komponen PEEP positive
end expiratory pressure
• Mekanisme kerja : membuka alveoli mencegah kolapsnya
alveolidgn mempertahankan functional residual capacity,
mencegah apneu, work of breathing dan cedera paru
(lung injury)
Continu Positive Airway Pressure CPAP

• Secara klinis pemberian CPAP terbukti menurunkan


kebutuhan intubasi, ventilasi mekanik
• Pemberian CPAP sejak dari ruang bersalin khususnya pada
bayi premature, terbukti mencegah kejadian Penyakit
paru kronis (CLD), mengurangi lama rawat
• Beberapa indikasi : BBLASR, bayi dgn distress napas, apnu
post operatif (PJB,gastroschizis, omfalokel dll), SAM, PDA,
pneumonia, laringotrakeomalasia
EARLY CPAP IN THE DELIVERY ROOM
Pemberian CPAP dari OK kontainer 52
Head box 5
L/menit  PEEP 3

O2 Nasal  PEEP lebih


kecil

Kurang
dianjurkan
MENGUPAYAKAN KONDISI BAYI :
Warm
Pink
Sweet
“Secepatnya dalam kurun waktu 1 jam”
Rujukkan bayi dari KLU dgn CPAP 55
Kegawatan Metabolik:
Hipoglikemi
• Hipoglikemi : abnormalitas metabolik paling sering padi bayi
• Penelitian di Katmandu (576 BCB menunjukan 41% hipoglikemi
ringan, 11% hipoglikemi sedang
• Mortalitas : neonatus hipoglikemi 45,2%
• Bayi berisiko :
• Prematur / BBLR 15%
• Bayi besar >= 4000 g 8%
• Bayi sakit / tidak mendapatkan ASI 30%
Bayi dengan Risiko Hipoglikemia

Faktor ibu :
1. Pemberian infus glukosa intrapartum
2. Pemberian obat :
Terbutalin, Ritodrin, Propanolol Oral hypoglycaemic agents
3. Diabetes yang tidak terkontrol
4. Asfiksia perinatal (pH arteri umbilikus<7,20)
…lanj. Bayi dengan Risiko …

Berhubungan dengan faktor neonatus :

• Idiopatik atau adaptasi yang gagal


• Asfiksia
• Infeksi
• Hipotermia
• Polisitemia
• Hidrops fetalis, eritroblastosis fetalis
…lanj. Bayi dengan Risiko …

• Prematur
• Gangguan perkembangan intrauterin
• Gangguan endokrin
• Inborn errors of metabolism
Gejala Hipoglikemi

Neurogenik Neuroglikopenik
• Gemetar • Letargi
• Takikardi • Gelisah

• Lapar • Poor feeding


• Kejang
• Pucat
• Sianosis
• hipotermi • Takipneu
• Episodik apneu
• High pitched cry
• Floppiness
• eyerolling
Hipoglikemia
Simptomatik
Tanda dan Gejala Hipoglikemia

• Perubahan kesadaran : iritabel, apatis, letargi, stupor, koma


• Apnea, cyanotic spells
• Toleransi minum yang tidak baik
• Hipotermia, keringatan
• Hipotonia, tremor, kejang
• Takipnea, bradikardi

Cornblath M, et al, Pediatrics 200;105:1141-5


Gejala Hipoglikemia
63
• Jitteriness
• Iritabilitas
• Hipotonia, letargi
• High-pitched cry, tangisan lemah
• Hipotermia
• Refleks isap lemah/koordinasi
• Takipnea
• Sianosis
• Apnea
stabilisasi • Kejang
Terapi

• Tujuan mempertahankan glukosa plasma 70mg/dl


• Bila bayi KU tidak baik (simptomatik)
• kadar GD< 50mg/dl diberi glukosa IV dgn dosis 200mg/kg (2ml/kg
dex10%) pertahankan GIR 4-6 mg/kg/mn
• Bila asimptomatik: bolus glukosa IV
• Usia <2jam : bila GDS <30 mg/dl
• Usia 2-24 jam : bila GDS <40mg/dl, bila tetap <50
dipertimbangkan di infus
Kejang pada Neonatus

Kejang merupakan gangguan sepintas fungsi otak yang


bermanifestasi sebagai cedera episodic pada
kesadaran yang berkaitan dengan kegiatan motorik
atau otonom.
Kejang Neonatus
Tetanus neonatorum
Penyebab Kejang Yang Paling Sering

• HIE
• Infeksi (TORCH, meningitis, septisemia)
• Hipoglikemia, hipokalsemia, hypomagnesemia
• Perdarahan CNS (intraventricular, subdural,
trauma, dll.)
Penyebab Kejang Yang Jarang

 Kelainan bawaan otak


 Kelainan metabolisme bawaan
 Gejala penghentian obat pada ibu (heroin,
barbiturat, metadon, kokain, dll.)
 Kernikterus
 Ketergantungan Pyridoxine (B6), dan
hyponatremia
Penyebab Kejang

Biasanya ada lebih dari


satu penyebab utama
Diagnosis Kejang

Lakukan anamnesis riwayat ibu dan


riwayat obstetri
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Utama
 Glukosa darah
 Kalsium dan magnesium darah
 Pemeriksaan darah lengkap, deferensiasi
leukosit dan platelet
 Elektrolit
 Gas darah arteri
 Analisis dan kultur cairan cerebro spinal
 Kultur darah
Pemeriksaan Laboratorium (lanj.)
 TORCH titer, kadar amonia, USG kepala dan asam
amino dalam urine.
 EEG
Normal pada sekitar 1/3 kasus
 USG kepala
Untuk perdarahan dan luka parut
 CT
Untuk mendiagnosis malformasi dan perdarahan otak
Penatalaksanaan Kejang
Tujuan penatalaksanaan
• Mencapai homeostasis sistemik (jalan
nafas, pernafasan dan sirkulasi).
• Mengoreksi penyebab utamanya, jika
mungkin.
Penatalaksanaan Medis Untuk Kejang

10% larutan dextrose (2cc/kg IV) secara


empiris kepada BBL yang sedang
mengalami kejang.
kalsium glukonat (200mg/kg IV), jika
dicurigai adanya hipokalsemia.
Obat anti kejang
Penatalaksanaan Medis Untuk Kejang

Waspada untuk menatalaksana


kejang jenis apapun
Menghentikan Kejang Dengan Anti
Kejang
Obat Dosis Keterangan Efek Samping
Pheno- •Dosis awal: 10 - 20 • Merupakan obat • Hipotensi
barbital mg/kg.tambahkan 5 pilihan. • Apnea
mg/kg sampai • Berikan secara IV
maksimal 40 mg/kg selama 5 mnt .
•Pemeliharaan: 3-5 • Tingkat Terapeutik: 20- •
Pantau status
mg/kg/hari bagi 40 g/ml. pernafasan
dalam beberapa • Berikan IM, IV, atau selama
dosis dan berikan
PO setiap 12 jam. pemberian dan
setiap 12 jam .
• Mulai terapi 12 jam periksa tempat
setelah dosis awal. masuknya infus.
Menghentikan Kejang Dengan Anti Kejang
Untuk perawatan status epileptikus

Obat Dosis Keterangan Efek Samping


Benzo- • Lorazepam: • Berikan sec. IV. • Gawat nafas,
diazepin 0.05 – 0.1 • Ulangi setiap 15 • Menghambat
mg/kg menit untuk 2-3 dosis pengikatan
• Diazepam: 0.1 – jika perlu. bilirubin
0.3 mg/kg/dosis. • Dosis maksimal terhadap
adalah 2-5 mg. albumin
• Bisa diberikan sekali
sebagai dosis PO
sebesar 0,1-0,3
mg/kg.
Penatalaksanaan Kejang Secara Medis

• 0,2 ml/kg atau 2ml Eq/kg Magnesium sulfat 50%


• Pada ketergantungan pyridoxine, berikan 50 mg pyridoxine
IV untuk terapi. Kejang akan berhenti dalam beberapa menit
• Antibiotika diberikan jika dicurigai adanya sepsis
Waktu Penghentian Obat Anti Kejang /
OAE

• Tidak ada pedoman praktek yang spesifik untuk


waktu penghentian obat-obat tersebut, tapi:

• Menghentikan OAE dua minggu setelah kejang terakhir


bisa dilakukan karena pengobatan berkepanjangan
bisa berpengaruh buruk pada perkembangan otak.
Waktu Penghentian Obat Anti Kejang /
OAE (lanj.)

• Penghentian OAE sebelum dipulangkan


umumnya direkomendasikan kecuali neonatus
menunjukkan lesi otak yang signifikan pada
hasil USG kepala atau CT, atau tanda
neurologis abnormal pada saat keluar dari unit
ini.
Prognosis
• Prognosis terbaik dengan: • Hipokalsemia
• Ketergantungan Pyridoxine
• Perdarahan subarachnoid

Prognosis lebih buruk dengan: • Hipoglikemia


• Anoksia
• Malformasi otak

Sekuelae: • Malformasi otak 15-20%


• Retardasi mental
• Cerebral palsy
Perdarahan
• Perdarahan akibat devisiensi Vit K (PDVK)
atau HDN Haemoraghik disease of Newborn

• Perdarahan ok trombositopeni (NAIT)


HDN
• Permasalahan pada HDN adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka
kematian 10-50% yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2
minggu sampai 6 bulan
• angka kecacatan 30-50%.
• Data dari FK UI RSCM 1990-2000 menunjukkan terdapatnya 21 kasus HDN,
17 kasus (81%) mengalami komplikasi
perdarahan intrakranial dengan angka
kematian 19%.
(Catatan Medik IKA-RSCM, tahun 2000).
Faktor risiko HDN

Ibu hami konsumsi obat-obatan g mengganggu metabolisme


vit K seperti, obat antikoagulan oral (warfarin); obat-obat
antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin); obat-
obat antituberkulosis (INH, rifampicin)

Sintesis vit K yg kurang oleh bakteri usus (pemakaian


antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan); gangguan
fungsi hati (kolestasis)
Faktor risiko HDN (lanjutan)

Asupan vitamin K kurang dapat terjadi pada bayi yang


mendapat ASI eksklusif

Asupan vitamin K yang kurang juga disebabkan sindrom


malabsorpsi dan diare kronik.
Klasifikasi
• HDN dini :
• Terjadi dalam 24 jam kehidupan
 HDN Klasik
 Terjadi antara hari 1-7

• HDN Lanjut
• Terjadi setelah usia 1minggu
Klinis
•Perdarahan tali pusat
•Pucat
•Kejang
•UUB membonjol
Tatalaksana
• Vit K1 1-2 Mg IM

• Perdarahan aktif siapkan transfuse FFP dan


PRC
NAIT Neonatal AlloImmune
Thrombocytopenie

• NAIT penyebab trombositopeni tersering pada


neonatus
• Jumlah PLT ibu normal
• Penyebab ICH perdarahan intracranial, kematian
• Klinis : perdarahan kulit
• Lab PLT<30.000/mm3
• Serologi antibody platelet
Tatalaksana NAIT
• Tindakan segera
• Transfusi TC
• IVIG (immunoglobulin)
• Pemeriksaan :
• USG intracranial
• CT Scan kepala
TRANSPOR PADA BAYI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KANGGURU

• Pada kondisi lingkungan (cuaca dingin,


angin kencang, dataran tinggi, jarak jauh)
dan fasilitas kurang memadai, upaya
mengendalikan suhu neonatus selama
proses transportasi dapat dilakukan dengan
perawatan metode kangguru
STABLE

• Sugar : Pastikan kadar GD bayi >= 50 mg/Dl, terutama pada


bayi BBLR/preterm, BMK, bayi sakit
• Temperature : ukur suhu tubuh axilla, pertahankan suhu
normal 36,5- 37,50 C
• Airway : Pastikan jalan napas terbuka, bernapas nyaman,
tidak ada (merintih, sianosis, retraksi) bantu t-piece
resucitator
STABLE

• Blood Pressure : Pastikan laju denyut jantung 120-160


x/mnt, CRT < 3 detik, perabaan nadi kuat, Bila perlu
pasang IV perifer umbilikal atau perifer
• Laboratorium work: DL, GDS, Gol Da
• Emotional Support : Sampaikan informasi dan rencana
tatalaksana thd bayi kepada keluarga dgn adekuat
TRANSPORT BAYI SAKIT

• Pastikan bayi Stable


• Gunakan metoda Kangguru menjamin bayi tetap hangat di
perjalanan
• Gunakan t- piece resucitator pada bayi yg mengalami distress
napas
• Pastikan infus terpasang bila asupan bayi kurang baik
• Siapkan tim BAKSOKU, Bidan, Alat resusitasi sederhana, surat,
Obat, Keluarga dan Uang
….METODE KANGGURU
TRANSPOR PADA BAYI DENGAN METODE KANGGURU DAN DIPASANG
CPAP
Kesimpulan

• Angka kejadian gawat napas pd BBL, terutama PMH pd


prematur cendrung menurun seiring meningkatnya antenatal
steroid
• Kegawatan napas bukan PMH masih cukup banyak yg butuh
pertolongan segera
• Penggunaan CPAP dini perlu digalakkan upaya menekan
morbiditas dan mortalitas
• Kegawatan BBL lain yg harus diwaspadai adalah hipoglikemi,
kejang dan perdarahan (HDN)

Anda mungkin juga menyukai