Anda di halaman 1dari 48

KONSEP DASAR DAN

PERSPEKTIF KEPERAWATAN
ANAK & IMUNISASI
Hasyim As’ari,S.Kep.Ns.
M.Ked.
PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK
KESEHATAN ANAK
Kesehatan merupakan fenomena kompleks
Indikator : Mortalitas & Morbiditas
PENTING :
– Kel. usia risti terhadap gangguan/penyakit ttt
– Kemajuan pengobatan dan pencegahan
– Bidang khusus konseling kesehatan
FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK
KEPERAWATAN ANAK
Konsisten dengan pengertian keperawatan
TUJUAN DAN MANFAAT
– Pencapaian derajat kesehatan yang tinggi bagi
anak sebagai satu bagian dari sistem pelayanan
kesehatan di keluarga.
– Meningkatkan kepuasaan anak dan keluarga
– Mengurangi fragmentasi pemberian asuhan
KUNCI FILOSOFI KEPERAWATAN
ANAK
FAMILY CENTERED CARE
- Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan
dan individu mendukung, menghargai dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam
memberikan asuhan terhadap anak (Johson,
1989).
- Konsep dasar Family Center Care
- Enabling : melibatkan keluarga
- Empowering : pengambil keputusan
ATRAUMATIC CARE
- Tujuan utama : “DO NO HARM” yaitu :
a. Mencegah/mengurangi anak berpisah dari
orang tua
b. Perlindungan
c. Mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri
PRIMARY NURSING
- Mendukung pelaksanaan askep anak
- Menjadikan asuhan yang konsisten dan berfokus
pada keluarga sebagai komponen integral pada
perencanaan dan pelaksanaan.

CASE MANAGEMENT
Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara
biaya dan kualitas
MODEL KONSEPTUAL /
PARADIGMA
KEPERAWATAN ANAK

Lingkungan

Anak Keluarga

Keperawatan Kesehatan
STANDAR KEPERAWATAN
ANAK
Membantu anak & klg mencapai &
mempertahankan tingkat kesehatan yg optimal
Membantu klg mencapai & mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan pertumbuhan
personal anggota klg & fungsi optimal dari klg
Melakukan intervensi pada anak & klg yg
mempunyai resiko terserang penyakit
Meningkatkan kondisi lingkungan agar terbebas
dari bahaya sehingga dapat tumbuh & berkembang
secara optimal
Menanggulangi perubahan status kesehatan &
terjadinya pergeseran perkembangan yg optimal
Memberikan intervensi & terapi yg sesuai utk tetap
mampu melangsungkan hidup & sembuh dari
penyakit
Membantu klien & keluarga memahami, mengatasi
situasi traumatik selama sakit.
PRINSIP PERAWATAN
ANAK
Perawat tidak boleh mengabaikan ketrampilan &
pengetahuan orang tua anak
Perawat tidak boleh mengabaikan kepercayaan
anak
Perawat harus selalu memperhatikan keadaan
kesehatan mental, spiritual dan fisiknya sendiri
Perawat juga tidak boleh mengabaikan
kemampuannya sendiri untuk mengubah sesuatu
menjadi lebih baik
PERAN KELUARGA DALAM
KEPERAWATAN ANAK
KELUARGA
Suatu sistem terbuka :
terdapat sub / komponen, memiliki tujuan/fungsi,
interrelasi dan interdependensi, dipengaruhi oleh
system luar

PERAN KELUARGA DALAM KEPERAWATAN


ANAK
FUNGSI KELUARGA
Merawat fisik anak
Mendidik anak untuk menyesuaikan dengan kultur
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak secara
sikologis/emosional
ELEMEN KUNCI FAMILY- CENTERED
CARE
Mengenal bahwa keluarga bersifat menetap pada kehidupan
anak, sedangkan personil dan sistem pelayanan berfluktuasi
Memfasilitasi kolaborasi orang tua dan perawat pada semua
tingkat asuhan
Menghormati keanekaragaman ras, budaya, dan sosio ekonomi
dalam keluarga
Mengenali kekuatan keluarga dan perorangan serta
menghormati perbedaan
Mendorong dan memfasilitasi dukungan keluarga dan jaringan
kerja
Mengerti dan memasukkan kebutuhan perkembangan bayi,
anak, remaja dan keluarga dalam sistem asuhan.
Menerapkan sistem asuhan yang dpt dilaksanakan secara
fleksibel
PERAN PERAWAT ANAK
Family advocacy/caring
Disease prevention/Health promotion
Health education
Support/counseling
Therapeutic role
Coordination/Collaboration
Research
Health care planning
TREND ISSUE KEPERAWATAN
ANAK
Pergeseran pelayanan kesehatan utama
a. Pengobatan penyakit
b. Promosi kesehatan
c. Pengembangan peran
Biaya perawatan di RS meningkat, perlu pengembangan
model pelayanan keperawatan di rumah dan di PHC.
Perkembangan IPTEK akan mempengaruhi peran perawat
anak
Perubahan Demografi : semakin meningkatnya jumlah
penduduk (anak) pelaksanaan askep anak semakin
meningkat khususnya kualitas asuhan yang diberikan.
Perawat anak harus selalu berupaya mengembangkan diri
melalui pendidikan berlanjut
Hasyim As’ari,S.Kep.Ns.M.Ked.
IMUNISASI
Upaya dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan ( imunitas ) pada bayi atau anak
sehingga terhindar dari penyakit ( DepKes,
2000 ).
Macam imunitas/kekebalan :
a. Pasif adalah tubuh tidak membentuk imun,
tetapi menerima imun
b. Aktif adalah tubuh yang membentuk
kekebalan sendiri
Immunologi
IMUNISASI DASAR PADA
ANAK
BCG
HEPATITIS B
DPT
POLIO
CAMPAK
Jenis Imunisasi
VAKSIN : BCG
SIFAT VAKSIN : MENGURANGI RESIKO TBC
BERAT
EFEK PROTEKSI : 8-12 MINGGU STL IMUNISASI
CARA PEMBERIAN : IC ( intra cutan )
1. ANAK : 0,1 ml
2. BBL : 0.05 ml
WAKTU PEMBERIAN :
1 . ANAK : TES MANTOUX (-)
2. BAYI : < 2 BULAN
CARA KERJA FAKSIN :
MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH THD INF
BASIL YG VIRULEN
IMUNITAS TIMBUL STL 8 MINGGU
IMUNITAS BISA TDK LENGKAP
EFEK SAMPING :
1. REAKSI PEMBENGKAKAN KECIL
2. KEMERAHAN,
3. ABSES
4. SCAR
KONTRA INDIKASI : UJI MANTOUX (+),
IMMUNODEFISIENSI, GIZI BURUK, DEMAM TINGGI,
INFEKSI KULIT YG LUAS, RIWAYAT TB, KEHAMILAN
CARA MENYIMPAN VAKSIN
1. PD SUHU 2-80C
2. TDK DLM KEADAAN BEKU
3. TDK KENA SINAR MTH LANGSUNG
4. EXP STL 8 JAM PENGENCERAN

Penyakit di cegah : TUBERKULOSIS


PENYEBAB : M. TB, M. BOVIS
JARINGAN YG DISERANG : PARU, SELAPUT OTAK,
TULANG dan KELENJAR SUPERFISIAL
HEPATITIS B
PENYEBAB : VIRUS HEP.B
PENULARAN : PERENTERAL, SEXUAL, ASI dan
TRANSPLASENTAL

VAKSIN : HEP.B
CARA PEMBERIAN : IM
JADUAL PEMBERIAN :
1. VAKSINASI PRIMER 3 KALI, rentang : I-II : 1-2 bln
dan II – III : 4-5 bulan
2. BOOSTER 5 THN KMD
3. DIANJURKAN TES ANTI HBs 3 BLN
PASCA SUNTIKAN TERAKHIR
EFEK SAMPING ;
1. NYERI SENDI / OTOT
2. BENGKAK
3. PANAS
4. MUAL
5. ANAFILAKSIS
KONTRA INDIKASI : IBU HAMIL
CARA PENYIMPANAN VAKSIN :
1. SUHU 0-80C
2. WAKTU MAX 10 BULAN
DPT
PENYEBAB :
1. D : CORYNE BACTERIUM DIPHTERIAE
2. P : BORDETELLA PERTUSIS
3. T : CLONTRIDIUM TETANI
VAKSIN : KOMBINASI DPT
CARA PEMBERIAN VAKSIN : IM 0,5 ml
JADUAL PEMBERIAN :
1. DPT I : 2-4 BLN
2. DPT II : 3-5 BLN
3. DPT III : 4-6 BLN
4. DPT IV : 1 THN STL DPT III
5. DPT V : ANAK MASUK SEKOLAH
CARA PENYIMPANAN VAKSIN
PD SUHU 0-80C
EFEK SAMPING : DEMAM TINGGI, REWEL,
KEMERAHAN DAERAH INVASI, NYERI-----2 HARI
KONTRA INDIKASI : ENSEFALOPATI
POLIOMIELITIS
PENYEBAB : VIRUS POLIO
JADUAL PEMBERIAN :
1. POLIO I : 0 BLN
2. POLIO II : 2 BLN
3. POLIO III : 3 BLN
4. POLIO IV : 4 BLN
CARA PEMBERIAN : ORAL 2 TETES
CARA KERJA :
VAKSIN AKAN MASUK KE DLM SAL PENCERNAAN
DAN MEMACU PEMBENTUKAN ANTIBODY BAIK DI
DLM DARAH MAUPUN PD EPITELIUM USUS, SHG
TJD PERTAHANAN LOKAL THD POLIO YG MASUK
EFEK SAMPING :
1. PUSING
2. DIARE RINGAN
3. SAKIT PD OTOT
KONTRAINDIKASI : DEMAM, MUNTAH/DIARE,
KONSUMSI OBAT IMUNOSUPRESIF, RADIASI
UMUM, KEGANASAN dan PEND HIV
CARA PENYIMPANAN
1. TERTUTUP : SUHU 2-80C
2. BEKU : -200C
CAMPAK
PENYEBAB : VIRUS CAMPAK
CARA PEMBERIAN :
1. SC DALAM / IM
2. DOSIS : 0,5 ml
3. UMUR 9 BLN
EFEK SAMPING : DEMAM, KEMERAHAN,NYERI
SENDI
KONTRA INDIKASI : DEMAM, TB TANPA
PENGOBATAN, IMUNOSUPRESI
PENYIMPANAN : 2-80C
IMUNISASI LANJUTAN
MMR
1. UMUR : 15-18 BLN
2. DOSIS : 1 X 0,5ml
3. BILA ANAK MMR, CAMPAK II (5-6 THN) TDK
DIBERIKAN
4. ULANG 10-12 THN
Hib
1. DIBERIKAN UMUR 2,3,6 BLN
2. ULANG 18 BLN
3. DOSIS : 0,5ml IM

DEMAM TIFOID
1. VAKSIN : PARENTERAL & ORAL
Dosis dan Cara Pemberian
Vaksin Dosis Cara pemberian

BCG 0,05 cc IC

DPT 0,5 cc IM

Hepatitis B 0,5 cc IM pd paha bagian luar

Polio 2 tts Mulut

Campak 0,5 cc SC , lengan kiri atas

TT 0,5 cc IM
Vaksin Jml Pemberian Interval Wkt Pemberian

BCG 1 kali 0-11 bln

DPT 3 kali 2-11 bln


4 mgg

Hepetitis B 3 kali 0-11 bln


4 mgg

Polio 4 kali 0-11 bln


4 mgg

Campak 1 kali 9-11 bln


vaksin jenis kombo
(kombinasi)
Mengandung gabungan beberapa jenis vaksin dalam
1 kemasan (suntikan), seperti vaksin kombo DTP +
HiB, DTPa + HiB, DTPa + HiB + Polio (injeksi),
dan sebagainya.
Reaksi terhadap vaksin
Vaksin KIPI
BCG Ulkus lokal superfisial 3 minggu setelah
suntikan  sembuh dg meninggalkan
parut bulat diameter 4-8 mm
Limfadenitis  diaksila, leher  sembuh
sendiri. Bila timbul fistula  dibersihkan
& diberi obat anti tuberkulosis oral
Hepatitis B Reaksi lokal yang ringan bersifat sementara,
kadang-kadang demam ringan 1-2 hr
Vaksin KIPI

DPT Reaksi lokal kemerahan, bengkak, nyeri


Demam ringan, 1% bisa hiperpireksia
Anak menangis, gelisah pasca suntikan

Polio Gejala pusing, diare ringan, nyeri otot


Lumpuh layuh  1 kasus/1 juta dosis pertama
yg menggunakan OPV dan setiap 2,5 juta
dosis OPV yg diberikan
 Replikasi di usus (2-3 bl)  mutasi virus
(= reversion)  virus polio yg dilemahkan
kembali berbentuk lebih neurovirulen
Vaksin KIPI
Campak Demam > 39,5º C  5 -15% kasus,
mulai hari ke 5-6 berlangsung 2 hari
Ruam hari ke 7-10 pasca imunisasi
selama 2-4 hari
Penyimpanan & transportasi vaksin
(cold chain)
Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam penyimpanan vaksin:
rusak pada temperatur tinggi & sinar matahari 
polio oral, BCG, campak
terlalu dingin atau beku  DPT, DT, Hib, Hepatitis B
vaksin polio boleb beku & mencair tanpa membahayakan
potensi
vaksin yg sdh dilarutkan lebih cepat rusak
sekali potensi vaksin hilang, maka potensi tdk bisa
kembali
potensi vaksin bisa diketahui lewat laboratorium
Lemari pendingin yg aman untuk penyimpan vaksin:

Ada termometer ruangan di bagian tengah


kulkas
Harus ditutup rapat
Tidak untuk menyimpan makanan & minuman
Botol atau plastik berisi es atau air garam (1-2
sm / liter)  bagian bawah teruama bila tdk ada
arus listrik
Letakkan vaksin di rak bagian atas atau tengah,
jangan di rak bagian bawah atau di daun pintu
Defrosting dilakuakn teratur  mencegah
terbentuknya gumpalan es
Selama defrosting  vaksin dipindah ke kulkas
lain atau disimpan dalam kotak berisolasi yang
berisi es atau ice pack
jangan memenuhi vaksin secara berlebihan
Prosedur yang harus diperhatikan sewaktu
menggunakan vaksin
Vaksin kadaluwarsa segera dikeluarkan dari kulkas
Vaksin selalu di kulkas
Vaksin yg sudah dipakai  letakkan dalam wadah
tersendiri dlm kulkas
vaksin BCG yg sudah keluar masuk selama
digunakan  buang saat akhir klinik (3 jam)
Vaksin polio oral dapat digunakan beberapa kali
asalkan tdk kadaluwarsa dan penyimpanan
memadai
Vaksin campak & MMR yg sudah dilarutkan
dibuang setelah 8 jam
Vaksin Hib yg sudah dilarutkan dibuang setelah 24
jam
Rekomendasi rantai dingin (cold chain)
Jenis vaksin propinsi kabupaten kabupaten/

Puskesmas
s/d 6 bulan s/d 3 bulan s/d 1 bulan
OPV -15º C sampai - 25º C
Depkes : sama
BCG -15º C sampai - 25º C 0º C sampai + 8º C
Campak atau
0º C sampai + 8º C Depkes : +2º C s/d + 8º C
Depkes : +2º C s/d + 8º C

DPT/DT 0º C sampai + 8º C
TT
Hep B, Hib Depkes : +2º C s/d + 8º C
Stabilitas vaksin
Vaksin 0-8º C 22-25º C 35-37º C > 37º C

Toksoid 3-7 th Beberapa Beberapa Suhu 45º C,


DT bulan minggu potensi hilang
setelah 2
minggu

Pertusis 18-24 Bervariasi, Bervariasi,b Suhu 45º


disertai beberapa eberapa C,kehilangan
penurunan stabil untuk kehilangan potensi 10%
potensi 2 minggu 50% potensi sehari
secara
lambat
Vaksin 0-8º C 22-25º C 35-37º C > 37º C
Campak 2 th Potensi Potensi Suhu 41º C,
kering memuaskan bertahan potensi
beku sampai 1 bl memuas hilang 50%
kan setelah 2-3 hr
setidaknya
1 mg
Campak Tidak Tidak stabil, Sangat Sudah tidak
yg sudah stabil, hrs potensi hilang tidak stabil, aktif dalam 1
dilarut diguna 50% setelah 1 setelah 2-7 jam
kan kan satu jam dan 70% jam potensi
sesi setelah 3 jam dibawah
pekerja standar
an
Vaksin 0-8º C 22-25º C 35-37º C > 37º C
Polio 1 bulan Tidak stabil, Sangat Sangat tidak
Potensi tidak stabil. stabil pada
hilang 50% Dalam 1-3 suhu 41º C,
setelah 20 hari potensi potensi
hari, sudah hilang 50%
beberapa hilang setelah 1 hr
masih
bertahan
memuaskan
untuk 1-2
minggu
Ada bbbrp hal penting yg harus diperhatikan perawat,
adalah :
1.Ortu anak harus ditanyakan : status kesehatan anak
saat ini, reaksi thp imunissi sebelumnya dan penyakit
pernah dialami
2.Ortu mengerti hal berkaitan dgn penyakit yg dpt
dicegah dgn imunisasi
3.Catatan imunisasi sebelumnya
4.Penkes utk ortu
5.Kontraindikasi pemberian imunisasi

Anda mungkin juga menyukai