Anda di halaman 1dari 30

Halusinasi

Dr. Ira Kusumawaty


Program Studi Diploma III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
Definisi Persepsi
 respons reseptor sensoris terhadap stimulus
eksternal
 pengenalan & pemahaman terhadap sensasi
sehingga individu dapat mengidentifikasi,
menginterpretasikan stimulus
 Persepsi adaptif dan maladaptif

Date Ira Kusumawaty 2


Persepsi
Maladaptif

Ilusi: ada stimulus, persepsi yang salah


Halusinasi: tidak ada stimulus, ada persepsi

Date Ira Kusumawaty 3


Definisi
halusinasi
 Perubahahan jumlah/ pola rangsang yang datang, dikaitkan
penurunan/peningkatan distorsi atau kerusakan respons
terhadap rangsangan
 Gangguan/ perubahan persepsi, pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi
 Suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksternal
atau persepsi palsu
 Persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata,
tanpa stimulus dari luar
 kesalahan sensori persepsi yang menyerang pancaindera
Date Ira Kusumawaty 4
Rentang respon neurobiologis halusinasi
(Stuart, Sundeen)

Date Your Footer Here 5


Faktor Penyebab
Halusinasi
Faktor presdisposisi
 Faktor perkembangan
 Faktor sosiokultural
 Faktor biokimia
 Faktor psikologis
 Faktor genetik dan pola asuh

Date Ira Kusumawaty 6


Faktor Penyebab
Halusinasi
Faktor Presipitasi
Individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar
unsur bio-psiko-sosio-spiritual (Rawlins & Heacock)
halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi,yaitu:
 Dimensi Fisik
 Dimensi Emosional
 Dimensi Intelektual
 Dimensi Sosial
 Dimensi Spiritual

Ira Kusumawaty 7
Jenis halusinasi
 Halusinasi pendengaran (auditorik)
 Halusinasi penglihatan (visual)
 Halusinasi penghidu (olfaktori)
 Halusinasi peraba (taktil)
 Halusinasi pengecap (gustatorik)
 Halusinasi kinestetik

Date Ira Kusumawaty 8


Definisi jenis halusinasi
 Halusinasi pendengaran
 Klien mendengar suara atau bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain
tidak mendengarnya
 Halusinasi penglihatan
 Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar
tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak
melihatnya
 Halusinasi penghidu/penciuman
 Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu
tanpa stimulus nyata dan orang lain tidak menciumnya

Date Ira Kusumawaty 9


Definisi jenis halusinasi
 Halusinasi pengecapan
 Klien merasa makan sesuatu yang tidak
nyata, biasanya merasakan rasa makanan
yang tidak enak
 Halusinasi perabaan
 Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa
stimulus yang nyata

Date Ira Kusumawaty 10


Tanda dan gejala
 Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
 Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
 Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu
 Disorientasi
 Tidak mampu atau kurang konsentrasi
 Cepat berubah pikiran
 Alur pikiran kacau
 Respon yang tidak sesuai
 Menarik diri
 Sering melamun

Ira Kusumawaty 11
Fase Halusinasi (tahap 1)
 Memberi rasa nyaman
 Tingkat ansietas sedang
 Secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan
Karakteristik
 Mengalami ansietas kesepian, rasa bersalah dan ketakutan
 Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan
ansietas
 Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol
kesadaran (jika kecemasan dikontrol)
Perilaku
 Tersenyum/tertawa sendiri
 Menggerakkan bibir tanpa suara
 Penggerakan mata yang cepat
 Respon verbal yang lambat
 Diam dan berkonsentrasi
Ira Kusumawaty 12
Fase Halusinasi (tahap 2)
 Menyalahkan; tingkat kecemasan berat secara umum
halusinasi menyebabkan rasa antipati
Karakteristik
 Pengalaman sensori menakutkan
 Mulai merasa kehilangan kontrol
 Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut.
 Menarik diri dari orang lain
 Non psikotik
Perilaku
 Peningkatan SSO, tanda-tanda ansietas peningkatan
denyut jantung, perna-fasan, dan tekanan darah.
 Rentang perhatian me-nyempit
 Konsentrasi dengan pengalaman sensori
 Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dari
realita. Ira Kusumawaty 13
Fase Halusinasi (tahap 3)
 Mengontrol tingkat kecemasan berat pengalaman sensori
tidak dapat ditolak lagi
Karakteristik
 Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya
 Isi halusinasi menjadi atraktif
 Kesepian bila pengalaman sensori berakhir
 Psikotik
Perilaku
 Perintah halusinasi ditaati
 Sulit berhubungan dengan orang lain
 Rentang perhatian hanya beberapa detik / menit
 Gejala fisik ansietas berat berkeringat, tremor, tidak
mampu mengikuti perintah

Ira Kusumawaty 14
Fase Halusinasi (tahap 4)
Menguasai tingkat kecemasan panik diatur dan dipengaruhi waham
Karakteristik
 Pengalaman sensori menjadi ancaman
 Halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam atau hari (jika tidak
diinvensi)
 Psikotik
Perilaku
 Panik
 Potensial tinggi untuk bunuh diri atau membunuh
 Tindakan kekerasan agitasi, menarik diri atau katatun
 Tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks
 Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang

Ira Kusumawaty 15
Proses keperawatan
Pengkajian
 Keluhan atau masalah utama
 Status kesehatan fisik, mental &
emosional
 Riwayat pribadi & keluarga
 Sistem dukungan dalam keluarga,
kelompok sosial, atau komunitas
 Kegiatan sehari-hari
 Kebiasaan & keyakinan kesehatan
 Pemakaian obat yang diresepkan
 Pola koping
 Keyakinan & nilai spiritual
Ira Kusumawaty 16
Data pengkajian
Data Subjektif
 Mendengar suara memerintah
 Mendengar suara mengajak
bercakap-cakap
 Melihat bayangan, hantu, atau
sesuatu yang menakutkan
 Mencium bau darah, feses, masakan
dan parfum yang menyenangkan
 Merasakan sesuatu dipermukaan
kulit, merasakan sangat panas atau
dingin
 Merasakan makanan tertentu, rasa
tertentu, atau mengunyah sesuatu
Ira Kusumawaty 17
Data pengkajian
Data Objektif
 Mengarahkan telinga pada sumber suara
 Bicara atau tertawa sendiri
 Marah-marah tanpa sebab
 Tatapan mata pada tempat tertentu
 Menunjuk ke arah tertentu
 Mengusap atau meraba-raba permukaan
kulit tertentu

Date Ira Kusumawaty 18


Data fokus
 Jenis halusinasi
 Isi halusinasi
 Waktu halusinasi
 Frekuensi halusinasi
 Situasi saat terjadi halusinasi
 Respon terhadap halusinasi

Ira Kusumawaty 19
Diagnosa Keperawatan
 Resiko Perilaku Kekerasan
 Perubahan persepsi sensori halusinasi
 Isolasi Sosial

Date Ira Kusumawaty 20


Rencana Keperawatan
Perilaku pada perubahan persepsi terhadap stimulus (SIKI,
2019) dan kriteria hasil:
 Perilaku halusinasi klien: menurun (1) – meningkat (5)
 Verbalisasi panca indera klien merasakan sesuatu: menurun
(1) – meningkat (5)
 Distorsi sensori klien: menurun (1) – meningkat (5)
 Perilaku melamun: menurun (1) – meningkat (5)
 Perilaku mondar-mandir klien: menurun (1) – meningkat (5)
 Konsentrasi klien terhadap sesuatu: meningkat (1) –
menurun (5)
 Orientasi terhadap lingkungan: meningkat (1) – menurun (5)

Ira Kusumawaty 21
Implementasi Keperawatan
Observasi
 Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
 Monitor sesuai aktivitas sehari-hari
 Monitor isi, frekuensi, waktu halusinasi

Date Ira Kusumawaty 22


Implementasi Keperawatan
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang aman
 Diskusikan respons terhadap munculnya halusinasi
 Hindarkan perdebatan tentang halusinasi
 Bantu klien membuat jadwal aktivitas

Date 23
Implementasi Keperawatan
Edukasi
 Berikan informasi tentang halusinasi
 Anjurkan memonitor sendiri terjadinya halusinasi
 Anjurkan bercakap-cakap dengan orang lain yang
dipercaya
 Ajarkan klien mengontrol halusinasi
 Jelaskan tentang aktivitas terjadwal
 Anjurkan melakukan aktivitas terjadwal
 Berikan dukungan dan umpan balik korektif terhadap
halusinasi

Date Your Footer Here 24


Implementasi Keperawatan
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti


ansietas
 Libatkan keluarga dalam mengontrol halusinasi klien
 Libatkan keluarga dalam membuat aktivitas terjadwal

Date Your Footer Here 25


Implementasi
Keperawatan
 Membina hubungan saling percaya
 Menciptakan lingkungan yang aman
 Memonitor isi, frekuensi, waktu halusinasi yang
dialaminya
 Mendiskusikan respon klien terhadap halusinasi
 Mengajarkan klien mengontrol halusinasi
 Menganjurkan klien mengontrol halusinasi dengan
menerapkan aktifitas terjadwal
 Menjelaskan tentang aktivitas terjadwal

26
Implementasi
Keperawatan
 Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
mengatasi halusinasi
 Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan klien
 Membantu klien membuat jadwal aktivitas sehari-hari
sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih
 Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan
penguatan terhadap perilaku klien yang positif
 Menjelaskan klien menggunakan obat secara teratur
 Melibatkan keluarga dalam mengontrol halusinasi klien
 Melibatkan keluarga dalam membuat aktivitas terjadwal
klien
 Melibatkan keluarga dalam memantau pelaksanaan
aktivitas terjadwal
27
Evaluasi Keperawatan

 Klien dapat membina hubungan saling percaya


 Klien mampu mempertahankan lingkungan yang
aman
 Klien mampu mengenal isi halusinasinya
 Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan
melakukan aktivitas terjadwal dengan baik
 Klien mampu menerapkan aktivitas terjadwal
yang sudah disusun dengan baik
 Klien mampu menggunakan obat secara rutin

28
Evaluasi Keperawatan
 Keluarga klien mampu mengontrol halusinasi klien
 Keluarga klien mampu membantu membuat jadwal
aktivitas klien
 Keluarga klien mampu memantau dan memberi
penguatan terhadap perilaku positif

29
Thank you !!!

30

Anda mungkin juga menyukai