Anda di halaman 1dari 44

FISIOLOGI PENDENGARAN

Joko Susanto
1. Helix 
10. Cochlear and vestibular nerves 
2. Antihelix 
11. Cochlea 
3. Tympanic membrane (eardrum) 
12. Lateral semicircular canal 
4. External auditory meatus 
13. Superior semicircular canal 
5. Lobule 
14. Rear semicircular canal 
6. Middle ear 
15. Stapes 
7. Round window 
16. Incus 
8. Eustachian tube 
17. Malleus 
9. Stapes footplate covering oval window
ANATOMI TELINGA
• Telinga luar (auris externa)
– Auricula (helix, lobulus)
– Canalis auditorius externus - cerumen
– Membrana tympani
• Telinga tengah (auris media)
– Malleus
– Incus
– Stapes
• Telinga dalam (auris interna)
– Canalis semicircularis
– Vestibula
– Cochlea (35 mm, 2 ¾ lingkaran)
• Tuba auditiva (Eustachius)
• M. tensor tympani (n. V)  malleus
• M. stapedius (n. VII)  stapes - hyperacusia
• Refleks tympani  40 – 160 ms
• Telinga dalam

Labyrinthus osseus Labyrinthus membranaceus


- Canalis semicircularis - Ductus semicircularis
- Vestibulus - Utriculus
- Sacculus
- Cochlea
- Scala vestibuli - Scala media (ductus cochlearis)
- Scala tympani

perilymphe endolymphe (kadar K+ tinggi)

- Helicotrema
- Membrana vestibularis (membrana Reissner)
- Membrana basalis
• Scala vestibuli  fenestra ovale

• Scala tympani  fenestra rotunda (membrana tympani


secunder)

• Scala media bermuatan + dibandingkan scala vestibuli &


tympani
Organon Corti (organon spiralis)
• Sel rambut
• 3 baris “outer hair cells” (puncak tertanam di
membrana tectoria; 5-10% inervasi sensoris;
90% inervasi motoris kolinergik)
• 1 baris “inner hair cells” (90-95% inervasi sensoris;
sedikit inervasi motoris)
• “Hair bundle” = 30 – 150 stereocilia (panjang
berbeda-beda); kinocilium di cochlea dewasa hilang
• Stereocilia terendam endolymphe
• Dasar sel rambut terendam perilymphe
•“Supporting cells”/ “Sustentacular cells”
• Lamina reticularis & Membrana tectoria
• Cabang cochlearis n. VIII & Ganglion spiralis
Gelombang Suara

• Kecepatan di udara = 344 m/detik, 20°C


• Kecepatan seiring suhu & ketinggian
• Kecepatan di air tawar = 1450 m/s, 20°C
• Kecepatan di air garam
• Frekuensi getaran suara = pitch
• Frekuensi suara terdengar: 20 – 20.000 Hz (biasanya
500 – 5000 Hz)
• Frekuensi bicara = 100 – 3000 Hz
• Semakin besar intensitas (amplitudo) suara  semakin
keras suara
• Intensitas suara = decibels (dB)
• dB = 10 log ____Intensitas suara_______
Intensitas suara standar
• 0 dB  ketiadaan suara
• 0 dB  intensitas suara = intensitas suara standar
• Ambang pendengaran = 0 dB 1000 Hz
Bunyi Intensitas Suara
(dB)
Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140


• Masking: Berkurangnya kemampuan seseorang untuk

mendengar suara akibat hadirnya suara lain


FISIOLOGI PENDENGARAN
FISIOLOGI PENDENGARAN

1. Auricula mengarahkan gelombang suara ke meatus


acusticus externus  canalis auditoris externus 
membrana tympani

2. Membrana tympani bergetar (resonator) tergantung


frekuensi & intensitas

3. Vibrasi malleus  incus  stapes (kekuatan 1,3 x)

4. Getaran stapes  fenestra ovale (20x > kuat daripada


membrana tympani)

5. Getaran fenestra ovale  perilymphe scala vestibuli


6. Scala vestibuli  scala tympani  fenestra rotunda
7. Deformasi dinding scalae  membrana vestibularis
8. Membrana vestibularis  endolymphe (ductus
cochlearis)
9. Endolymphe  membrana basalis
10. Membrana basalis  menggerakkan sel rambut terhadap membrana tectoria
• Setiap
bagian
membrana
basalis
berespon
maksimal
terhadap
gelombang
suara frekuensi
tertentu

• Membrana
basalis dekat
basis cochlea:
sempit & kaku
 frekuensi
tinggi (20.000
Hz)

• Membrana
basalis dekat
apex cochlea:
lebar & lentur
 frekuensi
rendah (20 Hz)
Stimulasi
pada Sel
Rambut

• Sel rambut
mentransduk
si getaran
mekanis 
sinyal listrik

• Membrana
basalis
bergetar 
stereocilia
(hair
bundles)
pada apex
sel rambut
bergeser
satu sama
lain
•Protein “tip link” menghubungkan puncak tiap stereocilia dengan “mechanically gated
ion channels” (kanal transduksi) pada stereocilia yang lebih tinggi di sebelahnya

• Stereocilia menekuk ke arah stereocilia yang lebih tinggi  “tip links” membuka kanal
transduksi
• Ion K masuk ke dalam sel rambut  potensial reseptor pendepolarisasi (potensial
+

membran -60mV  -50mV)  menyebar di membran plasma  membuka “voltage-


gated Ca2+ channels” di dasar sel rambut

• Ca2+ masuk sel rambut  eksositosis vesikel sinaptik berisi neurotransmiter glutamat 
neuron sensoris
•Tekukan stereocilia ke arah berlawanan  menutup kanal transduksi  repolarisasi &
hiperpolarisasi  neurotransmiter  frekuensi impuls saraf
• Emisi otoakustik: getaran “outer hair cells” sebagai respon gelombang suara & sinyal dari
neuron motorik  stapes

• “Outer hair cells” memanjang/ hiperpolarisasi – memendek/ depolarisasi  kekakuan membrana


tectoria berubah  gerakan membrana basalis  respon “inner hair cells”

• Deteksi emisi otoakustik  pemeriksaan gangguan pendengaran pada bayi


Jaras Auditoris
• Cabang
cochlearis n.
Vestibulocochlea
ris (VIII)  nuclei
cochlearis
medulla
oblongata 
nuclei olivarii
superior pons 
Colliculus inferior
mesencephalon
 nucleus
geniculatum
mediale
thalamus  area
auditoris primer
di gyrus
temporalis
superior cortex
cerebri (Area
Brodmann 41 &
42)
• Jaras dari berbagai bagian cochlea  berbeda-
beda

• Area yang berbeda di korteks auditoris primer untuk


frekuensi berbeda

• Gelombang suara intensitas tinggi  vibrasi di


membrana basalis  frekuensi impuls saraf ke
otak

• Persepsi auditoris bersifat bilateral

• Perbedaan “timing” impuls di nuclei olivarii 


lokalisasi suara
• Konduksi Tulang dan Udara

• Konduksi osikular: udara  ossicula auditiva


• Konduksi udara: udara  fenestra rotunda
• Konduksi tulang: via tulang cranium
• Ketulian:

• Tuli konduksi: Sumbat pada canalis


auditorius externus, penebalan membrana
tympani, rigiditas stapes

• Tuli saraf: Kebisingan, tumor, presbycusis,


aminoglycosida (streptomycin, gentamicin)
 obstruksi kanal stereocilia
Suara Keras & Kerusakan Sel Rambut

• Musik keras, suara pesawat jet, mesin pemotong


rumput, vacuum cleaners  merusak sel rambut

• Konser rock, headphones murah  110 dB

• Ketulian dimulai dari hilangnya sensitivitas


terhadap suara “high pitch”

• Kesehatan kerja  pelindung telinga (> 90 dB)

• Ear plugs baik  dapat mengurangi  30 dB


Tes Pendengaran
• Rinne Test
- Garpu tala di processus mastoideus  telinga
- Normal: konduksi udara > konduksi tulang
- Tuli konduksi: Konduksi udara tak terdengar
- Tuli saraf: Konduksi udara terdengar (tuli parsial)
• Weber Test
- Garpu tala di vertex
- Normal: Mendengar sama kuat
- Tuli konduksi: Terdengar > di telinga sakit
- Tuli saraf: Terdengar > di telinga normal
• Schwabach test
- Konduksi tulang pasien : pemeriksa
- Tuli konduksi: Konduksi tulang > baik daripada normal
- Tuli saraf: Konduksi tulang > buruk daripada normal
FISIOLOGI KESEIMBANGAN

• Keseimbangan statis: Pemeliharaan posisi badan terhadap


gravitasi

• Keseimbangan dinamis: Pemeliharaan posisi badan


terhadap gerakan cepat (rotasi, akselerasi, deselerasi)

• Organ reseptor keseimbangan: Aparatus vestibularis


(sacculus, utriculus, ductus semicircularis)

• Canalis semicircularis  akselerasi rotasional

• Utriculus  keseimbangan statis & akselerasi linear


horizontal
• Sacculus  keseimbangan statis & akselerasi linear
vertikal
Organ Otolitik (Macula): Utriculus dan Sacculus
• Area kecil, menebal: macula
• Macula: Sel rambut
Sel pendukung (“supporting cells”)
> 70 “Hair bundles” (stereocilia) + “tip links”
1 kinocilium > stereocilia
Membran otolitik: lapisan glikoprotein gelatinosa
tebal
Otolith/ Otoconia: lapisan kalsium karbonat padat
• Menundukkan kepala  membrana otolitik tertarik gravitasi  menekuk stereocilia
• Duduk di mobil  mobil bergerak ke depan tiba-tiba  membrana otolitik “tertinggal”
 menekuk stereocilia
• Tekukan stereocilia  meregangkan “tip links”  membuka kanal transduksi 
potensial reseptor  depolarisasi
• Tekukan ke arah berlawanan  repolarisasi
Ductus Semicircularis
• Crista ampullaris:
- Sel rambut
- “Supporting cells”/ “sustentacullar cells”
- Cupula: materi gelatinosa
• Kepala bergerak  endolymphe
“tertinggal”  deformasi cupula
berlawanan arah terhadap rotasi 
menekuk stereocilia  potensial reseptor
 impuls saraf

• Rotasi konstan  cupula tegak lagi

• Rotasi berhenti  endolymphe bergeser


ke arah rotasi  deformasi cupula searah
rotasi
• Neurotransmiter dari sel rambut  neuron sensoris orde 1 (cabang vestibular n. VIII)
• Ganglion vestibular
• Neuron motoris bersinaps dengan sel rambut & neuron sensoris  regulasi
sensitivitas
Jaras
Keseimbangan

• Mayoritas
cabang vestibular
n. VIII  nuclei
vestibular medulla
oblongata & pons
 Nuclei n. III, IV,
VI, XI
 tractus
vestibulospinalis

• Sebagian
cabang vestibular
n. VIII 
peduncullus
cerebelli inferior
 cerebellum 
Area motorik
cerebrum
• Refleks vestibulo-okular (nystagmus)
• Stimulasi kalorik  nystagmus, vertigo, nausea
Rujukan

• Tortora GJ & Derrickson B (2006). Principles of


Anatomy and Physiology, 11th ed. Chapter 15,
Pages: 595 – 605
• Ganong WF (2005). Review of Medical
Physiology, 22nd ed. Chapter 9, Pages 171 -
184.

Anda mungkin juga menyukai