Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN II

BERBICARA UNTUK KEPERLUAN


AKADEMIK
Dosen : Anak Agung Ayu Meitridwiastiti, S.S.,M.Hum
Email : @agungayumey23@gmail.com
IG : @gunggekmey
MATERI
1. KONSEP BERBICARA
2. PERSIAPAN BERBICARA
3. PENYUSUNAN BAHAN BERBICARA
4. BERBICARA UNTUK PRESENTASI
5. BERBICARA UNTUK SEMINAR
KONSEP BERBICARA
• Hampir semua aktivitas dari kehidupan sehari-hari seseorang
tidak akan lepas dari berbicara atau berkomunikasi dengan
satu orang atau kelompok. Hakikatnya berbicara adalah
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.
• Secara garis besar, kegiatan berbicara dapat dibagi menjadi
dua pilihan :
1. Pertama berbicara di depan umum atau masyarakat (public
speaking) atau berbicara pada individu,
2. kedua berbicara pada konferensi (conference speaking) atau
berbicara dalam kelompok yang meliputi (1). Seminar
kelompok, baik formal maupun tidak formal, (2)
parlementer, dan (3) debat (Tarigan 1986: 22-23)
KONSEP BERBICARA
• Berbicara dalam kegiatan akademik harus menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memerlukan
persiapan serta keterampilan. Di samping itu, berbicara
dalam kegiatan ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang
memungkinkan proses penyampaian pesan bersifat
reproduktif dan impersonal.
1. Reproduktif artinya penerima pesan harus menerima pesan
yang benar-benar sama dengan yang dimaksud oleh
pembicara.
2. Impersonal artinya kata ganti perseorangan harus
dihilangkan dan diganti dengan kata ganti yang universal,
misalnya peneliti dan ilmuwan. Berbeda dengan karya fiksi
yang dapat menggunakan kata ganti perseorangan, misalnya
aku, saya, kau, dia, dll
KONSEP BERBICARA
• Berbicara dalam kegiatan ilmiah ialah berbicara dalam
situasi resmi. Oleh karena itu, berbicara dalam forum
ilimiah menghendaki pemakaian bahasa baku, baik dalam
struktur kalimat, kosakata, maupun pelafalan bahasa. Lafal
baku yang dimaksud adalah lafal yang tidak
memperlihatkan ciri-ciri bahasa daerah.
• Jadi yang dimaksud dengan berbicara untuk keperluan
akademik atau ilmiah ialah berbicara dalam lingkungan
akdemik atau lembaga pendidikan. Contoh:
mempresentasikan makalah, seminar, symposium, dan
panel. Dalam kegiatan ilmiah bahasa yang digunakan
harus bersifat reproduktif, impersonal dan baku.
PERSIAPAN BERBICARA
• Persiapan-persiapan berbicara dapat dilihat melalui tiga
langkah berikut:
a) Meneliti masalah, yang meliputi:
• Menentukan topik dan judul
• Menentukan maksud dan tujuan
• Menganalisis pendengar dan situasi
• Memilih dan memyempitkan topik
b) Menyusun uraian, yang meliputi:
• Mengumpulkan bahan
• Membuat kerangka uraian
• Menguraikan secara detail
c) Mengadakan latihan dengan cara:
• Berlatih dengan suara nyaring
MENELITI MASALAH
1. MENENTUKAN TOPIK DAN JUDUL
- Topik yang dipilih hendak sesuai dengan bidang keilmuan
anda, menarik dan banyak diketahui oleh pembicara itu sendiri. -
- Permasalahan yang dibahas hendaknya menarik perhatian
pembicara dan pendengar itu sendiri, sehingga ketika penyusunan
bahan dari topik tersebut menjadi lebih fokus. Bila permasalahan
tersebut sangat menarik perhatian pendengar, maka pembicara tidak
akan bersusah payah menjaga agar pendengarnya selalu
mengarahkan perhatian kepada pembicaraanya.
- Judul adalah semacam slogan yang menampilkan topik dalam
bentuk menarik. Oleh karena itu, judul yang baik haruslah bersifat
relevan, provokatif dan singkat.
MENENTUKAN MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Umum Maksud Khusus

• Mendorong • Menekankan pada hal-


• Meyakinkan hal yang lebih detail dari
• Berbuat atau Bertindak uraian yang disajikan.
• Memberi Tahu • Tanggapan khusus yang
diharapkan dari
• Menyenangkan
pendengar.
MENGANALISIS SITUASI DAN PENDENGAR

MENGANALISIS SITUASI MENGANALISIS PENDENGAR


• Tujuan pendengar • Data-Data Umum
berkumpul • Data-Data Khusus
• Sifat Pendengar - Pengetahuan pendengar
• Situasi berlangsungnya mengenai topik yang
presentasi dibawakan.
• Tempat berlangsungnya - Minat dan Keinginan
presentasi pendengar
- Sikap Pendengar
PENYUSUNAN BAHAN BERBICARA
Teknik Penyusunan Bahan
• Teknik penyusunan ini memanfaatkan kecenderungan alamiah
pada diri setiap manusia, yaitu apa yang dikatakan pertama kali
akan mengunggah hati dan apa yang diucapkan terakhir akan lebih
berkesan daripada bagian lainnya. Untuk memanfaatkan aspek
psikologis tersebut, pembicara dapat menggunakan teknik.
a) Dalam bagian pengantar uraian, pembicara menyampaikan
suatu orientasi mengenai apa yang akan diuraikannya, serta
bagaimana cara menjelaskan setiap bagian tersebut.
b) Setelah memasuki materi uraian, pembicara harus
menonjolkan bagian-bagian penting pada awal pembicaraanya.
• Pada akhir uraian, pembicara kembali menyampaikan ikhtisar dari
seluruh uraian agar para pendengar dapat memperoleh gambaran
yang bulat dan utuh.
PENYUSUNAN BAHAN BERBICARA
Menyiapkan Catatan
• Terdapat beberapa metode dalam menyampaikan uraian lisan, yaitu
metode impromptu (spontan), menghafal, membaca naskah, dan metode
ekstemporan. Dari keempat metode tersebut, metode ekstemporan adalah
metode yang paling baik. Metode membaca dari naskah hanya akan baik
jika sifat penyajian uraian sangat resmi. Metode ekstemporan ialah
pembicara menyimak naskah lengkap untuk penyajian lisannya tetapi
naskah tersebut hanya berfungsi sebagai catatan atau pemandu dalam
menyampaikan uraian lisan.
• Semakin baik penguasaan pembicara terhadap topik pembicaraannya,
semakin sedikit catatan yang diperlukan. Sebaliknya semakin sedikit
penguasaan pembicara terhadap topik pembicaraan, semakin rinci catatan
yang diperlukan.
• Catatan yang dibuat pembicara hanya berfungsi untuk
mengingatkan pembicara akan urutan materi pembicaraanya agar
pembicara dapat menggunakan kutipan-kutipan yang tepat,
mengemukakan angka atau data yang benar sehingga uraianya dapat
lebih meyakinkan.
BERBICARA UNTUK PRESENTASI

a) Struktur Presentasi
b) Mengumpulkan dan Menyatukan Materi Presentasi
c) Langkah-langkah Presentasi
d) Penggunaan Alat Bantu
e) Teknik Presentasi yang efektif
BERBICARA UNTUK SEMINAR
 Persiapan sebelum Berbicara di Seminar
 Berbicara dalam situasi formal
Aspek-aspek penggunaan bahasa Indonesia ketika berbicara dalam
situasi formal :
• Menggunakan bahasa baku, bahasa yang digunakan harus sesuai
dengan bahasa yang umum dipakai masyarakat (audiensi).
• Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kemampuan audiensi; seorang pembicara harus dapat membedakan
siapa teman bicara atau audiensi sehingga bahasa yang digunakan
pun disesuaikan agar dapat dipahami.
• Menggunakan bahasa yang tidak menyinggung perasaan pendengar
atau audiensi.
• Menggunakan bahasa yang efektif.
• Menggunakan istilah yang relevan dengan topik yang dibahas.
• Memerhatikan informasi atau pesan yang benar dan bermanfaat
bagi pendengar atau audiensi.

Anda mungkin juga menyukai