Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

E M P U N 17 T A H U N D E N GA N
SEORA N G P E R
O R N E A C U M H I P O P I O N EC
OD UL K U S K
SUS P E K B AK T E RI A L
DISUSUN OLEH :
A H Y U A DH IT YA PRA W IR ASATRA
W
22010116220232

a N u gro h o, M.K es , FISCM,Sp.M


r.Trilaksan
Dosen Penguji : Dr.d
an Ndaru
Pembimbing : dr. Rig
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

Pada kasus ulkus kornea, mata


ULKUS KORNEA terancam akan kehilangan fungsi
penglihatan bila tidak dilakukan
tindakan ataupun pengobatan
secepatnya  kasus kegawat
Penyebab kebutaan daruratan pada penyakit mata
no. 3 di indonesia

hilangnya sebagian permukaan Menetapkan diagnosis


kornea akibat kematian jaringan penyebabnya secara dini dan
kornea adanya kolagenase yang mengobatinya secara memadai 
dibentuk oleh sel epitel baru dan dapat mengurangi komplikasi
sel radang yang dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur, virus
atau suatu proses alergi-imunologi.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. EY
• Umur : 17 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Rembang
• Pekerjaan : Pelajar SMA
• Pendidikan : Tamat SMP
• No CM : C701333
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS PADA 6 JULI 2018 DI POLI MATA UMUM RSDK
Keluhan Utama : Mata kanan merah
± 4 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :

± 1 minggu SMRS keluhan dirasakan memberat memberat, mata kanan dirasakan


semakin memerah dan nyeri, pandangan mata kanan juga
pasien mengeluh mata sebelah kanan semakin kabur, mata nyerocos (+), lodok mata (+), putih pada
merah,mata kanan juga mengalami nyeri dan teleng mata (+), mata ngganjal (+), mata silau (+). Pasien
pandangan mata kanan kabur sejak mata kemudian berobat ke dokter spesialis mata di RSUD Rembang,
kanan memerah, mata nyerocos (+), lodok pasien diberikan mata dalam 3 macam yaitu yang tutup merah,
mata (+), mata ngganjal (+), mata silau (+). tutup putih dan salep mata. Untuk obat minum diberikan 4
Pasien membeli lensa kontak sejak 2 macam diminum tiga kali sehari. Dokter spesialis mata di RSUD
minggu yang lalu dan memakainya. Rembang merujuk ke RSUP Dr.Kariadi.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS PADA 6 JULI 2018 DI POLI MATA
Riwayat Penyakit dahulu
• Riwayat memakai lensa kontak sebelumnya (+)  selama 1 tahun
• Riwayat sering bergonta-ganti lensa kontak warna (+)
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat alergi obat disangkal.
• Riwayat DM disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat jantung disangkal.
• Riwayat penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang sebelumnya disangkal.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS PADA 6 JULI 2018 DI POLI MATA
riwayat penyakit keluarga

• tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini


riwayat sosial ekonomi

• Pasien sebagai pelajar SMA. Pasien masih belum bekerja dan tinggal bersama kedua orang tua
dan 2 saudara kandung yang masih sekolah. Ayah bekerja sebagai buruh dan ibu bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Pembiayaan menggunakan BPJS kelas 3

• kesan : sosial ekonomi kurang


PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum: Baik Pemeriksaan fisik:
• Kesadaran : komposmentis • kepala : tidak diperiksa
• Tanda vital : • Thoraks : cor : tidak diperiksa
• TD : 120/80 mmhg
• Nadi : 84 x/menit
• Pulmo : tidak diperiksa
• suhu : 36,60c • Abdomen : tidak diperiksa
• RR : 18x/menit
• Ekstremitas : tidak diperiksa
• VAS : 3
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

STATUS OFTALMOLOGI

OCULUS DEXTRA OCULUS SINISTRA


PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

MATA KANAN   MATA KIRI


1/60 Visus 6/20
NC Koreksi OS (S -0,75 BC) 6/6
Tidak dilakukan Sensus Coloris Tidak dilakukan
Gerak bola mata ke segala arah baik Parase/Paralyse Gerak bola mata ke segala arah baik
Tidak ada kelainan Supercilia Tidak ada kelainan
Edema (+), spasme (-) Palpebra Superior Edema (-), spasme (-)
Mixed injeksi (+) Konjungtiva Palpebralis Mixed injeksi (-)

Mixed injeksi (+) Konjungtiva Fornices Mixed injeksi (-)


Mixed injection (+), sekret (+), khemosis Konjungtiva Bulbi Mixed injection (-), sekret (-), khemosis
(+) (-)

STATUS OFTALMOLOGI
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

MATA KANAN   MATA KIRI


Tidak ada kelainan Sklera Tidak ada kelainan
Defek (+) ukuran 3x4 mm, marginal, berbatas tidak Kornea jernih
tegas, infiltrat (+), jaringan nekrotik (+), edem
kornea (+), lesi satelit (-), fluorescein test (+) ,
shiedel test (-)
Kedalaman sulit dinilai, hipopion (+) Kamera Oculi Anterior Kedalaman cukup
Sulit dinilai Iris Kripte (+), sinekia (-)
Sulit dinilai Pupil Bulat, sentral, regular, Ø 3mm, RC (+)
Sulit dinilai Lensa Jernih
suram Fundus Refleks (+) cemerlang
NCT Error Tensio Oculi T(digital) normal
Tidak dilakukan Sist. Kanalis Lakrimalis Tidak dilakukan

STATUS OFTALMOLOGI
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

FOTO KLINIS PASIEN


PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

RESUME
Seorang perempuan 17 tahun dengan Riwayat pakai lensa kontak 1 tahun yang
keluhan utama penglihatan kanan merah lalu (+), riwayat ganti kontak lensa baru 2
(+), nyeri (+), pandangan mata kabur (+), minggu yang lalu. Pasien sudah diberi obat
nyerocos (+), lodok mata (+),putih pada 3 macam yaitu yang tutup merah, tutup
teleng mata (+), mata ngganjal (+), mata putih dan salep mata. Untuk obat minum
silau (+) diberikan 4 macam diminum 3 kali sehari.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

RESUME Visus 1/60  visus koreksi : NC


Tension oculi : NCT Error

Edema (+)

Mixed injection
Infiltrat (+), fluorescein (+), shiedel
test (-)
Defek (+) ukuran 3x4
mm,marginal, berbatas tidak Hipopion
tegas, infiltrat (+), jaringan
nekrotik (+), edema kornea
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

TERAPI
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA Moxifloxasin ED/jam OD
OD ulkus kornea
OD ulkus kornea SA 1% ED/8 jam OD
suspek Bakterial
suspek Bakterial Levofloxacin 500 mg/24 jam
DD/ Jamur
Parasetamol 500 mg/8 jam
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

PROGNOSIS
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

SARAN
• Pemeriksaan scrapping kornea mata kanan pada tepi infiltrat yang aktif, untuk pengecatan bakteri
dengan gram, pengecatan jamur dengan KOH 10%, serta kultur bakteri dan sensitivitas
antibiotik, serta kultur jamur

• Pengecatan gram, KOH, kultur, tes sensitivitas scrapping kornea, USG B Scan perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosis pasti

• Pemantauan evaluasi perkembangan penyakit serta kemungkinan komplikasi


PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

EDUKASI • Menjelaskan pada pasien dan keluarga bahwa penglihatan


mata kanan pasien tidak dapat kembali seperti semula,
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa namun ada kemungkinan dilakukan cangkok kornea di
pasien menderita tukak pada korneanya, kemungkinan kemudian hari yang harapannya dapat sedikit memperbaiki
karena pasien terkena trauma mata pada 3 minggu yang kualitas penglihatannya.
lalu. Tukak kornea yang diderita pasien kemungkinan
belum dapat ditentukan sehingga disarankan untuk • Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa pada
pasien dengan diagnosis tukak kornea semacam ini memiliki
dilakukan scrapping pada kornea mata kanan untuk
ancaman perforasi atau bocornya bola mata sebagai
dilakukan pengecatan.
komplikasi dari tukak kornea, sehingga pasien perlu
• Menjelaskan pada pasien dan keluarga bahwa akan mematuhi aturan terapi dengan baik dan kontrol rutin
dilakukan pemeriksaan scrapping kornea untuk setiap 1 minggu untuk mengevaluasi terapi yang diberikan
mengetahui penyebab pasti dari tukak kornea tersebut, dan mencegah komplikasi.
sehingga dapat diberikan terapi yang sesuai.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

• Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54


mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan
diameternya sekitar 11,5-12 mm

• Sumber nutrisi kornea : pembuluh darah limbus,


humour aquous, dan air mata. Kornea superfisial
 oksigen sebagian besar dari atmosfir

• Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik


terutama berasal dari saraf siliar longus dan
saraf nasosiliar
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

• Ulkus kornea  Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat


kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan
kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

• Sumber terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor


pencetus yaitu rusaknya sistem barier epitel kornea oleh penyebab-
penyebab seperti :
a. Kelainan pada bulu mata dan sistem air mata
b. Faktor-faktor eksternal
c. Kelainan lokal pada kornea,
d. Kelainan sistemik,
e. Obat-obatan penurun sistem imun
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

KLASIFIKASI MENURUT LOKASI DAN ETIOLOGI

• ULKUS KORNEA SENTRAL


• Ulkus kornea bakterialis
• Ulkus kornea fungi
• Ulkus kornea virus
• Ulkus kornea acanthamoeba
• ULKUS KORNEA PERIFER
• Ulkus marginal
• Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
• Ulkus cincin (ring ulcer)
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

Ulkus Streptococcus
• menjalar dari tepi ke arah tengah kornea (serpinginous)
• Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung

Ulkus Staphylococcus
• awalnya berupa ulkus yang bewarna putih kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek
epitel
• Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel
leukosit.

Ulkus Pseudomonas
• dimulai dari daerah sentral kornea. Ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea
• Gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan
• Hipopion ++

Ulkus Pneumococcus
- Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut
Ulkus Serpen
- Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan
- Penyebaran ulkus sangat cepat
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

Ulkus karena jamur


• terlihat menonjol di tengah kornea dan bercabang-cabang dengan endotelium plaque
• terdapat lesi satelit feathery edge dan terlihat penyebaran seperti bulu di bagian epitel
• permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabuan yang agak kering.
• Tepi lesi berbatas tegas irreguler
• Biasanya diawali trauma/rudapaksa pada kornea oleh ranting pohon, daun, dan bagian
tumbuh-tumbuhan.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

MANIFESTASI KLINIS
Gejala objektif
Gejala subjektif
• eritema kelopak mata dan konjungtiva, • injeksi siliar,
• sekret mukopurulen, • hilangnya sebagian jaringan kornea,
dan
• merasa ada benda asing di mata,
• pandangan kabur, • adanya infiltrat, adanya hipopion
• bintik putih pada kornea pada lokasi ulkus,
• mata berair,
• silau,
• nyeri.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

DIAGNOSIS
• Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit
lamp dan pemeriksaan laboratorium.

• Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing,
abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang berkaitan, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang
sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang
merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi
imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus.
• Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti ketajaman penglihatan, tes air mata, pemeriksaan slit-
lamp, respon reflek pupil, pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi,goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram,
giemsa atau koh)
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

KOMPLIKASI

Komplikasi dari ulkus kornea antara lain  perforasi kornea, uveitis, endoftalmitis.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

Pengobatan ulkus kornea secara umum


Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah
berkembangnya bakteri dan mengurangi reaksi radang.
4.   Tindakan bedah, meliputi
1. Menghilangkan benda asing/ bahan yang merangsang. • Keratektomi superficial tanpa membuat perlukaan pada membran bowman
Erosi kornea yang sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-
baiknya.
• Keratektomi superficial hingga membrane bowman atau stroma anterior

• Tarsorafi lateral atau medial


2.Pemberian sikloplegika • Tissue adhesive atau graft amnion multilayer
Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena
bekerjannya lama 1-2 minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai Sedatif,
• Flap konjungtiva

dekongestif, dan menyebabkan paralise m.Siliaris dan m.Konstriktor • Patch graft dengan flap konjungtiva
pupil. • Keratoplasti tembus

3. Antibiotik • Fascia lata graft

Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang


berspektrum luas dapat diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan
subkonjunctiva.
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

± 4 hari SMRS,
putih pada
teleng mata

± 1 minggu SMRS, mata kanan Visus mata kanan 1/60, palpebra superior edem, pada
konjuntiva terdapat mixed injection, pada kornea
merah, pandangan kabur (+), nyeri
edema (+).Terdapat hipopion pada COA.
(+), nyerocos (+), lodok mata (+), Defek (+) ukuran 3x4 mm, letak marginal, batas tidak
mata ngganjal (+), mata silau (+) tegas, infiltrat (+), jaringan nekrotik (+)
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

Fundus reflex positif suram karena terdapat Fluorescein test (+), schiedel test (-)
kekeruhan di media refrakta.
Sensibilitas kornea masih normal 
menyingkirkan etiologi viral
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KASUS

Tatalaksana
Pasien diberikan terapi :
• Glaucon/Acetazolamide untuk menurunkan tekanan intra ocular untuk mencegah terjadinya
perforasi.
• Diberikan juga sulfas atropine sebagai sikloplegik untuk mengistirahatkan mata
• Antibiotic Vigamox untuk menangani infeksi sebelum didapatkan hasil kultur dan tes
sensitivitas dari scrapping kornea. Hal ini diperlukan untuk mencegah infeksi berkembang
lebih lanjut dan mengakibatkan berbagai komplikasi.
TERIM A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai