Anda di halaman 1dari 13

Institut Kesehatan Rajawali Bandung

Trend Dan Issue Keperawatan


Jiwa Pembelajaran Online Picu
Hallo!!!! Penyakit Psikologi Dan Media
Sosial Dan Kesehatan Jiwa
Mahasiswa Selama Pandemi
Covid-19

Disusun Oleh;
Kelompok 5 Keperawatan 2D
Pembelajaran Online Picu Penyakit Psikologi

Mahasiswa rentan mengalami masalah psikososial. Stresor psikologis menyebabkan


perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga terpaksa beradaptasi atau menanggulangi stres
or yang timbul. Perubahan metode pembelajaran menjadi salah satu faktor pencetus perubahan
psikologis salah satunya yaitu kecemasan. Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, kar
ena cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Cemas yang berkepanjangan da
n terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan stres yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika tidak teratasi dapat menimbulkan masalah psikologis yang lebih serius seperti depresi. Kecem
asan, stres dan depresi mahasiswa semakin bertambah dengan adanya pandemi Covid-19 dengan
metode pembelajaran daring.
Lanjutan…

Mahasiswa yang kebingungan menghadapi metode pembelajaran daring disert


ai dengan tumpukan tugas menyebabkan semakin meluas terjadinya kecemasan terleb
ih lagi dimasa pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tugas pemb
elajaran merupakan faktor utama penyebab stres mahasiswa selama pandemi Covid-19.
Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung meng
hasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belaja
r dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, men
gganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain.
Lanjutan…

Kesehatan mental dipengaruhi oleh pengalaman serta lingkungan seseorang dan berdampa
k pada perilaku serta kepribadian. Pengalaman dan lingkungan yang baik dapat mengantarkan se
seorang memiki perilaku dan kepribadian yang baik. Sebaliknya, pengalaman dan lingkungan yan
g buruk dapat mengantarkan seseorang untuk memiliki perilaku dan kepribadian yang buruk.

Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia manusia lai
nnya, sehingga pastinya manusia membutuhkan interaksi walaupun derajat kebutuhan interaksi s
etiap manusia berbedabeda. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu hidup bersama dan tida
k bisa untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan hal-hal yang ada di sekitarnya.
Lanjutan…
Kuliah daring tentunya memberikan dampak positif dan negatif mahasis
wa. Akan tetapi, tidak sedikit mahasiswa yang merasakan bahwa kuliah daring
memberi lebih banyak dampak negatif daripada dampak positif.

Banyak mahasiswa yang mengeluh dan merasakan bahwa kesehatan me


ntal yang ada pada dirinya semakin memburuk selama pelaksaan kuliah darin
g. Salah satu pemicu dampak negatif tersebut yaitu keluarga, terutama orangt
ua. Ada orangtua yang menerima dan ada juga yang tidak menerima.
Lanjutan…

Mahasiswa yang kebingungan menghadapi metode pembelajaran daring disertai dengan tu


mpukan tugas menyebabkan semakin meluas terjadinya kecemasan terlebih lagi dimasa pandemi
Covid- 19Cemas yang berkepanjangan dan terjadi secara terus-menurus dapat menyebabkan stre
s yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tanggung jawab dan tuntutan kehidupan akademik pada mahasiswa dapat menjadi bagian
stres yang dialami oleh mahasiswa. Stres merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis man
usia saat dihadapkan pada halhal yang dirasa telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk di
hadapi. Setiap manusia mempunyai pengalaman terhadap stres bahkan sebelum manusia lahir (S
meltzer & Bare, 2008 dalam Bingku, T.A dkk, 2014). Stres akademik merupakan tekanan mental d
an emosional, atau tension, yang terjadi akibat tuntutan kehidupan kampus (Simbolon, 2015).
MEDIA SOSIAL DAN KESEHATAN JIWA MAHASIS
WA SELAMA PANDEMI COVID-19

Pandemi Covid-19 telah membuat mahasiswa belajar dari rumah, segala


aktivitas banyak dilakukan di rumah, hal ini juga memungkinkan mahasiswa le
bih banyak waktu mengakses media sosial untuk mengupdate informasi atau
berkomunikasi dengan orang lain.

Media sosial dan remaja adalah suatu hal yang seolah tidak terpisahkan,
terutama saat pandemi covid-19. Kemudahan untuk mengakses internet dan b
anyaknya platform media sosial membuat remaja lebih terkoneksi satu sama l
ain. Salah satu contoh media sosial adalah Facebook, Twitter, Instagram, Tikto
k, WhatsApp, Telegram. Media sosial tidak hanya memfasilitasi interaksi sosial
antar individu, keberadaan media sosial juga bisa menjadi media untuk berba
gi dan bertukar informasi.
Lanjutan…

Mengakses media sosial berisiko meningkatkan kecanduan pada interne


t, yang akan berdampak pada munculnya masalah kesehatan mental, misalnya
stres, fear of missing out (fomo), depresi, gangguan tidur dan kecemasan (Li,
Hou, Yang, Jian, & Wang, 2019) Penelitian yang dilakukan O’Reilly dkk pada m
ahasiswa di London mengungkap bahwa peran media sosial selain untuk bert
ukar informasi secara cepat juga sebagai terjadinya gangguan alam perasaan,
kecemasan, dan sebagi platform 2018).
Lanjutan…

Kondisi pandemi covid-19 telah membuat segala aktivitas dilakuan di rumah, proses belaja
r mengajar mahasiswa juga dilakukan secara online di rumah, kondisi ini memungkinkan peningk
atan penggunaan media sosial. Masyarakat dan mahasiswa banyak mendapatkan berita tentang p
erkembangan covid-19 dari media sosial yang efeknya juga berdampak pada kesehatan me
ntal (Gao et al., 2020).

Pandemi covid-19 yang masih berlangsung dan belum tahu kapan berakhir memaksa maha
siswa untuk terus melakukan aktivitas belajar belajar secara online di rumah, aktivitas di luar ruan
gan pun tetap dibatasi dengan menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak den
gan orang lain. Kondisi ini makin memungkinkan terjadinya masalah kesehatan mental yang lebih
luas.
Depresi, Kecemasan dan Stres

Selama pandemi covid-19, media sosial memberikan banyak informasi te


ntang covid- 19, morbiditas dan mortalitas, sementara informasi yang diberika
n belum tentu benar dan menimbulkan banyak disinformasi yang justru meni
mbilkan kecemasan pada pengguna (Huaxia, 2020) di sisi lain, banyak netizen
yang mengekspresikan perasaan negatif misalnya, ketakutan, kekhawatiran ser
ta kecemasan, hal ini berpotensi memperburuk situasi mental pengguna medi
a sosial yang mengkasesnya (Gao et al., 2020).
Lanjutan…

Depresi, kecemasan dan stres bisa dipicu dari berita buruk yang mereka peroleh dari sosial
media (Zhong et al., 2021). Pengguna pasif sosial media yang hanya stalking dan scrolling lebih b
erisiko terjadinya depresi.
Stres akademik pada mahasiswa karena banyak tugas kuliah membuat mahasiswa lebih ban
yak bermain media sosial yang berpotensi kecanduan internet (Jun & Choi, 2015), selain itu stres
juga dipicu oleh keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, mereka terobsesi untu
k mendaatkan like dan comment sebanyak-banyaknya di halaman media sosial mereka, lebih lanj
ut, kondisi ini juga memungkinkan terjadinya cyberbullying pada user yang dampaknya jauh lebih
traumatis dan berbahaya bagi kesehatan mental.
Kesimpulan

Keberdaan fitur screen time pada ponsel diharapkan agar user bisa mem
anage lama waktu pemakain ponsel dan media sosial sehingga efek negatif te
rhadap kesehatan mental bisa diminimalisir. Studi lanjutan diharapkan dapat
menemukan intervensi baru dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
mental remaja pemakai media sosial.
Dunia perkuliahan yang identik dengan pergaulannya yang dewasa tentu
menjadi hasrat mahasiswa untuk berlomba dalam mencapai prestasi kini teras
a hilang terutama bagi mahasiswa baru. Masalah psikologis yang paling banya
k dialami oleh mahasiwsa karena  pembelajaran daring yaitu kecemasan. Penti
ng untuk terus mengeksplorasi implikasi pandemi pada kesehatan mental ma
hasiswa, sehingga dampaknya dapat dicegah, atau setidaknya dikurangi.
? TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai