Anda di halaman 1dari 31

SINDROMA

KOMPARTEMEN
Definisi
Tanda dan gejala yang timbul akibat peningkatan
tekanan interstisial ruang osteofasial sehingga
menganggu perfusi dan sirkulasi serta fungsi jaringan
pada ruang tersebut

1. McQueen MM. Acute Compartement Syndrome. In Bucholz RW, Heckman JD, Court-Brown CM.
Rockwood & Green's Fractures in Adults, 6th Edition. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
p. 426-441.
2. Meyer RS, Mubarak SJ. Compartment Syndromes. In Chapman MW, editor. Chapman's Orthopaedic
Surgery 3rd Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wlkins; 2001. p. 395-413.
Penyebab
Meningkatnya volume
intrakompartemen (Intrinsik)
Fraktur
Soft tssue injury
Vascular injury
Crush injury
Latihan fisik
Ruptur kista/ganglion
Osteomyelitis hematogen akut
Inflasi cairan pada artroskopi
Menurunnya volume
intrakompartemen (Ekstrinsik)
Luka bakar
Pemakaian gips sirkuler
Bebat atau perban yang terlalu ketat
Patofisiologi
Tahap sindrom kompartemen
1. Peningkatan tekanan intrakompartemen (intrinsik dan
ekstrinsik)
2. Early muscle and nerve ischemia
3. Edema lokal (intraseluler dan ekstraseluler) akibat
gangguan pompa sel (sel membengkak) dan
peningktan permeabilitas pembuluh (fluid leakage)
4. P intrakompartemen > P kapiler
5. Edema meningkat
6. P intrakompartemen > P vena
7. More muscle and nerve ischemia
8. P intrakompartemen > arteri dan limfe
Vicious cycle
Tanda dan Gejala
Pain
Pallor and Palpable swelling
Paresthese
Parese/ Paralysis
Pulselesness
Batas Sindrom Kompartemen
Absolut Measurement
 P intrakompartemen >30 mmHg dianggap sebagai batas kritis
sehingga perlu dilakukan dekompresi (ambang batas P pembuluh
kapiler)
 Namun P intrakompartemen >50 mmHg dianggap sebagai batas
rekomendasi individu normotensi

Relative Measurement
 Perfusi inadekuat dan iskemia relatif bila ΔP antara P
intrakompartemen dan diastole kurang dari 30 mmHg
 Pada individu dengan diastole rendah misalnya pada anak-anak,
maka digunakan nilai mean arterial pressure.
 Fasiotomi tidak boleh dilakukan berdasarkan sekali penghitungan
kecuali pada kasus ekstrim
Tatalaksana
 Elevasiekstremitas setinggi jantung
 Longgarkan dan lepaskan ikatan yang ketat
 Evaluasi selama 2 jam setiap 15 menit
Teknik Pengukuruan
 Manometer jarum (needle manometer)
diperkenalkan oleh Whitesides
 Wick catheter

dipopulerkan oleh Mubarak


 Slit catheter

diperkenalkan oleh Roseberg


Styker Pressure Monitoring System
pengukuran secara otomatis
Whiteside (needle) manometer
Wick catheter
Slit catheter
Styker Pressure Monitoring System
Lokasi Pengukuruan

Area Anatomis Penempatan Kateter


Femur Kompartemen anterior
Cruris Kompartemen anterior
Kompartemen posterior profunda (jika
dicurigai secara klinis)
Pedis Kompartemen interosseus
Antebrachi Kompartemen fleksor
Manus Kompartemen interosseus
Fasciotomi pada Tangan
1. Insisi dilakukan pada kulit di atas tulang metakarpal
kedua dan keempat. Dimulai dari sendi metakarpofalang
menuju bagian distal pergelangan tangan
2. Insisi dibuat sampai area muskulofascial dan identifikasi
setiap otot memastikan dekompresi berhasil. Bila pada
regio thenar dan hipothenar terlibat, dilakukan insisi
palmar radial dan palmar ulnar.
3. Jangan melakukan debridemen otot intraosseus. Jika jari-
jari juga membengkak, dilanjutkan fasiotomi jari dengan
insisi midlateral pada batas radial jari manis dan jari
kelingking dan batas ulna pada jari tengah dan jari
telunjuk(3).
Fasciotomi pada Forearm
1. Pada dekompresi antebrachi, penting untuk identifikasi
struktur neurovaskular, khususnya nervus medianus.
Umumnya terdapat dua jalan pendekatan untuk
dekompresi bagian volar, yaitu volar kurvalinear dan
volar ulnar dan satu jalan pendekatan untuk bagian
dorsal, yaitu insisi dari kondilus lateral ke bagian
tengah pergelangan tangan
2. Pembebasan sindroma kompartemen pada lengan
bawah selalu memerlukan pembebasan carpal tunnel.
Insisi palmar dimulai dari batas otot thenar dan
hipothenar. Insisi secara kurva transversa. Insisi ini
harus mewaspadai cabang cutaneous palmar dari
nervus medianus(2)
Fasciotomi pada Lower Leg
1. Fasiotomi pada tungkai, menggunakan teknik dua
insisi longitudinal yang dipopulerkan oleh Mubarak
2. Insisi anterolateral, sepanjang 20-25 cm antara krista
tibia dan korpus fibula dan insisi posteromedial,
sepanjang 20-25 cm pada 2-3 cm dari batas posterior
tibia(2).
Fasciotomi pada Kaki
Apakah pada open fracture dapat terjadi
sindrom kompartemen?

1. Tidak selalu terjadi ekspose dari seluruh kompartemen.


2. Pada open fracture Gustillo tipe I atau II batas-batas
kompartemennya relatif masih utuh dan tidak
terdisrupsi(1)(2).
References
1. McQueen MM. Acute Compartement Syndrome. In
Bucholz RW, Heckman JD, Court-Brown CM. Rockwood &
Green's Fractures in Adults, 6th Edition. Philadephia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2006. p. 426-441.
2. Meyer RS, Mubarak SJ. Compartment Syndromes. In
Chapman MW, editor. Chapman's Orthopaedic Surgery 3rd
Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wlkins; 2001.
p. 395-413.
3. Azar FM. Traumatic Disorder. In Canale ST, Beaty JH,
editors. Campbell's Operative Orthopaedics, 11th Edition.
Philadelphia: Mosby; 2007. p. 2737-2747.
4. Frink M, Hildebrand F, Krettek C, Brand J, Hankemeier S.
Compartment syndrome of the lower leg and foot. Clin
Orthop Relat Res. 2010; 468: p. 940-950.

Anda mungkin juga menyukai