Anda di halaman 1dari 29

CEDERA

KEPALA
Dhimas M. F. N
(30101507424)

Pembimbing:
Letkol CKM dr. Aditya Wicaksana, Sp. BS
ANATOMI

LAPISAN PEMBUNGKUS &


PELINDUNG OTAK

SCALP
Skin (cutis), Subcutaneous Connective Tissue
(subcutis), Gallea Apponeurotica (pelebaran tendo
m. occipitofrontalis), Loose Areolar Connective
Tissue (jaringan ikat longgar), Periosteum
ANATOMI
ARACHNOI
DURAM LAPISAN MENINGES
DEAMATE
ATER R PIAMATER
Terbagi menjadi 2 lapis Membrane yang halus dan membrane yang
yaitu lapisan endosteal dan bersifat impermeable yang melekat erat pada
lapisan meningeal. Lapisan menutupi otak dan terletak otak, menutupi gyrus-
endosteal lapisan yang diantara duramater dan
gyrus dan turun
menutup cranium bagian piamater. Antara duramater
dan arachnoideamater hingga mencapai
interna. Lapisan meningeal
dipisahkan oleh cavum sulcus paling dalam.
 membentuk 5 septa
kearah dalam : Falx subdural, yang terisi oleh Piamater juga
cerebri, Tentorium selapis cairan. Cavum membungkus
cerebelli, Falx cerebelli, subarachnoid terisi cairan pembuluh darah otak
Diafragma cella, dan cerebrospinal (LCS) yang yang masuk ke
ANATOMI

CEREBRUM
• Cerebrum adalah bagian dari encephalon yang terdiri dari 2 hemisfer.
• Hemisfer cerebri terdiri atas lipatan cortex berupa substansia grisea,
dibawahnya terdapat substansia alba serta kumpulan neuro profunda
yang disebut ganglia basalis.
SULCUS CEREBRI
LOBUS CEREBRI • Sulcus centralis : memisahkan lobus
• Lobus frontalis• Lobus occipitalis frontalis dan lobus parietalis
• Lobus parietalis • Sulcus lateralis : memisahkan lobus
• Lobus insularis
temporalis dengan lobus frontalis dan lobus
• Lobus temporalis
• Lobus limbic parietalis
• Sulcus parieto-occipitalis : memisahkan
lobus parietal dan lobus occipitalis.
ANATOMI
LCS
PRODUKSI
LCS diproduksi terus-
menerus dengan
kecepatan0,5 ml/menit
dan volume total sekitar
130 ml, dicapai dalam
waktu sekitar 5 jam. LCS
sebagian besar diproduksi
oleh plexus choroideus
pada ventrikel lateral,
tertius, dan quartus
ANATOMI
LCS
DISTRIBUSI
Dari ventrikel IV
LCS mengalir mulai dari LCS mengalir menuju melalui foramen
ventrikel lateral (dextra dan ventrikel IV melalui luskcha dan foramen
sinistra) menuju ventrikel III aqueductus magendi LCS menuju
melalui foramen mesencephalic sylvii cavum subarachnoid.
interventrikularis Monro
Cairan perlahan bergerak melalui LCS berjalan ke atas melalui aspek
cisterna cerebellomedularis dan lateral masing-masing hemisferium
cisterna pontis, lalu mengalir ke cerebri. Sebagian LCS berjalan ke
superior melalui incisura tentoria inferior didalam cavum subarachnoid
untuk mencapai permukaan inferior sekeliling medulla spinalis dan cauda
ANATOMI
LCS
ABSORPSI

Absorpsi LCS dilakukan oleh vili arachnoidea pada sinus venosus


terutama di sinus sagitalis superior. Vili arachnoidea berkelompok
membentuk granulation arachnoidea.
ANATOMI

VASKULARISASI

• Perdarahan utama otak • Sirkulus willisi


berasal dari 2 a. carotis memungkinkan darah yang
interna dan 2 a. berasal dari a. carotis interna
vertebralis. Keempatnya dan a. vertebralis dapat
berada di ruang memperdarahi semua bagian
subarachnoidea dan di kedua hemisfer cerebri.
cabangnya
beranastomosis
membentuk sirkulus
willisi.
FISIOLOGI

HUKUM KELLIE - MONROE


Konsep utama Volume intrakranial adalah selalu konstan karena sifat dasar dari tulang
tengkorang yang tidak elastik. Volume intrakranial (Vic) adalah sama dengan jumlah
total volume komponen-komponennya yaitu volume jaringan otak (V br), volume cairan
serebrospinal (V csf) dan volume darah (Vbl).Vic = V br+ V csf + V bl.
TEKANAN PERFUSI OTAK
Tekanan perfusi otak merupakan selisih antara tekanan arteri rata-rata mean arterial
presure) dengan tekanan intrakranial. Apabila nilai TPO kurang dari 70mmHg akan
memberikan prognosis yang buruk bagi penderita.
FISIOLOGI

ALIRAN DARAH OTAK


Aliran darah otak normal kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak permenit. Bila Aliran
darah otak menurun sampai 20-25ml/100 gr/menit maka aktivitas EEG akan
menghilang. Apabila aliran darah otak sebesar 5ml/100 gr/menit maka sel-sel otak akan
mengalami kematian dan kerusakan yang menetap.
DEFINISI

CEDERA KEPALA

DEFINISI
Trauma mekanis terhadap kepala baik secara langsung maupun
tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu
gangguan fisik, kognitif, dan fungsi psikososial baik yang bersifat
temporer maupun permanen.
KLASIFIKASI
MEKANISM BERATNYA MORFOLOG
E CEDERA CEDERA I CEDERA
• Cedera kepala • GCS sama atau Secara morfologis
tumpul biasanya kurang dari 8  cedera kepala dapat
berkaitan dengan cedera kepala dibagi atas fraktur
kecelakaan mobil berat. cranium dan lesi
atau motor, jatuh • Cedera kepala intrakranial.
atau terkena sedang  GCS 9-
pukulan benda 13
tumpul. • Cedera kepala
• Cedera kepala ringan  GCS
tembus disebabkan 14-15
KLASIFIKASI
FRAKTUR
CRANIUM
Fraktur cranium dapat terjadi pada atap atau dasar
tengkorak, dan dapat berbentuk garis atau bintang dan dapat
pula terbuka atau tertutup
Fraktur dasar tengkorak biasanya memerlukan pemeriksaan CT
Scan dengan dengan teknik bone window untuk memperjelas
garis frakturnya.
Tanda-tanda : ekimosis periorbital (raccoon eye sign),
ekimosis retroauikular (battle sign), kebocoran CSS
(Rhinorrhea, otorrhea) dan paresis nervus VII.
LESI
KLASIFIKASI
INTRAKRAN
IAL
HEMATOMA EPIDURAL

• Lokasi : antara tabula interna dan duramater berbentuk


bikonvek (tersering di regio temporal atau temporoparietal)
• Etiologi : robeknya a. meningea media
• Tanda khas : lucid interval
• CT Scan : area hiperdens yang tidak selalu homogen, bentuknya
biconvex sampai planoconvex, melekat pada tabula interna dan
mendesak ventrikel ke sisi kontralateral (tanda space occupying
lesion). Batas dengan corteks licin, densitas duramater biasanya
jelas, bila meragukan dapat diberikan injeksi media kontras
secara intravena sehingga tampak lebih jelas.
LESI
KLASIFIKASI
INTRAKRAN
IAL
HEMATOMA SUBDURAL

• Lokasi : antara diantara duramater dan arakhnoid.


• Etiologi : robeknya vena bridging antara korteks serebral dan
sinus draining
• CT Scan : SDH AKUT  gambaran hyperdens sickle ( seperti
bulan sabit ) dekat tabula interna, adanya hematom di daerah
fissure interhemisfer dan tentorium. SDH KRONIS  area
hipodens, isodens, atau sedikit hiperdens, berbentuk bikonveks,
berbatas tegas melekat pada tabula.
• Gambaran hematom subdural akut adalah hiperdens, yang
semakin lama densitas ini. semakin menurun, sehingga terjadi
LESI
KLASIFIKASI
INTRAKRAN
IAL
KONTUSIO & HEMATOMA INTRACEREBRAL

• Kontusi serebral murni bisanya jarang terjadi


• Hematoma intraserebri  perdarahan yang terjadi dalam jaringan (parenkim)
otak.
• Perdarahan terjadi akibat adanya laserasi atau kontusio jaringan otak yang
menyebabkan pecahnya pula pembuluh darah yang ada di dalam jaringan
otak tersebut.
• Lokasi yang paling sering  lobus frontalis dan temporalis.
• Lesi perdarahan dapat terjadi pada sisi benturan (coup) atau pada sisilainnya
(countrecoup).
• Defisit neurologi yang didapatkan sangat bervariasi dan tergantung pada
LESI
KLASIFIKASI
INTRAKRAN
IAL
CEDERA DIFUS

• Cedera otak difus merupakan kelanjutan kerusakan otak akibat


cedera akselerasi dan deselerasi
• Cedera aksonal difus (Diffuse Axonal Injury, DAI) adalah
keadaan dimana penderita mengalami koma pasca cedera yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh suatu lesi masa
atau serangan iskemik Penderita sering menuunjukan gejala
dekortikasi atau deserebrasi
MECHANISM OF INJURY
MECHANISM OF INJURY
PATOFISIOLOGI
CEDERA
PRIMER
Benturan langsung • Cedera primer yang Akselarasi-deselarasi
kepala dengan suatu diakibatkan oleh terjadi karena kepala
benda keras maupun adanya benturan pada bergerak dan berhenti
tulang tengkorak dan secara mendadak dan
oleh proses akselerasi
daerah sekitarnya kasar saat terjadi trauma
deselarasi gerakan disebut lesi coup.  Perbedaan densitas
kepala • Pada daerah yang antara tulang tengkorak
berlawanan dengan (substansi solid)dan otak
tempat benturan akan (substansi semisolid)
terjadi lesi yang menyebabkan tengkorak
disebut contrecoup. bergerak lebih cepat dari
PATOFISIOLOGI
CEDERA
PRIMER
PATOFISIOLOGI
CEDERA
PRIMER
Proses lanjutan akibat cedera
otak primer  gangguan
oksigenasi  gangguan
metabolisme jaringan otak 
herniasi melalui foramen
tentorium, foramen magnum
atau herniasi di bawah falks
serebrum
PATOFISIOLOGI
CEDERA
SEKUNDER
Cedera sekunder merupakan cedera yang terjadi akibat berbagai
proses patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan
otak primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron
berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan intracranial dan
perubahan neurokimiawi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO
POLOS CT SCAN
• Indikasi Jejas lebih dari 5
: • Indikasi : adanya tanda-tanda
cm, luka tembus peningkatan TIK, kejang,
(tembak/tajam), Adanya adanya lateralisasi,
corpus alineum, Deformitas bradikardi, fraktur impresi,
kepala (dari inspeksi dan luka tembus akibat benda
palpasi), Nyeri kepala yang tajam/peluru
menetap, Gejala fokal
neurologis,Gangguan
kesadaran.
• Pada kecurigaan adanya
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PUNGSI
MRI LUMBAL
Digunakan sama • Indikasi : jika ada
seperti CT-Scan perdarahan
dengan atau tanpa subarachnoid
kontras radioaktif.
TATALAKSANA

PRIMARY SURVEY & SECONDARY SURVEY


TATALAKSANA

TUJUAN UTAMA
TATALAKSANA
MEDIKAM
ENTOSA
• Pemberian cairan
intravena
• Hiperventilasi
• Pemberian manitol,
steroid
• Furosemid
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai