Anda di halaman 1dari 20

BOOK READING

“RADIOLOGI DIAGNOSTIK”

Bahaya Radiasi
dan Pencegahannya
Oleh:
Dhimas Mohammad F N / 30101507424

Kepaniteraan Klinik Bagian Radiologi


Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Table of Contents

01 02 03 04
Bahaya Satuan Pengendalian Proteksi
Radiasi Radiasi Paparan Radiasi
Radiasi
01.Bahaya Radiasi
Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia dapat
bermacam-macam tergantung pada dosis dan luas
radiasi yang diterima
1. Luka permukaan dangkal 2. Kerusakan hemopoetik

● Kerusakan kulit ● Limfopeni

● Epilasi ● Leukopeni

● Kuku rapuh ● Anemi

● leukemi
3. Induksi Tumor 4. Kemungkinan Hidup
Berkurang
● Leukemi

● Karsinoma kulit

● Sarkoma
5. Aberasi genetik 6. Efek-efek lainnya

● Mutasi gen ● Katarak lentikuler

● Perubahan kromosom ● Obesitas

● sterilitas
Pencegahan Radiasi

Pasien
Pemberian dosis radiasi harus sekecil mungkin
sesuai kebutuhan klinis

Personil
Dosis radiasi yang diterima harus serendah mungkin dan
tidak melebihi dosis maksimum yang diperkenankan
02.Satuan Radiasi
Roentgen
 
Satuan pemaparan radiasi yang
memberikan muatan 2,58 x coulomb
per kilogram udara.
Rad
Satuan dosis serap. Satu rad yaitu
radiasi yang diperlukan untuk melepas
tenaga 100 erg dalam 1 gram bahan
yang disinar.

( 1 rad = 100 erg/gram)


( 1 Gray= 100 rad)
Rem
Satuan dosis ekuivalen. Satu rem yaitu
sama dengan dosis serap dikalikan
dengan faktor kualitas

Rem= Rad x F. Kualitas

Rem merupakan ukuran efek biologis


akibat radiasi

( 1 Sievert = 100 rem)


Nilai Batas Radiasi

Untuk perorangan yaitu dosis yang


terakumulasi selama jangka waktu panjang atau
hasil penyinaran tunggal yang kemungkinan
terjadinya kerusakan somatik atau genetik dapat
diabaikan
03.Pengendalian
Paparan Radiasi
I II III

Jarak Waktu Perisai


● Membatasi generator ● Perisai Primer
hidup
● Perisai sekunder
● Membatasi pemakaian
ruang

Perisai Primer: Proteksi terhadap radiasi primer


( berkas sinar guna )

Perisai Sekunder: Proteksi terhadap radiasi


sekunder ( sinar bocor atau hambur )
04.Proteksi Radiasi
Petugas Medis
1. Hindari penyinaran bagian tubuh yang tidak terlindungi
2. Memakai sarung tangan, apron yang berlapis Pb dengan tebal maks 0,5 mm Pb
3. Hindari melakukan sinar tembus
4. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang-tulang kepala
5. Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan sinar tembus paling sedikit
selama 20 menit
6. Gunakan alat pengukur roentgen
7. Pemeriksaan alat radiografi sebelum dipakai
8. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan kebocoran/kerusakan pelindung berlapis
Pb
Pasien
1. Pemeriksaan sinar X atas permintaan dokter
2. Pemakaian filtrasi maks pada sinar primer
3. Pemakaian voltage lebih tinggi sehingga daya tembus lebih kuat
4. Jarak fokus sampai dengan kulit pada:
a. Sinar tembus tidak boleh < 45 cm
b. Radiografi tidak boleh < 90 cm
5. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin
6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin
7. Alat kelamin dilindungi
8. Pasien hamil, terutama trimester pertama tidak boleh radiologik
Tata Tertib Proteksi Petugas
1. Petugas diharuskan menggunakan perisai dan pakaian proteksi yang tersedia
2. Petugas tidak boleh memegang pasien selama penyinaran
3. Bila menggunakan:
a. Sinar X dental
b. X-Ray unit (tanpa perisai pelindung)
petugas harus berdiri di luar berkas sinar dan sejauh mungkin dari pasien
Alat pencatat dosis personil
1. Film badge
mencatat dosis radiasi yang diterima oleh petugas yang terkena berbagai radiasi
2. Dosimeter saku
mengukur dosis yang mempunyai respon terhadap radiasi sebanding dengan jumlah
radiasi tersebut.

Alat pengukur radiasi


Menggunakan alat Geiger – Muller Survey meter dalam mR/jam (mili Roentgen per jam)
Mengukur laju pemaparan di tempat petugas bekerja, pintu, jendela kaca, dinding, dan
memeriksa apakah alat proteksi memenuhi syarat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai