Anda di halaman 1dari 37

Bagian -14

PENGENDALIAN
BIAYA PRODUKSI

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 1


Pengendalian Biaya Produksi
 Pengendalian biaya produksi adalah perhitungan
varians yaitu membandingkan hasil aktual dengan
standar yang telah ditetapkan.
 Pengendalian biaya produksi adalah merupakan
suatu tanggung jawab penting untuk dapat
menghasilkan produk bermutu secara ekonomi
sesuai dengan yang dijadwalkan.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 2


Beberapa Strategi Pengendalian Biaya Produksi
 Biaya sebagai (potential profit)
 Aktivitas produksi bernilai tambah
 Keunggulan kompetitif produk meningkatkan market share
 Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga
produk yang kompetitif

Skenario:
 Aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum
 Harga produk yang kompetitif
 Memperluas market share
 Penerimaan total (TR) yang terus meningkat
 Keuntungan (net benefit) yang terus meningkat
 Meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholders

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 3


PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENGENDALIAN BIAYA

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 4


Pengawasan Biaya Produksi

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang


menempati urutan yang paling bawah, tetapi
bukan berarti bahwa fungsi ini kalah penting
artinya dari fungsi-fungsi yang lain karena
pangawasan justru sudah ada sejak penetapan
struktur organisasi itu sendiri. Pengawasan berarti:
mendeterminasikan apa yang telah dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan
apabila perlu menerapkan tindakan- tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 5


Pengendalian Program Terselenggara

Program pengawasan biaya produksi dilakukan agar


proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
diperlukan program-program pengendalian yang secara
sederhana merupakan teknik untuk proses pengawasan
biaya produksi, program pengendalian tersebut meliputi:
– program pengendalian keuangan dan fiskal
– program pengendalian operasional

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 6


Program pengendalian keuangan dan Fiskal
Pengawasan Keuangan/Fiskal adalah pengawasan biaya yang
dilakukan melalui prosedur-prosedur Fiskal dan pencatatan-
pencatatan biaya. Karena sasaran pokok tertuju pada
pengelompokan biaya, maka perhatian yang lebih besar tertuju
pada pengawasan akuntasi

Pengawasan Fiskal bertujuan untuk menciptakan suatu sistem


pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban
biaya-biaya dan arus pekerjaan, serta memberikan laporan
singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan
dan laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-
orang yang bertanggung jawab atas biaya, apakah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan atau tidak.
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 7
Program Pengendalian Operasional
 Pengawasan operasional adalah pengawasan biaya
yang dilakukan manajemen melalui kegiatan
(operasi) perusahaan. Namun dengan
berkembangnya perusahaan; bilamana sasaran
hendak dicapai, pengawasan operasional tidak
dapat dipertahankan lebih lama karena hal demikian
merupakan pemborosan dan tidak efisien.

 Tujuan pengawasan biaya adalah untuk memperoleh


jumlah produksi atau hasil yang sebesar-besarnya
dengan kualitas yang dikehendaki, dari pemakaian
sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha dan
fasilitas yang tersedia. Singkatnya pengawasan biaya
yang sekecil mungkin dalam kondisi yang ada.
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 8
Program Pengendalian Operasional
 Dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan organisasi,
langkah pertama ialah menetapkan standar
perbandingan, langkah kedua adalah mencatat prestasi
pelaksanaan yang sebenarnya dan langkah ketiga ialah
membandingkan biaya yang sesungguhnya terjadi
dengan biaya standar tatkala pekerjaan dilaksanakan.
 Langkah terakhir ini mencakup sebagai berikut :
 Menetapkan perbedaan antara standar dengan
prestasi pelaksanaan sesungguhnya.
 Menganalisis sebab-sebab terjadinya perbedaan
 Mengambil tindakan perbaikan untuk mengendalikan
biaya sebenarnya yang tidak mempuaskan, agar
sesuai dengan standar yang ditetapkan terlebih
dahulu
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 9
Anggaran Perusahaan
Anggaran/BUDGET:
Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi
pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan
yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode
waktu tertentu
Unsur-Unsur Anggaran :
- Keseluruhan Rencana,
- Kegiatan Perusahaan,
- Dinyatakan dalam angka,
- Periode tertentu,

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 10


Macam-Macam Anggaran
• Budget Strategis,
anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi
satu periode akuntansi (melebihi 1 tahun)
• Budget Taktis,
anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu
periode akuntansi atau kurang.
Kegunaan Pokok Anggaran
• Sebagai pedoman kerja → memberikan arah
• Sebagai alat koordinasi kerja → saling menunjang dan
bekerja sama dengan baik
• Sebagai alat pengawasan atau pengendalian → tolok ukur
untuk menilai dan mengevaluasi
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyusunan Anggaran
Faktor intern
• penjualan tahun lalu
• kebijaksanaan perusahaan
• modal kerja yang dimiliki
• tenaga kerja yang dimiliki
• kapasitas perusahaan
Faktor ekstern
• keadaan persaingan
• tingkat pertumbuhan penduduk
• penghasilan masyarakat
• pendidikan masyarakat
• penyebaran penduduk
• agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 12
LABA/Keuntungan

• Perusahaan didirikan untuk mencari laba.


• Laba adalah tujuan perusahaan.
• Keberhasilan dan kegagalan perusahaan akan
diukur dengan laba yang diperoleh.
• Setiap perusahaan akan berusaha untuk
mendapat laba sebesar atau seoptimal mungkin.
• Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai
laba atau keuntungan sesuai dengan
pertumbuhan perusahaan.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 13


Langkah Untuk mencapai laba semaksimal mungkin
• Menekan biaya produksi maupun biaya
operasional serendah-rendahnya dengan
mempertahankan tingkat harga, kualitas dan
kuantitas.
• Menentukan harga dengan sedemikian rupa
sesuai dengan laba yang dikehendaki.
• Meningkatkan volume kegiatan semaksimal
mungkin.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 14


Permasalahan dalam Memperbesar Laba
• Berapa yang harus dikeluarkan untuk menutup
semua biaya
• Berapa besar volume bisnis yang perlu agar
tercapai ROI sebesar 15%
• Apakah perusahaan mampu membeli peralatan
produksi untuk memperbesar volume produksi

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 15


ENYELENGGARAAN PROGRAM
PENGENDALIAN BIAYA

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 16


Analisa Biaya-Volume-Laba (Cost Volume Profit Analisys/CVP)
berkaitan dengan penentuan volume penjualan dan bauran produk
yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan.

Analisa ini merupakan alat yang menyediakan informasi bagi


manajmen mengenai hubungan antara biaya, laba, bauran
produk, dan volume penjualan. CVP didasarkan pada asumsi
berikut ini :
bahwa semua biaya dapat dipisahkan menjadi bagian
yang variable dan yang tetap, dan bahwa :
 total biaya tetap adalah konstan sepanjang rentang
analisis,
 total biaya variable unit adalah konstan sepanjang
rentang yang relevan.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 17


Analisis titik impas digunakan untuk
menentukan tingkat penjualan dan bauran
produk yang diperlukan hanya untuk menutup
semua biaya yang terjadi selama periode
tersebut.
Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan
adalah sama. Tidak ada laba maupun rugi pada titik
impas. Karena CVP menentukan tingkat penjualan dan
bauran produk yang diperlukan untuk mencapai target
laba, maka analisis titik impas adalah kasus khusus dari
CVP
Untuk mencapai titik
impas, target laba
adalah nol

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 18


CVP didasarkan pada hubungan akuntansi berikut ini :
Laba = Total pendapatan – (Total biaya variable + Total biaya tetap)
Yang setara dengan :
Total pendapatan = Total biaya tetap + Total biaya variable + laba
 
Karena total biaya tetap dan biaya variable per unit diasumsikan
tetap kostan sepanjang rentang aktivitas yang dianalisis, hubungan
akuntansi dasar dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linier,
sebagai berikut :
R = F + (V x R) +
Dimana : R = Total pendapatan penjualan
F = Total biaya tetap
V = Biaya variable pendapatan penjualan (yaitu:
total biaya variable dibagi dengan total
pendapatan penjualan)
  = Total laba

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 19


 
Untuk menentukan tingkat pendapatan penjualan yang
diperlukan, persamaan sebelumnya dapat dipecahkan untuk R
sebagai berikut :

 R − ( VxR ) = F +π →  R ( 1 − V ) = F + π
 R = F + π → Total Biaya Tetap + Laba
(1 − V ) Marjin Kontribusi penjualan

Jika laba diterapkan sama dengan nol, maka titik impas diukur
pendapatan penjualan, R(BE), dihitung sebagai berikut :
  F Total Biaya Tetap
R= →
(1 −V ) Marjin Kontribusi penjualan
Margin kontribusi penjualan, juga disebut sebagai rasio margin kontribusi
(contribution margin ratio – C/M), adalah bagian dari setiap Rupiah
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 20


Menghitung titik impas diilustrasikan dengan data
berikut ini dari anggaran fleksibel, misalnya contoh
dari perusahaan Northsar Company :

Total biaya variable pada kapasitas normal = Rp 3,600,000


Harga jual per unit = Rp 400
Biaya variable per unit = Rp 240
Titik Impas dihitung sebagai berikut :
1.600.000
R (BE) → ൌ = = Rp 4,000,000
ሺͳെሻ 1 - (3.600.000/6.000.000)
4,000,000
Atau dalam unit = Rp
400
= 10,000
(unit)

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 21


Sekali biaya tetap telah ditutup, margin kontribusi
dari setiap tambahan Rupiah pendapatan
penjualan menghasilkan laba. Konsekuensinya jika
tingkat titik impas pendapatan penjualan telah
dihitung, penjualan yang diperlukan untuk
mencapai target labadapat ditentukan dengan
membagi target laba dengn margin kontribusi per
Rupiah penjualan dan menambahkan hasilnya ke
titik impas dari pendapatan penjualan.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 22


Misalnya, laba yang ditargetkan sebesar Rp 400.000,00 dari
Northstar Company memerlukan penjualan sebesar Rp
1.000.000,00 di atas titik impas. Angka Rp 1.000.000,00
ditemukan dengan membagi laba sebesar Rp 400.000,00 dengan
margin kontribusi per Rupiah penjualan sebesar Rp 0,40. Dengan
demikian, total penjualan sebesar Rp 4.000.000,00 plus Rp
1.000.000,00, atau Rp 5.000.000,00, diperlukan untuk
menghasilkan laba sebesar Rp 400.000,00. Alternatifnya, tingkat
penjualan yang diperlukan dapat ditemukan dengan
menambahkan target laba ke total biaya tetap dan membagi
jumlah keduanya dengan margin kontribusi per Rupiah penjualan,
sebagaimana diidentiikasikan oleh rumus sebelumnya dan
didemonstrasikan sebagai berikut :
൅Ɏ 1.600.000+400.000
R (BE) → ൌ = = Rp 5,000,000
ሺͳെሻ 1 - (3.600.000/6.000.000)
5,000,000
Atau dalam unit = Rp
400
= 12,500
(unit)

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 23


Karena setiap unit dijual seharga Rp 400,00,
total kuantitas yang dijual untuk mencapai titik
impas adalah sebesar 10.000 unit : Rp
4.000.000,00 penjualan titik impas dibagi
dengan Rp 400,00 harga jual per unit. Total
kuantitas yang dijual untuk memperoleh laba
sebesar Rp 400.000,00 adalah 12.500 unit : Rp
5.000.000,00 penjualan dibagi dengan Rp
400,00 harga jual per unit.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 24


Kegunaan Analisis Volume Biaya
1. Perencanaan Laba
Untuk membantu manajemen dalam merencanakan dan
mengevaluasi dampak atas laba dari suatu perubahan dalam
volume dan perubahan dalam penjualan, keputusan untuk
membuat atau membeli.

2. Penetapan Harga
Volume dimana peningkatan dalam total biaya yang disebabkan
oleh penambahan satu unit setara dengan peningkatan dalam total
pendapatan, yaitu titik dimana pendapatan marginal setara dengan
biaya marginal adalah volume yang memaksimalkan laba. Harga
dimana volume ini dapat dicapai adalah harga yang optimum

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 25


Kegunaan Analisis Volume Biaya
3. Pengendalian Biaya

Analisis volume biaya pada pengendalian biaya


digunakan untuk memperbaiki kegunaan dari laporan
laba rugi yang dibuat untuk manajemen dengan cara
menghilangkan alokasi biaya tetap yang arbitrer.
Perhitungan ini memfokuskan perhatian manajemen
pada biaya variabel yang lebih dapat dikendalikan
dibandingkan dengan biaya tetap dalam jangka pendek.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 26


KASUS DALAM PENGALOKASIAN BIAYA

• Biaya Semi Variabel


• Biaya Incremental yang Tidak Konstan
• Biaya Tetap per Rentang Produksi

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 27


Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan
variabel di dalamnya

Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk


menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan
bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan.

Contoh dari biaya semi variabel adalah rekening listrik dan


telepon. Ada pembebanan tetap setiap bulan dan kemudian
beban penggunaan variabel ditambahkan

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 28


Karakteristik Biaya Semi Variabel

• Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik


dihubungkan dengan perubahan volume
kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding.
• Contoh : biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon.
• Untuk tujuan perencanaan, pembuatan
keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya
semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya
tetap dan biaya variabel.
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 29
Pendekatan Pemisahan

• Pendekatan lntuisi
• Pendekatan Engineering
• Pendekatan Perilaku Biaya Sesungguhnya
Masa Lalu

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 30


Biaya Incremental yang Tidak Konstan
• Biaya Inkramental (Incremental Cost) adalah
biaya yang timbul akibat adanya
penambahan / pengurangan output atau bisa
juga diartikan sebagai biaya yang terjadi
sebagai akibat dari suatu keputusan.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 31


• Incremental Cost ini bisa sebagai biaya variabel (Variable
Cost), bisa juga sebagai biaya tetap (Fixed Cost).

• Perlu dilakukan analis untuk mengetahui besarnya biaya


tambahan (Incremental Cost) pada sebuah perusahaan

• Tujuan dari analisis incremental cost ini adalah untuk


mengetahui efisiensi biaya produksi pada suatu
perusahaan.

• Dengan demikian, maka dapat diambil suatu keputusan


untuk memilih biaya tambahan (Incremental Cost) yang
paling efisien sehingga dapat meminimalkan biaya produksi
di perusahaan tersebut.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 32


Diketahui profit dari proyek B lebih besar dari proyek A, tetapi
haruskah proyek B yang harus digarap?. Dalam kasus seperti
inilah konsep Incremental Cost dan Incremental Revenue
diperlukan, karena selisih diantara keduanya akan
menghasilkan kontribusi margin dari masing-masing proyek.
PROYEK A PROYEK A
Revenue Cost = Rp 20,000 Revenue Cost = Rp 20,000
Cost : = Rp 2,000 IC = - Material Cost = Rp 2,000
- Direct labor = Rp 6,000 - Direct labor = Rp 6,000
- Variable Cost = Rp 4,000 - Variable Cost = Rp 4,000
- Fixed Cost = Rp 6,000 - Fixed Cost = Rp 6,000
Contribution (Revenue- IC) = Rp 8,000
Profit = Rp 2,000

PROYEK B
PROYEK B Revenue Cost = Rp 18,000
Revenue Cost = Rp 18,000 IC = - Material Cost = Rp 5,000
Cost : = Rp 5,000 - Direct labor = Rp 3,000
- Direct labor = Rp 3,000 - Variable Cost = Rp 3,000
- Variable Cost = Rp 3,000 - Fixed Cost = Rp 3,000
- Fixed Cost = Rp 3,000 Profit = Rp 4,000
Profit = Rp 4,000 Contribution (Revenue- IC) = Rp 7,000

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 33


• Hasil analisis kontribusi menunjukkan bahwa
kontribusi terbesar diperoleh bila menjalankan
proyek A. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
dapat disarankan sebagai berikut:
– Sebaiknya dalam kegiatan berproduksi perusahaan
perlu menentukan Incremental Cost dan
Incremental Revenue yang paling efisien bagi
perusahaan.
– Dengan menjalankan proyek A, perusahaan
tersebut dapat menekan biaya tambahan yang
dikeluarkan, sehingga dapat meminimalkan biaya
produksi.
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 34
Biaya Tetap per Rentang Produksi

• Biaya tetap bersifat konstan secara total


dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain,
biaya tetap per unit semakin kecil seiring
dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang
yang relevan. Tanggung jawab pengendalian
untuk biaya tetap biasanya berada pada
tingkat manajemen menengah atau
manajemen eksekutif dibandingkan dengan
supervisor operasi.
03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 35
Berikut adalah biaya overhead pabrik yang
biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap:
• Gaji eksekutif produksi
• Depresiasi
• Pajak properti
• Amortisasi paten
• Gaji supervisor
• Asuransi – properti dan kewajiban
• Gaji satpam dan pegawai kebersihan
• Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan
• Sewa

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 36


• Beberapa biaya tetap bersifat tetap untuk
suatu range produksi saja sehinga apabila
range tersebut dilewati dan dicapai suatu
jumlah tertentu, maka biaya tetap berubah.
Misalnya ketika truk pengirim mencapai
maksimal, penjualan tidak dapat ditingkatkan
lebih lanjut kecuali membeli truk baru.

03/25/2021 14-Pengendalian Biaya Produksi 37

Anda mungkin juga menyukai