●
Mewujudkan bangsa yang
MISI berdaya saing. (misi 5)
PROGRAM
AGENDA ●
Meningkatkan kualitas hidup INDONESIA
PRIORITAS (Nawa manusia dan masyarakat Indonesia
cita) SEHAT
Tujuan ● Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan
Penyelenggara penyakit, dan faktor risikonya serta masalah kesehatan
an Surveilans masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai
bahan pengambilan keputusan
Kesehatan ● Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan
(prasyarat terjadinya KLB/Wabah dan dampaknya
program ● Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan
kesehatan) KLB/Wabah
Pasal 2 PMK 45 ● Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak
2014 yang berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan
• Kemampuan Surveilans,
dan Kesiapsiagaan Kerangka Strategi
• Kemampuan deteksi dini
dan respon Surveilans
• Koordinasi dan Jejaring
Kerja
- Jml Kasus
Pengembangan turun
sistem - Jml
Kematian
Penguatan KLB turun
Sumber Daya Sustainability ditanggulangi - Daerah
< 24 jam terjangkit
Penguatan Jejaring
tdk
meluas
Penguatan Tanggung jawab:
Peraturan Pemerintah Pusat
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
Masyarakat STATUS KES.MAS
MENINGKAT
Bentuk Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
Eliminasi
Campak &
Kontrol
Rubela
Eradika
si Polio
thn
STRATEGI
/CRS
2020
1. Imunisasi
thn 2020
2. Surveilans PD3I
3. Laboratorium
Pencega
Eliminasi han &
Tetanus Pengend
Neonatal alian
Difteri
PENGERTIAN :
1. Laporan diterima
2. Rencana penyelidikan
3. Penyelidikan
4. Rencana penanggulangan
5. penanggulangan
LINGKUP PENANGANAN
a. Penyelidikan Epidemiologi
b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan
isolasi penderita termasuk tindakan karantina
c. Pencegahan dan Pengebalan
d. Pemusnahan Penyebab penyakit
e. Penanganan jenazah akibat wabah
f. Penyuluhan kesehatan masyarakat
g. Upaya penanggulangan lainnya
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB
PENYELIDIKAN :
Upaya pencarian Pemastian
Sifat – sifat penyebab
EPIDEMIOLOGI :
Penyakit
Populasi
Faktor determinan
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI :
TUJUAN PE :
UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT YG
MENIMBULKAN KLB & CARA MENCEGAH MELUASNYA
DAERAH/POPULASI YANG TERKENA & CARA
PEMBERANTASANNYA
TUJUAN KHUSUS :
1. Konfirmasi/penegakan diagnosa
2. Menentukan bahwa kjd KLB
3. Mendiskripsikan KLB
4. Rumusan hypotesa
5. Rencana Penyelidikan yg detail
6. Pelaksanaan
7. Analisa & interpretasi data
8. Tes hipotesa dan rumusan kesimpulan
9. Penentuan tindakan penanggulangan
10.Pelaporan
PENANGGULANGAN KLB
1. TUJUAN
MENGHENTIKAN
MEMBATASI PENYEBARAN
Pasti KLB
Spesimen Darah :
Pengambilan serum dilakukan pada hari ke 4-28
sejak hari pertama timbulnya rash
Spesimen Urine :
Diambil sesegera mungkin sampai
dengan hari ke 5 setelah timbulnya rash
PE KLB Lengkap
●
Katarak kongenital
●
Glaukoma kongenital
●
Pigmentary retinopathy
●
Purpura
Splenomegali
Microcephaly
Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS
●
●
Retardasi mental
●
Meningoensefalitis
Penyakit “Radiolucent bone”
klinis dan tidak memenuhi kriteria CRS pasti
●
●
Ikterik yang muncul dalam waktu 24 jam setelah lahir
Pengambilan Spesimen
Untuk anak usia < 6 bulan:
Yang diperiksa hanya IgM
Spesimen : serum 1 cc dari darah 3 cc
(Form PE)
Tumpukan
nanah dan
membran pada
dasar tukak
DIFTERIA MATA,
SECRET SEROSANGUINEUS
Omong omong
EPIDEMIOLOGI TN
ELIMINASI TN
SURVEILANS TN
Gambaran Klinis Tetanus
UMUM
Tersedia informasi epid tentang tetanus
neonatorum yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
status ETN
KHUSUS
Ditemukan kasus & kematian TN di RS & Puskesmas
(termasuk di masyarakat)
Identifikasi faktor resiko TN dan diseminasikan kepada
program terkait (Immunisasi & KIA) untuk mencapai
dan mempertahankan status ETN
Definisi Operasional (1)
Tersangka
Kematian bayi umur 3 – 28 hr tak
diketahui penyebab
TN yang dilaporkan bukan oleh
dokter/petugas terlatih.
KEGIATAN SURVEILANS TN
Penemuan Kasus
• Tujuan :
1. Menetapkan diagnosis
• Konfirm TN
• Suspek TN
2. Mencari kasus tambahan
• Penolong persalinan sebagai “center point”
• Budaya perawatan tali pusat
3. Mengetahui faktor resiko
4. Mengetahui gambaran epid
• Penyelidikan menggunakan form T2
KEGIATAN SURVEILANS TN (2)
Mulai
Periksa Lumpuh
Dilaporkan
Ulang
Dilacak
Spesimen I
>2
4
jam
LAB hasil Spesimen II
<28
hr LAB terima Kirim Spesimen
<3 hr
Spesimen Adekuat
1. Waktu Pengumpulan Spesimen: Tidak lebih dari
14 hr pertama lumpuh
2. Kondisi Spesimen pada saat diterima Lab polio:
• Dingin (suhu 2 – 8 º C atau ice pack masih terisi
es) ≤ 3 hr
• Tidak bocor
• Volume cukup 8 gr / sendok makan
Selain hal diatas: Packing
spesimen!!!!!!!
letak pot dalam spesimen carrier
Pot yang digunakan
Bahan yang digunakan untuk cegah
60 days FU atau KU 60 hari
kunjungan yang dilakukan pada penderita AFP pada 60 hari sejak
terjadinya kelumpuhan, untuk memeriksa apakah ada sisa kelumpuhan
pada penderita
Ada sisa kelumpuhan menunjukkan kelumpuhan bersifat permanen,
seperti pada poliomyelitis paralitika
Menjadi bahan pertimbangan komisi ahli untuk menentukan klasifikasi
final
Kasus yang tidak dapat difollow up :
Penderita meninggal sebelum tanggal KU, Pindah, alamat tidak jelas, dll.
Untuk kasus2 ini, tetap isi formulir KU dg menyebutkan KU tidak dilakukan karena
alasan di atas.
Semua kasus AFP diharapkan mempunyai spesimen tinja yang adekwat,
sehingga klasifikasi bisa sepenuhnya berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium
Bila spesimen tidak adekwat: : hsl lab (+) VPL: pasti Polio atau hsl lab (-) blm
KASUS POLIO DI CILACAP
Nama : Mm
Ds. Karangsari Kec. Cimanggu
Umur : 1 tahun 3 bulan
Lumpuh : tgl 25 Juli 2005
Kaki kiri
Hasil Lab BF : 10 Agt 2005
Tidak pernah diimunisasi
MENUJU LOKASI KASUS DI DESA KARANGSARI
KEPARENGGGG...............