Anda di halaman 1dari 58

APA ITU WHO ??

World Health Organization (WHO) atau Organisasi


Kesehatan Dunia adalah salah satu badan PBB yang
bertindak sebagai koordinator kesehatan umum
internasional.

Creative by Adi Pramono


HIGIENE INDUSTRI ( INDUSTRIAL
HYGIENE )
• Sanitasi menurut WHO adalah pengawasan
penyediaan air minum masyarakat,
pembuangan tinja dan air limbah,
pembuangan sampah, sektor penyakit, kondisi
perumahan, penyediaan dan penanganan
makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan
lingkungan kerja

Creative by Adi Pramono


Creative by Adi Pramono
• Sanitasi menurut WHO
adalah pengawasan
penyediaan air minum
masyarakat,

Creative by Adi Pramono


Creative by Adi Pramono
Creative by Adi Pramono
• Mempelajari sanitasi
perusahaan dalam kaitannya
keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang akan
mempengaruhi produktifitas
kerja

Creative by Adi Pramono


Pada kesehatan kerja akan dilakukan
diagnosis penyakit dan pengobatan 
Pencegahan :
• perbaikan lingk kerja dan
• peningkatan derajat kesehatan

Creative by Adi Pramono


FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
•  Penerapan higiene industri ada 3 aspek utama
1. Pengenalan lingk. Kerja
2. Penilaian lingk. Kerja
3. Pengendalian lingkungan. Kerja

Creative by Adi Pramono


Kerja Pengenalan lingk. Kerja

1. Secara kualitatif mengetahui


kemungkinan bahaya potensial
dr. proses produksi

Creative by Adi Pramono


• 2. Menentukan lokasi
potensi bahaya , alat,
metode pengujian

Load test

Creative by Adi Pramono


3. Mengetahui jumlah pekerja
terpapar Penilaian lingk.
Kerja Dapat dilakukan
pengukuran, pengambilan
sampel, analisis di
laboratorium

Creative by Adi Pramono


Creative by Adi Pramono
• Sehingga dapat ditentukan :
• 1. Kondisi lingk. Kerja
• 2. Perlu/tidaknya teknologi pengendalian 3.
Ada/tidaknya korelasi kecelakaan dan PAK
dengan lingkungan
• 4. Dokumen untuk inspeksi

Creative by Adi Pramono


1.Lokasi kerja

Creative by Adi Pramono


Creative by Adi Pramono
Creative by Adi Pramono
Creative by Adi Pramono
Creative by Adi Pramono
Pengendalian lingk.kerja
Penerapan metode teknik tertentu
untuk menurunkan tingkat faktor
bahaya lingkungan kerja. Sampai
batas ditolerir pekerja Pengujian
lingkungan . Kerja, bertujuan :
• 1. Menentukan paparan pekerja
oleh faktor lingk. kerja

Creative by Adi Pramono


Lux meter adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya atau tingkat pencahayaan
Cara menggunakan lux meter sebagai
berikut:
• Tekan tombol ON/OFF. 
• Pilih range yang akan
diukur (2.000, 20.000, atau
50.000 lux). 
• Arahkan sensor ke sumber
cahaya. 
• Lihat hasil pengukuran
pada layar panel.
PENCAHAYAAN (Ps. 16-19)
Standar Intensitas
Pencahayaan adalah sesuatu yang Pencahayaan
memberikan terang (sinar) atau yang
menerangi, meliputi Pencahayaan alami
dan Pencahayaan Buatan.
PencahayaanBuatanad
a l a h Pencahayaan yang
dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami.
Intensitas Cahaya adalah jumlah rata-
rata cahaya yang diterima pekerja
setiap waktu pengamatan pada
setiap titik dan dinyatakan dalam
satuan Lux.
Lux adalah satuan metrik ukuran
cahaya pada suatu permukaan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
• 2. Efektivitas alat pengendali di
perusahaan
• 3. Meneliti tempat kerja dg perhatikan
keluhan TK dan gangguan kesehatan
pekerja
• 4. Untuk riset pengembangan ilmu
• 5. Tercapai upaya peningkatan derajat
kesehatan pekerja dan produktifitas
pekerja
• Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisik/kimia
adalah intensitas/konsentrasi rata-rata
pajanan bahaya fisik/kimia yang dapat
diterima oleh hampir semua pekerja tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan atau
penyakit dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu,
• Pengujian sebaiknya dilakukan berulang kali
karena :
• 1. Kontaminan (polusi) di lingkungan kerja
sering berubah
• 2. Secara bertahap unit produksi sampai proses
terakhir
• 3. Biasanya pemeriksaan saat tidak produksi
maksimal, jam istirahat, saat pekerja baru mulai,
pekerja mau pulang
• Waktu yang terbaik adalah beberapa jam setelah
produksi berjalan Lakukanlah evalusi lingk. Kerja :
• Subyektif dengan indera mata,
• pendengaran,
• penciuman,
• binatang percobaan Hasil yang tepat dengan alat
detektor sbg indikator,
• pengambilan sampel sampai analisis laboratoium
• Alat deteksi di lapangan :
• 1. Sound level meter
• 2. Luxmeter
• 3. Vibrator meter
• 4. Personal dust sampler
• 5. Gas detector
• 6. Anemometer
Sound level noise Lux meter

Vibrator meter Personal dust sampler


GAS DETECTOR ANIMOMETER
• NAB : kadar yang dihadapi pekerja tanpa
menunjukan gangguan
kesehatan/penyakit/kelainan dalam pekerjaan
sehari-hari waktu kerja 8 jam/hari atau 40 jam
seminggu
• Teknologi pengendalian :
1. Substitusi
2. Isolasi
• 3.Good house keeping
• 4. Ventilasi umum dan lokal
• 5.Proteksi perorangan
• 6. Perubahan proses sebagian atau
seluruh Higiene perusahaan
merupakan higiene tempat kerja
yang berkaitan dengan K3 dibawah
pengawasan departemen tenaga
kerja
VI. PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI (Ps. 26 – Ps. 44)

Meliputi:
1. Bangunan Tempat Kerja
- halaman;
bersih, tertata rapi, rata, dan tidak becek; dan cukup luas untuk lalu lintas orang
dan barang
saluran air pembuangan pada halaman, maka saluran air harus tertutup dan
terbuat dari bahan yang cukup kuat serta air buangan harus mengalir
dan tidak boleh tergenang.
- gedung, meliputi dinding dan langit-langit, atap; dan lantai.
 gedung dalam kondisi:
 terpelihara dan bersih;
 kuat dan kokoh strukturnya; dan
 cukup luas sehingga memberikan ruang gerak paling sedikit 2 (dua) meter
persegi
Dinding dan langit-langit harus:
 kering atau tidak lembab;
 dicat dan/atau mudah dibersihkan;
 dilakukan pengecatan ulang paling sedikit 5 (lima) tahun
sekali; dan
 dibersihkan paling sedikit 1 (satu) kali setahun.

Lantai harus:
 terbuat dari bahan yang keras, tahan air, dan tahan dari

bahan kimia yang merusak;


 datar, tidak licin, dan mudah dibersihkan; dan

 dibersihkan secara teratur.


Atap harus:
- mampu memberikan perlindungan dari panas matahari dan hujan;
dan
- tidak bocor, tidak berlubang, dan tidak berjamur
Bangunan Bawah Tanah harus
 mempunyai struktur yang kuat;
 mempunyai sistem ventilasi udara;
 mempunyai sumber Pencahayaan;
 mempunyai saluran pembuangan air yang mengalir dengan baik; dan
 bersih dan terawat dengan baik.
 Dalam hal bangunan bawah tanah merupakan ruang terbatas, penerapan
Higiene dan Sanitasi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Fasilitas Kebersihan meliputi: Toilet
 Toilet dan kelengkapannya; harus:
 bersih dan tidak menimbulkan bau;
 loker dan ruang ganti  tidak ada lalat, nyamuk, atau serangga yang
pakaian; lainnya;
 tempat sampah; dan  tersedia saluran pembuangan air yang mengalir
dengan baik;
 peralatan Kebersihan.
 tersedia air bersih;
 dilengkapi dengan pintu;
 memiliki penerangan yang cukup;
 memiliki sirkulasi udara yang baik;
 dibersihkan setiap hari secara periodik; dan
 dapat digunakan selama jam kerja.
Ratio kebutuhan jamban dengan jumlah Tenaga Kerja
dalam satu waktu kerja
 untuk 1-15 orang = 1 (satu) jamban;
 untuk 16-30 orang = 2 (dua) jamban;
 untuk 31-45 orang = 3 (tiga) jamban;
 Untuk 46 -60 orang = 4 (empat) jamban;
 untuk 61 - 80 orang = 5 (lima) jamban;
 untuk 81 -100 orang = 6 (enam) jamban; dan
 setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1 (satu) jamban.
 Jika Toilet laki-laki menyediakan fasilitas peturasan, jumlah jamban
tidak boleh kurang dari 2/3 (dua pertiga) jumlah jamban yang
dipersyaratkan
Ratio kebutuhan jamban dengan jumlah Tenaga Kerja area
konstruksi atau Tempat Kerja sementara
 untuk 1-19 orang = 1 (satu) jamban;
 untuk 20 -199 orang = 1 (satu) jamban dan 1 (satu) peturasan untuk setiap
40 (empat puluh) orang;
 untuk 200 orang atau lebih = 1 (satu) jamban dan 1 (satu) peturasan untuk
setiap 50 (lima puluh) orang.

Ukuran Toilet
Ruang Toilet paling sedikit berukuran:
panjang 80 cm, lebar 155 cm, tinggi 220 cm lebar pintu 70 cm.
Ruang Toilet untuk penyandang disabilitas harus memenuhi
persyaratan:
 Panjang 152,5 cm;
 lebar 227,5 cm;
 tinggi 240 cm;
 mempunyai akses masuk dan keluar yang mudah dilalui;
 mempunyai luas ruang bebas yang cukup untuk pengguna kursi roda bermanuver
180 derajat;
 lebar pintu masuk berukuran paling sedikit 90 cm yang mudah dibuka dan
ditutup.
 pintu Toilet dilengkapi dengan plat tendang di bagian bawah pintu untuk
pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas netra;
 kemiringan lantai tidak lebih dari 7 (tujuh) persen; dan
 mempunyai pegangan rambat untuk memudahkan pengguna kursi roda berpindah
Pakaian Kerja dan Ruang Ganti Pakaian
 Tenaga Kerja dalam perusahaan tertentu dapat
diwajibkan memakai pakaian kerja sesuai syarat-syarat
K3 yang ditetapkan.
 Pakaian kerja harus disediakan oleh Pengurus .
 Dalam hal Tenaga Kerja menggunakan pakaian kerja
hanya selama bekerja, Pengurus harus menyediakan
ruang ganti pakaian yang bersih, terpisah antara laki-
laki dan perempuan serta pemakaiannya harus
diatur agar tidak berdesakan.
 Ruang ganti pakaian harus tersedia tempat menyimpan
pakaian/loker untuk setiap Pekerja yang terjamin
keamanannya.
Tempat sampah dan peralatan
Kebersihan harus disediakan pada
setiap Tempat Kerja.

 Tempat sampah harus:


 terpisahdan diberikan label untuk sampah organik,
non organik, dan bahan berbahaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
 dilengkapi dengan penutup dan terbuat dari bahan
kedap air; dan
 tidakmenjadi sarang lalat atau binatang
serangga yang lain.
 Tempat pembuangan pembalut harus disediakan
pada ruang Toilet perempuan.
 Tempat pembuangan pembalut harus:

 terbuat dari bahan yang kedap cairan;


 dilengkapi dengan penutup; dan
 diberikan label yang jelas.

 Tempat pembuangan pembalut harus dibersihkan


setiap hari.
 Kebutuhan atas udara yang bersih dan sehat harus
dipenuhi pada setiap Tempat Kerja.
 Pemenuhan kebutuhan udara di Tempat Kerja dilakukan
melalui:
 KUDR;
 ventilasi; dan

 ruang udara.

 Tempat Kerja untuk melakukan jenis pekerjaan administratif,


pelayanan umum dan fungsi manajerial harus memenuhi KUDR yang
sehat dan bersih.
 KUDR ditentukan oleh suhu, kelembaban, kadar oksigen dan
kadar kontaminan udara
 Suhu ruangan yang nyaman harus dipertahankan
dengan ketentuan:
 Suhu Kering230C– 260C dengan
 kelembaban 40% – 60%.
 perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi
5oC
 Kadar oksigen sebesar 19,5% - 23,5% dari volume
udara.
 Kadar kontaminan atau polutan tercantum dalam Lampiran
dari Peraturan Menteri.
 Setiap orang yang bekerja dalam ruangan
harus mendapat ruang udara (cubic
space) paling sedikit 10 meter kubik.
 Ruangan harus memenuhi ketentuan:
 tinggi Tempat Kerja diukur dari lantai sampai
daerah langit-langit paling sedikit 3 meter;
dan
 tinggi ruangan yang lebih dari 4 meter tidak
dapat dipakai untuk memperhitungkan
ruang udara
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai