Menurut kelompok kami, angkringan Blendoek sudah memiliki nilai ergonomi, yaitu:
- Tempat makan yang sangat luas → memberikan kenyamanan untuk konsumen (nongkrong dan menyantap
makanan).
- Terdapat live music → membuat para konsumen semakin nyaman saat berkunjung.
- Penerangan yang memadai → terang dan nyaman.
- Desain meja dan kursi yang cukup nyaman dan memadai.
- Lokasi strategis (di tengah kota) → mudah diakses.
Menurut kelompok kami, angkringan pandawa sudah memiliki nilai ergonomi, yaitu:
- Tempat makan yang luas dan terdapat lantai 2 (view malam hari)
- Lokasi angkringan → strategis
- Tempat parkir yang luas.
- Desain meja dan kursi yang nyaman dan memadai → memberikan kenyamanan dalam menyantap makanan.
- Menyediakan minuman beralkohol
Desain meja dan kursi Cukup nyaman & memadai Nyaman & memadai
05 Langkah Strategis
01
RINGKASAN
BERITA
“Ini Perubahan Perilaku Konsumen Indonesia saat Pandemi
Corona”
Pandemi virus covid-19 ini mengubah perilaku masyarakat di Indonesia. Dengan
adanya himbauan untuk tetap tinggal dirumah dan WFH (work from home),
sekitar 30% masyarakat lebih sering berbelanja secara online. Mulai dari sisi
konsumsi, penjualan bahan pokok dan produk farmasi memiliki hasil penjualan
yang cukup tinggi dibandingkan jenis produk lainnya, serta lebih memilih
berbelanja di pasar modern (supermarket). Hal ini dikarenakan masyarakat
Indonesia menjadi lebih perhatian dengan kesehatan tubuh dan kebersihan.
Dilansir dari:
https://amp.kontan.co.id/news/ini-perubahan-perilaku-konsumen-indonesia-saat-pandemi-c
orona
02
LATAR
BELAKANG
Latar Belakang
Pada masa pandemi ini, dengan adanya resiko besar untuk terpapar virus, mau tak mau banyak hal
juga ikut berubah, salah satunya dalam hal konsumsi, bisa dilihat dari bahan yang dibeli, metode
pembelian, dan metode pembayaran. Hal ini didasari oleh kesadaran konsumen untuk memutus
rantai penyebaran virus dengan menghabiskan lebih banyak waktu dirumah. Sehingga, penjualan
bahan mentah meningkat, seperti telur, daging, buah dan sayur. Pembelian barang lain, terutama
makanan siap santap dan barang lain selain makanan juga sekarang banyak dilakukan secara online,
melalui berbagai platform yang ada, seperti Grab, Gojek, Shopee, Tokopedia dan lain sebagainya.
Konsumen menganggap bahwa cara ini lebih aman daripada berbelanja langsung ke department
store/restoran. Untuk pembayaran, sekarang metode cashless sudah sangat akrab dengan konsumen,
karena selain lebih efisien, metode ini juga dianggap sebagai cara untuk menghindari penyebaran
virus melalui perantara uang.
03
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana perilaku konsumen dalam konsumsi
selama pandemi covid-19 dan apa yang
mendasari hal tersebut ?
04
TEORI
Teori
Schiffman dan Kanuk dalam buku Widjaja (2009:30) mengatakan bahwa motivasi dan teori
kebutuhan menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pada saat pandemi,
pembelian barang sekunder dan tersier dikurangi, dan pembelian barang primer, terutama bahan
makanan pokok (sembako, sayur, buah, lauk) menjadi prioritas. Hal ini dapat dilihat dari perilaku
konsumen dalam berita, dimana pembelian akan bahan segar seperti buah dan sayur mengalami
peningkatan. Menurut Hierarki Maslow dalam teori motivasi, perilaku konsumen ini didasari oleh
kebutuhan fisiologis (makan), yaitu kebutuhan yang paling mendesak. Untuk bisa bertahan dalam
kondisi pandemi dengan penghasilan yang kemungkinan mengalami penurunan, maka konsumen
akan memprioritaskan pembelian bahan makanan pokok dan segar.
Teori
1. Teori dorongan
Ada kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berperilaku. Dalam studi kasus, efektivitas
dan keinginan untuk tidak terpapar virus menjadi faktor pendorong yang mendasari perilaku
konsumen: berbelanja online, menggunakan metode pembayaran cashless, dan peningkatan
pembelian produk segar
2. Teori kognitif
Berdasarkan alternatif pemilihan perilaku yang akan membawa manfaat yang besar. Dalam
studi kasus, pembelian produk segar bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga
resiko terpapar virus menjadi lebih rendah. Metode pembayaran cashless bertujuan untuk
mencegah terpaparnya virus melalui uang. Belanja online dinilai lebih efektif, lebih banyak
pilihan, serta terdapat berbagai macam promo yang ditawarkan.
(Ismail. 2007)
05
LANGKAH
STRATEGIS
Langkah Strategis
1. Memperluas jangkauan promosi dengan memanfaatkan beberapa sosial media yang ada,
seperti instagram, facebook, dll. Hal tersebut bisa dilakukan dengan pemasangan iklan,
sehingga dapat menarik perhatian para konsumen. Promosi tersebut harus dilakukan secara
luas untuk semua kategori produk. Sehingga konsumen dapat puas dengan kelengkapan
produk (seperti di Shopee, Tokopedia, dll).
2. Memberikan pelayanan yang baik dengan tanggap situasi. Dalam situasi pandemi covid-
19, diperlukan kepercayaan dari konsumen terhadap keamanan yang dimiliki. Maka hal
tersebut dapat diatasi dengan tanggap situasi seperti mematuhi peraturan protokol. Contohnya
seperti Grab atau Gojek yang drivernya selalu memakai masker saat melakukan pesan-antar
makanan.
3. Memberikan penawaran khusus seperti diskon. Dalam kondisi pandemi yang sedang tidak
stabil, maka diperlukan usaha untuk menarik pelanggan sebanyak mungkin. Usaha tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan diskon yang menarik, sehingga dapat mempertahankan
pelanggan untuk tetap melakukan pembelian.
Daftar Pustaka
Nawawi, Ismail. (2007). Perilaku Administrasi (Paradigma, Konsep, Teori dan Pengantar Praktek).
Surabaya: ITS Press.
Schiffman dan Kanuk. (2004). Perilaku Konsumen Ed. 7. Jakarta: Prentice Hall
Widjaja, Bernard. T. (2009). Lifestyle Marketing. Jakarta: PT. Gramedia.
THANK
YOU!