Anda di halaman 1dari 23

PEMBELAJARAN

DAN MEMORI
?
DEFINISI BELAJAR

Sering orang menganggap bahwa belajar adalah


semata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-
fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi
pelajaran .
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap, sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.
LANJUTAN…

Sehubungan dengan pengertian ini perlu


diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah
laku yang timbul akibat proses kematangan fisik,
keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.
Namun sebagian orang beranggapan bahwa belajar
adalah semata – mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/ materi pelajaran.
Disamping itu, ada pula sebagian otang yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti
yang tampak pada latihan membaca dan menulis.
Scinner dalam bukunya Education Psycology: The
Teacing-Leaching Process, menyebut belajar
sebagai “…… a processof progressive behavior
adaptation”. Belajar adalah suatu proses adaptasi
(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung
secara progresif.
Chaplin (1972) membatasi belajar dengan dua
macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi:
“….. acquisition of any relatively permanent change
in behavior as a result of practice and experience”.
Di sini belajar dirumuskan sebagai perolehan
perubahan tingkah laku yang relative
menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman).
Rumusan kedua. Process of acquiring
responses as a result of special practice
(proses memperoleh respon-respon sebagai
akibat adanya latihan khusus).
Hintzman (1978) menyebut belajar dalam bukunya
The Psycology of Learning and Memory, sebagai
“…. a change in organism due to experience
which can effect the organism’s behavior”.
Defenisi di atas menyebut belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri manusia atau
hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku oragnisme tersebut.
Perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman
tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme.
Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang
dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni
membantu kita untuk dapat belajar terus dengan
cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai
transfer belajar.
Jadi bahwa belajar terjadi hanya dapat diketahui
bila ada sesuatu diingat dari apa yang dipelajari
itu, suatu fakta yang dipelajari harus dapat
diingat dengan baik segera setelah diajarkan.
Akan tetapi dalam jangka waktu tertentu dapat
terjadi perubahan, karena yang diingat dapat itu
dapat dilupakan sebagian atau seluruhnya
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
ADALAH:
1. Jumlah hal yang dipelajari dalam waktu tertentu
2. Adanya kegiatan – kegiatan lain sesudah belajar,
yang merupakan ”interference”, yang
menganggu apa yang diingat itu.
3. Waktu yang lewat setelah berlangsungnya
belajar itu, yang juga dapat mengandung
kegiatan yang menganggu.
MENURUT BRUNER, DALAM PROSES BELAJAR
DAPAT DIBEDAKAN TIGA FASE ATAU EPISODE,
YAKNI ;
1.INFORMASI
Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah
informasi, ada yang menambah, ada yang
menambah pengetahuan yang telah kita
miliki, ada yang memperhalus dan
memperdalamnya
Ada pula informasi yang bertentangan dengan
apa yang telah kita ketahui sebelumnya,
misalnya bahwa tidak ada energi yang lenyap.
LANJUTAN…

2. TRANSFORMASI 3. EVALUASI

Infomasi itu harus Kemudian kita nilai


dianalisis, diubah hingga manakah
atau ditranspormasi pengetahuan yang
ke dalam bentuk kita peroleh dan
yang lebih abstrak
atau konseptual traspormasi itu
agar dapat dapat dimanfaatkan
digunakan untuk untuk memahami
hal – hal yang lebih gejala – gejala lain.
luas.
Komponen-komponen Belajar

 Komponen – komponen dalam proses belajar


dapat digambarkan sebagai S --- R.
S adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah
respons atas stimulus itu.
 Garis diantaranya adalah hubungan antara
stimulus dan respons yang terjadi dalam diri
seseorang yang tidak dapat kita amati.
 Ini bertalian dengan sistem alat saraf dimana
terjadi trasnformasi perangsang yang diterima
melalui alat indera.
 Stimulus merupakan input yang berada diluar
individu dan respon adalah outputnya, yang juga
berada di luar individu sebagai hasil belajar yang
dapat diamati.
RAGAM KAWASAN SASARAN
PEMBELAJARAN

Kemampuan Nilai dan Sikap Keterampilan


Berpikir (Affective) (Psychomotor)
(Cognitive)
C6 Evaluasi A5 Menjadikan pola P5 Naturalisasi
(evaluation) hidup (naturalization)
C5 Sintesis (characterization) P4 Perangkaian
(synthesis) (articulation)
A4 Mengatur diri
C4 Analisis (organization) P3 Ketepatan
(analysis) (precision)
A3 Menghargai P2 Penggunaan
C3 Penerapan
(valuing) (manipulation)
(application)
C2 Pemahaman A2 Menanggapi P1 Peniruan
(comprehension) (responding) (imitation)
C1 Ingatan A1 Menerima
(knowledge) (receiving)
2. Stimulus-
1. Signal learning response learning
(belajar isyarat). (belajar stimulus-
respons)

8. Problem 3. Chaining
Solving (Rantai atau
(Pemecahan 8 TIPE rangkaian)
masalah) BELAJAR
(Robert M. Gagne) 4. Verbal
7. Rule Learning Association
(belajar aturan) (asosiasi verbal)

6. Concept 5. Discrimination
Learning (Belajar Learning (Belajat
konsep). diskriminasi)
TIPE-TIPE BELAJAR

1. Signal learning (belajar isyarat).


Contoh : Abah-abah ”Siap!”
merupakan suatu isyarat untuk
mengambil sikap tertentu.

2. Stimulus-response learning (belajar


stimulus-respons)
Contoh : Anjing dapat belajar “memberi
salam” dengan mengangkat kaki
depannya bila kita mengatakan ”kasi
tangan” atau ”salam”.
3. Chaining (Rantai atau rangkaian)
Contoh : Dalam bahasa kita
banyak contoh “Chaining” seperti
“ibu-bapak” “kampung halaman”,
“Tempat tinggal”, dan sebagainya

4. VerbalAssociation (asosiasi verbal)


Bentuk verbal assocition yang paling
sederhana ialah bila diperlihatkan
suatu yang giometris, dan anak itu
dapat mengatakan “bujur sangkar”,
atau mengatakan “itu bola saya” bila
dilihatnya bolanya.
Discrimination Learning (Belajat
5.

diskriminasi)
Contoh : Anak dapat mengenal
berbagai merek mobil beserta
namanya, walaupun tampaknya
mobil itu banyak bersamaan.
Demikian pula ia dapat
membedakan manusia yang satu
dengan yang lain, juga tanaman,
binatang dan lain – lain.
6. Concept Learning (Belajar konsep).

 Belajar konsep mungkin karena kesanggupan


manusia untuk mengandalan representasi internal
tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan
bahasa
 Manusia dapat melakukannya tanpa batas berkat
bahasa dan kemampuannya mengabstraksi.
 Dengan menguasai konsep ia dapat
menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep
itu, misalnya menurut warna, bentuk, besar,
jumlah dan sebagainya.
 Ia juga dapat menggolongkan manusia menurut
hubungan keluarga, seperti bapak, ibu, paman,
saudara, dan sebaginya menurut bangsa
pekerjaan, dan sebagainnya.
7. Rule Learning (belajar aturan)
Type belajar ini banyak terdapat dalam pelajaran
disekolah. Banyak aturan yang perlu diketahui oleh
setiap orang yang terdidik.
8. Problem Solving (Pemecahan masalah)
 Problem Solving atau memecahkan masalah
sesuatu yang biasanya dalam hidup setiap manusia
dan tiap hari sepuluh dua puluh kali ia
memecahkan masalah.
 Hidup kita dipenuhi dengan berbagai masalah ada
yang banyak sedikit telah kita kenal, ada pula yang
baru bagi kita.
LANJUTAN….

Di sekolah Murid – murid terus menerus


dihadapkan dengan berbagai masalah dalam
tiap mata pelajaran.
Memecahkan masalah memerlukan pemikiran
dengan menggunakan dan menghubungkan
berbagai aturan – aturanyang telah kita
kenal menurut kombinasi yang kita kenal.

Anda mungkin juga menyukai