BAB I 1
KETENTUAN UMUM
01 02 03 04
Bencana adalah peristiwa atau Bencana alam adalah Bencana nonalam Bencana sosial adalah
rangkaian peristiwa yang bencana yang adalah bencana yang bencana yang diakibatkan
mengancam dan mengganggu diakibatkan oleh diakibatkan oleh oleh peristiwa atau
kehidupan dan penghidupan peristiwa atau peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
masyarakat yang disebabkan, baik serangkaian peristiwa rangkaian peristiwa diakibatkan oleh manusia
oleh faktor alam dan/atau faktor yang disebabkan oleh nonalam yang yang meliputi konflik sosial
nonalam maupun faktor manusia alam antara lain berupa antara lain berupa antarkelompok atau
sehingga mengakibatkan gempa bumi, tsunami, gagal teknologi, gagal antarkomunitas
timbulnya korban jiwa manusia, gunung meletus, banjir, modernisasi, epidemi, masyarakat, dan teror.
kerusakan lingkungan, kerugian kekeringan, angin dan wabah penyakit.
harta benda, dan dampak topan, dan tanah
psikologis. longsor.
BAB 2
LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN
Pasal 3
keseimbangan, keselarasan,
Kesamaan kedudukan dalam dan keserasian
hukum dan pemerintahan
04
03
Keadilan
Kemanusiaan
02
Pasal 2
01 Penanggulangan
Penanggulangan
bencana berlandaskan
bencana
Pancasila dan Undang-
sebagaimana
Undang Dasar Negara
dimaksud dalam Republik Indonesia
Pasal 2 Tahun 1945
berasaskan:
05 Ketertiban dan kepastian
hukum
06 Kebersamaan
Pasal
3 07 Kelestarian lingkungan
hidup
7
Pemeliharaan arsip/dokumen
otentik dan kredibel dari ancaman
dan dampak bencana
Pasal 7
B. Pembuatan perencanaan
A. Penetapan kebijakan penanggulangan pembangunan yang memasukkan
bencana selaras dengan kebijakan unsur-unsur kebijakan
pembangunan nasional penanggulangan bencana
E. Perumusan kebijakan tentang
C. Penetapan status dan penggunaan teknologi yang
tingkatan bencana nasional berpotensi sebagai sumber ancaman
dan daerah atau bahaya bencana
dua
Kerugian harta benda
tiga
Kerusakan prasarana dan sarana
empat
Cakupan luas wilayah yang
terkena bencana
lima
Dampak sosial ekonomi yang
ditimbulkan
BAB IV KELEMBAGAAN
Menetapkan standardisasi dan kebutuhan Menggunakan dan mempertanggung
penyelenggaraan penanggulangan bencana jawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan internasional
A. Perumusan dan
B. Pengoordinasian
penetapan kebijakan
pelaksanaan kegiatan
penanggulangan
penanggulangan
bencana dan
bencana secara
penanganan pengungsi
terencana, terpadu, dan
dengan bertindak
menyeluruh
cepat dan tepat serta
efektif dan efisien
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
Pasal 26
Mendapatkan perlindungan ayat 1 ,Setiap orang berhak: Berperan serta dalam perencanaan,
sosial dan rasa aman, pengoperasian, dan pemeliharaan program
khususnya bagi kelompok penyediaan bantuan pelayanan kesehatan
masyarakat rentan bencana termasuk dukungan psikososial
Organic
100%
C. Lembaga usaha
berkewajiban mengindahkan
prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan fungsi
ekonominya dalam
penanggulangan bencana
Pasal 30
Peran Lembaga Internasional :
Lembaga internasional dan lembaga Lembaga internasional dan lembaga asing Ketentuan lebih lanjut mengenai
asing nonpemerintah dapat ikut serta nonpemerintah dapat melakukan secara pelaksanaan kegiatan
dalam kegiatan penanggulangan sendiri-sendiri, bersama-sama, dan/atau penanggulangan bencana oleh
bencana dan mendapat jaminan bersama dengan mitra kerja dari Indonesia lembaga internasional dan
perlindungan dari Pemerintah dengan memperhatikan latar belakang sosial, lembaga asing nonpemerintah
terhadap para pekerjanya. budaya, dan agama masyarakat setempat. diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB VII
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Pasal 31
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan berdasarkan 4 (empat) aspek meliputi:
ORGANIC Natural
100%
Healthy Fresh Farm
ORGANIC food food Fresh
Prabencana
Saat tanggap darurat
Pascabencana
BAB VIII
PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA
PASAL 62 (PENDANAAN)
1 3
Pemerintah dan Besarnya bantuan santunan duka cita
pemerintah daerah dan kecacatan sebagaimana dimaksud
menyediakan bantuan pada ayat (1) dan pinjaman lunak
santunan duka cita dan untuk usaha produktif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menjadi
kecacatan bagi korban
tanggung jawab Pemerintah dan
bencana pemerintah daerah
2 4
Korban bencana yang Tata cara pemberian dan
kehilangan mata besarnya bantuan
pencaharian dapat sebagaimana dimaksud
diberi pinjaman lunak 5 pada ayat (1) dan ayat
Unsur masyarakat dapat (2) diatur lebih
untuk usaha produktif
berpartisipasi dalam lanjut dengan Peraturan
penyediaan bantuan Pemerintah
BAB IX PENGAWASAN
Pasal 71
Ayat 2
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a) sumber ancaman atau bahaya bencana; Ayat 1
b) kebijakan pembangunan yang berpotensi
menimbulkan bencana Pemerintah dan pemerintah
c) kebijakan pembangunan yang berpotensi daerah melaksanakan
menimbulkan bencana pengawasan terhadap seluruh
d) pemanfaatan barang, jasa, teknologi,
serta kemampuan rekayasa dan rancang
tahap penanggulangan
bangun dalam negeri bencana
e) kegiatan konservasi lingkungan
f) perencanaan penataan ruang
g) pengelolaan lingkungan hidup
h) kegiatan reklamasi
i) pengelolaan keuanganz
BAB X
PENYELESAIAN SENGKETA
pasal 74
A.Penyelesaian sengketa penanggulangan
bencana pada tahap pertama
diupayakan berdasarkan asas
musyawarah mufakat.
B.Dalam hal penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diperoleh kesepakatan, para pihak
dapat menempuh upaya penyelesaian
di luar pengadilan atau melalui
pengadilan.
BAB XI
Pasal 75
KETENTUAN PIDANA
(1) Setiap orang yang karena (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
kelalaiannya melakukan pembangunan mengakibatkan timbulnya kerugian harta benda atau
berisiko tinggi, yang tidak dilengkapi barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
dengan analisis risiko bencana singkat 6 (enam) tahun atau paling lama 8
sebagaimana dimaksud dalam Pasal (delapan) tahun dan denda paling sedikit
40 ayat (3) yang mengakibatkan Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)
terjadinya bencana, dipidana atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00
dengan pidana penjara paling (tiga miliar rupiah).
singkat 3 (tiga) tahun atau paling (3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
lama 6 (enam) tahun dan denda mengakibatkan matinya orang, pelaku dipidana dengan
paling sedikit Rp300.000.000,00 pidana penjara paling singkat 8 (delapan) tahun atau
(tiga ratus juta rupiah) atau paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau denda
Rp2.000.000.000,00 (dua paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar
miliar rupiah). rupiah).
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 80 :
Pada saat berlakunya undang-undang ini semua
peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan penanggulangan bencana dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
atau belum dikeluarkan peraturan
pelaksanaan baru berdasarkan undang-undang
ini.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 83
Pada saat berlakunya undang-
undang ini, paling lambat 6
(enam) bulan, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana sudah
terbentuk dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah paling lambat 1
(satu) tahun sudah terbentuk.
Thank You