Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan fungsi ruang Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik
dan bentang alam, serta semua aspek pelayanan publik atau geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial,
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah
penyebab dan terdampak bencana pada fase pasca bencana untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
masyarakat pada wilayah pascabencana tertentu.
Ketentuan Umum
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan kondisi masyarakat, bentang alam dan
lingkungan hidup yang menyebabkan dan terkena bencana
dengan meningkatkan daya dukung lingkungan serta Status Keadaan Darurat bencana adalah suatu keadaan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dengan melakukan upaya rehabilitasi atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk
menanggulangi bencana.
Pencegahan Bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang
terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk
bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana
jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk
maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
bencana.
Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang,
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu dan/atau badan hukum.
yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
Korban Bencana adalah orang atau sekelompok orang
harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana
Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat Darurat
Bencana
Ketentuan Umum
Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Lembaga usaha adalah setiap badan hukum yang
Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia dapat berbentuk badan usaha milik negara, badan usaha
yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara milik daerah, koperasi, atau swasta yang didirikan sesuai
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik menjalankan jenis usaha tetap dan terus menerus yang
Indonesia Tahun 1945. bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan :
d menghargai budaya local;
Memberikan pelindungan
a kepada masyarakat dari
e
membangun
dan
partisipasi
kemitraan publik
ancaman bencana;
serta swasta;
menyelaraskan peraturan
b perundang-undangan yang
sudah ada;
f mendorong semangat gotong royong,
kesetiakawanan, dan kedermawanan;
menjamin terselenggaranya
c Penanggulangan
secara terencana,
Bencana
terpadu, g
menciptakan perdamaian dalam
kehidupan bermasyarakat,
terkoordinasi, dan menyeluruh; berbangsa, dan bernegara.
BAB III
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
Tanggung Jawab Dan Wewenang
Jumlah korban
Unsur pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi koordinasi, komando, dan
pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Keanggotaan unsur pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas tenaga profesional dan ahli.
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, unsur pelaksana
penanggulangan bencana mempunyai tugas secara terintegrasi yang meliputi:
a. prabencana;
b. saat tanggap darurat; dan
c. pascabencana.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi, dan tata kerja Badan
Nasional Penanggulangan Bencana diatur dengan Peraturan Presiden.
Bagian Kedua
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pemerintah Daerah membentuk :
Perangkat Daerah
Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
Kabupaten/ melalui koordinasi dengan Badan Nasional
Provinsi
Kota Penanggulangan
Venus Bencana.
Keanggotaan unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat Keanggotaan unsur pelaksana penanggulangan bencana daerah
(1) terdiri atas: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas tenaga
a. pejabat pemerintah daerah terkait; dan profesional dan ahli.
b. anggota masyarakat profesional dan ahli. d
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Keanggotaan unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat 23 ayat (2), unsur pelaksana penanggulangan bencana daerah
(2) huruf b dipilih melalui uji kepatutan yang dilakukan oleh mempunyai tugas secara terintegrasi yang meliputi:
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. a. prabencana;
b. saat tanggap darurat;dan
c. pascabencana.
Pembentukan unsur pelaksana penanggulangan bencana daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b merupakan Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, fungsi, tugas,
kewenangan pemerintah daerah. struktur organisasi, dan tata kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah diatur dengan Peraturan Daerah.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap
Mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman, kegiatan Penanggulangan Bencana, khususnya yang
khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana; berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan
Setiap orang
Berperan serta dalam perencanaan, pengoprasian,
dan pemeliharaan program penyediaan bantuan
yang terkena
pelayanan Kesehatan termasuk dukungan bencana
psikososial; berhak Memperoleh ganti kerugian
karena terkena bencana yang
Berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, disebabkan oleh kegagalan
dan pemeliharaan program penyediaan bantuan konstruksi.
pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial;
Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Menjaga kehidupan
sosial masyarakat Memberikan
yang harmonis, informasi yang
Melakukan benar kepada publik
memelihara
keseimbangan,
kegiatan tentang
keserasian, Penanggulangan Penanggulangan
keselarasan, dan Bencana; dan Bencana.
kelestarian fungsi
lingkungan hidup;
BAB VI
PERAN LEMBAGA USAHA DAN LEMBAGA
INTERNASIONAL
Bagian Kesatu
Peran Lembaga Usaha
Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain.
Lembaga usaha
Lembaga usaha berkewajiban berkewajiban
Lembaga usaha
menyampaikan laporan mengindahkan
menyesuaikan
kepada pemerintah dan/atau prinsip
kegiatannya dengan
badan yang diberi tugas kemanusiaan dalam
kebijakan
melakukan penanggulangan melaksanakan fungsi
penyelenggaraan
bencana serta ekonominya
penanggulangan
menginformasikannya kepada dalam
bencana.
publik secara transparan. penanggulangan
bencana.
Bagian Kedua
Peran Lembaga Internasional
Lembaga Lembaga internasional dan
internasional dan lembaga asing nonpemerintah
Ketentuan lebih
lembaga asing dalam melaksanakan kegiatan
lanjut mengenai
nonpemerintah penanggulangan bencana
pelaksanaan kegiatan
dapat ikut serta sebagaimana dimaksud pada ayat
penanggulangan
dalam kegiatan (1) dapat melakukan
bencana oleh
penanggulangan secara sendiri-sendiri, bersama-
lembaga
bencana sama, dan/atau bersama
internasional dan
dan mendapat dengan mitra kerja dari
lembaga asing
jaminan Indonesia dengan
nonpemerintah diatur
perlindungan dari memperhatikan
dengan Peraturan
Pemerintah latar belakang sosial, budaya,
Pemerintah.
terhadap para dan agama masyarakat
pekerjanya. setempat.
BAB VII
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
BENCANA
Bagian Kesatu : Umum
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana Pemerintah dapat
dilaksanakan berdasarkan 4 (empat) aspek meliputi: melakukan :
a. Menetapkan daerah rawan
bencana menjadi daerah
terlarang untuk permukiman;
dan/atau
b. Mencabut atau mengurangi
sebagian atau seluruh hak
kepemilikan setiap orang
atas suatu benda sesuai
Sosial, ekonomi, dan Kelestarian lingkungan Kemanfaatan dan Lingkup luas dengan peraturan
budaya masyarakat hidup efektivitas wilayah terdampak perundang-undangan
Setiap orang yang hak kepemilikannya dicabut atau dikurangi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berhak mendapat ganti rugi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
Bagian Kedua
Tahapan
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:
PRA
BENCANA
DARURAT
BENCANA
PASCA
BENCANA
Pra Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana
penanggulangan
bencana pada tahapan Perencanaan penanggulangan bencana
pra bencana
Pencegahan, meliputi :
Rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3) ditinjau secara berkala.
Penyusunan rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
Badan.
Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi yang menimbulkan bencana dilengkapi dengan
analisis risiko bencana sebagai bagian dari usaha penanggulangan bencana sesuai dengan
kewenangannya.
Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf e disusun dan ditetapkan
oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Pemenuhan syarat analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjukkan dalam
dokumen yang disahkan oleh pejabat pemerintah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
Pra Bencana
Pemaduan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
huruf d dilakukan dengan cara mencantumkan unsur-unsur rencana penanggulangan bencana ke dalam rencana
pembangunan pusat dan daerah.
Rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3) ditinjau secara berkala.
Penyusunan rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan.
Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi yang menimbulkan bencana dilengkapi dengan analisis
risiko bencana sebagai bagian dari usaha penanggulangan bencana sesuai dengan kewenangannya.
Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf e disusun dan ditetapkan oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Pemenuhan syarat analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjukkan dalam dokumen yang
disahkan oleh pejabat pemerintah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan analisis risiko
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pra Bencana
Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan Pengamatan gejala bencana Pelaksanaan Penataan Ruang
bencana
Pengorganisasian, pemasangan, pengujian, dan Analisis hasil pengamatan gejala bencana Pengaturan pembangunan, pembangunan
pengoperasian sistem peringatan dini infrastruktur, tata bangunan
Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan Pengambilan keputusan oleh pihak yang
kebutuhan dasar Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan,
berwenang
dan pelatihan mitigasi bencana baik secara
Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang konvensional maupun modern
Penyebarluasan informasi tentang
mekanisme tanggap darurat
peringatan bencana
Penyiapan lokasi evakuasi
Pengambilan Tindakan oleh masyarakat
Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran
prosedur tetap tanggap darurat bencana
Untuk mengidentifikasi :
f
Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan akses diatur Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
dengan Peraturan Pemerintah. skala nasional dilakukan oleh Presiden, skala provinsi
dilakukan oleh gubernur, dan skala kabupaten/kota
Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh dilakukan oleh bupati/walikota.
pemerintah sesuai dengan skala bencana.
Tanggap Darurat
Pelayanan kesehatan
Pelayanan psikososial
Penanganan masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana dilakukan dengan kegiatan meliputi
pendataan, penempatan pada lokasi yang aman, dan pemenuhan kebutuhan dasar.
Darurat Bencana
Penyelamatan dan evakuasi korban dilakukan
dengan memberikan pelayanan kemanusiaan Perlindungan terhadap
yang timbul akibat bencana yang terjadi pada Kelompok Rentan
suatu daerah melalui upaya:
-- memberikan prioritas kepada kelompok rentan
Pencarian dan [penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan
penyelamatan korban Pertolongan darurat kesehatan, dan psikososial]
Kelompok rentan :
Rehabilitasi Rekonstruksi
a. Pembangunan kembali prasarana dan sarana;
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana; b. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum c. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat;
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; d. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih
d. Pemulihan sosial psikologis; baik dan tahan bencana;
e. Pelayanan kesehatan;
e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia
f. Rekonsiliasi dan resolusi konflik; usaha, dan masyarakat;
g. Pemulihan sosial ekonomi budaya;
h. Pemulihan keamanan dan ketertiban; f. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
Perbaikan lingkungan Pemulihan sosial psikologis Pemulihan sosial ekonomi Pemulihan fungsi
daerah bencana budaya pelayanan publik
Perbaikan prasarana dan sarana umum Pelayanan kesehatan Pemulihan keamanan dan ketertiban
Pembangunan kembali prasarana Penerapan rancang bangun yang tepat Pembangkitan kembali kehidupan
dan sarana dan penggunaan peralatan yang lebih sosial budaya masyarakat
baik dan tahan bencana
Peningkatan fungsi
Restorasi cagar budaya Peningkatan kondisi social, pelayanan publik
ekonomi, dan budaya
Pembangunan kembali sarana sosial partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan Peningkatan pelayanan utama
masyarakat dalam masyarakat
masyarakat
BAB VIII
PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN
BENCANA
Bagian Kesatu
Pendanaan
Dana Penanggulangan Bencana menjadi tanggung jawab :
bersama
Pemerintah Pusat melakukan aksi : Pemerintah Daerah
Mendorong, menggerakkan - Mengalokasikan anggaran
- Mengalokasikan anggaran partisipasi masyarakat, dan
penanggulangan Bencana secara penanggulangan Bencana secara
swasta dalam penyelenggaraan
memadai [Dana siap pakai] Penanggulangan Bencana serta
memadai
- Membentuk dana bersama yang dalam penyediaan dana yang - Penggunaan anggaran sesuai
dikelola dan dimanfaatkan untuk bersumber dari masyarakat. dengan tugas pokok dan fungsinya,
penanggulangan bencana pada semua tahap bencana sesuai
- Penggunaan anggaran dengan peraturan perundang-
penanggulangan Bencana yang undangan.
memadai
Badan
• Menggunakan dana siap pakai untuk darurat bencana
• Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pengevaluasian
terhadap barang, jasa,
Perencanaan Penggunaan Pemeliharaan Pemantauan dan/atau uang
bantuan nasional
maupun internasional
Korban bencana yang kehilangan mata pencaharian dapat diberi pinjaman lunak untuk usaha produktif.
Besarnya bantuan santunan duka cita dan kecacatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
pinjaman lunak untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan pemerintah daerah.
Tata cara pemberian dan besarnya bantuan Tata cara pemberian dan besarnya bantuan
Penjara paling lama 8 (delapan) tahun Setiap orang yang melakukan dengan rencana menyalahgunakan
anggaran Penanggulangan Bencana
Pidana denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pidana mati
Pada saat berlakunya undang-undang ini semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
penanggulangan bencana dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan
peraturan pelaksanaan baru berdasarkan undang-undang ini.
Semua program kegiatan berkaitan dengan penanggulangan bencana yang telah ditetapkan sebelum
ditetapkannya undangundang ini dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlakunya berakhir,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Perundang-undangan.
Sebelum Badan Nasional Penanggulangan Bencana dibentuk, Badan Koordinasi Nasional Penanganan
Bencana tetap dapat melaksanakan tugasnya.
Setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana dibentuk, Badan Koordinasi Nasional Penanganan
Bencana dinyatakan dibubarkan.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Pidana
Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lambat 6 (enam) bulan, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana sudah terbentuk dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
paling lambat 1 (satu) tahun sudah terbentuk.