Anda di halaman 1dari 16

PENALARAN NUMERIK

HG 3
ELDRIAN A.M
E R D I E N V. D
M. RAFIQ AZHAR
YOEL ZABARRO
R A N I A FA J R I AT I T.
J O E VA N C A M U T I A R A P .
OUTLINE
• Pengertian IPM dan bagaimana IPM dihitung?
• Arti IPM tinggi dan IPM rendah
• Perbedaan peubah bebas dan peubah terikat
• Tampilan grafik untuk peubah IPM tahun 2004, 2006, 2008, 2010, 2012
provinsi di Jawa dan provinsi Indonesia bagian timur
• Analisis grafik yang diperoleh
• Grafik untuk IPM dan presentasi penduduk miskin untuk masing-masing
provinsi di daerah jawa.
• Analisis kaitan antara IPM dan presentase penduduk miskin
• Kesimpulan
DEFINISI IPM
IPM ( Indeks Pembangunan Manusia) atau Human Development Index (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar
hidup untuk semua Negara seluruh dunia.
Manfaat IPM :
• untuk mengklasifikasikan apabila sebuah Negara adalah Negara maju, Negara
berkembang, ataupun Negara terbelakang, dan juga untuk mengukur dampak dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup manusia.
• Sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam membangun
kualitas hidup manusia.
• IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum
(DAU)
CARA MENGHITUNG IPM
ARTI IPM TINGGI DAN RENDAH
 Tinggi : IPM > 80,0
 Menengah atas : IPM antara 66,0 – 79,9
 Menegah bawah : IPM antara 50,0 – 65,9
 Rendah : IPM < 50,0

IPM adalah tolak ukur pembangunan suatu wilayah yang berkolerasi positif terhadap kondisi
kemiskinan di wilayah tersebut karena diharapkan suatu daerah yang memiliki nilai IPM tinggi
yang artinya idealnya kualitas hidup masyarakat juga tinggi dan tingkat kemiskinan rendah.
Pada kenyataannya, besaran nilai IPM tidak menjamin tingkat kesejahteraan masyrakat akan
tinggi atau tidak menjamin tingkat kemiskinan masyarakat yang rendah. Hal itu karena hitungan
nilai IPM diddasari oleh nilai agregat yang menggunakan prinsip nilai rata-rata sehingga terjadi
ketidakakuratan hitungan nilai IPM tersebut.
PEUBAH YANG TERLIBAT DALAM DATA
IPM
Data-data yang terdapat pada IPM :
 Tahun pengambilan data
 Presentase indeks pembangunan manusia
Tahun pengambilan data merupakan peubah bebas. Tahun
selalu berubah.
Presentase IPM merupakan peubah terikat. Bergantung pada
tahun pengambilan data.
GRAFIK PEUBAH IPM DI JAWA
80

78

76

74
Banten
72
DKI Jakarta
70 Jawa Barat
Jawa Tengah
68 DI Yogyakarta
66 Jawa Timur

64

62

60
2004 2006 2008 2010 2012
GRAFIK PEUBAH IPM DI INDONESIA
TIMUR
80
78
76
74
Sulawesi Utara
72 NTT
70 Gorontalo
Maluku
68
Papua Barat
66 Papua
64
62
60
2004 2006 2008 2010 2012
GRAFIK PERBANDINGAN IPM DAN PERSENTASE
PENDUDUK MISKIN DI DKI JAKARTA
84

82

80

78

76

74

72
2004 2006 2008 2010 2012

IPM Penduduk Miskin


GRAFIK PERBANDINGAN IPM DAN PERSENTASE
PENDUDUK MISKIN DI JAWA BARAT
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2004 2006 2008 2010 2012

IPM Penduduk Miskin


GRAFIK PERBANDINGAN IPM DAN PERSENTASE
PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2004 2006 2008 2010 2012

IPM Penduduk Miskin


GRAFIK PERBANDINGAN IPM DAN PERSENTASE
PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2004 2006 2008 2010 2012

IPM Penduduk Miskin


Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur
100 80 80
80 60 60
60 40 40
40
20 20 20
0 0 0
2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

IPM IPM IPM


Linear (IPM) Linear (IPM) Linear (IPM)
Penduduk Miskin Penduduk Miskin Penduduk Miskin
Linear (Penduduk Miskin) Linear (Penduduk Miskin) Linear (Penduduk Miskin)

Banten D.I Yogyakarta DKI Jakarta


100 100 100
80 80 80
60 60 60
40 40 40
20 20 20
0 0 0
2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
IPM IPM IPM
Linear (IPM) Linear (IPM) Linear (IPM)
Penduduk Miskin Penduduk Miskin Penduduk Miskin
Linear (Penduduk Miskin) Linear (Penduduk Miskin) Linear (Penduduk Miskin)
KAITAN ANTARA IPM DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

Dapat kita lihat di grafik provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa


Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta bahwa
seiring dengan naiknya IPM maka angka kemiskinan pun
menurun. Hal ini membuktikan terdapat keterkaitan antara
IPM dan persentase penduduk miskin di suatu daerah, dimana
keterkaitan itu adalah berbanding terbalik.
KESIMPULAN
IPM adalah tolok ukur pembangunan suatu wilayah yang berkorelasi positif
terhadap kondisi kemiskinan di wilayah tersebut karena diharapkan suatu daerah
yang memiliki nilai IPM tinggi yang artinya idealnya kualitas hidup masyarakat
juga tinggi dan tingkat kemiskinan rendah.

Mengingat 3 komponen IPM yaitu usia harapan hidup, tingkat pendidikan, dan
hidup layak. Jika 3 komponen tersebut memiliki tingkat yang rendah, pasti
penduduk miskin semakin banyak. Begitu juga sebaliknya jika 3 komponen
tersebut tinggi, jumlah penduduk miskin rendah.

Jadi dapat dikatakan makin banyaknya jumlah penduduk miskin secara langsung
akan menurunkan IPM di suatu daerah.
PERTANYAAN

• Raina: seberapa penting ipm di Indonesia maupun di dunia


• Shofian:PPM di Jawa Timur tidak sesuai datanya
• Imelda(HG1):kenapa kita mengira IPM tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kesejahteraan
di wilayaah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai