Anda di halaman 1dari 14

FERMENTASI TAPE

SINGKONG
Oleh kelompok 4
A2 Mikrobiologi

1. Mhd. Akbar Aditya Rahman (190140042)


2. Annisa Heral Fitri Putri Duha (190140045)
3. Emil Izmilia (190140060)
Bioteknologi
Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu

• bioteknologi konvensional
“ Bioteknologi adalah (tradisional)
pemanfaatan Bioteknologi konvensional biasanya
mikroorganisme untuk menggunakan mikroorganisme berupa
bakteri, jamur, dll
menghasilkan suatu produk
yang dapat digunakan oleh
manusia.” • Sedangkan bioteknologi modern
biasanya menggunakan teknologi-
teknologi yang dapat membantu kita
dalam proses pengkloningan, kultur
jaringan.
Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk
tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-
produk tersebut biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan.
Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman
kuno.

Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan:


• Mikroba sebagai inokulum
• Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan
optimal.
• Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi
mikroba.
Tape
“ Tape adalah salah satu makanan Mikroorganisme yang terdapat di dalam
tradisional Indonesia yang sudah ragi tape adalah
tidak asing lagi dan dihasilkan
dari proses fermentasi bahan • Kapang : Amylomyces rouxii, Mucor
pangan berkarbohidrat. Tape sp., dan Rhizopus sp.
mempunyai rasa yang spesifik • Khamir : Saccharomycopsis fibuligera,
Saccharomycopsis malanga, Pichia
yaitu manis, alkoholis dan
burtonii, Saccharomyces cerevisiae,
kadang-kadang asam, hal ini
dan Candida utilis; serta
karena terjadi perubahan pada
• Bakteri : Pediococcus sp. dan Bacillus
bahan dasar menjadi tape. sp.
pembuatan tape melibatkan
banyak mikroorganisme. “
kelompok mikroorganisme tersebut
bekerja sama dalam menghasilkan
tape.
Karakteristik Tape Singkong
• Semakin lama tape itu dibuat , semakin kuat alkoholnya.
• Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah
bahannya
• Jumlah ragi yang terlalu banyak akan mempercepat proses
fermentasi dan menyebabkan tape yang terbentuk lembek.
• Sedangkan jumlah ragi yang terlalu sedikit dapat menyebabkan
tape yang dibentuk tidak manis dan terasa keras.
• Fermentasi tidak mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama
pada organisme aerob yang kompleks.
• Dalam proses fermentasi, pati akan berubah menjadi gula
oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh Saccharomyces
cereviceae gula diubah menjadi alkohol.
Kandungan Pati di Dalam tape
• Salah satu komponen karbohidrat yang akan berubah
menjadi tape adalah pati,
• Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-
glikosidis yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.
• Beras , beras ketan, ketan hitam dan singkong mempunyai
kandungan amilosa dan amilopektin yang berbeda.
• Kandungan amilosa pada pati beras, yaitu sekitar 9 – 33%,
dan kandungan amilosa pada beras ketan rendah (2-9 % ),
sedang amilopektinnya tinggi (88,9-90%).
• Pada singkong kandungan karbohidratnya antara 30-60%,
dan patinya terdiri amilosa dan amilopektin.
• Kandungan amilosa pada singkong adalah 17-20%,
sedangkan kandungan amilopektinnya adalah 80-83%.
• Semakin tua ubi kayu kandungan patinya semakin tinggi
Proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan tape pada dasarnya
meliputi empat tahap penguraian yaitu :

1. Molekul-molekul pati yang ada dalam bahan dipecah oleh kelompok


kapang yang menghasilkan enzim amilolitik menjadi dekstrin dan gula-
gula sederhana seperti disakarida dan proses sakarifikasi atau
hidrolisis enzimatis

2. Kemudian khamir akan mengubah sebagian gula sederhana tersebut


menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape.
• Enzim yang mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2
selama fermentasi adalah enzim zimase yang dihasilkan oleh khamir
Saccharomyces cereviseae.
• Dalam proses fermentasi, selain alkohol, juga terbentuk asam piruvat
dan asam laktat.
• Asam piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis
gula menjadi etanol dan dapat diubah menjadi etanol atau asam laktat
3. Pada fermentasi lebih lanjut alkohol oleh bakteri Pediococcus dan
Acetobacter dioksidasi menjadi asam-asam organik antara lain asam
asetat, asam suksinat dan asam malat
• Perubahan asam piruvat menjadi asam laktat dikatalisis oleh bakteri
Pediococcus pentasaeus.

4. Melalui proses oksidasi alkohol, sebagian asam organik akan bereaksi


dengan alkohol membentuk ester yang memberi cita rasa pada tape
• Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula
yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
• Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi
juga menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan
pangan yang membuat produk fermentasi lebih menarik, mudah
dicerna dan bergizi.
• Kualitas tape sangat tergantung pada kondisi lingkungan yaitu suhu
dan kondisi anaerob, jenis bahan yang digunakan dan lama fermentasi
Faktor Penyebab Gagalnya Fermentasi Tape
• Tidak ada ragi tape yang dimasukkan

3. Tingkat Keasaman
Suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah
• Tingkat keasaman (pH) terlalu tinggi atau terlalu Tingkat Keasaman (pH) yang
rendah diperlukan oleh mikroorganisme
• sangat spesifik, tidak boleh terlalu
Tidak ditutup dengan baik
rendah (terlalu asam) atau terlalu
tinggi (terlalu basa). Tape
1. Ragi membutuhkan derajat keasaman
Karena tape dibuat dengan fermentasi, maka ke (pH 5-6), agar bisa terjadi
bahan tape harus dimasukkan ragi, yang merupakan fermentasi oleh mikroba
bibit pemula (starter culture) dari jamur yang akan
pembuatnya.
melakukan fermentasi. Tanpa adanya ragi maka tidak
ada mikroba yang melakukan fermentasi dan tape 4. Udara
tidak akan dibentuk. Fermentasi dilakukan
2. Suhu secara anaerb (tanpa oksigen).
Agar dapat terbentuk tape, maka fermentasi harus Karena itu, dalam pembuatan tape,
dilakukan dengan diinkubasi pada suhu 25-30 °C tape dibungkus agar udara dari luar
(sekitar suhu kamar). Bila suhu terlalu rendah, maka tidak masuk, sebab oksigen di
enzim yang digunakan tidak dapat berkerja, dan udara dapat mengganggu
enzim akan hancur pada suhu terlalu tinggi. Sehingga fermentasi yang dilakukan mikroba.
bila suhu tidak sesuai fermentasi tidak dapat terjadi
dan tidak akan dihasilkan tape.
Proses Pembuatan Tape Singkong
• Singkong dikupas dan
dipotong sesuai keinginan,
selanjutnya dicuci hingga
bersih.
• Haluskan ragi
• Kemudian singkong dikukus
hingga ¾ matang, kira – kira
ketika ‘daging’ singkong sudah
bisa ditusuk dengan garpu.
• Angkat singkong yang telah ¾
masak lalu didinginkan.
• Selanjutnya disiapkan wadah untuk
tempat mengubah singkong menjadi
tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang
bawahnya dilapisi dengan daun pisang
• Setelah singkong benar – benar dingin,
masukkan singkong ke dalam wadah lalu
taburi dengan ragi yang telah dihaluskan
• Singkong yang telah diberi ragi ini
kemudian ditutup kembali dengan daun
pisang, dan didiamkan selama 1-2 hari
hingga sudah terasa lunak dan manis.
Saat itulah singkong telah menjadi tape.
• Singkong ini harus benar – benar tertutup
agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati
menjadi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta
perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik. Reaksi dalam fermentasi
berbeda – beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang
dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5O H).

Persamaan Reaksi Kimia:


C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian
dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur
terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Kesimpulan
Dari hasil uji coba pembuatan tape singkong dapat
disimpulkan bahwa, Pembuatan tape termasuk kedalam
bioteknologi konvensional atau tradisional, karena masih
menggunakan cara-cara yang terbatas. Pada proses
pembuatan tape singkong jamur ragi (saccharomyces
cereviceae)memakan glukosa yang ada didalam singkong
sebagai makanan untuk pertumbuhanya, sehingga singkong
akan menjadi lunak jamur tersebut akan merubah glukosa
menjadi alkohol. Jamur tersebut akan mengeluarkan enzim
yang dapat memecah karbohidrat dari singkong menjadi
gula yang lebih sederhana,oleh karena itu tape terasa manis
setelah matang meskipun tidak di tambahkan gula
sebelumnya.
VIDEO PROSES PEMBUATAN TAPE

Anda mungkin juga menyukai