Anda di halaman 1dari 16

Stadium sedasi

Hendra leofirsta (LF)


Definisi
• Sedasi : merujuk pada keadaan tenang dan tidur
• Hipnotik : merujuk pada keadaan hipnosis dan tidur

Obat sedatif hipnotik merujuk pada obat yg secada reversible Menekan


aktifitas dari sistem saraf pusat.
Mekanisme tidur
• Kondisi bangun/ terjaga dipertahankan oleh ascending reticular
activating system di batang otak. Dimana sistem ini menggunakan
neurotransmiter asetilkolin, dopamine, norepineprine, histamin, 5
hydoxytryotane
• Tidur terjadi karena inhibisi ARAS, melalui nukleus hipotalamus yang
disebut nukleus ventrolaterak preoptik (VLPO), yang menggunakan 2
neurotransmiter utama yaitu GABA (gama aminibutyric acid) dan
galanin.
• Adenosis menghambat ARAS dengan caramerangsang neuron ada
VLPO dan menghambat neuron simpatis ARAS
Derajat sedasi
Komplikasi yg berhubungan dengan derajat
sedasi
1. Airway
obstruksi jalan nafas, aspirasi, regurgitasin , cedera gigi dan jaringan lunak
2. Respiratory
Depresi nafas, hipoksemia, hiperkarbi, apneu
3. Kardiovaskular
Hipotensi, aritmia
4. Neurologis
Unresponsiveness
Agen Sedasi: Propofol
1. Mekanisme kerja
• Propofol terdiri dari cincin fenol yang disubstitusi
oleh dua gugus isopropil
• Propofol bekerja sebagai inhibisi neurotransmisi
yang dimediasi oleh ikatan reseptor GABAA.
• Propofol secara allosterik meningkatkan afinitas
ikatan GABA terhadap reseptor GABAA.

2. Dosis Induksi: 1 – 2.5 mg/kgBB, durasi 15-20 menit


Dosis Sedasi: 25-100 mcg/kgBB/menit
Agen Induksi: Propofol
3. Farmakokinetik
• Absorpsi :
• Propofol hanya dapat diberikan secara intravena untuk induksi anestesi umum dan untuk sedasi sedang
sampai dalam
• Distribusi :
• Propofol memiliki onset kerja yang cepat
• Pemulihan dari propofol lebih cepat dan efek "hangover" yang terjadi cenderung lebih minimal
dibandingkan dengan pemberian methohexital, thiopental, ketamine, atau etomidate
• Metabolisme :
• Biotransformasi propofol terjadi pada intra hepatika dan ekstra hepatika.Konjugasi di hepar menghasilkan
metabolit tidak aktif yang selanjutnya akan dieliminasi oleh klirens ginjal.
• Ekskresi :
• Hasil metabolisme propofol diekskresikan melalui urin
Agen Induksi: Propofol

4. Farmakodinamik
• Sistem Kardiovaskular:
• Efek utama propofol pada sistem kardiovaskular adalah penurunan tekanan darah arteri akibat
penurunan resistensi pembuluh darah sistemik (inhibisi respon vasokonstriktor simpatis), penurunan
preload, dan penurunan kontraktilitas jantung.
• Sistem Respirasi:
• Propofol merupakan agen depresan pernafasan yang dapat menyebabkan apnea setelah induksi obat.
• Sistem Saraf Pusat
• Propofol menurunkan aliran darah otak, volume darah otak, dan tekanan intrakranial
• Propofol memiliki sifat antikonvulsan, antipruritik, antiemetik
Agen Sedasi: Midazolam
1. Mekanisme kerja
• Struktur kimia benzodiazepin terdiri atas cincin
benzena dan tujuh gugus cincin diazepine.
• Cincin imidazole pada midazolam berkontribusi
terhadap kelarutan air pada pH rendah
• Midazolam bekerja sebagai agonis reseptor asam γ-
aminobutyric tipe A (GABAA)

2. Dosis Induksi: 0.1 – 0.2 mg/kgBB, durasi 15-20 menit


Dosis Sedasi: 0.01-0.1 mg/kgBB
Agen Sedasi: Midazolam
3. Farmakokinetik
• Absorpsi :
• Benzodiazepin umumnya diberikan secara oral dan intravena (atau dapat juga secara intramuskular)
untuk memberikan sedasi (atau dapat juga untuk induksi anestesi umum)
• Distribusi :
• Benzodiazepin sangat mudah terikat protein (90-98%). Midazolam larut dalam air pada pH tertentu,
sehingga meningkatkan kelarutannya dalam lemak
• Metabolisme :
• Biotransformasi benzodiazepin terjadi utamanya di hepar untuk dapat menjadi produk akhir yang larut
dalam air
• Ekskresi :
• Hasil metabolisme benzodiazepin diekskresikan paling banyak melalui urin
Agen Sedasi: Midazolam

4. Farmakodinamik
• Sistem Kardiovaskular:
• Benzodiazepin yang diberikan tanpa bersamaan dengan agen anestesi lain dapat menurunkan tekanan
darah arteri,curah jantung, dan sedikit menurunkan resistensi pembuluh darah perifer, dan dapat
meningkatkan detak jantung
• Sistem Respirasi:
• Benzodiazepine menekan respon ventilasi terhadap CO2
• Depresi ventilasi ini biasanya tidak signifikan kecuali benzodiazepin diberikan secara intravena atau diberikan
dengan depresan pernapasan lainnya
• Sistem Saraf Pusat
• Benzodiazepin menurunkan konsumsi oksigen otak, aliran darah otak, dan tekanan intrakranial
• Efek anti anxietas, amnestik, dan sedatof dapat ditemui di pemberian benzodiazepin dosis rendah
Agen Sedasi: Ketamine
1. Mekanisme kerja
• Ketamin adalah analog struktural dari phencyclidin
• Menghambat saluran N-metil-D-aspartat (NMDA) dan kanal
neuronal hiperpolarisasi-yang diaktifkan kationik (HCN1)
• Ketika administrasi secara intravena tidak dapat dilakukan,
terutama pada anak-anak dan orang dewasa yang tidak
kooperatif, ketamin masih dapat digunakan untuk induksi
anestesi umum tetapi dengan cara intramuskular.

2. Dosis Induksi: 1-2 mg/kgBB, onset 1 menit, durasi 10-20


menit
Dosis Sedasi: 2.5 – 15 mcg/kg/menit
Agen Sedasi: Ketamin
3. Farmakokinetik
• Absorpsi :
• Ketamin dapat diberikan secara oral, nasal, rektal, subkutan, dan epidural, tetapi dalam praktek klinis
biasanya diberikan secara intravena atau intramuscular.
• Kadar puncak plasma biasanya dicapai dalam 10 hingga 15 menit setelah injeksi intramuskular.
• Distribusi :
• Ketamin sangat mudah larut dalam lemak dan dapat menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan curah jantung,
yang menghasilkan serapan obat ke otak yang lebih cepat dan redistribusi yang lebih cepat (waktu paruh distribusi
adalah 10–15 menit).
• Metabolisme :
• Biotransformasi ketamin terjadi di hepar dan mengubah ketamin menjadi beberapa metabolit, salah satunya
(norketamine) yang masih memiliki fungsi sebagai agen anestesi
• Ekskresi :
• Produk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal
Agen Sedasi: Ketamin

4. Farmakodinamik
• Sistem Kardiovaskular:
• Ketamin dapat meningkatkan tekanan darah arteri, denyut jantung, dan curah jantung
• Efek kardiovaskular ini juga diikuti dengan peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan peningkatan kerja
miokardium.
• Sistem Respirasi:
• Laju ventilasi dipengaruhi oleh induksi ketamin secara minimal, meskipun demikian, kombinasi ketamin dengan
opioid tetap dapat menyebabkan apnea
• Refleks saluran napas bagian atas refleks sebagian besar tidak terpengaruh oleh ketamin, tetapi obstruksi parsial
jalan nafas masih dapat terjadi
• Ketamin juga memiliki efek bronkodilator yang kuat
• Sistem Saraf Pusat
• Ketamin dapat meningkatkan konsumsi oksigen otak, aliran darah otak, dan tekanan intrakranial
Monitor Kedalaman Anestesi: Bisprectal
Index
• Alat monitoring terdahulu
• Pengamatan kedalaman anestesi sebelumnya dari tanda-tanda klinis seperti respon pupil, pola pernapasan, kualitas
denyut nadi ditambah dengan pengukuran langsung dari titik akhir fisiologis termasuk tekanan darah, denyut
jantung, laju pernapasan dan volume pernapasan

• Penggunaan BIS
• Bispektral indek teknik monitoring metode langsung, real time dan akurat untuk memonitor status otak
terus menerus menggunakan gelombang EEG
• Penilaian
• Indeks BIS terdiri atas angka antara 0 dan 100 yang berhubungan dengan titik akhir klinis yang penting
dan keadaan EEG selama administrasi agen anestesi
• Nilai BIS mendekati 100 menunjukkan keadaan klinis “ sadar/awake”
• Nilai BIS mendekati 0 menunjukkan isoelektrik EEG
Monitor Kedalaman Anestesi: Bisprectal
Index

Anda mungkin juga menyukai