Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

P DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST
ORIF FIBULA SINISTRA
Nama Kelompok 2:

DESTA EFMA THEANA P0 5120218006

Nama Kelompok :
DITHA KESIA EKA PUTRI P0 5120218007

EVA KURNIAWATI P0 5120218008

GITA FEBRIANTI P0 5120218009

INDAH KURNIA NINGSIH P0 5120218010


Definisi
Menurut Helmi (2012) fraktur merupakan
istilah dari hilangnya konstinuitas tulang,
tulang rawan, baik yang bersifat total
maupun sebagian. Secara ringkas dan umum,
fraktur adalah patah tulang yang disebabkan
oleh trauma dan tenaga fisik.Fraktur adalah
patah tulang, biasanya di sebabakan trauma
atau tenaga fisik (Pendit 2006).
Etiologi
Fraktur akibat peristiwa traumatik
 
Disebabkan oleh trauma yang tiba – tiba mengenai tulang
dengan kekuatan yang besar.
Fraktur patologis
 
Disebabkan oleh kelainan tulang sebelumnya akibat kelainan
patologis di dalam tulang.

Fraktur stress.
 
Disebabkan oleh trauma yang terus - menerus pada suatu
tempat tertentu
Patofisiologi
 
Fraktur terjadi bila interupsi dari kontinuitas tulang,
biasanya fraktur disertai cidera jaringan disekitar ligament,
otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan. Tulang
yang rusak mengakibatkan periosteum pembuluh darah
pada korteks dan sumsum tulang serta jaringan lemak
sekitarnya rusak. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh
mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki
cidera. Tahap ini merupakan tahap awal pembentukan
tulang. Berbeda dengan jaringan lain, tulang dapat
mengalami regenerasi tanpa menimbulkan bekas luka.
Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Henderson (1997), Bruner dan
Suddarth’s
(1995) adalah :
• 1. Syok
• 2. Infeksi
• 3. Nekrosis vaskuler
• 4. Malonian
• 5. Non Union
• 6. Delayed union
• 7. Kerusakan arteri
• 8. Sindroma kompartemem
Penatalaksanaan
• 
Konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :
 
Rekognisi
 
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur.
 
Reduksi
 
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak
asalnya
Retensi

Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau dipertahankan


dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan.
• Biodata
Nama Tn P,Umur 65 tahun,jenis kelamin laki-
laki,agama islam ,suku jawa,pendidikan SD.
 
• Pengkajian Keperawatan
 
Keluhan utama nyeri pada kaki sebelah kiri. Riwayat
penyakit sekarang pasien datang ke IGD RSUD
Sukoharjo karena pasien tertabrak.
Pada pengkalian pola fungsional menurut Gordon
persepsi kesehatan dan pola managemen .
• Analisa Data
No Data Problem Etiologi Ttd

1 DS : - Pasien mengatakan Agen injuri cidera Nyeri akut  


nyeri pada kaki sebelah kiri fisik
P : Nyeri dirasakan saat bergerak
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri pada kaki kanan
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri datang hilang timbul
DO : - Pasien tampak
menahan nyeri
- Tanda-tanda vital : TD : 150/80
mmHg
N : 85 x/menit
2 DS : - Alat fiksasi invasif Resiko tinggi infeksi  
DO : -Luka tampak bersih
- Terdapat luka post op di kaki kiri
dengan 8 jahitan.
- Terpasang drain

3 DS : - Pasien mengatakan Penurunan Hambatan  


aktivitas dibantu keluarga mobilitas mobilisasi fisik
DO : - Pasien tampak disibin oleh
keluarga
No Diagnosa Kep Luaran Kep Rencana Kep
1. Nyeri akut b.d Agen injuri Setelah dilakukan Kaji skala nyeri,
cidera fisik tindakan kep slm... X 24 lokasi dan
DS : - Pasien mengatakan jam, diharapkan pasien frekuensi nyeri,
nyeri pada kaki mampu : Monitor keadaan
sebelah kiri • Keluhan nyeri umum dan vital
P : Nyeri dirasakan
1/2/3/4/5 sign, Ajarkan
saat bergerak
Q: Nyeri seperti
• Meringis 1/2/3/4/5 latihan nafas
ditusuk-tusuk • Gelisah 1/2/3/4/5 dalam ,Ajarkan
R: Nyeri pada kaki • Sikap Protektif tehnik relaksasi,
kanan 1/2/3/4/5 Kolaborasi dengan
S: Skala nyeri 7 • Menarik diri dokter dalam
T: Nyeri datang 1/2/3/4/5 pemberian obat
hilang timbul
DO : - Pasien tampak Dengan Kriteria Hasil : analgesik
menahan nyeri 1. Meningkat
- Tanda-tanda vital : TD 2. Cukup meningkat
: 150/80 mmHg 3. Sedang
N : 85 x/menit
4. Cukup menurun
5. Menurun
2. Resiko infeksi b.d Alat fiksasi Setelah dilakukan Monitor tanda
invasif tindakan kep dan gejala infeksi
DS : - slm... X 24 jam, lokal dan
DO : -Luka tampak bersih diharapkan pasien sistemik, batasi
- Terdapat luka post op di kaki mampu : jumlah
kiri dengan 8 jahitan. • Kebersihan pengunjung, cuci
- Terpasang drain 1/2/3/4/5 tangan sebelum
tangan dan sesudah
• Kebersihan kontak dengan
badan pasien dan
1/2/3/4/5 lingkungan
• Nafsu makan pasien,
1/2/3/4/5 pertahankan
Dengan Kriteria tehnik aseptik
Hasil : pada psein
1. Meningkat beresiko tinggi
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Setelah dilakukan Identifikasi
penurunan mobilitas tindakan kep adanya nyeri atau
slm... X 24 jam, keluhan fisik
diharapkan pasien lainnya,
mampu : identifikasi
Nyeri 1/2/3/4/5 toleransi fisik
Kecemasan melakukan
1/2/3/4/5 pergerakan,
Gerakan tidak fasilitasi aktivitas
terkoordinasi mobilisasi dengan
1/2/3/4/5 alat bantu,
Gerakan terbatas fasilitasi
1/2/3/4/5 melakukan
Kelemahan pergerakan,
fisik1/2/3/4/5 libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
Dengan Kriteria meningkatkan
Hasil : pergerakan
1. Meningkat
Evaluasi
• Diagnosa pertama, nyeri berhubungan dengan Agen injuri cidera
fisik. Menetapkan bahwa nyeri teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan slama 3x24 jam dengan criteria hasil yang sudah
ditetapkan yaitu pasien mengatakan bahwa nyeri telah berkurang.
Diagnosa kedua resiko tinggi infeksi berhubungan denganalat fiksasi
infasiv. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
dengan criteria hasil yang telah ditetapkan mencapai penyembuhan
luka sesuai waktu, tidak terjadi tanda – tanda infeksi. Hasil evalaluasi
diagnosa ke tiga adalah masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi setelah tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Pasien
mengatakan tidak takut lagi menggerakan kakinya. Masalah
hambatan mobilitas fisik belum teratasi karena belum memenuhi
kriteria yang sudah ditetapkan, maka penulis merumuskan masalah
hambatan mobilitas fisik belum teratasi.
Terima Kasih!!!

Anda mungkin juga menyukai