Anda di halaman 1dari 33

SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS


PADA NY. S DENGAN GANGGUAN DESMINORE
DI DESA LIMBANGAN

Nama Kelompok :
1. Nina Anggraeni
2. Nurul Afifah
3. Nunung Kholifah
4. Novi Helpiani T
5. Putri Agustin
6. Santi Widiyanti
7. Shely Vionica
8. Ramiro Da Cozta M

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2021
1. PENGERTIAN

Menstruasi seringkali muncul dengan berbagai jenis


rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan setiap individu dapat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Secara
etimologi nyeri menstruasi (dismenore) berasal dari
bahasa Yunani kuno, dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang
berarti aliran atau arus. dysmenorrhea atau dismenore
adalah aliran menstruasi yang sulit atau aliran
menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo, 2015:32).
Dismenore secara khusus terbagi menjadi dua jenis.
Dismenore sekunder dan dismenore primer.

1. Primary dysmenorrhea, adalah nyeri haid yang dijumpai


pada alat-alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi
beberapa waktu setelah menarche. Dismenore primer adalah
suatu kondisi yang dihubungkan dengan siklus ovulasi.

2. Seecondary dysmenorrhea, adalah nyeri saat menstruasi


yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan.
Pada umumnya terjadi pada wanita yang berusia 25 tahun.
Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang
berkembang dari dismenore primer yang terjadi sesudah 25
tahun dan penyebabnya karena kelainan pelvis
2. ETIOLOGI

Penyebab pasti dismenorea belum diketahui. Diduga


faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri.
Dismenorea primer umumnya dijumpai pada wanita
dengan siklus haid berevolusi.

Penyebab tersering dismenorea sekunder adalah


endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna.
Hingga baru-baru ini, dismenorea disisihkan sebagai
masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak
dapat dihindari.
3. MANIFESTASI KLINIK

1. Dismenorea primer
a. Haid pertama berlangsung
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Nyeri punggung
d. Nyeri paha
e. Sakit kepala
f. Diare
g. Mual dan muntah
2. Dismenorea sekunder

a. Terjadi selama sikuls pertama haid dan sampai


berhari hari, yang merupakan indikasi adanya
obstruksi kongenital. Dismenorea dimulai setelah
berusia 25 tahun
b. Terdapat ketidak normalan pelvis kemungkinan
adanya :
1) Endometriosis
2) Pelvic inflamatory disease
3) Pelvic adhesion (pelekatan pelvis)
4) Adenomyosis
4. PATOFISIOLOGI

a. Dismenorea primer(primary dysmenorrhea)


Disebabkan karena kelebihan atau ketidak seimbangan
dalam jumlah sekresi prostaglandin (PG) dari
endometrium saat menstruasi, prostaglandin F2α
(PGF2α) merupakan stimulan miometrium yang kuat
dan vasokonstriktor pada endometrium. Selama
peluruhan endometrium, sel-sel endometrium
melepaskan PGF2α saat menstruasi dimulai. PGF2α
merangsang kontraksi miometrium, iskemia dan
sensitisasi ujung saraf. Peningkatan prostaglandin
endometrium sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase
folikuler ke fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut
yang terjadi selama menstruasi
b. Dismenorea Sekunder (secondery dysmenorrhea)
Dapat terjadi kapan saja setelah menarche (haid
pertama), namun paling sering muncul di usia 30-an
atau 40-an, setelah tahun-tahun normal, siklus tanpa
nyeri (relatively painless cycles). Peningkatan
prostaglandin dapat berperan pada dismenorea
sekunder, namun, secara pengertian penyebab yang
umum termasuk: endometriosis, leiomyomata (fibroid),
adenomyosis, polip endometrium dan chronic pelvic
inflammatory disease.
5. PATWAYS
 
Prostaglandin
  
 
 

Merangsang
miometrium
 
 
Kontraksi di uterus
Kurang pengetahuan
DISMINOREA
MK: Nyeri Akut
MK: Intoleransi Aktifitas
MK: Ansietas
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap: normal
b) Urinalisis: normal
2) Tes Diagnostik Tambahan
a) Laparaskopi: penyikapan atas adanya endomeriosi
ataukelainan pelvis yang lain.
7. KOMPLIKASI

Dismenore primer yang dibiarkan tanpa penanganan akan


menimbulkan gejala yang merugikan bagi penderitanya.
Dismenore primer tanpa penanganan dapat menyebabkan :
(1) Depresi; (2) Infertilitas; (3) Gangguan fungsi seksual (4)
Penurunan kualitas hidup akibat tidak bisa menjalankan
aktivitas seperti biasanya; (5) Dapat memicu kenaikan
angka kematian.
8. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Farmakologi
Upaya farmakologi pertama yang dapat dilakukan
adalah dengan memberikan obat analgetik yang
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Obat - obatan
paten yang beredar dipasaran antara lain novalgin,
ponstan, acetaminophen dan sebagainya. Upaya
farmakologi kedua yang dapat dilakukan adalah dengan
pemberian terapi hormonal
2. Terapi Non Farmakologi
a. Terapi es dan panas
b. Penjelasan dan Nasehat
c. Pengobatan Herbal
d. Relaksasi
ASUHAN KEKEPERAWATAN

Identitas
Nama pasien : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan: Menikah
Pendidikan : SMA
Diagnosa medis : Dismenore
1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan nyeri haid
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Pasien mengeluh nyeri abdomen bagian bawah dan
pada saat menstruasi hari pertama sampai ketiga,
pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari.
3. Riwayat kesehatan masa lalu:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat keaehatan
masa lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keluarga
5. Riwayat reproduksi:
Riwayat haid:
Menarche : umur 11 tahun sikus haid : teratur
Durasi haid: 7 hari keluhan haid: -
6. Riwayat Obstetri

7. Riwayat keluarga berencana: -


8. Pengkajian pola fungsional gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kelurrga klien mengatakaan jika ada aggota keluarga yang
sakit selalu di bawa ke pelayanan kesehatan
b. Pola nutrisi
Frekunsi makan: 1-2 x sehari
Nafsu makan: baik
Jenis makanan rumah: nasi, lauk pauk, sayur dan buah
Makanan yang tidak disukai: -
c. Pola eliminasi
Bak
Frekuensi: 6-7 kali, Warna: kuning jernih
Keluhan yang berhubungan dengan Bak: -
Bab
Frekuensi: 1 kali, Warna: kuning, Bau: khas, Konsisten: lunak
Keluhan: -
d. Pola aktifitas dan latihan
Klien mengatakan seblum nyeri haid biasanya melakukan
kegiatan membersihkan rumah
e. Pola persepsi dan kognitif
Klien mengatakan nyeri haid
f. Pola tidur dan istirahat
Lama tidur: 8 jam/hari, Kebiasaan sebelum tidur: berdoa
Keluhan: -
g. Pola hubungan sosial
Klien mengatakan tidak pernah
h. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien berjenis perempuan dan sudah menikah
i. Persepsi diri dan konsep diri
Persepsi diri:
Klien ingin beraktifitas seperti biasa
Konsep diri:
Identitas diri: klien mengatakan dirinya perempuan
Peran dri: klien berperan sebagai istri
Ideal diri: klien sebagai ibu rumah tangga
Bodi image: klien mengatakan bagian tubuh semua di sukai
j. Pola mekanisme koping
Klien megatakan bahwa dia sakit nyeri hanya bisa mengeluh
k. Pola nilai dan kepercayaan/agama
Klien mengatakan agama islam sholat 5 waktu dan
membaca al-quran
8. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran: composmetis
b. Tekanan darah: 130/90mmhg
c. Nadi: 98x/menit
d. Pernapasan: 22x/menit
e. Suhu tubuh: 36,5
f. Bb: 65 kg
g. Tb: 155 cm
h. Lila: -
i. Kepala: tidak kotor, rambut hitam
j. Mata: tidak anemis, warna kantung mata merah
k. Hidung: bersih, tidak ada polit, simetris
l. Telinga: bersih tidak ada kotoran, bentuk simetris
m. Mulut: tidak ada pendarahan pada gigi dan gusi
n. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada:
Paru: I: bentuk simetis
P: tidak nyeri saat ditekan
P: suara normal pada paru
A: suara vasikuler
Jantung: I: ictus cordis terlihat
P: ictus cordis teraba
P: suara normal
A: terdengar suara jantung 1 dan 2
Perut: I: bentuk abdomen cembung
P: peristaltik 15x/ menit
P: tidak ada tekanan
A: terdengar normal
Genitalia: -
Ekstermitas: ekstermitas atas dan bawah tidak terpasang infus
9. Data penunjang
-
 
10. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan dismenore
11. Program therapi
Menjelaskan tentang penkes dismenore
Mmengajarkan senam dismenore
12. Diit
-
ANALISA DATA
Tangg Data Fokus Problem Etiologi T
al/ T
jam D

2 DS: Pasien mdengatakan nyeri dibagian perut Nyeri akut Dismenore P


Maret P : pasien mengatakan nyeri disesbabkan (SDKI: D0077) U
2021 karena haid   T
08.15 Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk RI
WIB R : nyeri di bagian perut bawah
S : skala nyeri 5
T : Pasien memegang perut untuk mengurangi
nyeri.
DO: Pasien tampak gelisah
TD:130/90mmhg
N:98x/menit
S : 36.50C
RR:22x/menit
2 DS: Pasien Ansietas Kurangn PUT
Mare mengatakan belum (SDKI ya RI
t mengetahui apa :D.0080) terpapar
2021 penyebab penyakit nya
08.15 yang dirasakan informasi
WIB DO: Pasien tampak
bingung

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan dismenore
2. Ansietas Berhubungan dengan kurangnya terpaparnya
informasi
INTERVENSI

Tanggal/ jam Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Planning TTD

2-03-2021 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri PUTRI


08.20 WIB berhubungan keperawatan selama 3x 24 -Observasi ttv
dengan dismenore jam diharapkan nyeri dapat - lokasi, karakteristik
  berkurang dengan KH: durasi frekuensi
1. TTV dalam normal kualitas, skala dan
intensitas.
2. Mengetahui faktor
-Memberikan
penyebab nyeri
Kompres Hangat
3. Mampu menggunakan
- melatih senam
terapi kompres hangat
dismenore
4. Klien tampak rileks  
 
 
2-03-2021 Ansietas Setelah dilakukan - Jelaskan PUTRI
08.30 WIB Berhubungan tindakan keperawatan penyebab ansietas
dengan selama 3x 24 jam - Berikan
kurangnya diharapkan Ansietas penyuluhan
terpaparnya berhubungan dengan tentang ansietas
informasi terpaparnya informasi - Ajarkan teknik
dapat berkurang non-farmakologis
dengan KH: (relaksasi nafas
1. Dapat menyebutkan dalam)
tanda dan gejala - kaji pola tidur
ansietas klien
2. Mampu  
menggunakan teknik
non-
farmakologis(relaksasi
nafas dalam)
IMPLEMENTASI
Tanggal/ Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
2-02-2021 Nyeri akut berhubungan -Mengobservasi TTV DS: Pasien mengatakan  
09.00 dengan dismenore   bersedia
    DO: TD: 130/90 mmhg N:
  98x/menit
  RR:22x/menit
  S: 36.50C
-Mengkaji Skala Nyeri
DS: Pasien mengatkan nyeri
 
dibagian perut
 
P: Nyeri diakibatkan karena
 
nyeri haid
 
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
 
R: nyeri dibagian bawah perut
 
S: skala nyeri 5
 
T: pasien memegan perut untuk
 
menahan nyeri
Do: Pasien tampak meringis
 
menahan nyeri.
- Mengajarkan terapi Do: Pasien tampak meringis menahan
kompres hangat nyeri.
 
- Mengajarkan teknik DS: pasien mengatakan bersedia
relaksasi nafas dalam Do: pasien tampak kooperatif
  Ds: Pasien mengatakan bersedia
- Melatih senam
dismenore Do: Pasien mampu mengikuti relaksasi
nafas dalam
Ds: pasien mengatakan bersedia
Do: pasien tampak kooperatif
  Ansietas - Memberikan Ds: Pasien mengatakan bersedia
berhubungan Penkes/pengarahan Do:Pasien tampak kooperatif
dengan mengenai ansietas
terpaparnya
informasi
3-03-2021 Nyeri akut -Mengkaji skala DS: Pasien mengatkan nyeri dibagian
  nyeri perut sedikit berkurang
  P: Nyeri diakibatkan karena nyeri haid
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri dibawah perut
S: skala nyeri 5
T: pasien mengatakan nyeri diperut
berkurang
Do: Pasien tampak meringis menahan
nyeri.
Mengajarkan teknik Ds: Pasien mengatakan bersedia
  Ansietas
relaksasi nafas dalam Do: Pasien mampu mempraktekkan relaksasi
berhubung   nafas
   
an dengan Mengajarkan terapi DS: pasien mengatakan bersedia
terpaparnya kompres hangat Do: Pasien tanpak kooperatif
informasi

4-03-2021 Nyeri akut Mengobservasi TTV DS: Pasien mengatakan bersedia


  DO: TD: 120/80 mmhg N: 60x/menit
    RR:22x/menit
  S: 360C
   
  Ds: pasien mengatakan bersedia
  Do: pasien tampak kooperatif 
Melatih senam dismenore 

Ansietas Memberikan DS: Pasien mengatakan bersedia


penkes/menjeskan tentang DO: pasien tampak kooperatif
berhubung ansietas  
an dengan   DS: Pasien mengatakan bersedia
  Do: Pasien nampak kooperatif
terpaparnya Mengajarkan relaksasi
informasi nafas dalam
EVALUASI
Tanggal/ Diagnosa keprawatan Evaluasi
jam

2-03-2021 Nyeri akut b.d S: pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah
dismenore P: Nyeri diakibatkan karena nyeri haid
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut bawah
S: skala nyeri 5
T: pasien memegan perut untuk mengurangi nyeri
O: Pasien tampak meringis menahan nyeri
Td: 130/90 mmhg
N: 98x/menit
RR: 22x/menit
S:36 C
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-Mengkaji ulang TTV
-Mengajarkan kompres hangat
-melatih senam dismenore
  Ansietas b.d terpaparnya S: pasien mengatakan bingung penyebab nyeri  
informasi O:pasien tampak gelisah
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
-Memberikan penkes/menjelaskan tentang
ansietas

S: pasien mengatakan nyeri pada bagian perut


3-03- Nyeri akut b.d dismenore
P: Nyeri di sebabkan karena nyeri haid
2021 Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut bawah
S: skala nyeri 4
T: nyeri hilang timbul
O: pasien tampak meringis menahan nyeri
Td: 120/80 mmhg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
S:36 C
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
-Mengkaji ulang ttv
-Mengajarkan kompes hangat
-Melatih senam dismenore
  Ansietas b.d kurang S: pasien mengatakan kurang memahami  
mengatasi nyeri
terpaparnya informasi O:pasien tampak gelisah
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam
-memberikan penkes ansietas

Nyeri akut b.d dismenore S: pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
4-03-
p: Nyeri di sebabkan karena nyeri haid
2021 Q: Nyeri seperti ditusuktusuk
R: nyeri diperut bawah
S: skala nyeri 3
T: nyeri hilang timbul
O: pasien tampak tenang
Td: 120/90mmhg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi

Ansietas b.d kurang terpaparnya S: pasien mengatakan memahai mengatasi nyeri


informasi dan mengerti tanda gejalanya
O:pasien tampak lebih rileks
A: masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
PEMBAHASAN

Dismenore adalah yang digunakan untuk


menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan
muncul saat haid atau menstruasi. Dismenore salah
satu masalah haid atau menstruasi yang paling umum
dikeluhkan, kondisi medis yang terjadi saat haid atau
menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas.

Anda mungkin juga menyukai