Anda di halaman 1dari 19

PREEKLAMPSIA NUR MUHAMMAD AKBAR

20180350086
Definisi

Definisi klasik pre-eklampsia


Diagnosisnya adalah hipertensi
ditandai dengan adanya hipertensi
yang disebabkan kehamilan dan
Suatu kondisi yang ditandai dan proteinuria yang baru terjadi
disertai gangguan sistem organ
dengan adanya disfungsi plasenta pada kehamilan, sedangkan untuk
lainnya pada masa kehamilan
dan respon maternal terhadap edema sudah tidak dipakai
diatas 20 minggu.
inflamasi sistemik dengan aktivasi sebagai kriteria diagnosis karena
endotel dan koagulasi. banyak ditemukan pada wanita
hamil.

(PNPK,2016)
Klasifikasi

PRE-EKLAMPSIA RINGAN PRE-EKLAMPSIA SEDANG PRE-EKLAMPSIA BERAT


(tekanan darah 140- (tekanan darah 150- (tekanan darah ≥
149/90-99 mmhg) 159/100-109 mmHg) 160/≥110 mmHg)

Diana, 2018
Etiologi

Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya, tetapi ada yang
menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu diantaranya yaitu
ibu yang mempunyai faktor penyebab dari dalam diri seperti umur, karena bertambahnya
usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis, dan risiko lebih
besar untuk penderita hipertensi karena kehamilan, riwayat melahirkan, keturunan,
riwayat kehamilan, riwayat preeklampsia

(Sitomorang dkk, 2016)


Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia dibagi menjadi dua tahap


1. Perfusi plasenta
Tahap pertama terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan. Pada fase ini terjadi perkembangan
abnormal remodelling dinding arteri spiralis. Abnormalitas dimulai pada saat perkembangan plasenta,
diikuti produksi substansi yang jika mencapai sirkulasi maternal menyebabkan terjadinya sindrom
maternal

2. Sindrom maternal
Tahap ini merupakan tahap kedua atau disebut juga fase sistemik. Fase ini merupakan fase klinis
preeklampsia, dengan elemen pokok respons inflamasi sistemik maternal dan disfungsi endotel
Tanda Dan Gejala

•Preeklampsia ringan • Preeklampsia berat


1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan 1.   Tekanan darah 160/110 mmHg
interval pemeriksaan 6 jam. 
2.   Oliguria, urine <400 cc/24 jam
2. Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam 3.   Proteinuria lebih dari 3 g/liter
3.  Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu 4.   Keluhan subjektif: nyeri epigastrium, gangguan pengelihatan,
nyeri kepala, edema paru dan sianosis
4.  Proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1
sampai 2 pada urine kateter atau urine aliran pertengahan 5.   Gangguan kesadaran
6.   Pemeriksaan kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
7.   Perdarahan pada retina
8.   Trombosit <100.000/mm
(Manuaba, 2010)
• Preeklampsia merupakan penyebab ke-2
Epidemiologi kematian ibu di dunia setelah pendarahan
(Saifuddin, 2009). Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) tahun 2008,
angka kejadian preeklampsia di seluruh
dunia berkisar 0,51%-38,4%.
• Prevalensi preeklampsia di negara maju
adalah 1,3% - 6%, dan di negara
berkembang sebesar 1,8% - 18%.5,6
• Di Indonesia sendiri, frekuensi kejadian
adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%
•PENAKIB JATIM,2016
Tujuan Terapi

Terminasi Perbaikan
Kelahiran bayi kesehatan ibu
kehamilan dengan
yang berkembang
trauma minimal
dengan baik
pada ibu dan bayi
Ny. Srikandi, 28 tahun, yang sedang dalam
keadaan hamil 34 minggu, menjalani Rawat
Inap di Rumah Sakit karena mengalami gejala
sakit kepala, mual, dan pandangan kabur. Dari
Hasil pemeriksaan, diketahui Tekanan darah
pasien = 160/112 mmHg, Protein dalam urin =

Skenario 2,5 g/24 jam, dan Udem positif pada bagian


kaki dan muka. Penderita merasa berat
badannya terus bertambah sejak
kehamilannya lebih dari 20 minggu. RPD →
Hipertensi (-), DM (-). Dokter mendiagnosis
bahwa Ny. Srikandi menderita pre-eklampsia
berat. Apa terapi medikamentosa yang sesuai
untuk pasien ini ?
ANALISIS
SOAP
Subjektif dan objektif

Subjektif Objektif
Sakit kepala Tekanan darah 160/112 mmHg
Mual Protein dalam urin 2,5 g/24 jam
Pandangan kabur
Udem positif pada bagian kaki dan muka
Analisis obat
Nama Indikasi Mekanisme Dosis Rekomendasi ESO Keterangan
Nifedipine Antihipertensi Bekerja pada otot polos arteriolar dan 10 mg kapsul oral, diulang tiap 15 – takikardia, palpitasi, Sumber PNPK
menyebabkan vasodilatasi dengan menghambat 30 menit, dengan dosis maksimum sakit kepala,
masuknya kalsium ke dalam sel 30 mg

Magnesium Profilaksis Menyebabkan vasodilatasi melalui relaksasi dari Dosis loading magnesium sulfat 4 g rasa hangat, flushing, Sumber PNPK
Sulfate eklampsia otot polos, termasuk pembuluh darah perifer dan selama 5 – 10 menit, dilanjutkan nausea atau muntah,
uterus, sehingga selain sebagai antikonvulsan, dengan dosis pemeliharaan 1-2 kelemahan otot,
magnesium sulfat juga berguna sebagai g/jam selama 24 jam post partum ngantuk, dan iritasi dari
antihipertensi dan tokolitik. atau setelah kejang terakhir lokasi injeksi

Ondansetron Mual Menghambat ikatan serotonin pada reseptor 8 mg setiap 12 jam. 30 menit Sakit kepala, sembelit, Sumber
5HT3, sehingga membuat penggunanya tidak sebelum makan pusing mengantuk. Medscape
mual dan berhenti muntah
Assesment
Problem Medic S/O DRP Analisis Plan
Preeklampsia berat S : Ada indikasi tidak Berdasarkan PNPK 2016 pemberian Diberikan nifedipin oral
Berat badan naik ada obat antihipertensi direkomendasikan bila tekanan
Mual darah ≥ 150/95 mmHg. Pemberian Diberikan Magnesium
Sakit kepala antihipertensi pilihan pertama adalah Sulfate
Pandangan kabur nifedipin. Dosis rekomendasi 10 mg kapsul
Udem pada kaki dan oral, diulang tiap 15-30 menit. Dosis
muka maksimum 30 mg.
Pemberian magnesium sullfate
O : TD = 160/112 direkomendasikan sebagai profilaksis
mmHg terhadap eklampsia.
Proteinurea = 2,5 g/24 Dosis loading magnesium sulfat 4 g selama 5
jam – 10 menit, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 1-2 g/jam selama 24 jam post
partum atau setelah kejang terakhir.
Assesment
Problem Medik S/O DRP Analisis Plan
Mual S : Mual Ada indikasi tidak Diberikan Diberikan
O : proteinuria 2,5 ada obat ondansetron ondansetron
Berdasarkan
Medscape, 8 mg
setiap 12 jam. 30
menit sebelum
makan
Ondansetron
kategori kehamilan
:B
EBM

EBM ANTIHIPERTENSI

PNPK 2016
EBM MAGNESIUM SULFATE

PNPK 2016
EBM INTERAKSI ANTARA NIFEDIPINE
REKOMENDASI WHO
DAN MAGNESIUM SULFATE
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai