Anda di halaman 1dari 13

Proses Sertifikasi Halal

Lisa Aulia Hakim


20180350007
Latar Belakang

Sertifikat
Produk Halal MUI
Halal
Konsumen
Muslim
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah
UU NO 34 tahun 2014 tentang jaminan produk halal dan BPJPH
kementrian agama memastikan seluruh produk termasuk hasil
produksi usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) wajib
bersertifikat halal 17 Oktober 2019
Definisi
Sertifikat Halal
• Fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh MUI yang menyatakan kehalalan
suatu produk yang merupakan keputusan sidang Komisi Fatwa MUI
berdasarkan proses audit yang dilakukan oleh LPPOM MUI.

Sertifikasi Halal
• Suatu proses untuk memperoleh sertifikat halal melalui beberapa tahap
untuk membuktikan bahwa bahan, proses produksi dan SJH memenuhi
standar LPPOM MUI.
CEROL (Certification Online System)

CEROL-SS23000 adalah sistem pelayanan sertifikasi halal LPPOM MUI secara


online. Dengan sistem ini perusahaan dapat mengajukan permohonan sertifikasi halal
produk secara online tanpa batas waktu dan tempat.
Persyaratan Data Sertifikasi Halal
Komposisi
Komposisi Titik Kritis
Glucosamine HCl * 500 mg Cangkang kerang,sumsum tulang, tulang hewan, jamur.

Chondroitin SO4 * 400 mg Tulang rawan ikan


Vitamin C * 50 mg Buah,sayuran dan bagian hati hewan

Mg (Magnesium) 10 mg Non-kritis
Mn (Mangan) * 0,5 mg Non-kritis
Zn (Zinc) 5 mg Non-kritis

Note :
*Bahan diatas tidak terdaftar di Surat Keputusan No 07 Tahun 2013 LPPOM MUI
tentang “Daftar Bahan Tidak Kritis”
Sertifikat Halal Produk Welmove
Any Question?
Kesimpulan
• Segala hal yang berhubungan dengan pangan ataupun produk halal harus
menjadi perhatian kita bersama baik pemerintah, pelaku industri, dan
masyarakat muslim itu sendiri.

• Selaku pelaku industri, sertifikasi halal tidak hanya bertujuan untuk


meningkatkan daya jual produk tetapi juga sebagai sarana
pertanggungjawaban moral kita untuk menyediakan produk yang halal
sesuai dengan aturan syariah.

Anda mungkin juga menyukai