Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN


BIOGRAFI SAPTUARI SUGIHARTO

Disusun oleh:

Farah Nisrina Putriastuty (1710035)


S1 – 3A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
T.A 2019/2020
Biodata
Nama : Saptuari Sugiharto
TTL : Yogyakarta, 8 September 1979
Pendidikan : S1 Jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah, Fak Geografi , UGM
Nama Usaha : Gerai Kedai Digital
Penulis buku : Kembali ke Titik Nol,berani jadi Taubaters,mencari Jaln Pulang dan Doa tak
tertolak
Penghargaan
2007 Pemenang II Wirausahamuda Mandiri Kategori Mahasiswa Program Pasca Sarjana dan
Alumni
2008 Penghargaan ISMBEA (Indonesia Small and Medium Bussiness)
2008 Entrepreneur Award versi Majalah Wirausaha dan Keuangan
 Kisah Sukses Saptuari Sugiharto
Saat masih duduk di bangku kuliah ia bersama ibu dan anaknya berasal dari keluarga
yang pas-pasan. Dan hal itulah yang membuatnya semangat untuk menjalankan usaha.
 Saat Saptuari sugiharto Masih Kuliah
Sebenarnya sejak masuk dunia mahasiswa Saptuari memang telah memiliki tekad untuk
merintis bisnis sendiri. Sambil nyambi kuliah berbagai bisnis pernah digelutinya. ia sempat
berjualan celana gunung di kampusnya. Ia membeli celana itu di Bandung dan dijualnya
kembali di kampusnya. Ia juga sempat bekerja menjadi penjaga tas di koperasi mahasiswa. Ia
juga pernah memelihara ayam dan menjual ayam-ayam tersebut, penjual stiker, hingga sales
di agen kartu seluler dan rokok.
 Awal Mula saptuari Berbisnis
Saat Saptuari bekerja di event organizer di Yogya. Saat itu EO nya sedang menangani
konser band Dewa. Ketika konser berlangsung, Ia terheran-heran melihat .  terjadi kericuhan
dalam konser Dewa di mana para penggemar ribut sampai memicu tawuran hanya karena
berebut merchandise sang artis.Hampir saja itu menimbulkan tawuran dan pertumpahan
darah. Dari situ Saptuari membatin,”Merchandise berbentuk t-shirt, pin, topi atau yang lain
kan bisa diperbanyak, kenapa harus berebut sampai tawuran.” Dari situlah Saptu akhirnya
berfikir untuk berbisnis merchandise. Bermula dari rasa ide itu, pada tahun 2005 saptuari
mendirikan Kedai Digital, sebuah perusahaan yang memproduksi barang-barang cinderamata
(seperti mug, t-shirt, pin, gantungan kunci, mouse pad, foto dan poster keramik, serta banner)
dengan hiasan hasil print digital.Untuk modal awal, ia rela menjual motor dan meminta
orangtua menggadaikan rumah keluarga, akhirnya terkumpul modal sebanyak Rp 28 juta.
 Saptuari dan Kedai Digital
Langkah awal membangun kedai digital , ia harus mencari mesin digital printing yang
kemudian didapatnya di Bandung. Ia juga mencari sumber bahan baku. Kemudian
menyiapkan tempat usaha, menyusun konsep produk dan merekrut staf. Ini semua
mmebutuhkan waktu enam bulan sebelum Kedai Digital benar-benar bisa beroperasi. Pada
tahun 2004 akhirnya Saptuari dengan 3 karyawannya membuat bilik kecil untuk membuat
Kedai Digital. Karyawannya adalah 1 designer dan satu petugas front office. Awalnya,
merchandisenya hanya terbatas pada pin dan kaos. Ketika bisnisnya mulai berjalan stabil,
Saptu mulai merekrut desainer dari kampus seni terdekat yang tersebar di Yogyakarta. Untuk
promosi, ia meminta bantuann mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogya. Target
marketnya adalah para mahasiswa. Pertama kali buka, Saptuari harus mengalami jatuh
bangun, bahkan tidak jarang dia merugi. Puncaknya adalah saat usahanya berjalan 2 tahun,
bencana gempa bumi melanda Yogyakarta. Kantor dan hampir seluruh peralatan cetaknya
rusak total.
 Kedai Digital, Jadi Raja Percetakan Usai Kena Bencana Gempa
Raja Percetakan Digital Jogja, Saptuari Sugiharto Ternyata Pernah Terkena Dampak
Gempa Jogja, Namun Berhasil Bangkit dan Menjadi Jauh Lebih Sukses Dari Sebelumnya. Ia
menyewa sebuah tempat bekas pangkalan becak dan memulai usahanya disana. Saat gempa
melanda Jogja, usahanya sempat luluh lantah, namun tak membuatnya patah arang. Menjadi
korban bencana bukan hal yang bisa diprediksi dan mungkin hal yang tak diinginkan banyak
orang. Namun, bila Tuhan berkehendak apa daya manusia. Kehilangan berbagai hal dalam
hidup harus dihadapi mereka yang menjadi korban bencana. Jika awalnya sangat sulit, tapi
manusia dituntut harus tetap bangkit menatap masa depan. Itu yang ditanamkan dalam diri
Saptuari Sugiharto, pria asli Yogyakarta yang sukses di saat putus asa usai menjadi korban
bencana gempa bumi di Yogyakarta pada 2006 lalu.
 Putus Asa karena Gempa Bumi
Di tengah keputusasaan, dia kembali menata hidup melalui usahanya Kedai Digital
Saptuari. Usahanya bergerak pada bisnis cetak mug, pin, jam dinding ataupun t-shirt terbukti
menuai untung menggiurkan. Berikut kisahnya mengutip laman Studentpreneur.com, Kamis
(20/11/2014)
 Saptuari sugiharto Bangkit, Dengan Satu Mug
Setelah pada tahun 2006 terkena gempa, Saptuari tetap berjuang membangun kembali
brandnya. Saptuari yang sejak dari awal sudah membuat produknya secara manual, membuat
slogan ‘Bikin mug semau kamu atau bikin merchandise semau kamu’. Ini yang menjadi titik
balik Saptuari, banyak muda-mudi dari Yogyakarta yang memesan mug maupun kaos di
Kedai Digital. Dan akhirnya pada tahun 2007, Saptuari memenangkan Wirausaha Muda
Mandiri pada tahun 2007. Masyarakat semakin mengenal brand Kedai Digital. Produk-
produk dari Kedai Digital pun tidak sembarangan. Bahkan Saptuari pernah membuat keramik
yang dipakai jam dinding. Pada waktu itu masih belum ada keramik yang dipakai untuk jam
dinding. Bermula dari sebuah kios kecil di daerah uk mendirikan bisnis unik cetak digital
dengan konsep merchandise pribadi. Dengan modal 28 juta, pada tanggal 28 Maret 2005 Ia
membuka kios kecil berukuran 2×7 meter di Jl. Cendrawasih 3C Demangan Gejayan,
Yogyakarta,dan diberi nama “ Kedai Digital ”. 
Awalnya kedai digital hanya membuat mug saja, dengan dibantu 3 orang karyawannya
kedai digital berhasil membuktikan perkembangan yang pasti hingga menambah produk
seperti t-shirt, pin, gantungan kunci, jam, mouse pad, foto dan poster keramik, kalender, serta
baner yang semua bisa menggunakan foto sesuai dengan permintaan para konsumen. kini
Kedai Digital memiliki 31 outlet yang tersebar di 21 kota di seluruh Indonesia. Diantaranya
yaitu di kota-kota seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Magelang, Kudus, Klaten
Purwokerto, Sukoharjo, Wonogiri, Madiun, Malang, Surabaya, Jember, Balikpapan,
Sukabumi, Denpasar, Medan, PADANG, Batam, Pekan Baru dan Banda Aceh. Pada tahun
pertama, Kedai Digital telah berhasil meraih penjualan sebesar Rp 400 juta. Tahun
berikutnya, perolehan bisnis melesat menjadi Rp 900 juta. Seiring dengan pertambahan
outlet, revenue pada 2007 menembus angka Rp 1,5 miliar
 Keunikan Kedai Digital
Produk-produk unik dari kedainya, menurut Saptuari, memang mengedepankan sentuhan
pribadi. Bahkan bisa juga untuk membangun sisi narsis banyak orang. Orang tentu lebih
senang dengan marchendise yang unik dan pribadi. Kedai Digital mampu melihat hal itu dan
bisa memenuhinya baik itu sisi kreatifitasnya juga sisi personalnya. Inilah yang tak ada atau
jarang diangkat oleh pembuat souvenir lain. Kedai ini juga melayani pesanan satu biji barang
sesuai dengan slogannya “Bikin Mug Satu Saja atau Bikin Merchandise Semau Kamu”.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto,S., & Beatrix, S. (2012). Tweet Sadiz Bikin Mringis : kumpulan Tweet Inspiratif.
Bandung : Mizania

Anda mungkin juga menyukai