yolanlaman@yahoo.com
Contoh kasus
Salah satu contoh kasus malpraktek yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan adalah kasus “Kuret Ngatemi”.
Dalam kasus “Kuret Ngatemi” ini, usus Ngatemi sebagai
korban putus sepanjang 10 cm dan kandungannya
menjadi “rusak”, sehingga mengakibatkan saluran
pembuangan Ngatemi terpaksa dipindahkan ke bagian
perutnya.
Abdul Mutalib sebagai suami karena merasa dirugikan, ia
menggugat secara perdata terhadap dokter dan bidan dari
Rumah Sakit Bersalin “Kartini” yang menangani operasi
pembersihan kandungan (kuret) istrinya kepada
Pengadilan Negeri Belawan
Namun sayangnya, pada kasus “Kuret Ngatemi”
tersebut tidak dilakukan penuntutan secara
pidana, akan tetapi hanya dilakukan gugatan
secara perdata.
Padahal dalam kasus “Kuret Ngatemi” ini
seharusnya dilakukan penuntutan secara
pidana, karena akibat dari perbuatan dokter dan
bidan yang menangani operasi pembersihan
kandungan (kuret) Ngatemi ini mengakibatkan
Ngatemi sebagai korban menjadi cacat.
Pendahuluan
Pengetahuan klien tentang keperawatan
semakin meningkat dan ekspektasi lebih tinggi
Banyaknya tenaga-tenaga perawat non
profesional tj menjadi lebih besar
Otonomi perawat dalam praktik semakin
bertambah
Tuntutan hukum menuntut bekerja
berdasarkan standar
Miskonsepsi Masyarakat
Layanan perawat harus menghasilkan
kesembuhan atau kesuksesan
1. Malpraktek Etik
2. Malpraktek Yuridis
1. Malpraktek Etik
1. Malpraktek Pidana
3. Malpraktek Administratif
1. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
yolanlaman@yahoo.com
1. Cara Langsung
Oleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai
tolak ukur adanya 4 D yakni :
1. Duty ( kewajiban )
Dalam hubungan perjanjian tenaga perawatan
dengan tenaga pasien,tenaga perawat seharuslah
bertindak berdasarkan :
Adanya indikasi medis
Bertindak secara hati – hati dan teliti
Berkerja sesuai standar profesi
Sudah ada informed consent
2. Dereliction of Duty ( penyimpangan dari kewajiban )
yolanlaman@yahoo.com
NEGLECTED (KELALAIAN)
Kelalaian adalah melakukan sesuatu di bawah
standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum
guna melindungi orang lain yang bertantangan
dengan tindakan-tindakan yang tidak
beralasan dan berisiko melakukan kesalahan
(Keeton, 1984 dalam Leahy dan Kizilay,
1998).
Menurut Hanafia dan Amir (1999) kelalaian adalah sikap
yang kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan sesuatu yang
seharusnya seseorang melakukan dengan sikap hati-hati
dan wajar, atau sebaliknya melakukan sesuatu yang
dengan sikap hati-hati , tetapi tidak dilakukannya, dalam
situasi tersebut.
Guwandi (1994) mengatakan bahwa kelalaian adalah
kegagalan untuk bersikap hati-hati yang pada umumnya
wajar dilakukan seseorang dengan hati-hati dalam
keadaan tersebut.
Dari pengertian di atas, dapat diartikan
bahwa kelalaian bersifat ketidaksengajaan,
kurang teliti, kurang hati-hati, acuh tak acuh,
sembrono, tidak peduli terhadap
kepentinggan orang lain, tetapi akibat yang
di timbulkan bukanlah tujuannya.
Kelalaian bukanlah suatu pelangaran hukum
atau kejahatan jika kelalaian itu tidak sampai
membawa kerugian atau cedera kepada orang
lain dan orang itu dapat menerimanya (Hanafi
dan Amir, 1999).
Namun, jika kelalaian itu mengakibatkan
kerugian materi, mencelakakan bahkan
merenggut nyawa orang lain, ini diklasifikasikan
sebagai kalalaian berat (culpa lata), serius, dan
kriminal .
TANGGUNGGUGATAN
dan pengawasannya,
dll
Tanggung jawab perawat erat kaitannya
dengan tugas-tugas perawat.
Tugas perawat secara umum adalah
dapat berupa:
a. peringatan secara tertulis;
b. pencabutan izin sementara atau izin tetap.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilan tindakan