Anda di halaman 1dari 46

ETIKA,ETIKET dan

HUKUM
Ciri-ciri Pokok Suatu Profesi (Hoyle) :
1. Body of knowledge (batang tubuh ilmu) : profesi
didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan eksplisit ( a systematic body of
knowledge) dan bukan hanya common sense.
2. Proses pemerolehan ketrampilan : ketrampilan tidak
hanya diperoleh secara rutin, melainkan bersifat
pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis
yang menuntut pemecahan.
3. Masa pendidikan : mempelajari dan menguasai
batang tubuh ilmu dan ketrampilan-ketrampilan
(teknologi) membutuhkan masa yang lama,
bertahun-tahun dan tidak cukup beberapa minggu
atau bulan (dilakukan sampai pada pendidikan
tinggi).
4. Ketrampilan untuk mewujutkan fungsi tersebut
dituntut derajat-derajat ketrampilan tertentu.
5. Fungsi dan signifikansi sosial : profesi
merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi
dan signifikansi sosial yang besar.
6. Sosialisasi nilai-nillai profesional :
pembelajaran, merupakan masa dan media untuk
sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan
mahasiswa.
7. Kode etik : dalam melaksanakan
pekerjaan/memberikan pelayanan
kepada klien, seorang profesional
berpegang teguh kepada kode etik yang
telah disusun dan disepakati serta
pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi
profesi. Setiap pelanggaran terhadap
kode etik dikenakan sanksi.
8. Kebebasan untuk memberikan judment (ekspert
judgment): anggota suatu profesi memiliki
kebebasan untuk menetapkan judment-nya sendiri
dalam mengahadapi atau memecahkan suatu
masalah dalam lingkup kerjanya.
9. Tanggung jawab profesional : komitmen suatu
profesi adalah klien dan masarakat luas. Tanggung
jawab profesional diabdikan kepada mereka, maka
praktik profesional tersebut adalah otonom dari
campur tangan pihak luar.
10. Imbalan : seorang profesional
mempunyai prestise yang tinggi dimata
masyarakat, dan atas pekerjaan/pelayanan
yang diberikan mendapat imbalan yang
layak.
Kesimpulan Profesi adalah :
Suatu pekerjaan yang dilandasi oleh suatu ilmu pengetahuan
dan diperoleh melalui program pendidikan (tinggi profesional
yang khas atau spesifik dengan standar kualitas tertentu dan
terukur, dan dapat melakukannya dengan mandiri dengan
imbalan jasa dari klien yang dilayani dengan kode etik dan
aturan yang berlaku yang telah disusun dan disepakati oleh
organisasi profesinya.
Sesuai dengan apa itu ilmu pengetahuan (ontologi),
bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh (epistemiologi) dan
mengapa ilmu pengetahuan diketahui dan apa pula kegunaan
(nilainya) bagi kehidupan. Ilmu pengetahuan dicari dan
dikembangkan untuk menguak rahasia alam dan diamalkan
untuk kehidupan manusia yaitu untuk meningkatkan mertabat
dan kesejahteraannya serta berkelanjutan alam semesta ini.
KONSEP ETIKA MORAL
Definisi Etik 
Etik berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang
menurut araskar dan david (1978) berarti
“kebiasaan”, “model perilaku”.
Etik berhubungan dengan bagaimana seseorang
melakukan hubungan dengan orang lain.
Etik tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi
lebih kepada perhatian dengan penetapan norma
atau standar kehidupan seseorang dan yang
seharusnya dilakukan (mandle, boyle dan
o’donohoe, 1994 ). 
Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Curret English, AS Hornby mengartikan etika
sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau
aturan-aturan perilaku.
Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus pada
yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal
baik atau buruk. Sedangkan menurut Rowson,
(1992) etik adalah Segala sesuatu yang
berhubungan/alasan tentang isu moral
Peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk dan
merupakan suatu tanggung jawab moral dan
kewajiban
Tipe Etik 

Nursing
Ethics/Etika Bioetik
Keperawata

Clinical
Ethics/Etik
Klinik 
Bioetik
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan
evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi
teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia.
Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi
pada semua tindakan moral yang mungkin
membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut
dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang
berhubungan dengan pengobatan dan biologi. 
Clinical ethics/Etik Klinik 
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik
yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada
klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan
atau penolakan, dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis
yang kurang bermanfaat (sia-sia). 
Nursing ethics/Etika Keperawatan 
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal
tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan
keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.
Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat
yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. 
Ada 3 aliran tentang etika

Aliran
Aliran
Etika
Pluralisme
Deskriptif

Aliran Etika
Moral
Aliran deskriptif
Memberi penjelasan tentang gambaran
bagaimana manusia harus berprilaku dlm
lingkunganya atau dalam masyarakat
untuk memperoleh suatu tujuan
Aliran etika normatif
Memberi jawaban atas pertanyaan
tentang hal yang baik dan yang benar
Merupakan suatu ukuran untuk menilai
suatu perilaku yang baik dan benar.
Didasari agama dan kepercayaan
Dipengaruhi lingkungan sosial ekonomi
dan status tempat perilaku berada.
Aliran Etika Pluralisme
Sebagai pedoman perilaku yang
mengumpulkan banyak informasi
untuk mengukur kompleksitas situasi
tertentu dan mempertimbangkan
tindakan etika.
Moral
Moral adalah perilaku yang diharapkan
masyarakat sesuai standar perilaku dan
nilai –nilai yang harus diperhatikan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat
Perbedaan Etika, Etiket

Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan


harus dilakukan manusia.
 Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada
orang lain, saya harus menyerahkannya dengan
menggunakan tangan kanan.
Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri,
maka saya dianggap melanggar etiket.
 Etika menyangkut cara dilakukannya suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan
itu sendiri
Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak
seorang diri (ada orang lain di sekitar kita).
Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada
saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
Misal : disaat makan bersama lalu meletakkan kaki di
atas meja makan, maka dianggap melanggat etiket.
Tetapi kalau sedang makan sendirian (tidak ada
orang lain), tidak melanggar etiket. Tapi melanggar
Etika
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam
satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan
atau bersendawa waktu makan. Etika absolut
d.    Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat
munafik. Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia
berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di
dalam penuh kebusukan. Etika memandang manusia dari
segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-
sungguh baik.
PERBEDAAN ANTARA ANTARA ETIKET DAN
ETIKA:
No ETIKET ETIKA
1 Menyangkut cara suatu Tidak berbatas pada cara
perbuatan yang harus dilakukannya suatu perbuatan,
dilakukan memberikan nilai tentang
perbuatan itu sendiri.

2 Hanya berlaku dalam Selalu berlaku, tidak tergantung


pergaulan, bila tidak ada orang hadir atau tidaknya seseorang
lain tidak berlaku

3 Bersifat relatif, dalam suatu Bersifat absolut, contoh: ”jangan


kebudayaan, sopan dalam mencuri”, ”jangan berbohong”
kebudayaan lain.

4 Memandang manusia dari segi Memandang manusia dari segi


lahiriah batiniah.
NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu,
menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu atau berguna
bagi kehidupan  manusia.
Nilai sebagai sesuatu yang lebih diinginkan harus
dibedakan dengan yang hanya ‘diinginkan’, di mana
‘lebih diinginkan’ mempengaruhi pemilihan tujuan
akhir tingkah laku (Kluckhohn dalam Rokeach,
1973).
 ‘Lebih diinginkan’ ini memiliki pengaruh lebih besar
dalam mengarahkan tingkah laku, dan dengan
demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan
derajat kepentingannya.
Sebagaimana terbentuknya, nilai juga mempunyai
karakteristik tertentu untuk berubah
Karena nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu
dihasilkan oleh pengalaman budaya, masyarakat
dan pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis
individu(Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi
tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973).
Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap,
walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal
tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan
sistem nilai budaya di mana individu tersebut
menetap (Danandjaja, 1985).
Fungsi utama dari nilai sebagai berikut:
1. Nilai sebagai standar yang fungsinya adalah:
a. Membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu
dalam Social issues tertentu
b. Mempengaruhi individu untuk lebih menyukai ideologi
politik tertentu dibanding ideologi politik yang lain
c. Mengarahkan cara menampilkan diri pada orang lain
d. Melakukan evaluasi dan membuat keputusan
e. Mengarahkan tampilan tingkah laku membujuk dan
mempengaruhi orang lain, memberitahu individu akan
keyakinan, sikap, nilai dan tingkah laku individu lain yang
berbeda, yang bisa diprotes dan dibantah, bisa
dipengaruhi dan diubah.
2. Sistem nilai sebagai rencana dalam memecahkan
konflik dan pengambilan keputusan. Umumnya
nilai-nilai yang teraktivasi adalah nilai-nilai yang
dominan pada individu yang bersangkutan.
3. Fungsi motivasional di mana fungsi langsungnya
adalah mengarahkan tingkah laku individu dalam
situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak
langsungnya adalah untuk mengekspresikan
kebutuhan dasar. Nilai dapat memotivasi individu
untuk melakukan suatu tindakan tertentu, memberi
arah, dan intensitas emosional tertentu terhadap
tingkah laku
4. Nilai sebagai keyakinan merupakan keyakinan
yang tergolong deskriptif atau proskriptif yaitu
beberapa cara atau akhir tindakan dinilai sebagai
diinginkan atau tidak diinginkan.
5. Pengukuran nilai didasarkan pada hasil evaluasi
diri yang dilaporkan oleh individu ke dalam suatu
skala pengukuran. Evaluasi membutuhkan
pemahaman kognitif maupun efektif terhadap diri
sendiri, termasuk untuk membedakan antara nilai
ideal normatif dan nilai faktual yang ada saat ini.
NORMA

Norma adalah aturan yang berlakku di kehidupan


bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk
mencapai kehidupan bermasyarakat yang aman,
tertib, dan sentosa.
Norma-norma terdiri atas:
1. Norma Agama, suatu norma yang berdasarkan
ajaran suatu agama.
Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan
ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang
tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang
tersebut cenderung melanggar norma-norma
agama.
Norma ini merupakan peraturan hidup sebagai
perintah-perintah, larangan-larangan, dan ajaran-
ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa
2. Norma Kesusilaan, didasarkan pada hati nurani
atau akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat
umum dan universalia, dapat diterima oleh seluruh
umat manusia.
3. Norma kesopanan, yang berpangkal dari aturan
tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Norma ini
timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri
untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing
anggota masyarakat saling hormat-menghormati.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan,
kepatuhan, atau kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi
luruh masyarakat uni melainkan bersifat khusus dan
setempat (regional) dan hanya berlaku bagi
segolongan masyarakat tertentu saja.
4. Norma Kebiasaan, hasil dari perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam antuk yang
sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang
yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh
oleh anggota masyarakat yang lain.
5. Norma Hukum, himpunan petunjuk hidup atau
perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma
ini bersifat mengikat dan memaksa. Norma hukum
merupakan peraturan-peraturan yang timbul dan
dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya
mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-
alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan
perundang0undangan, yurisprudensi, kebiasaan,
doktrin, dan agama.
Dari sudut pandang umum sampai seberapa jauh tekanan norma diberlakukan
oleh masyarakat, norma dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Cara (Usage), Cara mengacu pada suatu bentuk


perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan
antarindividu. Penyimpangan pada cara tidak akan
mendapatkan hukuman yang berat, tetapi sekadar
celaan, cemoohan, atau ejekan. Misalnya,
orang yang mengeluarkan bunyi dari mulut
(serdawa) sebagai pertanda rasa kepuasan setelah
makan. Dalam suatu masyarakat, cara makan
seperti itu dianggap tidak sopan. Jika cara itu
dilakukan, orang lain akan merasa tersinggung dan
mencela cara makan seperti itu.
2. Kebiasaan (Folkways),  Kebiasaan mempunyai kekuatan
mengikat yang lebih tinggi daripada cara (usage).
Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang
dalam bentuk yang sama karena orang banyak menyukai
perbuatan tersebut. Misalnya, kebiasaan menghormati
orang yang lebih tua
3. Tata Kelakuan (Mores), Jika kebiasaan tidak semata-mata
dianggap sebagai cara berperilaku, tetapi diterima sebagai
norma pengatur, kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan
4. Adat Istiadat (Custom), Tata kelakuan yang terintegrasi
secara kuat dengan polapola perilaku masyarakat dapat
meningkat menjadi adat istiadat
contoh etika dan etiket
1. Mengembalikan barang milik orang yang telah
dipinjam.
2. Tidak membuang sampah sembarangan.
3. Menghormati orang yang lebih tua.
4. Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.
5. Tidak datang terlambat ke sekolah atau tempat
kerja
HUKUM
1. Hukum adalah : asas-asas kebenaran dan keadilan
yang bersifat kodrati.
2. Hukum adalah : norma-norma positif di dalam sistem
perundang- undangan hukum nasional
3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in
concreto, dan tersistematisasi sebagai judge-made law.
4. Hukum adalah:Pola-pola perilaku sosial yang
terlembagakan, eksis sebagai variabel sosial yang
empirik.
5. Hukum adalah :manifestasi makna-makna simbolik para
pelaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar
mereka
Ilmu hukum
Adalah ilmu yang obyeknya hukum, yang
menelaah hukum sebagai fenomena
kehidupan manusia dimanapun di dunia ini
dari kapanpun, maka hukum dilihat
sebagai fenomena sosial.
Perbedaan kaidah sosial dengan kaidah Hukum
Kaiadah
Kaidah agama Kaidah kesusilaan Kaidah hukum
kesopanan
tujuan Umat manusia Pelaku yang konkrit
Pentempurnaan manusia Ketertiban masyarakat
Mencegah manusia memjadi jahat Mrnghindari jatuhnya korban
Sasaran Aturan yang ditujukan Kepada Sikap, Aturan Yang ditujukan Kepada
Batin perbuatan konkrit (lahiriah)

Asal-usul Dari Tuhan Dari diri sendiri Kekuasaan dari luar yang memaksa

Sanksi Dari Tuhan Dari Diri sendiri Dari masyarakat Dari


secara tak resmi masyarakat
secara resmi
Isi Mermberi Memberi Memberi Memberi
Kewajiban kewajiban Kewajiban Kewajiban dan
HAk
Tujuan Hukum
 Tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban
keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban
diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi.
 Dalam mencapai tujuan hukum bertugas membagi
hak dan kewajiban, wewenang, dan mengatur cara
memecahkan masalah hukum serta memelihara
kepastian hukum.
Menurut Bertens, ada beberapa perbedaan antara hukum dan
moral:

NO HUKUM MORAL

1 Hukum ditulis secara sistematis, Moral bersifat subyektif, tidak tertulis


disusun dalam kitab Undang-undang, dan mempunyai ketidakpastian lebih
mempunyai kepastian, lebih besar besar.
dab bersifat objektifitas

2 Hukum membatasi pada tingkah laku Moral menyangkut


lahiriah saja dan hukum meminta seseorang
sikap batin

legalitas

3 Hukum bersifat
mempunyai sanksi
memaksa dan Moral tidak bersifat memaksa, saksi
moral adalah hati nurani, tidak tenang,
sanksi dari Tuhan.

4 Hukum didasarkan atas kehendak


masyarakat dan negara, mesyarakat
Moral didasarkan pada norma-norma
moral yang melebihi masyarakat dan
atau negara dapat merubah hukum, negara, tidak dapat berubah, moral
hukum tidak menilai moral. menilai hukum.

Anda mungkin juga menyukai