Anda di halaman 1dari 15

Reta Candra Pratiwi (K100130023)

Adzillah Nurul Izzati (K100140172)


Rifka Amirul M (K100140180)
Annisa’ Meyndra K (K100160002)
Anita Fitri Anggraini (K100160004)
Nadya Paramitha (K100160005)
Titin Faridaningrum (K100160006)
Yasmina Yudar (K100160007)
Agustina Tuti S (K100160008)
Antibiotik berasal dari bahasa inggris “antibiotic” yang akar
katanya dari bahasa Yunani: anti yang berarti “menangkal”
dan bio yang berarti “hidup”. Sehingga dapat diartikan
antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan
suatu proses biokimia di dalam organisme. (Gumbo, 2011).
Antibiotik adalah golongan obat yang paling banyak
digunakan di dunia terkait dengan banyaknya kejadian
infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
akan menimbulkan dampak negatif, seperti terjadi
kekebalan / resistensi bakteri terhadap satu atau beberapa
antibiotik, meningkatnya efek samping obat, pembengkakan
biaya pelayanan kesehatan dan bahkan kematian. Oleh
karena itu penggunaan antibiotik harus mengikuti strategi
peresepan antibiotik (Ullah, et al, 2013).
Menurut WHO (2006), rumah sakit selalu
mengeluarkan lebih dari seperempat
anggarannya untuk biaya penggunaan
antibiotik. Di Negara yang sudah maju 13-37%
dari seluruh penderita yang dirawat di rumah
sakit mendapatkan antibiotik baik secara
tunggal maupun kombinasi, sedangkan di
negara berkembang 30-80% penderita yang
dirawat di rumah sakit mendapat antibiotik
antibiotik (Johns Hopkins Medicine etal.,
2015).
Antibiotik digunakan untuk menekan atau menghentikan
perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang berada di
dalam tubuh yaitu mencegah terjadinya infeksi luka.
Beberapa hal penting mengenai antibiotika yang perlu diketahui
sebelum memilih dan menggunakannya yaitu:
1. Sifat aktifitasnya
Bakteriostatik :Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
menghambat metabolismenya
Bakteriosidik : Membunuh bakteri misalnya dengan cara merusak
dinding sel.
2. Spektrum
Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh kelompok
bakteri tertentu
Spektrum luas : Dapat menghambat baik bakteri gram positif maupun
gram negativ.
3. Mekanisme kerja
4. Pola resistensi
5. Efek samping
Amoxicillin
Mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
seperti bronchitis, pneumonia, dan infeksi pada telinga, hidung,
tenggorokan, kulit ataupun saluran urin.
Efek samping : diare, mual, ruam pada kulit.
Mekanisme kerja : amoxicillin termasuk dalam golongan penisilin spektrum
luas sehingga memiliki spektrum antibakteri gram positif dan gram negatif.
Bekerja pada bakteri yang dituju dengan menghambat biosintesis dinding sel
mukopeptida pada bakteri.

Ampicillin
Digunakan untuk berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
seperti infeksi telinga, infeksi kandung kemih, pneumonia, gonorrhea, dan
infeksi E.coli atau Salmonella.
Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap penisilin. Tidak boleh diberikan
bersamaan dengan penicillin.
Efek samping : mual, muntah, diare, ruam pada kulit.
Mekanisme kerja: bekerja aktif pada gram positif maupun gram negatif.
Bekerja dengan menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri.
Cefadroxil Cefotaxime
 Cefradroxil termasuk dalam
 Digunakan dalam pengobatan
kelompok antibiotik cephalosporin infeksi oleh bakteri gram positif
yang bekerja dengan melawan
maupun negatif, serta profilaksis
bakteri dalam tubuh. Digunakan
pada pembedahan, epiglotitis, dan
pada pasien yang terserang infeksi
meningitis.
oleh bakteri gram positif maupun
 Peringatan: sensitif terhadap
gram negatif.
 Peringatan: sensitif terhadap antibakteri beta laktam, boleh
antibakteri beta laktam, boleh digunakan dalam kehamilan,
digunakan dalam kehamilan, namun namun tidak dianjurkan untuk ibu
tidak dianjurkan untuk ibu menyusui.
menyusui.  Efek samping : diare dan kolitis
 Efek samping : diare dan kolitis (karena penggunaan dosis tinggi),
(karena penggunaan dosis tinggi), mual dan muntah, sakit kepala,
mual dan muntah, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, urtikaria, dll.
ruam kulit, pruritus, urtikaria, dll.  Mekanisme kerja : bekerja dengan
 Mekanisme kerja : bekerja dengan
menghambat pertumbuhan
menghambat pertumbuhan dinding
dinding sel bakteri.
sel bakteri
Streptomisin
 Mekanisme Obat : berdasarkan khasiatnya menembus dinding bakteri dan
mengikat diri pada ribosom di dalam sel, proses translasi diganggu
sehingga proses biosintesis proteinnya kacau.
 Efek Samping : terhadap ginjal dan organ pendengaran merupakan
hambatan serius. Ketulian sering kali tidak reversible pada anak-anak
kecil dan orang diatas 40 tahun.

Amikasin
 Mekanisme obat :bakterisid, menembus dinding bakteri dan berikatan
dengan ribosom prokariotik. Proses translasi (RNA dan DNA) digangu
sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan.
 Efek samping : gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas,
hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang, kolitis karena
antibiotik.

Gentamisin
 Mekanisme obat: bakterisid, menembus dinding bakteri dan berikatan
dengan ribosom prokariotik. Proses translasi (RNA dan DNA) digangu
sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan.
 Efek samping : gangguan keseimbangan
Tetrasiklin
 Mekanisme obat :menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat
subunit ribosom 30s
 Efek samping : mual, muntah, diare (kolitis akibat antibiotik jarang
dilaporkan), disfagia dan iritasi esofagus. Efek samping lain yang jarang
sekali terjadi adalah hepatotoksisitas, pankreatitis, gangguan darah,
fotosensitivitas

Doksisiklin
 Mekanisme obat : menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat
subunit ribosom 30s. Doksisiklin memiliki aktivitas bakteriostatik terhadap
berbagai gram-positif dan gram-negatif.
 Efek samping : mual, muntah, diare (kolitis akibat antibiotik jarang
dilaporkan), disfagia dan iritasi esofagus. Efek samping lain yang jarang
sekali terjadi adalah hepatotoksisitas, pankreatitis, gangguan darah,
fotosensitivitas
Azitromisin
 Mekanisme Obat : melalui pengikatan
reversible pada ribosom bakteri sehingga
sintesis protein dihambat.
 Efek Samping : diare, nyeri perut, muntah.
Kloramfenikol
 Mekanisme Obat : bersifat bakteriostatik yang
kerjanya berdasarkan perintanga sintesis
polipeptida bakteri, terhadap suku pseudomonas,
proteus, enterobakter.
 Efek Samping : gangguan lambung-usus, neuropati
optic dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut
dan yang paling parah yaitu depresi sumsum
tulang.
Norfloksasin
 Mekanisme Obat : bersifat bakterisid sehingga menghambat proses pada
pertumbuhan bakteri berdasarkan inhibisi 2 enzim bakteriil, yaitu DNA-
gyrase dan topo isomerase IV sehingga sintesis DNA terganggu.
 Efek Samping : anoreksia, depresi, nekrolisis epidermal, eritema
multiforme
 
Ciprofloksasin
 Mekanisme Obat : menghambat mekanisme kerja enzim bakteriil, yaitu
DNA-gyrase dan topo isomerase IV sehingga sintesis DNA terganggu.
 Efek Samping : gangguan lambung-usus (sakit perut, mual, muntah,
anoreksia dan diare). Secara insidentil dapat timbul kristaluria dan
hematuria.

Lefofloxasin
 Mekanisme Obat : menghambat DNA-gyrase dan topo isomerase IV
sehingga sintesis DNA terganggu.
 Efek Samping : takikardia, hipotensi, hipoglikemia, pneumonitis.
 Cabe Rawit (Capsicum frutescens L. )
Cabe rawit mengandung flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
S. aureus dengan cara mengganggu permeabilitas dinding sel bakteri, dengan
terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel (Dewi, 2010)

 Manggis (Garcinia mangostana L)


Dari penelitian Marisi (1998) dan Bewiska (2009) diketahui bahwa manggis dapat
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare yaitu Shigella flexneri dan
Salmonella typhi.Pada penelitian Chamnawang et al dalam Bewiska (2009)
mengatakan bahwa manggis memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Propioniumbacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis penyebab penyakit
kulit.

 Daun Sidaguri (Sida rhombifolia L.)


Daun Sidaguri memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus licheniformis yang
dapat menyebabakan gastro enternitis usus dan septicaemia. Septiceamia
adalah keracunan darah, yang memiliki gejala sakit perut, diare (akut), dan
muntah dan Salmonella typhi penyebab demam tifoid dan infeksi saluran cerna
lain.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama
fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi
mikroba jenis lain dengan cara sintesis. Antibiotik dibagi
menjadi dua jenis berdasarkan mekanisme kerjanya:
antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum sempit.
Spektrum sempit hanya digunakan pada infeksi oleh bakteri
atau bakteri tertentu, sedangkan antbiotik spektrum luas
dapat digunakan untuk infeksi bakteri gram positif maupun
negatif. Macam-macam golongan antibiotik diantaranya ada
penisilin yang termasuk beta lactam, cephalosporin,
aminiglikosida, tetrasiklin, makrolida, sulfonamida,
fluroquinolone, polipeptida. Penggunaan antibiotik yang
tidak rutin atau berhenti sebelum obat yang diberikan habis
dapat menyebabkan resistensi antibiotik yang nantinya
apabila terinfeksi membutuhkan antibiotik dengan dosis yang
lebih tinggi. Namun efek samping pemakaian antibiotik
secara terus menerus dapat menyebabkan diare, mual, sesak
napas, dan pada jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan ginjal.
Anonim. Amoxicillin, Ampicillin, Cefadroxil, Cefazolin, Cefaclor, Cefdinir, Cefixime,
Cefotaxime. 12 September 2018. www. http://drugs.com
Anonim. Amoxicillin, Ampicillin, Cefadroxil, Cefazolin, Cefaclor, Cefdinir, Cefixime,
Cefotaxime. 12 September 2018. www. http://rxlist.com
Anonim. Amoxicillin, Ampicillin, Cefadroxil, Cefazolin, Cefaclor, Cefdinir, Cefixime,
Cefotaxime. 12 September 2018. www. http://Dokter.com
Anonim.2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta: BPOM RI.
Dewi, Ratna., Natalia, Sri. 2012 .Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanoldan Etanol Daun Sidaguri
(Sida rhombifolia L.) Terhadap Bakteri Bacillus Licheniformis Lebih Besardari Salmonella
typhi .Surakarta : FKIP UNS
Pasaribu, Melina F .2013 .Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio cholerae . Medan : Universitas Negeri Medan. 
Rahim, A., Indra, Endang, Elza, Zuhaida, Naniek, Nurita .2014 .Efektivitas Antibakteri Ekstrak
Etanolik Daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens L. ) terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus
Dengan Metode Difusi: Uji Pendahuluan Potensi Tanaman Obat Tradisional Sebagai Alternatif
Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan.Semarang : Universitas Wahid Hasyim

Anda mungkin juga menyukai