Titin Faridaningrum
K11021R080
Apoteker angkatan 36
Panduan ini dimaksudkan untuk membantu produsen
farmasi dengan menjelaskan model sistem manajemen
mutu yang efektif untuk industri farmasi, yang disebut
sebagai sistem mutu farmasi (pharmaceutical Quality
INTRODUCTION
System)
ICH Q10 menjelaskan satu model komprehensif untuk
sistem mutu farmasi yang efektif
DASAR
ICH Q10 menyediakan model yang diselaraskan untuk sistem mutu farmasi
selama lifecycle produk dan dimaksudkan untuk digunakan bersama dengan
persyaratan regulasi GMP.
Regulasi GMP tidak secara eksplisit membahas semua tahapan lifecyle produk
(misalnya, pengembangan).
01 03
Mencapai Realisasi Produk 02 Memfasilitasi Perkembangan
Berkelanjutan
membangun, menerapkan, dan Membangun dan
memelihara sistem untuk mengidentifikasi dan menerapkan
Mempertahankan
pengiriman produk dengan peningkatan kualitas produk yang
Status Kontrol tepat, peningkatan proses,
kualitas yang sesuai kebutuhan
pasien, profesional perawatan mengembangkan dan pengurangan variabilitas, inovasi, dan
kesehatan, otoritas pengatur dan menggunakan sistem kontrol peningkatan sistem kualitas farmasi,
pelanggan internal dan eksternal yang efektif untuk proses dan sehingga meningkatkan kemampuan
lainnya. kualitas produk, sehingga untuk memenuhi kebutuhan secara
memberikan jaminan kesesuaian konsisten.
dan kemampuan proses.
PHARMACEUTICAL QUALITY MANAGEMENT
SYSTEM
E. Pendukung: Manajemen Pengetahuan dan Manajemen Risiko
Kualitas (1.6)
Penggunaan manajemen pengetahuan dan manajemen risiko kualitas akan memungkinkan
perusahaan untuk menerapkan ICH Q10 secara efektif dan berhasil.
Pendukung ini akan memfasilitasi pencapaian tujuan dengan menyediakan sarana untuk keputusan
berbasis ilmu pengetahuan dan risiko yang terkait dengan kualitas produk.
01 02
Manajemen Pengetahuan Manajemen Risiko Kualitas
Manajemen pengetahuan adalah Manajemen risiko mutu merupakan
pendekatan sistematis untuk bagian integral dari sistem mutu
memperoleh, menganalisis, farmasi yang efektif. Memberikan
menyimpan, dan menyebarkan pendekatan proaktif untuk
informasi yang berkaitan dengan mengidentifikasi, mengevaluasi
produk, proses manufaktur, dan secara ilmiah, dan mengendalikan
komponen. potensi risiko terhadap kualitas.
PHARMACEUTICAL QUALITY MANAGEMENT
SYSTEM
F. Pertimbangan Desain dan Konten (1.7)
(a) Desain, organisasi, dan dokumentasi sistem mutu farmasi harus terstruktur dengan baik dan jelas untuk
mendukung pemahaman umum dan penerapan yang konsisten.
(b) Elemen ICH Q10 harus diterapkan dengan cara yang sesuai dan proporsional pada setiap
tahap lifecycle produk
(c) Ukuran dan kompleksitas kegiatan perusahaan harus dipertimbangkan saat mengembangkan sistem mutu
farmasi baru atau memodifikasi yang sudah ada. Rancangan sistem mutu farmasi harus memasukkan prinsip
manajemen risiko yang sesuai. Keefektifan sistem mutu farmasi biasanya ditunjukkan di tingkat lokasi.
(d) Sistem mutu farmasi harus mencakup proses, sumber daya, dan tanggung jawab yang
sesuai untuk memberikan jaminan kualitas kegiatan.
(e) Tanggung jawab manajemen harus diidentifikasi dalam sistem mutu
farmasi.
(f) Sistem mutu farmasi harus mencakup elemen: kinerja proses dan pemantauan kualitas
produk, tindakan korektif dan pencegahan, manajemen perubahan, dan tinjauan manajemen.
(g) Indikator kinerja, harus diidentifikasi dan digunakan untuk
memantau efektivitas proses dalam sistem mutu farmasi.
PHARMACEUTICAL QUALITY MANAGEMENT
SYSTEM
G. Manual Mutu
Manual Mutu atau pendekatan dokumentasi yang setara harus dibuat dan harus
berisi uraian tentang sistem mutu farmasi.
Deskripsi harus mencakup:
(a) Kebijakan mutu
(b) Ruang lingkup sistem mutu farmasi.
(c) Identifikasi proses sistem mutu farmasi, serta urutannya, keterkaitannya, dan
saling ketergantungan. Peta proses dan diagram alir dapat menjadi alat yang
berguna untuk memfasilitasi penggambaran proses sistem mutu farmasi secara
visual.
(d) Tanggung jawab manajemen dalam sistem mutu farmasi.
MANAGEMENT RESPONSIBILITY
Kepemimpinan sangat penting untuk membangun dan mempertahankan komitmen seluruh perusahaan
terhadap kualitas dan kinerja sistem mutu farmasi.
A Komitmen Manajemen
(a) Manajemen senior tanggung jawab akhir untuk memastikan sistem mutu farmasi yang efektif
diterapkan, untuk mencapai sasaran mutu, dan memiliki peran, tanggung jawab, dan wewenang untuk
dikomunikasikan, dan diterapkan di seluruh perusahaan.
(b) Manajemen harus:
1) Berpartisipasi dalam desain, implementasi, pemantauan, dan pemeliharaan sistem mutu farmasi.
2) Mendukung sistem mutu farmasi dan memastikan penerapannya di seluruh organisasi.
3) Memastikan komunikasi yang tepat dan efektif untuk mengangkat kualitas ke tingkat manajemen.
4) Mendefinisikan tanggung jawab, wewenang, dari semua unit organisasi yang terkait dengan sistem
mutu farmasi. Pastikan interaksi dikomunikasikan dan dipahami di semua tingkat organisasi.
5) Melakukan tinjauan manajemen kinerja proses dan kualitas produk dan sistem mutu farmasi.
6) Mendukung perkembangan berkelanjutan.
7) Melakukan sumber daya yang sesuai.
MANAGEMENT RESPONSIBILITY
3
pencapaian realisasi produk, membangun dan memelihara
Manufaktur Komersial
keadaan kontrol, dan memfasilitasi peningkatan berkelanjutan.
mengelola aktivitas seperti dokumentasi dan sampel penilaian
4 Penghentian Produk produk berkelanjutan (misalnya, penanganan keluhan dan
stabilitas) dan pelaporan
PENINGKATAN KINERJA DAN KONTINUAL KUALITAS
PRODUK
B. Elemen Sistem Mutu Farmasi 2.Sistem Corrective Action and Preventive
Action (CAPA)
1.Sistem Monitoring Kinerja dan Kualitas Produk Perkembangan Farmasi:
Pengembangan Farmasi: CAPA mengoreksi aksi dan mencegah aksi yang tidak
monitoring produk dilakukan selama development tidak termasuk desain iteratif dan proses
untuk menjaga stabilitas strategi kontrol perkembangan.
Transfer teknologi: Transfer Teknologi:
Monitoring selama aktivitas untuk menjadi indikasi CAPA bisa untuk sistem yang efektif pada feedback,
awal dari proses dan kesuksesan manufaktur. feedforward, dan peningkatan continu.
Manufaktur komersial: Manufaktur Komersial:
monitoring kinerja dan kualitas produk dilakukan CAPA harus digunakan, dan efktivitas aksi harus
untuk memastikan kinerja selama kondisi kontrol dievaluasi.
dan untuk mengetahui bagian yang mengalami Penghentian Produk:
perbaikan CAPA harus dilanjutkan setelah produk dihentikan.
Penghentian produk: Dampak pada produk yang masih ada di pasaran harus
Ketika manufaktur dihentikan, monitoring seperti dipertimbangkan, begitupula kemungkinan berefek
tes stabilitas harus tetap dilakukan untuk pada produk lain
menyelesaikan studi.
PENINGKATAN KINERJA DAN KONTINUAL KUALITAS
PRODUK
B. Elemen Sistem Mutu Farmasi
4.Management Review of Process Performance
3.Sistem Managemen Perubahan
and Product Quality
Perkembangan Farmasi: Perkembangan Farmasi:
Perubahan merupakan hal wajar dalam proses Aspek review managemen bisa dilakukan untuk
development dan harus didokumentasikan. memastikan kecukupan produk dan desain proses.
Transfer Teknologi: Transfer Teknologi:
Sistem managemen perubahan harus mendukung Aspek review managemen harus dilakukan untuk
managemen dan dokumentasi keputusan yang memastikan produk yang dikembangkan dan proses
dibuat selama aktivitas transfer teknologi. bisa dimanufaktur dalam kelas komersial
Manufaktur Komersial: Manufaktur komersial:
Kelalaian oleh unit kulitas harus termasuk jaminan Review managemen harus menjadi sistem
pada penelitian dan penilaian resiko. terstruktur, dan harus mendukung perkembangan
Penghentian Produk: berkelanjutan
Seluruh perubahan setelah produk dihentikan Penghentian Produk:
harus melewati sistem perubahan managemen Review managemen harus termasuk item seperti
yang tepat. stabilitas produk dan komplain kualitas produk.
PENINGKATAN KINERJA DAN KONTINUAL KUALITAS
PRODUK
B. Elemen Sistem Mutu Farmasi
5.Pengembangan berkelanjutan dari Sistem Kualitas Farmasi
Review managemen dari Sistem Monitoring faktor internal Hasil Review managemen
Kualitas Kefarmasian dan eksternal yang bisa dan monitoring
Review tersebut harus meliputi: berpengaruh pada sistem a) Mengembangkan sistem
a) Mengukur pencapaian sistem kualitas kualitas kefarmasian kualitas kefarmasian dan
kefarmasian secara objektif Yang perlu di monitor yaitu: proses
b) Penilaian pada indikator kinerja untuk a) Penggabungan regulasi, b) Alokasi dan relokasi dari
memonitor efektivitas dari proses petunjuk, dan isu kualitas sumber dan pelatihan
selama sistem kefarmasian, seperti b) Inovasi yang mungkin personel
• Komplain ditemukan c) Revisi pada aturan dan
• Feedback c) Perubahan pada lingkungan objektif kualitas
• Penilaian Mandiri (penilaian resiko) kerja d) Dokumentasi teratur dan
• Penilaian eksternal (dari d) Perubahan pemilik produk komunikasi efektif.
konsumen)
RANGKUMAN
SISTEM KUALITAS KEFARMASIAN ICH Q10
Pengembangan Transfer Manufaktur Penghentian
Kefarmasian Teknologi Komersial Produk
Pertanggungjawaban Managemen
GMP
Proses Kinerja & Sistem Monitoring Kualitas Produk
Elemen Sistem Tindakan Koreksi / Pencegahan (CAPA)
PQS Sistem Perubahan Managemen
Tinjauan Managemen
Managemen Pengetahuan
Pendukung
Managemen Resiko Kualitas
TERIMAKASIH