Anda di halaman 1dari 14

Place Your Picture Here

Kesehatan Lingkungan

Industri Sekolah RS/Puskesmas Perkantoran Tempat wisata

Pencemaran/Limbah
(Tanah; Air; Udara)

Pencegahan

Konseling

Perencanaan

Penerapan pengelolaan limbah

Evaluasi
Place Your Picture Here

Klarifikasi istilah:
1. Kawasan industri
Portfolio Designed
Kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi

PORTFOLIO
You can simply impress your audience and
dengan prasarana,
appeal to yoursarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan

DESIGNED
add a unique zing and
dan dikelola
Presentations. I hope and oleh Perusahaan
I believe that this Kawasan Industri.
Template will your Time, Money and
Reputation.
Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Place Your Picture Here

Masalah pencemaran limbah dan pelaksanaan


hygiene sanitasinya

A. SUMBER LIMBAH CAIR

1. Air Limbah Industri makanan (Menggunakan Bahan Organik)


Limbah cair pabrik tahu misalnya, buangan air sisa proses perendaman, pencucian
kedelai dan proses buangan air tahu yang tidak terbentuk /menggumpal dengan
sempurna ->cai ran keruh yang berwarna kekuning – kuningan penyebab -> bau
busuk dan berkurangnya kandungan oksigen dalam badan air -> biota air mati

2. Air Limbah Industri Tekstil (Menggunakan Bahan Anorganik)


Air limbah berasal dari proses pencelupan, pewarnaan dan pembilasan ini
mengandung logam berat -> terjadinya pencemaran bahan kimia pada badan air
sehingga menghambat kehidupan dalam air.

3. Air Limbah Klinis (Clinical Wastes)


air bekas pakai yang berasal dari hasil aktivitas rumah sakit, dengan kandungan
bahan kimia organik -> mengandung bahan kimia an organik yang berasal dari air
sisa hasil aktivitas pada ruang rawat inap, poliklinik, laboratorium, radiologi dan
sebagainya yang dapat mencemari lingkungan dan kehidupan biota air bila dibuang
tidak melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Place Your Picture Here

B. KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

1. Golongan Fisik
bahan organik padat berupa potongan sayuran, buah - buahan, sisa makanan, dan bahan an
organik berupa air cucian yang mengandung sabun, minyak atau lemak dengan kondisi air yang
berwarna keruh, buram atau kotor dan berbau -> mengurangi bahan tersuspensi berukuran
besar dan mudah mengendap atau bahan yang mengapung untuk disisihkan sebelum lanjut ke
proses pengolahan berikutnya.

2. Golongan Kimia
Untuk mengetahui keberadaan bahan kimia -> parameter DO, BOD, COD, Amonia, Phosphat,
dan minyak atau lemak -> menghilangkan partikel, logam-logam berat, senyawa phosphor dan
zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan
kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena
memerlukan bahan kimia.

3. Golongan Mikrobiologi
mikroorganisme yang bersumber dari hasil sisa pembersihan kotoran peralatan dan badan
manusia -> bercampur dengan badan air kemudian digunakan manusia untuk kegiatan mencuci
-> tertular penyakit yang tercemat mikroorganisme menjadi besar, selain itu perkembangan
mikroorganisme dalam air limbah bisa mengakibatkan munculnya bau busuk krn didalam air
terjadi proses anaerob oleh kuman -> untuk membunuh mikroorganisme ygg terlarut dalam air
limbah -> memnambahkan bahan desinfektan dalam ukuran tertentu -> air buangan tidak
menimbulkan masalah bagi manusia.
Place Your Picture Here

C. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Air limbah perlu di olah karena didalamnya terdapat banyak bahan tersuspensi dan
terapung. Pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap yaitu :
1. Pengolahan Awal (Pre treatment)
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah,
berlangsung screen and grit removal (bak penangkap dan penyedot pasir),
equalization and storage (pengumpulan dan pengendapan pasir di dasar bak
pengolahan), serta oil separation (pemisahan minyak).

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)


Pada tahapan ini proses pengolahan yang terjadi ialah neutralization (penetralan
atau menyortir kerikil, lumpur dan menghilangkan zat padat), chemical addition and
coagulation (penambahan zat kimia dan koagulasi atau pengentalan), flotation
(pengapungan), sedimentation (sedimentasi/pengendapan), dan filtration
(filtrasi/penyaringan).
Place Your Picture Here

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)


Tahapan ini untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah, menggunakan ialah activated
sludge (penggunaan lumpur aktif), anaerobic lagoon (pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor),
tricking filter (penyaringan dengan cara pengentalan), aerated lagoon (aerasi atau proses
penambahan oksigen), stabilization basin (stabilisasi pada bak reaktor), rotating biological
contactor (metode pemanfaatan kemampuan mikroba untuk merombak bahan cemaran menjadi
senyawa yang stabil), serta anaerobic contactor and filter (metode pemanfaatan mikroba dan
penyaringan).

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)


Pada tahapan ini proses pengolahan ialah coagulation and sedimentation (pengentalan dan
pengendapan), filtration (penyaringan), carbon adsorption (penyerapan dengan penggunaan
karbon aktif atau arang batok kelapa), ion exchange (pergantian ion), membrane separation
(pemisahan membran), serta thickening gravity or flotation (pengentalan dan pengapungan).

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah
kembali melalui proses digestion or wet combustion (pencernaan lumpur aktif guna menstabilkan
lumpur melaalui pembusukan zat organik dan anorganik yang bebas dari molekul oksigen),
pressure filtration (penyaringan dengan tekanan), vacuum filtration (penyaringann hampa udara),
centrifugation (pemutaran sentrifugal), lagooning or drying bed (pengeringan dan pembuangan di
tanah).
Place Your Picture Here

D. PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR


1. Saluran pembuangan air limbah
2. Penampungan tertutup di pekarangan
3. Penampungan terbuka di pekarangan
4. Penampungan diluar pekarangan
5. Penampungan di tanah
6. Tampa penampungan karena langsung di sungai

E. PENGURANGAN LIMBAH CAIR


1. Pengenceran :
dengan penambahan air bersih pada air limbah dengan perbandingan : 1 (air limbah) + 2
(air bersih).
2. Penambahan bahan kimia organik:
memberikan bahan desinfektan, penetralisis pH dan bahan koagulan untuk membentuk
endapan sehingga diperoleh air bersih.
3. Penyaringan
dengan menggunakan saringan rumah tangga untuk menahan lemak yang terdapat
dalam air limbah dan zat tersuspensi sehingga secara fisik air terlihat bersih.
Place Your Picture Here

F. INDIKATOR LIMBAH CAIR

1. pH
Semakin tinggi nilai pH : konsentrasi ion hidrogen semakin sedikit dan larutan akan bersifat basa.
2. Total Suspended Solid
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih
besar dari ukuran partikel koloid-> menghilangkan dapat dilakukan dengan cara menyaring
3. Biological Oxygen Demand
nilai BOD yang digunakan di dalam pengolahan air limbah adalah BOD5, yaitu BOD yang diperoleh setelah
inkubasi selama 5 hari
4. Cemichal Oxygen Demand
untuk mengoksidasi zat-zat organik di dalam air limbah menggunakan dikromat sebagai oksidator.
Pengukuran nilai COD dapat diketahui melalui titrasi menggunakan spektrofotometer.
5. Minyak atau lemak
6. Amoniak (NH3)
terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan.
7. Phospat
untuk mencegah tingginya kadar phosphat sehingga tidak merangsang pertumbuhan tumbuh-tumbuhan
dalam air.
8. Mikroorganisme atau Angka Kuman
mikroba patogen (bakteri Eschericia coli) -> pengolahan air limbah dengan menggunakan mikroorganisme
seperti ganggang, bakteri, protozoa, untuk menguraikan senyawa organik dalam air limbah menjadi
senyawa yang sederhana.
Place Your Picture Here

Program di puskesmas terkait kesehatan lingkungan

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dilaksanakan di dalam


gedung dan luar gedung Puskesmas, meliputi:
1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan
4. pemantauan dan evaluasi

Keempat tersebut saling berkesinambungan dan berkelanjutan, meliputi kasus:


Contoh: konseling diare, malaria, DBD, penyakit kulit, kecacingan, ISPA, TB
Paru, Keracunan makanan, Keracunan pestisida/bahan kimia, flu burung,
chikungunya, filiariasis.
Place Your Picture Here

1. Konseling

• Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan


Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
• Dalam Konseling, pengambilan keputusan adalah tanggung jawab Pasien.
Pada waktu Tenaga Kesehatan Lingkungan membantu Pasien terjadi
langkah-langkah komunikasi secara timbal balik yang saling berkaitan
(komunikasi interpersonal) untuk membantu Pasien membuat keputusan.
Tugas pertama Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah menciptakan
hubungan dengan Pasien, dengan menunjukkan perhatian dan penerimaan
melalui tingkah laku verbal dan non verbal yang akan mempengaruhi
keberhasilan pertemuan tersebut.
• Konseling tidak semata-mata dialog, melainkan juga proses sadar yang
memberdayakan orang agar mampu mengendalikan hidupnya dan
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
Place Your Picture Here

2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan

• Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan


pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
• Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan berdasarkan hasil Konseling
terhadap Pasien dan/atau kecenderungan berkembang atau meluasnya
penyakit dan/atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan.
• Inspeksi Kesehatan Lingkungan juga dilakukan secara berkala, dalam
rangka investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan program kesehatan lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Place Your Picture Here

3. Intervensi Kesehatan Lingkungan

• Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,


pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang dapat
berupa:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan
masyarakat;
b. perbaikan dan pembangunan sarana;
c. pengembangan teknologi tepat guna; dan
d. rekayasa lingkungan.

• Dalam pelaksanaannya Intervensi Kesehatan Lingkungan harus


mempertimbangkan tingkat risiko berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan
Lingkungan. Pada prinsipnya pelaksanaan Intervensi Kesehatan
Lingkungan dilakukan oleh Pasien sendiri. Dalam hal cakupan Intervensi
Kesehatan Lingkungan menjadi luas, maka pelaksanaannya dilakukan
bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat/swasta.
Place Your Picture Here

4. pemantauan dan evaluasi

• Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan, setiap


Puskesmas harus melakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan
Kesehatan Lingkungan. Pemantauan dan evaluasi mencakup Pelayanan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan pelaksanaan pengawasan kualitas
media lingkungan dalam rangka program kesehatan.
• Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi
indikator dalam penilaian akreditasi Puskesmas.
• Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas terhadap akses
masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan Lingkungan, kualitas
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas, masalah yang dihadapi,
dan dampak kesehatan masyarakat.
Place Your Picture Here

Daftar pustaka:

1. Menteri Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas. Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan RI. 2018. Sanitasi Industri
dan K3. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai