Anda di halaman 1dari 12

SISTEM

AKUNTANSI
PEMERINTA
H PUSAT
Kelompok 1 – Akuntansi Sektor Publik
01
Sub materi
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
POIN-POIN PENTING SUB MATERI
Poin 1
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat atau SAPP adalah
rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain
untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan.

Poin 2
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; 
c. Neraca;
d. Laporan Operasional;
e. Laporan Arus Kas;
f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g. Catatan atas Laporan Keuangan.
POIN 3
 Ciri-Ciri SAPP 
a. Basis Akuntansi : 
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan :
Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi yaitu Aset = Kewajiban +
Ekuitas.
c. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi :
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-Unit
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.
d. Bagan Akun Standar :
SAPP menggunakan bagan akun standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk
tujuan penganggaran maupun akuntansi.
e. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) : 
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam melakukan pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan entitas pemerintah pusat.
02
Sub materi
Kerangka Umum
Poin 1
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) yang dilaksanakan oleh
Kementrian Keuangan selaku BUN dan Penggunaan Anggaran Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP)

Poin 2
SA-BUN terdiri dari beberapa subsistem yaitu:
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Utang Pemerintah (SAUP)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah (SIKUBAH)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah (SAIP)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penerusan Pinjaman (SAPPP)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transfer ke Daerah (SATD)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja Subsidi (SABS)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja Lain-lain (SABL)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transaksi Khusus (SATK)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Lainnya (SAPBL)
Poin 3
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanaan oleh kementrian
Negara/Lembaga. Kementrian Negara/Lembaga melakukan pemrosesan data
untuk menghasilkan Laporan Keuangan.

Poin 4
Sistem Akuntansi Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut SABMN, adalah
subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling
berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan
informasi untuk menyusun neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial
lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
03
Sub materi
Penerapan Basis Akrual di Indonesia
Poin 1
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi
diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Basis akrual digunakan untuk
pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Akuntansi berbasis akrual merupakan international
best practice dalam pengelolaan keuangan modern yang sesuai dengan prinsip New Public
Management (NPM) yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan.
Poin 2
Akrual basis mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:
- Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat pemerintah mempunyai hak untuk
melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah. Dalam konsep basis akrual, mengenai kapan kas
benar-benar diterima menjadi hal yang kurang penting. Oleh karena itu, dalam basis akrual kemudian
muncul estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.

-Pengakuan biaya/beban :
Pengakuan biaya/beban dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata
lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini
dapat dianggap sebagaistarting point munculnya biaya/beban meskipun biaya tersebut belum dibayar.
Poin 3
Dibandingkan akuntansi berbasis kas dan CTA, akuntansi berbasis akrual
memiliki kelebihan antara lain:
- Penilaian kinerja yang lebih akurat dalam satu tahun pelaporan karena penilaian kesehatan
keuangan dikaitkan pada kinerja organisasi pemerintah dapat menyajikan nilai aset, kewajiban dan
ekuitas yang lebih baik pengukuran penilaian biaya/beban suatu program/kegiatan yang lebih baik
sesuai Reformasi Manajemen Keuangan pemerintah yang diamanatkan oleh UU. sesuai dengan
international best practices, termasuk untuk kebutuhan Government Finance Statistics-2001 (GFS
2001) yang berbasis akrual.
Lanjutan Poin 3
• Mengakumulasi kewajiban pembayaran pensiun.
• Menyelaraskan/meratakan belanja modal dengan akuntansi penyusutan.
• Mewaspadai risiko default hutang yang akan jatuh tempo bersanksi denda.
• Memungkinkan perundingan dan penjadwalan utang yang mungkin tak mampu dibayar di masa
depan yang masih jauh, tanpa tergesa-gesa.
• Permintaan hair cut apabila posisi keuangan terlihat tidak tertolong lagi
menjadi masuk akal di mata negara/lembaga donor.
• Memberi gambaran keuangan lebih menyeluruh tentang keuangan negara dari sekadar gambaran
kas.
• Mengubah perilaku keuangan para penggunanya menjadi lebih transparan dan akuntabel.

Sedangkan kelemahan yang perlu diperhatikan adalah akuntansi berbasis akrual relatif lebih kompleks
dibanding basis akuntansi kas maupun basis CTA, sehingga membutuhkan Sumber Daya Manusia
(SDM) pengelola keuangan dengan kompetensi akuntansi yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai