Anda di halaman 1dari 22

TATALAKSANA PASIEN COVID

YANG PERLU PERAWATAN DI


RUMAH SAKIT

OLEH: dr. LILIS SUNARTI


Pendahuluan
• Terdapat infeksi betacoronavirus jenis baru yang diberi nama 2019
novel coronavirus
(2019-nCoV), dilaporkan di Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
• WHO menetapkan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2) sebagai nama virus dan Coronavirus disease 2019
(COVID-19) sebagai nama penyakit pada tanggal 11 Februari 2020.
• Dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO pada tanggal 11
Maret 2020.

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tatalaksana COVID-


19. Ed1. April 2020.
COVID-19 Dalam
2021 Angka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diperbarui 12 Januari
(Sumber : PHEOC Kemkes RI)

846.765 695.80
Kasus positif
7
Kasus
24.645 2,9%
sembuh
Kasus Case fatality rate
meninggal
ALUR TATALAKSANA PASIEN COVID
• Demam

• Nyeri
Masa inkubasi 2
- 9 hari dengan Manifestasi
Klinis
rata- rata 5
kepala hari

• Nyeri
• Anosmia
otot (gangguan penciuman)

• Hipogeusia (penurunan
pengecapan)

• Nyeri tenggorokan

• Batuk Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and


clinical characteriscs of 99 cases of 2019 novel
coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A descrip ve
• Gangguan pernapasan (kesulitan study. Lancet. 2020;395(10223):507–513.

bernapas) Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of pa ents


infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China.
Lancet. 2020;395(10223):497–506.

• Gangguan gastrointestinal
SCORING COVID-19
Dari Wuhan

COVID-19 early warning score: a multi-


parameter screening tool to identify
highly suspected patients doi:
https://doi.org/10.1101/2020.03.05.200319
06
Klasifikasi Derajat Keparahan
Gejala
Tanpa gejala

•Kondisi ini merupakan kondisi


teringan

•Pasien tidak ditemukan gejala


Klasifikasi Derajat Keparahan
Gejala
Ringan

•Gejala tidak spesifik seperti demam, lemas, batuk (dengan


atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit
tenggorokan, sesak ringan, hidung tersumbat, atau nyeri kepala,

•Gejala jarang : diare, mual atau muntah. Pasien usia tua dan
immunocompromised gejala atipikal . Termasuk di dalamnya kasus
pneumonia ringan.

•Tidak ada tanda pneumonia berat dan tanpa komorbid


Klasifikasi Derajat Keparahan
Gejala
Sedang

•Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada


tanda pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi
oksigen

•Pasien anak dengan pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk


atau sulit bernapas disertai napas cepat
Klasifikasi Derajat Keparahan
Berat Gejala
•Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi saluran napas /
pneumonia, ditambah satu dari :
 RR > 30 x/menit
 Distres nafas berat
 SpO2 < 93% pada udara kamar atau PaO2 / FiO2 < 300
•Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernafas ditambah setidaknya satu dari gejala
berikut :
 Sianosis sentral SpO2 < 90 %
 Distres pernapasan berat (mendengkur, tarikan dinding dada berat)
 Tanda pneumonia berat
 Tarikan dinding dada atau takipnea : < 2 bulan , ≥ 60 x/menit; 2-11 bulan, ≥ 50 x/
menit; 1-5 tahun, ≥ 40 x/menit ; > 5 tahun, ≥ 30x /menit
Klasifikasi Derajat Keparahan
Gejala
Kritis

Pasien dengan gagal napas, ARDS, syok sepsis, dan atau


multiple organ failure
Tatalaksana Pasien
Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19
Tanpa gejala
•Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
•Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet
untuk dibawa ke rumah)
•Vitamin C 3 x 1 tablet untuk 14 hari
•Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
•Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
•Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19
Gejala ringan
•Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
•Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
•Vitamin C 3 x 1 tablet untuk 14 hari
•Klorokuin fosfat 2 x 500 mg untuk 5 hari ATAU Hidroksiklorokuin 1 x 400 mg untuk 5 hari
•Azitromisin 1 x 500 mg untuk 5 hari dengan alternatif Levofloxacin 1 x 750 mg untuk 5 hari
•Simtomatis (Paracetamol dan lain-lain)

•Bila diperlukan dapat diberikan antivirus seperti Oseltamivir 2 x 75 mg ATAU Favipiravir


(Avigan) 2 x 600 mg untuk 5 hari
•Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19
Gejala sedang
•Rujuk ke rumah sakit / rumah sakit darurat, seperti Wisma Atlet
•Isolasi di rumah sakit / rumah sakit darurat selama 14 hari
•Vitamin C 200 - 400 mg / 8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9 % habis dalam 1 jam secara
intravena
•Klorokuin fosfat 2 x 500 mg untuk 5 hari ATAU Hidroksiklorokuin 1 x 400 mg untuk 5
hari
•Azitromisin 1 x 500 mg untuk 5 – 7 hari dengan alternatif Levofloxacin 750 mg / 24 jam
per IV atau oral untuk 5-7 hari
•Oseltamivir 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2 x 1600 mg hari ke-1 dan

selanjutnya 2 x 600 mg hari ke 2 - 5


•Simtomatis (Paracetamol dan lain-lain)
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19
Gejala berat
•Isolasi di ruang isolasi rumah sakit rujukan
•Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19 :
 Klorokuin fosfat 2 x 500 mg perhari (hari ke 1 - 3) dilanjutkan 2 x 250 mg (hari ke 4 -
10) ATAU Hidroksiklorokuin 1 x 400 mg untuk 5 hari
 Azitromisin 1 x 500 mg untuk 3 hari
 Oseltamivir 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2 x 1600 mg hari ke- 1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg hari ke 2 - 5
 Vitamin C intravena

•Diberikan obat suportif lainnya


•Pengobatan komorbid yang ada

•Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan ventilator
mekanik
Kriteria
Sembuh
• Klinis perbaikan

• Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut-turut negatif dalam

selang waktu 2 hari Keterangan :

Bila ada komorbid yang belum stabil selama perawatan,


maka pasien dinyatakan sembuh, dapat dikeluarkan dari
ruang isolasi dipindahkan ke ruang nonisolasi
Kriteria
• Sudah dinyatakan sembuh Pulang
• Komorbid teratasi dan stabil

Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari ke depan dan
diberikan leaflet yang berisi informasi tentang apa yang harus dilakukan selama
di rumah.
Keterangan :
• Bila hasil swab pertama > 5 hari, pasien yang sudah stabil kondisi klinis dan
laboratorium membaik dapat dipulangkan sambil menunggu hasil swab
pertama dan kedua, namun dianjurkan bila mungkin menunggu hasil swab
follow-up pertama negatif.
• Pastikan pasien yang dipulangkan dengan kondisi ini berada dibawah
pengawasan ketat dari rumah sakit yang merawat (tidak diserahkan ke faskes
lain) dan isolasi dilanjutkan dirumah selama minimal 14 hari.
Cara membuat desinfektan
Pembuatan HS

Anda mungkin juga menyukai