PERKEMBANGAN TUJUAN: Setelah pembelajaran ini, peserta mengetahui intervensi keperawatan yang dapat mengurangi dampak hospitalisasi pada anak melalui permainan terapeutik PENDAHULUAN • Hospitalisasi membuat anak-anak pada semua usia dan keluarganya mengalami stress • Cemas dan Takut Penolakan terhadap pengobatan dan perawatan Lama hari rawat memanjang, memperberat kondisi anak • Bermain: aspek penting dalam kehidupan anak & cara efektif untuk pengaturan stress I. PENGERTIAN • Bermain: aspek penting dalam kehidupan anak dan merupakan cara yang efektif untuk pengaturan stress pada anak yang mengalami perawatan, karena penyakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis dan biasanya mengalami stress yang sangat besar. • PERMAINAN TERAPEUTIK: permainan untuk menghadapi ketakutan dan keprihatinan pengalaman kesehatan pada anak yang dirawat, yang biasanya dilakukan oleh perawat – Suka rela – Memperoleh kesenangan
(Hockenberry & Wilson, 2007).
1. Perkembangan Sensori Motorik 2. Perkembangan Intelektual 3. Perkembangan Sosialisasi 4. Perkembangan moral 5. Kreativitas 6. Kesadaran diri (Self awarenes) 7. Terapeutik Manfaat Permainan Terapeutik
Menurunkan stress psikologis dan fisiologis yang
merupakan tantangan bagi anak dalam menghadapi pengobatan dan manfaat jangka panjang membantu perkembangan respon perilaku lebih positif untuk menggambarkan pengalaman pengobatan (Koller, 2008b). Keuntungan Permainan Terapeutik di Rumah Sakit (Supartini, 2004)
1. Meningkatkan hubungan Perawat – Klien (anak &
keluarga) di RS 2. Memulihkan rasa mandiri pada anak 3. Meningkatkan penguasaan pengalaman 4. Membina tingkah laku yang positif 5. Alat komunikasi Perawat – Klien, anak dan keluarga (menurunkan ketegangan) III. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi Sosial affective Play: ex. ciluk ba Sense of pleasure play: Ex. Main air dan pasir Skill Play: Ex. Naik sepeda, menggenggam Dramatik Play: Ex. Dokter & perawat
2. Menurut Karakteristik Sosial
Solitary Play: Ex.boneka masing2 (beda2) Pararel play: Ex. boneka sama, tapi masing2) Associative Play (Ex.masak-masak) Cooperative play: (ex. Sepak bola) Onlooker play: (ex. Congklak, ular tangga) IV. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN 1. Tahap perkembangan 2. Status kesehatan 3. Jenis kelamin 4. Lingkungan 5. Alat permainan yang cocok V. PRINSIP BERMAIN DI RS 1. Tidak membutuhkan energi 2. Permainan simple 3. Kegiatan yang singkat waktunya 4. Mempertimbangkan keamanan 5. Kelompok umur yang sama 6. Melibatkan orang tua 7. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan 8. Semua alat bermain harus dapt dicuci dan didesinfeksi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bermain di rumah sakit
• Anak-anak yang sakit dan dirawat
memiliki tingkat energi yang lebih rendah dari anak yang sehat; • Tipe: bayi dan todler lebih membutuhkan keamanan dari bermain; kelompok anak sekolah & remaja lebih memperhatikan manfaat dari aktivitas kelompok; dan • Menyediakan tempat khusus bermain untuk setiap kelompok usia VI. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
1. Permainan untuk tahap sensorik-motorik (0-2 tahun)
• Meniru & Menunjukkan prilaku sederhana yang di ulang-ulang
•Belajar menguasai dan mengkoordinasikan keterampilan motorik halus dan motorik kasar. •Mempraktekkan dan mengendalikan gerakannya serta menggali pengalaman dengan penglihatan, suara, sentuhan •Sejak usia 2-3 bulan, anak mulai diajak berkomunikasi atau bereaksi terhadap keadaan sekitarnya (misalnya: gerakan tangan atau permainan mimik sang ibu) maka anak sudah dapat diberikan permainan. •Contoh: benda berwarna yang digantung, berbicara & bernyayi dgn bayi, kertas dan alat tulis (mencoret2), menonton TV, sendok dan gelas yang tidak mudah pecah (mainan yang mudah dipegang). 2. Permainan untuk tahap praoperasional (2-7 tahun)
Anak pada fase pra operasional sudah mampu
menggunakan simbol dan bermain dengan mempelajari bahasa dan belajar membuat sesuatu. Anak mulai mengucapkan kalimat sederhana tentang sesuatu yang dilihatnya dalam gambar dan bertanya jawab. anak mulai mempraktekan beberapa keterampilan barunya seperti menamai, mencocokan, menebak, atau membandingkan. Anak menyukai aktifitas fisik, bergerak kesana kemari untuk mengembangkan motorik kasar dan halus seperti belajar masuk, keluar, naik dan turun. Contoh: Boneka, menonton, alat menggambar, alat memasak, bola, mobil-mobilan, permainan balok-balok, buku dengan kata-kata simpel, buku cerita, sepeda roda tiga 3. Permainan untuk tahap operasional (lebih dari 7 tahun)
Pada fase ini diperlukan permainan yang
mengembangkan kreatifitas dan sosialisasi anak. Selanjutnya agar kreatifitas anak tumbuh dan berkembang harus pula diciptakan pola bermain dalam satu kesatuan dengan keluarga, yaitu bisa dengan mengajak anak-anak secara bersama-sama bermain yang melibatkan proses kreatif. Contoh: mobil-mobilan, boneka, alat memasak, main kartu, alat olah raga, buku, alat tulis, alat gambar, mendengar musik, sepeda, kain drama Kegiatan yang Kreatif untuk anak di RS • Role play • Bercerita • Pantomin • Melukis, menggambar • Menulis cerita tentang RS KESIMPULAN Hospitalisasi membuat anak-anak pada semua usia dan keluarganya mengalami stress
Perawat dapat menggunakan intervensi permainan
terapeutik untuk menurunkan stress akibat ketakutan dengan menggunakan bermacam-macam permainan
Permainan terapeutik dapat secara individu dan
berkelompok sesuai dengan tahapan usia dan kondisi anak PROPOSAL BERMAIN TERAPEUTIK UNIVERSITAS: SEMESTER/PROGRAM: MATA KULIAH: TOPIK: SUB TOPIK: SASARAN: TEMPAT: HARI/TANGGAL: WAKTU: 1. TINJAUAN TEORI/LATAR BELAKANG 2. TUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) 3. STRUKTUR 4. KRITERIA ANGGOTA 5. PROSES SELEKSI 6. ANTISIPASI MASALAH 7. ALAT BANTU 8. RENCANA PELAKSAAN 9. EVALUASI • 2-PROPOSAL PERMAINAN TERAPEUTI K 2021.doc