Anda di halaman 1dari 45

INFEKSI

MENULAR
SEKSUAL
PEMERIKSAAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL

ANAMNESIS

Tujuan lain :
Tujuan utama : mendapatkan 1. Menciptakan hubungan yang harmonis
antara tenaga kesehatan dan pasien
anamnesis yang cermat yang
dalam suasana yang penuh kerja sama,
dapat digunakan dalam kepercayaan dan empati.
menegakkan diagnosis dan 2. Menentukan faktor resiko terjadi penularan
melakukan pengobatan 3. Menentukan faktor resiko terjadinya
penularan
4. Menemukan pasangan pasien atau orang lain
yang berpeluang untuk terinfeksi, baik
yang sudah maupun belum terinfeksi.
Untuk mencegah reinfeksi
Berikut Ini Adalah Beberapa Keterampilan
Berkomunikasi Yang Seyogyanya Dikuasai Oleh Tenaga
Kesehatan:

1. Komunikasi verbal ,Berbicara dan bertanya,


Mendengar

2. Komunikasi non verbal, bahasa tubuh, cara berpakaian

3. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi


dokter dan pasien
Empati, tempat pemeriksaan yang kondusif
PEMERIKSAAN KLINIS
PRIA WANITA
Ulkus; tukak atau luka terbuka pada Duh tubuh vagina
permukaan kulit atau selaput lendir Ulkus
Erosi; luka pada kulit yang sangat Bubo
dangkal, hanya mengenai
Kondiloma dll
epidermis dan mengeluarkan serum
Vesikel; lepuh kecil (kantong kecil
berisi cairan) Kondiloma; benjolan
Duh tubuh uretra Pembesaran
kelenjar
Pemeriksaan Laboratorium

KULTUR ATAU BIAKAN MIKROORGANISME;


Untuk pemeriksaa gonore, Infeksi mycoplasma, tes sensitivitas
Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), misalnya untuk
pemeriksaan infeksi C. Trachomatis Tes penicillinase producing
neisseria gonorrhea (PPNG) atau tes untuk mengetahui apakah
ada resistensi obat Polymerase chain reaction (PCR) untuk
mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi secara pasti.
EDUKASI DAN KONSELING

1. Pasien diberi edukasitentang bahayapenyakit infeksi


menular seksuak termasuk infksi hiv
2. Pasien dianjurkan untuk menghindari hubungan seks
yang beresiko. Pasien dianjurkan memakai kondom
3. Pasien diberi edukasi agar mematuhi pengobatan
4. Disarankan agar pasangan seksual juga melakukan
pengobatan/pemeriksaan
5. Pasien diberikan edukasiagar tanggap dan dapat
memberikan respon cepatterhadap infeksi atau hal
lainyang mencurigakan setelah berhubungan seksual.
INFEKSI GONORE

1. Penyakit menular seksual yang


disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae
suatu kuman gram negatif, berbentuk biji
kopi, letaknya intra atau ekstra seluler.
2. Who memperkirakan bahwa tidak kurang
dari 25 juta kasus baru ditemukan setiap
tahun di seluruh dunia.
ANAMNESIS
ADANYA COITUS SUSPECTUS
Pada pria Pada wanita
1. Gatal pada ujung 1. Keputihan
2. Kadang asimptomatik
kemaluan
Pada keduanya
2. Nyeri saat kencing didapatkan adanya
3. Keluar duh tubuh riwayat kontak seksual
sebelumnya, dan atau
purulen dari uretra
gejala komplikasi
lainnya.
PEMERIKSAAN KLINIS
GONORE PADA PRIA GONORE PADA WANITA
1. Edema dan eritematus pada orificium 1. Sering x asimtomatik
uretra disertai disuria 2. Cerviks eritem, edem, kadang
2. Duh tubuh uretra mukopurulen dengan ektropion
atau tanpa massase
3. Duh tubuh endoserviks
3. nfeksi rektum pada pria homoseksual mukopurulen
dapat menimbulkan duh tubuh anal
atau nyeri/rasa tidak enak di 4. Kadang dijumpai swab bleeding
anus/perianal 5. Dapat disertai nyeri pelvis/perut
4. Infeksi pada farings biasanya bagian bawah
asimtomatik 6. Infeksi pada uretra dapat
menyebabkan disuria
DIAGNOSIS BANDING
PRIA WANITA
1. Uretritis non gonoroe 1. Bacterial vaginosis
2. Infeksi saluran kencing 2. Kandidiasis vulvovaginal
3. Trikomoniasis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan gram dari sekret uretra atau serviks
ditemukan diplokokus gram negatif di dalam
leukosit polimorfonulkear (dgn)
2. Kultur menggunakan media selektif thayer-
martin dan agar coklat mcleod ( jika tersedia)
Tes thomson
Tes definitif
Tes resistensi/sensitivitas
PENATALAKSANAAN
NONMEDIKAMENTOSA
Bila memungkinkan, periksa dan
obati pasangan eksual tetapnya
anjurkan abstinensia sampai terbukti
sembuh secara laboratoris, dan bila
tidak dapat menahan diri supaya
memakai kondom konseling
MEDIKAMENTOSA

1. Obat pilihan; sefiksim 400 mg per oral


2. Obat alternatif :
 Levofloksasin 500 mg per oral dosis tunggal
atau tiamfenikol 3,5 gram per oral dosis
tunggal atau
 Kanamisin 2 gram injeksi im, dosis tunggal
atau
 Seftriaxon 250 mg injeksi intramuskular dosis
tunggal
KANDIDOSIS VULVOVAGINALIS
(KVV)

Infeksi pada vulva dan vagina yang


disebabkan oleh Candida albicans atau kadang
oleh Candida sp, Torulopsis sp atau rugi
lainnya.
KLINIS
Pemeriksaan Klinis pada
Anamnesis vulva dan vagina tampak
1. Gatal pada vulva 1. Hiperemis
2. Vulva lecet, dapat timbul 2. Dapat timbul fisura
fisura 3. Edema jika berat
3. Dapat terjadi dispareunia 4. Duh tubuh vagina, putih
seperti susu, bergumpal,
tidak berbau
5. Jika mengenai genitalia luar
dapat dijumpai bercak/plak
eritema dengan lesi satelit
Kriteria Diagnostik
Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
Bahan dari duh tubuh vagina yang berasal
1. Infeksi gonore dari dinding lateral vagina, dilakukan
2. Infeksi genital Pemeriksaan :
1. Sediaan apus dengan pewarnaan
nonspesifik Gram ditemukan blastospora dan atau
pseudohifa2,4,6 (B,3)
3. Trikomoniasis 2. Sediaan basah dengan larutan KOH

4. Vaginosis bakterial 10% ditemukan blastospora dan atau


pseudohifa2,4,6 (B,3)
3. Kultur jamur dengan media
Saboraud2,4 (B,3)
Penatalaksanaan

Obat pilihan :
1. Klotrimazol 500 mg, intravagina dosis tunggal
(A,1) atau
2. Klotrimazol 200 mg, intravagina selama 3 hari
(A,1) atau
3. Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari5
(D,5)
4. Flukonazol*** 150 mg, per oral, dosis tunggal
(A,1) atau
5. Itrakonazol*** 2x200 mg per oral selama 1 hari
(A, 1) atau
6. Itrakonazol*** 1x200 mg/hari per oral selama 3 hari (A,1) atau
7. Ketokonazol#
kapsul 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari1
Kutil Anogenital (A63.0)

Infeksi menular seksual yang disebabkan


oleh virus papilloma humanus (VPH) tipe
tertentu dengan kelainan pada kulit dan
mukosa anogenital. 1 Sebanyak 90%
disebabkan HPV tipe 6 dan tipe 11, masa
inkubasi 3 minggu sampai dengan 8 bulan,
bahkan sampai dengan 18 bulan.
Anamnesis
1. Benjolan di daerah genital yang tidak nyeri
2. Adanya riwayat kontak seksual sebelumnya
Pemeriksaan klinis

1. Vegetasi atau papul soliter dapat juga multipel


2. Terdapat empat morfologi:
o Akuminata
o Papul dengan permukaan menyerupai kubah
o Papul keratotik dengan permukaan kasar
o Papul datar
Bentuk lain:

1. Bowenoid papullosis yang merupakan varian lesi papula


berbentuk kubah atau datar, berwarna hitam, dan
ditemukan tipe HPV risiko tinggi yaitu tipe 16.
2. Giant condyloma atau Buscke-Lowenstein tumor yaitu
lesi yang berukuran lebih besar, bersifat invasif dan
destruktif secara lokal, namun tidak bermetastasis, serta
ditemukan HPV tipe 6 dan tipe 11.
1. Lesi di perianal dapat ditemukan pada
laki-laki dan perempuan tetapi lebih
umum ditemukan pada laki-laki yang
berhubungan seks dengan laki-laki
(LSL).
2. Lesi di anus biasanya berkaitan dengan
hubungan seks anogenital penetratif.
Diagnosis Banding
1. Pearly penile papules (laki-laki) dan vestibular
papillae (perempuan)
2. Fordyce spot
3. Kondiloma lata
4. Keratosis seboroik
5. Nevus melanositik
6. Skin tag
7. Moluskum kontagiosum
8. Karsinoma sel skuamosa
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila lesi meragukan, atau tidak
berespons dengan pengobatan

2. Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)


Pemeriksaan ini untuk mengetahui tipe HPV, namun bukan untuk
menegakkan diagnosis

3. Tes asam asetat 5%


Tes ini dipakai untuk mendeteksi lesi yang meragukan/subklinis, tipe papul
datar. Asam asetat 5% dibubuhkan pada lesi yang dicurigai selama 5 menit.
Hasil: lesi akan berubah warna menjadi putih (tes acetowhite positif).2
Penatalaksanaan
Obat pilihan:
Tinktura podofilin 25% (A,1)
1. Harus diaplikasikan oleh dokter
2. Direkomendasikan untuk lesi dengan permukaan verukosa
3. Efikasi 19-79%, rekurensi 17-74%
4. Tidak boleh pada ibu hamil dan menyusui, serta lesi yang luas
5. Cara: lindungi kulit sekitar lesi dengan vaselin agar tidak
terjadi iritasi, biarkan selama 4 jam, kemudian cuci.
Pengobatan dapat dilakukan seminggu dua kali, sampai lesi
hilang.
Sifilis (A51)
Definisi
Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh Treponema pallidum, bersifat kronis, sejak awal
merupakan infeksi sistemik, dalam perjalanan
penyakitnya dapat mengenai hampir seluruh struktur
tubuh, dengan manifestasi klinis yang jelas namun
terdapat masa laten yang sepenuhnya asimtomatik,
mampu menyerupai berbagai macam penyakit, dapat
ditularkan kepada janin dalam kandungan, dan dapat
disembuhkan.
Kriteria Diagnostik Klinis
Stadium I (Sifilis primer) – ICD10: Stadium II (Sifilis
A51 sekunder) – ICD10: A51.3
1. Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, Terdapat lesi kulit yang
terdapat indurasi, tidak nyeri; terdapat polimorfik, tidak gatal dan
pembesaran kelenjar getah bening regional. lesi di mukosa, sering disertai
2. Lokasi: di tempat kontak dengan lesi infeksius pembesaran kelenjar getah
pasangan seksual. Pada laki-laki sering bening generalisata yang tidak
didapatkan di penis (terutama di glans penis nyeri (limfadenopati).
atau sekitar sulkus koronarius) dan skrotum;
pada perempuan didapatkan di vulva, serviks,
fourchette, atau perineum. Namun dapat pula
ulkus tidak tampak dan tidak disadari oleh
pasien.
Kriteria Diagnostik Klinis
Stadium laten – ICD10: Stadium III (Sifilis
A53.0 tersier) – ICD10: A52
Tidak ditemukan gejala klinis pada Didapatkan gumma, yaitu
pasien, namun tes serologi sifilis infiltrat sirkumskrip kronis
(TSS) reaktif, baik serologi treponema yang cenderung mengalami
maupun nontreponema. perlunakan dan bersifat
destruktif. Dapat mengenai
kulit, mukosa dan tulang.
Diagnosis Banding
Sifilis primer: herpes simpleks, ulkus piogenik, skabies,
balanitis, LGV, karsinoma sel skuamosa, penyakit Behcet,
ulkus mole

Sifilis sekunder: erupsi obat alergik, morbili, pitiriasis


rosea, psoriasis, dermatitis seboroik, kondilomata
akuminata, alopesia areata

Sifilis tersier: sporotrikosis, aktinomikosis, tuberkulosis


kutis gumosa, keganasan
Penatalaksanaan
Obat pilihan: Obat alternatif:
1. Stadium primer dan sekunder: 2,4 juta Bila alergi terhadap penisilin atau pasien menolak injeksi atau tidak tersedia
BBPG:
Unit, injeksi intramuskular, dosis tunggal
(A,1) 1. Doksisiklin 2x100 mg oral selama 14 hari untuk stadium primer dan
sekunder (B,3) atau selama 28 hari untuk sifilis laten. (B,3)
Cara: satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 Doksisiklin 2x100 mg oral selama 30 hari untuk stadium primer dan
bokong, atau 1,2 juta Unit pada setiap sekunder
atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten. (D,5)
bokong.
2. Stadium laten: 2,4 juta Unit injeksi 2. Eritromisin 4x500 mg oral selama 14 hari untuk ibu hamil dengan sifilis
stadium
intramuskular, setiap minggu, pada hari primer dan sekunder, atau 30 hari untuk sifilis laten (very low quality
ke1, 8 dan 15 (B,2) evidence,
conditional recommendation)
Sesudah diinjeksi, pasien diminta
Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari untuk ibu hamil dengan sifilis
menunggu selama 30 menit stadium
primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten.
(D,5)
Trikomoniasis (A59.0)
Definisi

Penyakit infeksi menular seksual yang


disebabkan oleh parasit berflagel
Trichomonas vaginalis
Anamnesis

Perempuan: Laki-laki:
1. 10-50% asimtomatik 1. 15–50% asimtomatik,
2. Keputihan berbau busuk, biasanya sebagai pasangan seksual
warna kuning kehijauan, perempuan yang terinfeksi
kadang-kadang berbusa.
Jumlah keputihan yang 2. Duh tubuh uretra sedikit atau
banyak mengiritasi kulit sedang, dan atau nyeri saat kencing,
sekitar vulva menimbulkan dapat juga iritasi uretra dan sering
keluhan gatal dan perih pada miksi
vulva dan kulit sekitarnya3
Pemeriksaan klinis

Perempuan: Laki-laki:
• Pada daerah forniks posterior, tampak duh Duh tubuh uretra sedikit
tubuh vagina seropurulen, berbau busuk, atau sedang, dan/atau
jumlahnya sedikit sampai banyak, disuria, dapat juga iritasi
berwarna kuning kehijauan, berbusa, dapat uretra dan sering miksi 
terjadi pada 10-30% wanita, dapat disertai Jarang: duh tubuh uretra
gatal pada vulva purulen
• Kadang terdapat rasa tidak enak di perut
bagian bawah
• Vulvitis dan vaginitis
• Gambaran strawberry cervix dapat
ditemukan pada 2% pasien
Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang

1. Infeksi genital Perempuan: Bahan duh tubuh


nonspesifik yang berasal dari forniks
2. Servisitis gonokokus posterior dilakukan pemeriksaan
sediaan basah dengan larutan
3. Kandidosis
NaCl fisiologis, didapati parasit
vulvovaginalis
Trichomonas vaginalis dengan
4. Vaginosis bakterial pergerakan flagelanya yang khas.
Laki-laki: Bahan sedimen urin
sewaktu, dapat ditemukan parasit
Trichomonas vaginalis
Penatalaksanaan
Obat pilihan:
1. Metronidazol 2 gram per oral dosis
tunggal(A,1) atau
2. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral
selama 7 hari (A,1)
Ulkus Mole (A57)
Penyakit ulkus genital yang disebabkan oleh
Haemophyllus ducrey
Kriteria Diagnostik Klinis
Anamnesis Pemeriksaan klinis
1. Luka pada kelamin yang nyeri 1. Ulkus multipel, perabaan lunak dan
2. Terdapat riwayat kontak sangat nyeri, tepi tidak teratur, dinding
seksual sebelumnya bergaung, dasar kotor.1-3

2. Lesi pada laki-laki biasanya terbatas


pada frenulum, sulkus koronarius,
preputium1,2,4

3. Sedangkan lesi pada perempuan


sebagian besar pada vagina atau
introitus vagina.
Diagnosis Banding

1. Herpes genitalis Pemeriksaan Penunjang


2. Sifilis stadium I Sediaan apus dari dasar ulkus
3. Limfogranuloma dan diwarnai dengan
venereum pewarnaan Gram atau Unna
4. Granuloma inguinale Pappenheim, ditemukan
coccobacillus negatif Gram
yang berderet seperti rantai.
Penatalaksanaan
Obat pilihan :
1. Siprofloksasin‖ 2x500 mg per oral selama 3
hari(B,1) atau
2. Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal2-8 (A,1)
atau
3. Eritromisin 4x500 mg per oral selama 7 hari(A,1)
atau
4. Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular dosis
tunggal(A,1)
Vaginosis Bakterial (N76)
Sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian
Lactobaccillus sp penghasil H2O2 yang normal di
dalam vagina dengan sekelompok bakteri anaerob
batang gram negatif (Prevotella sp, Mobiluncus sp),
Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma horminis.
Umumnya menginfeksi perempuan, ditandai oleh
adanya duh tubuh vagina berbau amis.
Kriteria Diagnostik Klinis
Anamnesis Pemeriksaan klinis
 50% perempuan  Duh tubuh vagina warna
asimtomatik putih homogen, melekat,
 Keputihan berbau berbau amis pada dinding
vagina dan vestibulum,
amis, terutama setelah kadang-kadang disertai
selesai senggama rasa gatal.
 Vagina dan serviks tidak
ada kelainan
Diagnosis Banding
1. Infeksi genital nonspesifik
2. Servisitis gonokokus
3. Trikomoniasis
4. Kandidosis vulvo-vaginalis
Penatalaksanaan
Obat pilihan Obat alternatif
1. Metronidazol 2x500 Klindamisin 2x300
mg/hari selama 7 mg/hari per oral selama 7
hari5 (A,1) atau hari
2. Metronidazol 2 gram
per oral dosis tunggal
(A,1) atau
HERPES SIMPLEKS GENITAL
1. Penyakit infeksi genital yang disebabkan oleh virus
herpes simplex (vhs) tipe 2 atau kadang tipe 1, bersifat
rekurens. Infeksi akibat kedua tipe vhs bersifat seumur
hidup, virus berdiam di jaringan saraf, tepatnya di
ganglia dorsalis.
2. Perjalanan infeksi :
a. Hg episode pertama lesi primer
b. Hg episode pertama lesi non-primer
c. Hg rekuren
d. Hg asimtomatik
e. Hg atipikal
KRITERIA DIAGNOSTIK
KLINIS
HG EPISODE PERTAMA LESI PRIMER
1. Vesikel/erosi/ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa,
disertai rasa nyeri
2. Pasien lebih sering datang dalam keadaan lesi berupa ulkus atau
berkrusta
3. Dapat disertai disuria
4. Dapat disertai duh tubuh vagina atau utera
5. Dapat disertai keluham sistemik, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri
pembengkakan inguinal
6. Keluhan neuropati
7. Pembentukan lesi baru maih berlangsung selama 10 hari
8. Berakhir dalam waktu 12-21 hari

Anda mungkin juga menyukai