Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI

PENGHEMATAN PAJAK
MELALUI PEMILIHAN
BENTUK USAHA
KELOMPOK 1 :

1. Yoga Ramadhan (B.231.17.0394)


2. Anindya Valentino N (B.231.18.0100)
3. Tita Winda S (B.231.18.0236)
4. Adelia Damayanti (B.231.18.0257)
5. Lukas Maria MH (B.231.18.0266)
Dalam peraturan perpajakan, sebenarnya banyak celah
hukum yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir
beban pajak tanpa harus berhadapan dengan petugas
pajak dan tanpa keluar dari bingkai peraturan
perpajakan. Salah satunya adalah dengan melakukan
Strategi Perencanaan Pajak (Tax Planning) termasuk
dalam urusan pemilihan badan usaha. Strategi tersebut
dapat dimulai sejak awal memulai bisnis dengan
melakukan setting up badan usaha yang dipilih.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan bentuk badan usaha, antara lain :

 Bagaimana hubungannya antara tarif PPh Orang Pribadi dengan PPh


Badan.
 Pengenaan PPh secara berganda, baik atas laba bruto usaha, maupun
penghasilan dari pembagian keuntungan (dividen) kepada pemegang
saham.
 Adanya ketentuan mengenai kerugian hasil usaha neto (kompensasi
kerugian) dan kredit investasi yang berlaku bagi bentuk badan usaha
tertentu.
 Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas
akumulasi laba, pajak atas penghasilan pribadi, holding company dll.
Berikut beberapa badan usaha di
Indonesia yang paling banyak
digunakan antara lain :

Perseroan Terbatas (PT)

Persekutuan (CV dan Firma)

Perseorangan (UD)

Koperasi
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam UU serta
peraturan pelaksanaannya.
Perseroan Terbatas (Pajaknya)

Pengenaan pajak PT dikenakan pada net income sebelum


pembagian dividen kepada pemegang saham. Kita
asumsikan, perseroan menggunakan PPh tarif umum
yang belaku sebesar 22%. (tahun pajak 2020)

Pada saat penghasilan tersebut didistribusikan kepada


pemegang saham dalam bentuk dividen, maka dikenakan
pajak lagi atas dividen tersebut sebesar 10% (PPh Final)
untuk WPOP (Wajib Pajak Orang Pribadi)
Persekutuan (CV dan Firma)
Persekutuan Perdata, Firma, dan CV. Pendirian
sebuah Firma (Fa), walaupun didirikan dengan akte
notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI,
tidak diperlukan adanya pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM. Demikian pula halnya dengan
pendirian sebuah CV, karena pada dasarnya CV
merupakan firma dengan bentuk khusus.
Persekutuan (CV dan Firma)
☻ Aspek perpajakan CV diatur dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i UU
No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Berbeda
dengan PT, pengenaan pajak CV hanya dikenakan sekali
pada net income.

☻ Pendistribusian penghasilan dalam bentuk prive, yang


artinya tidak dikenakan PPH lagi.

PAJAK : 22% X LABA BERSIH


PERSEORANGAN
Mayoritas UMKM di Indonesia menjalankan bisnisnya
secara perseorangan yang tidak terikat dengan badan
usaha dan tanpa akta notaris namun tetap memiliki NPWP
pribadi untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Bentuk badan usaha perseorangan dapat berupa wartel,


salon, rumah makan, usaha dagang (UD), waralaba dan
masih banyak lagi.
PERSORANGAN X BADAN

Menggunakan lapisan tarif progresif dari 5% hingga


maksimum 30%

Sedangkan PPh perusahaan / badan menggunakan


tarif tunggal 22%. (omset lebih dari 50M)

Perseorangan ada Pengurangan PTKP dan biaya


jabatan 5% (maksimal 6juta)

Badan tidak ada pengurangan berupa PTKP


KOPERASI
Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisasi
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi
para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan
kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja
pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan
gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian
nasional (PSAK No. 27), (IAI, SAK per 1 Juli 2009).
Perlakuan Perpajakan Koperasi

Sebagaimana pada bentuk badan usaha lainnya, pada


prinsipnya koperasi dapat melakukan kegiatan di
hamper semua bidang usaha, sehingga atas penghasilan
koperasi yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU)
merupakan objek pajak penghasilan yang dikenai tarif
PPh Badan, dengan tarif tunggal 28% (Tahun 2008), dan
tarif 25% (Tahun 2009) dan 22% (TAHUN 2020).
Sisa Hasil Usaha (SHU)
Besarnya Pajak Penghasilan (final) adalah:
0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga
simpanan sampai dengan Rp 240 ribu perbulan;

ATAU

10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga


untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih
dari Rp 240 ribu perbulan.
KESIMPULAN

Hasil kajian terhadap empat alternatif pilihan bentuk usaha yaitu (1)
Perorangan, (2) Perseroan Terbatas (PT), (3) Persekutuan (CV), (4)
Koperasi menunjukan bahwa bentuk usaha yang modalnya tidak
terbagi atas saham merupakan pilihan yang paling tepat dikarenakan
alternatif tersebut yang paling dapat meminimalkan beban pajak
penghasilan.
Kajian ini terbatas hanya pada aspek pajak sehubungan dengan pilihan
bentuk usaha, sedangkan aspek lainnya tidak dipertimbangkan.
Dengan demikian bagi seseorang yang bermaksud mendirikan suatu
usaha, maka pilihan bentuk usaha yang paling tepat adalah
“Perseorangan” karena dapat potongan PTKP, biaya jabatan, serta
terhindar dari pengenaan pajak berganda (double taxation).
THANKYOU


Anda mungkin juga menyukai