Anda di halaman 1dari 8

IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan
hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara
Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para
pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi
Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang
menunjukkan jati diri Indonesia
DEMOKRASI DI
INDONESIA
Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan
bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu praktik demokrasi
yang cenderung pada sistem Demokrasi Liberal, sebagaimana berlaku di negara-negara
Barat yang bersifat individualistik. Pada tahun 1959-1966 diterapkan Demokrasi
Terpimpin, yang dalam praktiknya cenderung otoriter. Mulai tahun 1966 hingga
berakhirnya masa Orde Baru pada tahun 1998 diterapkan Demokrasi Pancasila. Model ini
pun tidak mendorong tumbuhnya partisipasi rakyat.
Freedom House pada Tahun 2006 memasukkan negara Republik Indonesia sebagai negara
demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India. Puja-puji atas demokrasi terus mengalir
dari berbagai kalangan, lembaga-lembaga prosedural demokrasi terus kita sempurnakan dan
dibangun. lembaga legislatif dari system satu kamar (unicameral) dirubah menjadi system dua
kamar (bekameral). System yang sentralistik diganti menjadi desentralistik seiring
dikuatkannya otonomi daerah.
Namun langkah di atas belum sepenuhnya menjadi pijakan bersama dalam membangun
kehidupan berwarganegara yang civilized. Fenomena politik yang menyeruak sekarang ini
belakangan mengarah pada arus balik yang cenderung mempertanyakan  kembali demokrasi
dibanding dengan otoriter untuk mensejahterakan rakyat. Demokrasi sekarang ini dianggap
oleh sebagian menjengkelkan. Cara yang ditempuh memusingkan, hasil yang diraih jarang
memuaskan.
Demokratisasi dengan tujuan mensejahterakan rakyat semulanya menjadikan sistem nilai
dalam mengelola bangsa ini. Disini dituntut integritas, profesionalitas pemimpin dalam
mewadahi kepentingan public. Dominasi partai dalam kepengurusan bangsa, mengarahkan
Indonesia pada “Negara Partitokrasi”, Bahkan wilayah intervensi politik lebih mengganas
dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia. Intervensi penguasa, kekuatan
politik, dan kekuatan ekonomi mulai lazim terjadi di Indonesia. Penguasa yang seharusnya
memberikan dorongan justru menghambat upaya pemberantasan korupsi. Bahkan pemilik
kekuasaan politik yang bersekongkol dengan kekuatan ekonomi, seperti pengusaha, jadi
kendala dalam pemberantasan korupsi.
kondisi ini diperparah dengan kurangnya sinergi di antara kepolisian, kejaksaan, dan KPK.
Kurangnya konsolidasi lembaga penegak hukum itulah yang dijadikan celah bagi pihak
tertentu untuk melakukan intervensi terhadap penanganan kasus. Kondisi itu dimanfaatkan
sebagai jalan masuk untuk melemahkan lembaga penegak hukum. Tiga lembaga pilar
demokratis, seperti eksekutif, yudikatif, dan legislatif hanya menjadi lahan empuk
kelompok kepentingan, sehingga tidak berdampak terhadap masyarakat secara lansung.
Upaya penangkapan koruptor sebagai upaya preventif berkembangnya biaknya bibit
korupsi di negeri ini semakin dikerumuni awan intervensi oleh elit penguasa. lemahnya
penegakan hukum di Indonesia, dan kenapa upaya pelemahan terhadap lembaga Negara
yang jelas independen, tangkas, dan terpercaya terus dilontarkan elit di bangsa
inilemahnya penegakan hukum di Indonesia merupakan aspek dominasi partai di sejumlah
institusi Negara, tidak hanya di lembaga legislative, dominasi partai juga merembet ke
lembaga keuangan, kementerian, dan serentetan institusi eksekutif sebagai pelaksana
kebijakan, sehingga nalar pragmatis dan kepentingan menenggelamkan profesionalitas
kepemimpinan bangsa.
• Saat ini negara Indonesia sedang terombang-ambing. Bukan karena ancaman dari
luar tapi justru ancaman dari bangsa sendiri. Ancaman itu berasal dari lemahnya
penegakan hukum di Indonesia. Masalah penegakan hukum dan keadilan adalah
musuh yang sebenarnya dari kita, Penegakan hukum yang harus dilakukan, utamanya
pada kasus-kasus korupsi. Program dan anggaran pembangunan telah disediakan,
namun korupsi selalu menggerogoti dana yang ada. Jika dibiarkan, maka Indonesia
akan kalah dalam pertarungan kemajuan bersama negara lain.
• Indonesia sudah memiliki modal besar dalam pembangunan, sumber daya alam yang besar,
dan lainnya. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat ke-16 dunia.
Sayangnya, banyak terjadi korupsi dan penegakan hukum lemah. Dampak korupsi terhadap
pertahanan dan keamanan diantaranya melemahkan alutsista dan SDM karena anggaran hankam
menguap sia-sia. Seringkali kita mendapatkan berita dari berbagai media tentang bagaimana negara
lain begitu mudahnya menerobos batas wilayah negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai