Dosen Pengampu:
Nur Azizah, S. Psi., M.A.
Disusun Oleh:
Ni Made Ari Anggraeni (17090000087)
Zulfikri Ikhlasul Qamal (15090000082)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat mungking
memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu diketahui itu pada
garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik, materi dan kondisi kegitan,
peraturan dan berbagai ketentuan lainnya, jenis personal yang ada, tugas
masing-masingdan saling hubungan antara mereka.
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat
penekanan adalah :
a. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b. Kurikulum yang ada
c. Penyelenggaraan pengajaran
d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan
e. System penilaia, ujian dan kenaikan kelas
f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada
g. Fasilitas penunjang
h. Staf pengajar dan tata usaha
i. Hak dan kewajiban siswa
j. Organisasi siswa
k. Organisasi orang tua siswa
l. Organisasi sekolah secara menyeluruh
B. Layanan Informasi
Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman
kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan
untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan
atau rencana yang dikehendaki.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan :
1. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan
lingkunga sekitar, pendidikan, jabatan, maupun social budaya.
2. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya kemana dia ingin
pergi.
3. Setiap individu adalah unik, keunikan itu akan membawakan pola-pola
pengambilan keputusan dan bertindak.
a. Jenis-jenis Informasi
1) Informasi Pendidikan
Norrish, Hatch, Engelkas & Winborn (1977) menekankan bahwa
informasi pendidikan meliputi data dan kekurangan yang sahih dan
berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan
berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan dating.
Informasi pendidikan dan pelatihan perlu disebarluaskan kepada
anggota masyarakat untuk semua umur, khususnya bagi yang masih
menduduki bangku pendidikan formal. Mereka perlu mengidentifikasi
tingkat-tingkat informasi pendidikan. Jenis-jenis informasi pada setiap
tingkat adalah sebagai berikut :
Pertama kali masuk sekolah
Memasuki SLTP
Memasuki SMA
Memasuki Perguruan Tinggi b. Informasi Jabatan
Tingkat SD
Tingkat ini merupakan tingkatan yang paling awal dan mendasar.
Informasi yang diberikan pada tingkat ini bersifat umum dan tidak
mengarah pada jenis-jenis jabatan/pekerjaan tertentu dimaksudkan
untuk :
a) Mengembangkan untuk sikap terhadap segala jenis
pekerjaan.
b) Membawa anak-anak untuk menyadari betapa luasnya dunia
kerja yang ada.
c) Menjawab berbagai pertanyaan anak tentang pekerjaan.
Tingkat SLTP
Informasi jabatan/pekerjaan di SLTP menyajikan bahwa informasi
dengan tujuan agar para siswa mampu merencanakan secara umum
masa depannya dan tidak merencanakan pekerjaan tertentu secara
khusus. Diharapkan siswa mulai :
a) Mempelajari bidang pekerjaan secara lebih luas
b) Melihat hubungan antara bidang-bidang pekerjaan itu
dengan mata-mata pelajaran yang ada di sekolah.
c) Lebih mendalami informasi tentang pekerjaan tertentu.
d) Memahami cara-cara memperoleh informasi yang tepat dan
mutakhir dengan jumlah yang cukup tentang dunia kerja.
e) Memahami pentingnya dan ruang lingkup perencanaan
perkerjan/karier
f) Memahami bahwa dunia kerja itu tidak pernah dalam
keadaan tetap.
Tingkat SLTA
Informasi pekerjaan SLTA hendaklah meliputi, cakupan yang
memungkinkan siswa :
a) Mempergunakan berbagai cara untuk memperdalam
pemahaman tentang dunia kerja.
b) Mengembangkan rencana sementara pekerjan yang akan
menjadi pegangan setamat SLTA
c) Memiliki pengetahuan tentang apapun mempunyai
hubungan dengan pekerjaan tertentu apabila siswa memang
menghendai untuk memegang jabatan itu setamat dari
SLTA.
3) Informasi social-budaya
Manusia ditaksirkan berpuak-puak, bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa. Supaya saling mengenal saling memberi dan menerima
sehingga tercipta kondisi yang dinamis yang mendorong kehidupan
manusia itu selalu berubah berkembang dan maju. Mereka perlu
dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman isi informasi tentang
keadaan social-budaya berbagai daerah. Hal ini dapat dilakukan m
melalui penyajian informasi social budaya yang meliputi :
a) Macam-macam suku bangsa
b) Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
c) Agama dan kepercayaan-kepercayaan
d) Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan
kesalahpahaman suku bangsa lainnya.
e) Potensi-potensi daerah.
f) Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.
Siswa yang mengalami maslah dalam belajar seperti tersebut di atas dapat
dikenali melalui proses pengungkapan melalui :
Tes Diagnostik
Tes diagnostik merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya
kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang plajaran tertenttu.
1. pemahaman masalah
Apabila hati dan pikiran klien dapat digugah besarlah harapan kekuatan
yang ada dalam diri klien terbangkitkan untuk mengentaskan masalah yang
dialaminya. Terpahaminya masalah klien dengan nbaik serta tergugahnya
hati dan pikiran klien belum tentu serta mereka membuahkaan hasil
terpecahkannyua masalah. Proses konseling masih perlu dilanjutkan dengan
penerapan metode khusus sesuai dengan rincian masalah dan sumber sumber
penyebabnya.
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk menilai kemangkusan proses konseling
pada umumnya dan khususnya untuk melihat sampai berapa jauh masalah
klien terentaskan, dan untuk mengetahui keefektifan metode khusus yang
dipaka. Dua pendekatan penilaian dapat ditempuh , yaitu penilaian dalam
proses dan penilaian pasca proses.
Pa konseling
bantuan konseling
Usaha mencari
bantuan
individu
4. Pendekatan dan Teori
Konseling
a. konseling direktif
3. diagnosis masalah
5. pemecahan masalah.
c. Konseling Elektrik
Konseling direktif dan konseling non-direktif merupakan dua
pendektan yang amat berbeda. Masing-masing berdiri pada dua kutub
yang berlawanan, apabila kutub yang satu ditarik garis kekutub yang lain
maka akan terbentuklah garis kontinum, yaitu garis kontinum konseling
direktif dan non-direktif. Setiap pendekatan atau teori itu mengandung
kekuatan dan kelemahan, dalam kenyataan praktek konselinhg
menunjukkan bahwa tidak semua masalah dapat di entaskan secara baik
hanya dengan satu pendekatan atau teori saja. Ada masalah yang lebih
cocok diatasi dengan pendekatan direktif dan ada pula yang lebih cocok
dengan pendekatan nono-direktif atau dengan teori khusus tertentu.
klien untuk semua umur, tidak dapat bekerja sendiri; namun bekerja
1. Ciri-Ciri Kelompok
Menurut jumlah anggotanya dikenal adanya kelompok dua( yang terdiri dari
dua orang), kelompok tiga, dan seterusnya; kelompok kecil (beranggota 2-5
orang), kelompoksedang(6 -15 orang), kelompok agak besar (16-25 orang),
kelompokm besar (26 - 40 orang) dan seterusnya sampai dengan kelompok
“raksasa”. Menurut sifat pembentukannya dikenal adanya kelompok primer
(misalnya satuan keluarga) dan kelompok sekunder, yaitu kelompok yang
dibentuk secara sengaja untuk tujuan tujuan tertentu (misalnya kelompok
belajar, kelompok murid dalam satu kelas).
2. Bimbingan Kelompok
3. Konseling Kelompok
Satu hal yang paling poko yang membedakan konseling kelompok dan
konseling perorangan adalahdinamika interaksi sosial yang dapatberkembang
dengan intensif dalam suasana kelompok yang justru tidak dapat dijumpai
dalam konseling perorangan. Di situlah keunngulan konseling kelompok.
Proses pengentasan masalah individu dalam konseling kelompok
mendapatkan dimensi yang lebih luas. Kalau dalam konseling perorangan
klien hanya memetik manfaat dari hubungannya dengan konselor saja, dalam
konseling kelompok klien memperoleh bahan-bahan bagi pengembangan diri
dan pengentasan masalahnya baik dari konselor maupun rekan-rekan anggota
kelompok.
Untuk memasuki konseling kelompok para anggota atau klien pada awalnya
tidak memerlukan persiapan tertentu. Masalah yang akan mereka bawa
masing-masing ke dalam kelompok besar kemungkinan berbeda-beda; atau
bahkan ada di antar mereka yang menurut kategori Bordin “tidak
bermasalah”.
Satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus, ialah sifat isi pembicaraan
dalam konseling kelompok. Sebagaimana dalam konseling perorangan,
konseling kelompok menghendaki agar para klien (para peserta) dapat
mengungkapakan dan mengemukakan keadaan diri masing-masing
sepenuhnya dan seterbuka mungkin.
Perbedaan antara bimbingan kelompok dan konseling kelompok, sbb:
Matrix 4
G. Kegiatan Penunjang
b. Instrumen Non-Tes
1) Identits Pribadi
6) Sejarah kesehatan
1) Matri himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna
untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
3. Kegiatan Khusus
a. Konferensi Kasus
b. Kunjungan Rumah
c. Alih Tangan
Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor
dan jalur dari konselor. Jalur kepada konselor, dam arti konselor
menerima “kiriman” klien dari pihak-pihak lain, seperti orang tua, kepala
sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog,
kepala suatu kantor atau perusahaan). Sedangkan jalur konselor, dalam
arti konselor “mengirimkan” klien yang belum tuntas di tangani kepada
ahli-ahli lain, seperti konselor yang lebih senior, konselor membidangi
spesialisasi tertentu, ahli-ahli lain (misalnya guru bidang studi, psikologi,
psikiater, dokter).
(1) Klien tidak diberi alternative pilihan kepada ahli mana ia akan
dialihtangankan,
(4) Konselor menyebutkan nama klien kepada calon ahli tempat alih
tangan.
memerlukan sebuah…
1. B
2. D
3. B
4. C
5. A
6.